Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Oleh
AINIL FITRI
1111101000021
ABSTRAK
Sebagian besar kecelakaan kerja disebabkan oleh perilaku tidak aman.
Perilaku tidak aman merupakan tindakan dari seseorang atau beberapa pekerja
yang dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain, peralatan maupun
lingkungan yang ada di sekitarnya. Banyak pekerja industri konstruksi yang
berperilaku tidak aman. Seperti yang ditemui pada pekerja bagian finishing
Proyek Apartemen Tower Intan PT. CBM Perkasa. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan diketahui bahwa dari 30 pekerja, ditemukan sebanyak 21 pekerja
berperilaku tidak aman.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dilakukan pada bulan
Juni 2016 sampai Mei 2017. Faktor yang diteliti adalah faktor predisposisi yaitu
motivasi, fakor pemungkin yaitu ketersediaan APD, dan faktor penguat yaitu
hukuman & penghargaan serta pengawasan. Faktor yang diteliti dianalisis
menggunakan content analysis. Metode pengambilan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Triangulasi sumber dan
triangulasi metode digunakan untuk menvalidasi data.
Terdapat sebelas indikator perilaku tidak aman yang diamati, sebanyak
enam perilaku tidak aman dilakukan oleh pekerja bagian finishing proyek
apartemen Tower Intan. Faktor pendorong yang menyebabkan pekerja berperilaku
tidak aman yaitu dikarenakan rendahnya motivasi pekerja untuk berperilaku
aman, kebiasaan berkerja secara tidak aman, persepsi terhadap bahaya yang
buruk, serta ketidaknyamanan pekerja saat menggunakan APD. Faktor pemungkin
yaitu ketersediaan APD yang kurang memadai, ketidaksesuaian jumlah APD
dengan jumlah pekerja, ketidaksesuaian APD dengan bahaya yang ada dan tidak
adanya penyimpanan APD. Faktor penguat yaitu tidak adanya reward dan
punishment yang diberikan kepada pekerja serta pengawasan yang belum optimal
dilakukan.
Perilaku aman dalam bekerja dapat ditingkatkan dengan cara pembuatan
serta sosialisasi terkait prosedur ketersediaan APD yang mengatur mengenai
jumlah, kelayakan, kesesuaian jenis, perawatan, dan penyimpanan APD.
Peraturan perusahaan yang mengatur mengenai pengawasan juga sebaiknya dibuat
dan disosialisasikan agar pengawasan di tempat kerja lebih baik.
Kata Kunci: perilaku tidak aman, faktor pendorong, faktor pemungkin, faktor
penguat
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY CONCENTRATION
Undergraduated Thesis, May 2017
Name : Ainil Fitri, NIM : 1111101000021
Unsafe act description of finishing part workers in Apartment Tower Intan
Project of PT. CBM Perkasa 2017
xv + 105 pages, 3 tables, 8 pictures, 3 charts + 10 attachments
ABSTRACT
Most accidents are caused by unsafe act. Unsafe act is act of someone or
some workers that can endanger themselves, other people, tools or surrounding
environment. Many construction industry workers act unsafely, as it was observed
in workers finishing part of Apartment Tower Intan PT. CBM Perkasa project.
Based on preliminary study at Apartment Tower Intan PT. CBM Perkasa showed
that 21 workers acted unsafely.
This study used qualitative research method and was conducted from June
2016 until May 2017. The observed factors were predisposing factor such as
motivation, enabling factor such as the PPE availability, and reinforcing factors
are reward & punishment as well as supervision. The observed factors were
analyzed using content analysis. Data collection methods were observation, in-
depth interview and document review. Sources triangulation and methods
triangulation are used to validate data.
There were eleven unsafe acts indicators observed, as many as six factors
were found in workers of Apartment Tower Intan PT. CBM Perkasa. Predisposing
factors that cause worker to act unsafely were low motivation of workers to act
safely, unsafe work habit, bad perception of danger, and inconvenience of wearing
PPE. Enabling factors were inadequate PPE availability, incompatibility amount
of PPE with workers, incompatibility of PPEwith existing dangers and absence of
PPE storage. Reinforcing factors were absence of reward and punishment and
supervision was not optimally conducted.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama Islam
Alamat ………………..
Nomor HP 085299225949
Email Ainilfitri457@gmail.com
SMP N 1 Bonjol
(2005-2008)
SMAN 1 Bonjol
(2008-2011)
vii
Pengalaman Organisasi Staff Public Relation, Forum Studi Keselamatan
(2013-2014)
Hidayatullah Jakarta
Hidayatullah Jakarta
Kecelakaan Kerja”
Place”
viii
KATA PENGANTAR
sehingga atas izin-Nya peneliti akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi ini yang
berjudul “Gambaran perilaku tidak aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM
Sholawat dan salam juga disampaikan kepada Rasulullah SAW, pembawa rahmat
1. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Ibu Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat
4. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku dosen pembimbing yang telah
5. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
ix
6. Ayahanda dan ibunda tercinta, terima kasih yang tak terhingga atas doa,
rahmat dan ridho-Nya kepada keduanya. Serta kepada uni, dan adik yang
selalu mampu menjadi tempat beristirahat dan melepas penat yang luar
biasa.
9. Serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan skripsi ini. Hanya Allah yang dapat membalas segala
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak agar skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga
AINIL FITRI
x
DAFTAR ISI
xi
2.4 Karakteristik Perusahaan Konstruksi ................................................................ 24
2.5 Kerangka Teori ................................................................................................. 27
BAB III KERANGKA BERPIKIR, DEFINISI ISTILAH ................................................ 29
3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................................. 29
3.2 Definisi Istilah ................................................................................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................... 36
4.1 Jenis Penelitian.................................................................................................. 36
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 36
4.3 Informan Penelitian ........................................................................................... 36
4.4 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 39
4.5 Sumber dan Pengumpulan Data ........................................................................ 39
4.6 Manajemen Data dan Analisis Data .................................................................. 40
4.7 Keabsahan Data ................................................................................................ 41
4.8 Penyajian Data .................................................................................................. 41
BAB V HASIL .................................................................................................................. 42
5.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................................... 42
5.2 Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja.......................................................... 43
5.3 Gambaran Motivasi sebagai Faktor Pendorong Perilaku Tidak Aman pada
Pekerja .............................................................................................................. 50
5.4 Gambaran Ketersediaan APD sebagai Faktor Pemungkin Perilaku Tidak Aman
pada Pekerja...................................................................................................... 54
5.5 Gambaran Hukuman dan Penghargaan, Pengawasan sebagai Faktor Penguat
Perilaku Tidak Aman pada Pekerja .................................................................. 60
5.6 Pemetaan Perilaku Tidak Aman ........................................................................ 68
BAB VI PEMBAHASAN................................................................................................. 73
6.1 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 73
6.2 Perilaku Tidak Aman pada Pekerja ................................................................... 73
6.3 Gambaran Motivasi sebagai Faktor Pendorong Perilaku Tidak Aman pada
Pekerja .............................................................................................................. 81
6.4 Gambaran Ketersediaan APD sebagai Faktor Pemungkin Perilaku Tidak Aman
pada Pekerja...................................................................................................... 84
6.5 Gambaran Hukuman dan Pengahrgaan, Pengawasan sebagai Faktor Penguat
Perilaku Tidak Aman pada Pekerja .................................................................. 89
xii
7.2 Saran ................................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 98
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….105
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 The ILCI Loss Causation Model (E. F. Bird & G. L. Germain,
1990……..……………………………………………………………………….10
xv
DAFTAR GAMBAR
Helm)…………………………………………………………..……………….. 43
Helm ...................................................................................................................... 44
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang
konstruksi (Taufik dkk, 2009). Menurut Siaoman dan Hendy (2007), konstruksi
mempunyai karakteristik yang unik dan kompleks serta dapat mempertinggi angka
risiko dan bahaya kecelakaan kerja. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa industri konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki
munculnya angka kecelakaan akibat kerja. Menurut Pratiwi (2009), hal ini
serta memiliki kemudahan akses untuk dimasuki orang yang berbeda, dimana
kondisi tersebut tidak mendukung untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
lapangan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja,
yang mana kecelakaan kerja ini juga dapat menimbulkan kerugian terhadap
15 detik terdapat seorang pekerja yang meninggal akibat kecelakaan atau penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan dan setiap 15 detik terdapat 153 pekerja
1
317.000.000 kecelakaan Menurut data BPJS Ketenagakerjaan (2016)
disebutkan bahwa pada akhir tahun 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah
105.182 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.375 orang (Menaker,
2016).
disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan manusia, yaitu
10% disebabkan oleh kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan 2%
Menurut Murthi dan Yuri (2009), unsafe act adalah suatu tindakan
seseorang yang menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan dan dapat
mengakibatkan bahaya bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun peralatan yang
ada di sekitarnya. Pendapat lain yang berkenaan, unsafe act adalah setiap
(Silalahi, 1995). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unsafe act adalah
semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, dimana tindakan tersebut dapat
membahayakan dirinya sendiri, orang lain, peralatan maupun lingkungan yang ada
di sekitarnya.
dibidang jasa konstruksi. Salah satu proyek yang sedang berjalan saat ini yaitu
2
pembangunan apartemen yang berlokasi di Ciputat. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pihak safety yang dilakukan pada saat studi pendahuluan mengatakan
bahwa ada kejadian kecelakaan kerja namun tidak tercatat dengan baik. Kejadian
kecelakaan kerja di PT. CBM Perkasa semenjak April 2015 sampai Februari 2016
tertusuk paku pada bagian kaki sehingga pekerja dapat mengalami tetanus yang
tusukan besi sehingga mengalami cidera pada bagian tangan yang menyebabkan
kuku pekerja copot. Kejadian kecelakaan kerja ini tergolong ringan namun
kecelakaan kerja terjadi karena perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja
kerja ringan lainya seperti tertusuk paku. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
(Hafrida, 2014) di PT. Inti Benua Perkasatama Dumai yang menyatakan bahwa
80%-85% kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan
manusia.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara observasi pada bulan
Juni 2016 pada pekerja proyek Apartemen Tower Intan dari 30 orang pekerjaan,
ditemukan lebih dari setengahnya yaitu 70% atau 21 orang berperilaku tidak
aman. Oleh karena itu peneliti tertarik ingin melakukan penelitian lebih jauh
mengenai “Gambaran perilaku tidak aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM
3
1.2 Rumusan Masalah
dari aturan yang sudah ditetapkan dan dapat mengakibatkan bahaya bagi dirinya
sendiri, orang lain, maupun peralatan yang ada di sekitarnya. Pekerja proyek
apartemen Tower Intan yang diamati oleh peneliti saat studi pendahuluan
perilaku tidak aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek
aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek
perilaku tidak aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada
sebagai faktor penguat perilaku tidak aman pada bagian finishing PT.
4
1.4 Tujuan Penelitian
finishing PT. CBM Perkasa pada proyek Apartemen Tower Intan Tahun 2017.
tidak aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada
perilaku tidak aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa
5
1.5.2 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
diperoleh di perkuliahan.
yang dilakukan oleh pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek
Apartemen Tower Intan Tahun 2017. Gambaran perilaku tidak aman pekerja juga
pada bulan Juni 2016-Maret 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
informan dalam penelitian ini merupakan pekerja bagian finishing, pihak safety
PT. CBM Perkasa pada proyek Apartemen Tower Intan dan pegawai HSE
perusahaan asing. Data penelitian ini diperoleh dengan cara pengambilan data
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Bird & G. L. Germain, 1990), kecelakan kerja adalah kejadian yang tidak
diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian fisik pada manusia atau
kerugian material.
adalah suatu kejadian yang semula tidak diduga dan tidak dikehendaki, yang
dapat mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktifitas dan
UU No. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja, kecelakaan kerja
rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau
wajar dilalui.
7
dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebabnya itu serta dengan
adanya upaya preventif lebih lanjut, diharapkan kecelakaan dapat dicegah dan
atau kematian pada pekerja, harta benda (properti), kerusakan lingkungan, dan
sebagai berikut :
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
5. Kematian
Menurut Frank E. Bird, Jr. (E. F. Bird & G. L. Germain), dalam studi
8
terdapat 9.8 cedera ringan, 30.2 kecelakaan yang menyebabkan kerusakan
30 Kerusakan barang
60 Near miss
Rasio perbandingan
Gambar 2. 1 Accident Triangle (E. F. Bird & G. L. Germain,
1990)
terjadinya cedera dan penyakit yang diderita seseorang akibat
serius/ fatal.
interaksi tersebut terjadi ketika adanya kontak antara mausia dengan alat,
kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya, kondisi
9
lingkungan kerja yang tidak aman, atau dapat juga disebabkan oleh manusia
yang melakukan kegiatan di tempat kerja dalam menangani alat atau material.
Bagan 2. 1 The ILCI Loss Causation Model (E. F. Bird & G. L. Germain,
1990
a. Kurangnya pengawasan dari pihak manajemen terhadap berjalannya
10
kurang, stress, pengetahuan yang kurang dan motivasi yang buruk
2) Faktor dari pekerjaan (job factor) adalah faktor yang berasal dari
peringatan
dan atau bahan hazard sebagai efek dari ketiga penyebab diatas yang
11
2.2 Perilaku
timbul karena adanya stimulus dan respon, serta dapat diamati secara langsung
suatu aktivitas dari manusia itu sendiri yang meliputi aktivitas eksternal
(Notoatmodjo, 2007).
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut
12
Respon terhadap stimulus telah diaplikasikan dalam tindakan nyata
bentuk tindakan atau praktek yang dapat mudah diamati dan dilihat
Menurut Green dan Kreuter (2005) perilaku itu sendiri ditentukan atau
a. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan. Umur
13
tetapi ada saat dimana terjadinya penurunan prestasi. Tingkat prestasi
pandangan dan perilaku yang berbeda dari dirinya sendiri, dan sifat-
(Siagian, 1987).
lebih stabil dan tidak kurang produktif dengan rekan kerjanya yang
b. Tingkat Pendidikan
14
berpengaruh terhadap program peningkatan pengetahuan secara langsung
dan tidak langsung terhadap perilaku. Pada salah satu hasil penelitian
c. Pengetahuan
Kreuter 2005).
d. Kepercayaan
15
menyatakan atau mengartikan kepercayaan. Pernyataan terkait
e. Nilai- nilai
dari hal yang dilakukan orang lain. Nilai dipelihara oleh kelompok
atau moral. Nilai menjadi pondasi yang benar dan yang salah,
tertentu (Green dan Kreuter, 2005). Nilai- nilai atau norma yang
f. Sikap
16
sikap selalu dapat dinilai dalam istilah baik-buruk atau positif-
(seseorang, perilaku, situasi, atau ide); dan (2) yang melekat pada
g. Motivasi
(Widayatun, 2005).
17
beraktifitas untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari kerjanya
(Hasibuan, 2005).
motivasi yang tinggi maka perilaku pada saat bekerja akan menjadi
18
yang rendah maka secara langsung perilaku pada saat bekerja akan
h. Persepsi
2003).
19
2. Faktor pemungkin (enabling factor)
a. Ketersediaan APD
b. Pelatihan
20
pelatihan seringkali berorientasi pada masalah teknis daripada
21
b. Pengawasan
tindakan yang sejenis dengan itu, bahkan bilamana perlu mengatur dan
2.2.1 Definisi
yang berupa tindakan yang tidak berisiko menimbulkan cidera baik pada
pekerja lain maupun pekerja itu sendiri, dan yang kedua adalah membentuk
perilaku tidak aman atau perilaku berbahaya yaitu tindakan atau perilaku
Menurut Bird (1990), perilaku tidak aman atau unsafe action adalah
tindakan seseorang yang menyimpang dari prosedur atau cara yang wajar atau
jalan ramai, dan lain-lain. Keadaan dan tindakan berbahaya kalau dibiarkan
22
b. Gagal untuk mengingatkan
h. Bercanda
23
d. Bekerja pada kecepatan yang tidak aman
menurut Bird dan Germain (1990),Dessler (1986) dan DNV Modern Safety
dapat dimengerti
bahaya dan risiko kecelakaan kerja, yang mana kecelakaan kerja ini juga dapat
24
formal lainnya. Salah satu karakteristik pekerja konstruksi adalah mobilitasnya
yang sangat tinggi dan cenderung tidak terikat dalam satu perusahaan tertentu
berikut:
rendah
kondisinya
1. Pekerjaan Persiapan
pekerja, pemilihan alat angkat yang digunakan serta letak pergerakannya perlu
2. Pekerjaan Dewatering
dilakukan sebelum galian tanah untuk basement dimulai agar air tanah yang
25
3. Pekerjaan Struktur
pekerjaan struktur atas yang terdiri dari pekerjaan kolom atau balok, core
b. Pekerjaan Plesteran
dengan campuran semen, air dan pasir kemudian diratakan. Setelah proses
26
c. Pekerjaan Lantai
keramik.
d. Pekerjaan Pengecatan
e) Pekerjaan Landscaping
27
Faktor Pendorong:
Umur
Tingkat Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Nilai-nilai
Motivasi
Persepsi
Faktor Pemungkin :
Ketersediaan APD
Pelatihan
Perilaku Tidak Aman
Faktor Penguat :
Hukuman dan
peghargaan
Pengawasan
28
BAB III
Green yang menjelaskan konsep perilaku itu dilihat dari yang mempengaruhinya,
yaitu diawali dari adanya faktor pendorong, faktor pemungkin dan faktor
penguat.
Faktor pendorong yang diteliti pada penelitian ini adalah motivasi yaitu
hal yang mendorong pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa untuk berperilku
ole Halimah (2010) menyatakan bahwa responden yang memiliki motivasi yang
rendah atau buruk lebih banyak berperilaku tidak aman dibandingkan dengan
pekerjaan bagian konstruksi pada pembangunan apartemen Tower Intan, hal ini
sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 pasal 14 butir C. Ketersediaan APD diteliti
Faktor penguat yang diteliti dalam penelitian ini adalah hukuman dan
adalah konsekuensi negatif dan positif yang diberikan kepada pekerja bagian
finishing PT. CBM Perkasa terkait perilaku tidak aman yang dilakukan. Menurut
29
perilaku kerja karyawan. Sedangkan, pengawasan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kegiatan pemantauan pada pekerja bagian finishing PT. CBM
Perkasa untuk selalu berperilaku aman saat bekerja. Menurut Halimah (2010)
peran pengawas ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
keyakinan, dan variabel demografi. Untuk variabel demografi usia tidak dilakukan
penelitian dikarenakan rentang umur pekerja berada antara 20-40 yang termasuk
usia produktif kerja. Menurut Demak (2013) pekerja dengan rentang usia 20-40
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Manaiya (2005) dan Irawati (2008) tidak
Oleh karena itu keyakinan merupakan variabel yang sulit untuk diteliti (Erick,
2006).
Cara ukur, alat ukur, dan indikator untuk variabel nilai sukar untuk
ditentukan sehingga variabel nilai tidak diteliti, sementara variabel sikap tidak
diteliti dikarenakan oleh Karyani (2005) mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
30
Variabel persepsi juga tidak dilakukan penelitian dikarenakan persepsi
Faktor Pendorong
1.Motivasi
Faktor Pemungkin
Perilaku Tidak Aman
1.Ketersediaan APD
Faktor Penguat
1. Hukuman dan
Penghargaan
2. Pengawasan
31
3.2 Definisi Istilah
1 Perilaku Tidak Aman Tindakan atau perilaku - Lembar Observasi - Observasi Diketahuinya tindakan tidak - Pekerja
aman yang dilakukan pekerja
pekerja yang dapat - Pedoman - Wawancara - Pihak
saat bekerja, seperti :
menimbulkan risiko cidera wawancara -Telaah Safety
a. Tidak melakukan
atau kecelakaan yang dokumen pekerjaan sesuai prosedur - Informan
b. Tidak melakukan
dapat membahayakan diri Kunci
tindakan perawatan kerja
sendiri, orang lain dan
dan peralatan keselamatan
lingkungan c. Memberi peringatan
terhadap adanya bahaya
dengan cara yang tidak
dapat dimengerti
d. Tidak menggunakan APD
e. Menggunakan APD
secara tidak benar
f. Tidak menempatkan
32
No Istilah Definisi Instrumen Metode Data Sumber
peralatan pada
tempatnya
g. Melempar alat-alat kerja
h. Bekerja di bawah
pengaruh obat, dan
minuman beralkohol
i. Bekerja sambil merokok
j. Bekerja sambil berkelakar
dengan teman
k. Melakukan pekerjaan
dengan cepat dan terburu-
buru.
2 Motivasi Dorongan yang membuat - Pedoman - Wawancara Informasi mengenai motivasi - Pekerja
pekerja untuk berperilaku wawancara mendalam apa yang membuat pekerja - Pihak
- Informan
33
No Istilah Definisi Instrumen Metode Data Sumber
Kunci
kelengkapan jumlah dan Wawancara mendalam ketersediaan APD untuk -Pihak Safety
- Telaah Kunci
dokumen
4 Hukuman dan Konsekuensi negatif dan - Pedoman - Wawancara Informasi mengenai sistem - Pekerja
Penghargaan positif yang diberikan Wawancara mendalam reward dan punishment yang -Pihak Safety
kepada pekerja terkait - Lembar Observasi - Observasi berlaku untuk pekerja -Informan
Dokumen
34
No Istilah Definisi Instrumen Metode Data Sumber
pada pekerja untuk selalu wawancara - Observasi pengawasan yang dilakukan - Pihak
Kunci
35
BAB IV
METODE PENELITIAN
perilaku tidak aman. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui
tidak aman para pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada Proyek
Intan di Ciputat oleh PT. CBM Perkasa pada bulan Juni 2016- Maret 2017.
penelitian (Bungin, 2010). Yaitu, pekerja yang sering berperilaku tidak aman.
informan yang dipilih tidak ditentukan batasannya sampai peneliti menilai data
yang dikumpulkan dari sejumlah informan tersebut telah mencapai titik jenuh atau
tidak ada hal baru lagi yang dapat dikembangkan (Neuman, 2003). Karakteristik
informan yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain: nama, usia, dan
pendidikan terakhir.
36
1. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti (Moleong, 2004). Informan utama penelitian ini adalah para
dapat dimengerti
37
selama 3 minggu 5 informan utama ini untuk memperoleh informasi
mengenai perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja bagian finishing dan
tersebut.
2. Informan Pendukung
38
3. Informan Kunci
Riswanto, yang merupakan salah satu pegawai HSE (Health and Safety
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dibantu dengan instrumen lain berupa
perekam suara.
1. Data Primer
39
wawancara dan observasi dengan lembar observasi kepada seluruh informan
penelitian.
2. Data Sekunder
Data yang didapat akan dianalisa dengan model content analysis, yang
1. Reduksi
transkrip. Transkrip merupakan uraian dalam bentuk tulisan yang rinci dan
lengkap mengenai apa yang dilihat dan didengar baik secara langsung maupun
2. Display
3. Verifikasi
dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan
40
mudah dipahami. Dilakukan dengan meninjau kebenaran dari penyimpulan itu,
Ketersediaan √ √ √ √ √ √
APD
Hukuman √ √ √ √ √ √
&penghargaan
Pengawasan √ √ √ √ √ √
dibandingkan dengan teori. Dan juga disajikan dalam bentuk matriks berdasarkan
41
BAB V
HASIL
BAB V HASIL
5.1 Gambaran Umum Perusahaan
kreatifitas yang dicapai dengan totalitas performa demi terwujudnya suatu proyek-
Dibangun pada tahun 1991, PT. CBM Perkasa telah menjadi salah satu
namun lebih menekankan pada solusi yang dapat diberikan untuk kepuasan klien.
PT. CBM Perkasa membangun dengan yakin, karena PT. CBM Perkasa
mempunyai komitmen yang kuat, dukungan sumber daya manusia yang handal,
teknologi yang mutakhir, mitra jaringan yang luas, pengalaman belasan tahun, dan
manajemen perusahaan yang handal yang kesemuanya menjadi satu untuk terus
bertumbuh dan berkembang serta tetap menjadi penyedia jasa konstruksi dan
Tower Intan ini merupakan salah satu bangunan yang dibangun dalam proyek City
Light. Proyek apartemen yang dimulai sejak 2014 ini diperkirakan akan selasai
42
5.2 Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja
yang menimbulkan risiko cidera atau kecelakaan. Dalam penelitian ini ditemukan
beberapa bentuk perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja selama
dan helm saat melakukan pekerjaan pengecoran, dimana hal ini bisa
shoes akan meningkatkan risiko kejadian tertusuk benda tajam seperti tertusuk
risiko kejatuhan benda dari atas, terbentur dan terpukul oleh benda keras atau
tajam. Untuk pekerjaan bekisting selain menggunakan safety shoes dan helm
tergores besi. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada gambar dibwah ini:
43
Gambar 5. 2 Pekerja Pengecoran Tidak Menggunakan APD
(Safety Shoes dan Helm)
informasi yang serupa mengenai perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja
“Kalo yang sering sih paling saya ga pake APD sama ga narok alat
kerja ditempatnya, sembarang gitu, mbak bisa liat sendiri lah ini hehehe.”
(Informan Utama 1)
Beberapa temuan di atas menguatkan indikasi bahwa hal ini seakan
menjadi suatu kebiasaan yang secara sadar dilakukan oleh para pekerja.
44
2. Tidak menempatkan peralatan pada tempatnya
bahwa pekerja sering tidak menempatkan peralatan pada tempatnya. Hal ini
Beberapa ember tempat semen, peralatan perkakas seperti paku dan palu, serta
sendiri atau bahkan orang lain. Berikut bukti yang ditemukan oleh peneliti:
(a)
(b)
45
(c)
keselamatan pekerja dan orang lain yang menggunakan akses jalan tersebut.
Lilitan kabel yang berserakan bisa menyebabkan tersandung. Selain itu juga
jalan baik pekerja itu sendiri atau orang lain harus berjalan di bagian tepi sisi
lobang di sisi tepi lorong tersebut. Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan
Selain berdasarkan observasi di atas hal ini juga didukung dengan hasil
kutipannya:
46
3. Bekerja sambil merokok
aliran listrik. Tidak hanya itu, kebiasaan merokok ini juga bertentangan
kerja.
“Iya mah kalau ngerokok mah, ya kalo ngerokok ya emang udah biasa
mba.. soal ngerokok udah soal pribadi, saya juga bingung soalnya jawabnya,
ga enak juga kalo ga ngerokok mah”(Informan Utama 1)
“Ya paling ngerokok mba, kalo yang sering mah itu aja
mba”(Informan Utama 3)
47
perilaku yang tidak aman saat bekerja. Hal ini dikarenakan dapat
“Ya saya suka becanda sama temen yang lain mba”(Informan Utama
3)
yang memberikan alat-alat kerja seperti palu dan sendok semen ke pekerja lain
dengan cara dilempar. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena dapat
melemparnya, biar cepat. Terkadang sih karena lelah dan malas jalan jadinya
48
6. Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru
digunakan pun cukup berbahaya jika tidak digunakan dengan hati-hati. Peneliti
sangat bahaya jika pacul yang digunakan pekerja mengenai kakinya, dimana
“Hehe saya kalau hari sabtu maunya buru-buru aja pulangnya mba
makanya kerjanya cepet-cepet, kan mau malmingan anak muda mba
hehe”(Informan Utama 1)
diketahui bahwa perilaku tidak aman yang sering dilakukan oleh pekerja
alat-alat kerja serta melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. Hal
ini juga didukung dengan pernyataan pihak safety terkait perilaku tidak aman,
seperti berikut:
“Wah itu lumayan banyak mba hehe, dulu yang paling sering tuh
ketika bekerja diketinggian sih gapake body harnest, gapake helm gitu, tapi
kan kalau sekarang palingan ga pake helm, sama sepatu mba, soalnya udah
masuk tahap finishing. Terus pekerja itu juga suka narok peralatan
sembarangan mba, seperti paku banyak berserakan, ngerokok juga, macem
macem lah”(Informan Pendukung)
Informasi mengenai perilaku tidak aman pekerja di lingkungan proyek
49
“Yaa, banyak ya. Yang paling sering sih ga jauh jauh dari masalah
APD , kamu tau sendirikan kalau para pekerja di proyek itukan punya
rentang pendidikan yang beragam yaa,itu mempengaruhi banget bagaimana
mereka, ehm melihat perilaku aman dan tidak aman, kebiasaan pekerja-
pekerja itu suka melempar alat kerja, terus juga ketaatan mereka memakai
APD, mengikuti prosedur yang ada itu sangat kurang, sangat banyak banget
terjadi di hhmmm proyek proyek gitu”
pada Pekerja
Faktor pendorong atau predisposisi perilaku tidak aman pada pekerja yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu terkait dengan motivasi pekerja berperilaku
tidak aman. Motivasi adalah gambaran mengenai dorongan yang membuat pekerja
pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek pembangunan apartemen
diketahui bahwa lebih banyak pekerja yang tidak mempunyai motivasi untuk
“Saya biar enak aja kerjanya mba, kalau make APD itu ribet dan
membuat kepala pusing kalau menggunakan APD” (Informan Utama 2)
“Keinginan saya aja sih mba, biar lebih enak aja kerjanya, kalau
menggunakan APD itu ga enak aja di kepala rasanya seperti pakai helm”
(Informan Utama 4)
2. Tidak menempatkan peralatan pada tempatnya
50
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama
diri, hal ini terlihat dimana masih banyak nya pekerja menempatkan peralatan
utama:
“Ya biar enak aja sih mba, kalau perlu alat kerjanya gampang
nyarinya”(Informan Utama 1)
diri, hal ini terlihat dari masih banyak nya pekerja yang merokok sambil
bekerja, padahal tindakan ini dapat membahayakan pekerja itu sendiri. Berikut
diri, hal ini terlihat dari kurangnya kesadaran pekerja bahwa berkelakar dengan
teman saat bekerja dapat membahyakan diri pekerja itu sendiri. Berikut kutipan
51
capek badan mesti relax lah mba dengan becanda sm temen temen hehe”
(Informan Utama 3)
, hal ini terlihat dari kurangnya kesadaran pekerja bahwa melempar alat-alat
, hal ini terlihat dari kurangnya kesadaran pekerja bahwa melakukan pekerjaan
“Saya kerjanya emang cepet mba, apalagi kalau hari sabtu saya
kepengen cepat baliknya jadi kerjanya dicepatin biar cepet selesainya
jadi cepet baliknya “ (Informan Utama 1)
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa motivasi pekerja tidak memakai APD
52
kecanduan sehingga memiliki anggapan keliru, yakni pekerjaan akan lebih
pekerja lain dengan melempar adalah agar peralatan tersebut lebih cepat
peralatan kerja tidak pada tempatnya, dimotivasi oleh alasan agar para pekerja
berikut kutipannya:
“Sejauh ini ya yang saya tau biasanya pekerja yang ada APD ga
make APD karena kurang paham manfaat APD itu, mereka beranggapan
dengan memakai APD sambil bekerja itu ribetlah inilah”(Informan
Pendukung)
“Banyak sih, salah satunya yaa karena k3 ini masih awam bagi
mereka, mereka masih belum paham konsep dasar dari k3 itu sendiri dan
awarnese nya juga ehmm masih kurang meskipun mereka sudah tahu, jadi
ada beberapa di proyek yang sudah saya tangani eehhmm mereka sudah
tau tentang K3, tapi awarnese kepekaan mereka terhadap melakukan
yang kita rancang itu kurang. Mereka beranggapan APD itu membuat
ribet saja”(Informan Kunci)
yang dilakukan oleh pekerja proyek konstruksi karena para pekerja tidak
53
5.4 Gambaran Ketersediaan APD sebagai Faktor Pemungkin Perilaku Tidak
dalam penelitian ini adalah terkait ketersediaan APD. Ketersediaan APD yang
jumlah APD dengan jumlah pekerja, kelayakan APD, kesesuaian jenis APD
dengan bahaya yang yang ada, penyimpanan APD. Hasil penelitian diperoleh
informasi bahwa pihak PT. CBM Perkasa telah menyediakan APD untuk pekerja.
APD yang disediakan berupa safety shoes, helm dan harnest. APD yang
disediakan untuk pekerja dalam kondisi layak pakai. Untuk ksesuasian APD yang
disediakan dengan jumlah pekerja masih sangat kurang, begitu juga dengan kese
suain APD dengan bahaya yang ada belum sesua serta tidak terdapat tempat
finishing PT. CBM Perkasa pada proyek Apartemen Tower Intan Tahun,
54
Gambar 5. 6 (a), (b), (c)Alat Pelindung Diri
Berdasarkan observasi diketahui bahwa APD yang disediakan pihak
PT. CBM Perkasa adalah helm, sepatu, dan harnest. Selain berdasarkan
observasi di atas hal ini juga diperkuat dengan informasi yan diperoleh dari
“Ya semua disediain sama kantor kita semua mba, dikasih helm sama
sepatu gitu..” (Informan Utama 4)
utama, informasi ini juga didukung dengan pernyataan pihak safety terkait
“Dulu nya sih kita sediain ya mba, walaupun seadanya, awalnya kita
pinjamkan mba nanti kesananya kalau ada apa apa harus ganti, misalnya ada
kehilangan kerusakan mereka harus ganti, seperti semula. Jangan sampe kita
pinjamkan tapi mereka tidak ada tanggung jawab, tapi kenyataan dilapangan
ada ada aja mba”(Informan Pendukung)
55
Kesesuaian jumlah APD yang disediakan oleh PT. CBM Perkasa untuk
pekerja dinilai masih sangat kurang dan tidak mencukupi untuk seluruh
pekerja sehingga masih banyak pekerja yang tidak meiliki APD seperti helm
dan sepatu. Pernyataan tersebut didasari dari hasil observasi dan wawancara
“Ya harus ditambahin lagi mba, karena teman saya ga dapet sama
sekali” (Informan Utama 2)
“Stoknya harus ditambah lagi penyediaannya karena masih ada yang
tidak mendapat APD dan pekerja tidak mampu membeli sendiri” (Informan
Utama 4)
“Nah itu yang masih kurang kan kayak tadi saya cerita..kuranglah
pokonya..harusnya ditambahlah biar semuanya kebagian biar ga diomelin
kalo gamake kan” (Informan Utama 5)
Selain informasi dari informan utama, hal ini juga didukung dengan
“Apalagi dari segi jumlahnya arus ditambah lagi, tapi kayak nya ga
mungkin mba, disini safety itu bukan merupakan suatu hal yang penting mba,
kalau kita keras dilapangan tapi dari manajemnya kurang support itu ga
bakal jalan juga, udah lah saya sendiri disini mba, sepertinya saya orang
safety tersibuk deh mba hehe, merangkap pekerjaan safety officer sekalian
safety man”(Informan Pendukung)
masih sangat kurang, karena proyek ini tidak mendapatkan sokongan yang
kuat dari manajemen atas untuk safety. Dari awal proyek ini berjalanpun untuk
Kondisi ini juga semakin diperburuk oleh pekerja itu sendiri, dimana pekerja
tersebut, hal ini tentunya semakin memperkurang jumlah APD yang ada.
Sehingga jika ada pekerja yang baru, mereka tidak mendapatkan APD karena
56
dari pihak safety pun tidak melakukan pengadaan ulang terkait APD, berikut
kutipannya:
“Kadang kadang mereka itu disalah gunakan, yaa sepatu ada yg kita
kasih dengan utuh dibelah sama dia haha, dibolongin depanya udah seperti
sandal, jadi macem macem pekerja itu. Kalau untuk sekarang ini memang
sudah tidak ada lagi keterseiaan APD ini, penyediaan APD nya pun sudah
tidak bisa dilakukan, hal ini memang memang menjadi masalah bagi kita
semua, karena memang kita tidak mendapatkan support dari atasan langung
terkait K3, apalagi penyediaan APD.”(Informan Pendukung)
berikut kutipannya:
3. Kelayakan APD
PT. CBM Perkasa dalam kondisi yang layak untuk digunakan. Terlihat dari
keadaan APD tersebut telah memiliki SNI, serta tidak terdapat crack.
57
Gambar 5. 7 Helm dengan logo SNI
Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan informan utama yang
kutipannya:
“Kalau untuk kondisi APD yang disediain yaa bagus yaa yang pasti,
kan yg baru juga yang dikasih”(Informan Pendukung)
oleh pihak PT. CBM Perkasa dalam kondisi bagus dan layak pakai.
adanya paparan debu yang dapat membahayakan pekerja jika pekeja tidak
58
menggunakan helm, serta bahaya tertusuk paku atau benda tajam lainya jika
Hasil penelitian untuk kesesuaian jenis APD dengan bahaya yang ada,
diketahui bahwa jenis APD yang disediakan masih jauh dari kata sesuai
dengan bahaya yang ada. Jenis APD yang disediakan tidak disesuaikan
dengan bahaya dan risiko setiap aktifitas pekerjaan yang membutuhkan jenis
APD yang berbeda-beda. Pernyataan tersebut didasari oleh hasil observasi dan
“Sangat kurang sih ya, karena kadang kita bekerja juga mengdapi
debu tapi tidak dikasih masker”(Informan Utama 2)
“Masih belom sih mba, karena memang tidak ada support banyak dari
maanajemen terkait APD, sehingga ya semuanya seadanya aja
mba”(Informan Pendukung)
5. Penyimpanan APD
bahwa tidak ada tempat penyimpanan khusus untuk APD dari pihak
masing pekerja dan dibawa pulang ketika pekerjaan selesai. Selain itu
memang tidak ada stok APD untuk disimpan, hal ini didukung dengan
sebagai berikut:
59
(a) (b)
Gambar 5. 8 (a), (b) APD diletakkan didekat tempat kerja
diletakkan diatas kaleng cat, dan safety shoes diletakkan pada lantai di sekitar
tempat kerja.
Faktor penguat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor lain
selain diri pekerja itu sendiri yang mendorong pekerja untuk berperilaku tidak
aman dalam bekerja. Faktor tersebut dalam penelitian ini adalah pemberian
60
Humukan/sanksi adalah konsekuensi negatif yang diterima pekerja
dalam bekerja. Gambaran hukuman pada pekerja bagian finishing PT. CBM
atau sanksi yang diberikan kepada pekerja yang berperilaku tidak aman yaitu
tidak ada sanksi, palingan berupa teguran saja. Hal ini didukung dengan hasil
bawah ini:
“Di sini tidak ada hukuman, saya mau merokok atau melakukan hal
lain juga ga apa apa”(Informan Utama 1)
“Safety tu seharusnya ada, pasti ada disini ada k3 nya, tapi ya kita
bandel aja, ditegur paling tapi ya kita agghhh didalam rumah juga, kecuali
saya di bawah diluar saya pake”( Informan Utama 2)
“Gaada kalo hukuman gitu, paling ya ngingetin aja gitu, gimana mau
ngehukum ya mba, emang dari sananya aja udah ga nyediain”(Informan
Utama 3)
“Tidak ada ya sanksi seperti itu mah tidak ada. Cuma ditegur saja
oleh orang safety gitu kalau tidak pakai APD dan diperintahkan untuk
menggunakan APD lalu melanjutkan pekerjaan” (Informan Utama 4)
“Hukumanya sih dulu ada mba, misalnya pekerja nya tidak makai
APD atau pelanggaran lainya yang intinya berperilaku membahayakan lah,
jadi kita memberikan hukuman dia tidak bisa bekerja selama beberapa hari,
tapi kalau kesini sini udah engga sih mba,” (Informan Pendukung)
61
Namun, hal ini bertentangan dengan informasi yang didapatkan
dari informan kunci yang mengatakan bahwa hukuman atau sanksi yang
62
penghargaan khusus kepada pekerja yang berperilaku aman, berikut
kutipannya:
“Apa yaa, yaa, yaa paling kita kasih bubur kacang susu paling itu
aja hehe, buat penyemangat mereka untuk terus berperilaku aman. Kalau
penghargaan khusus gitu belum ada yaa di kita disini, bingung juga
ngasihnya gitu kalopun ada, keterbatasan dana juga mbaa, kan gada dana
khusus buat acara acara safety kan, jadi kita minim-minimin lah
kesehatan kerja PT. CBM Perkasa diketahui belum terdapat aturan khusus
63
“Engga ada sih mba, palingan awalnya teguran aja sih mba,
kalau dia memang sulit untuk dikasih tahu baru saya tindak lanjutin dg
stop dia kerja dulu, inipun inisiatif saya aja mba”
aman yaitu berupa teguran saja. Sedangkan untuk pemberian reward atau
aman.
2. Pengawasan
dilakukan oleh pihak safety. Pengawasan yang dilakukan pihak safety ini
dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari, siang hari, dan sore hari.
Hasil observasi ini juga diperkuat dengan yang dikatakan oleh informan
“Ya ada sih mba yang ngawasin terus, tadi baru aja pengawasnya
turun” (Informan Utama 2)
64
“Ga nentu sih mba kelilingnya, ya ga pasti gitu waktunya kapan
aja tapi adaa.. sering dia.. siang, sore, pagi juga sering keliling sih..tapi
ga disini terus gitu.. jalan keliling muter liat yang lain juga”(Informan
Utama 3)
.
“Orang safety biasanya ke lapangan melihat pekerjaan kita, jalan
dan keliling untuk melihat, menegur jika ada yang tidak menggunakan
APD” (Informan Utama 4)
yang dilakukan memang masih belum efektif dan bahkan bisa dikatakan
65
manusia untuk melakukan pengawasan dibandingkan dengan jumlah
pekerja. Selain itu bentuk pengawasan ini hanya berupa safety patrol pada
pekerja, hal ini terlihat dari pernyataan informan utama yang merasa biasa
saja tidak merasa takut sama sekali ketika pengawasan dilakukan, berikut
kutipannya:
66
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa terdapat
yang dilakukan setiap harinya oleh pihak safety. Akan tetapi pengawasan
yang dilakukan belum efektif karena tidak dapat memberikan efek jera
kepada pekerja yang berperilaku tidak aman, selain itu mengingat jumlah
67
5.6 Pemetaan Perilaku Tidak Aman
Pada sub bab ini akan di rangkum mengenai perilaku tidak aman pada pekerja bagian finishing pada proyek pembangunan
apartement Tower Intan yang dilihat dari tiga aspek, yaitu motivasi, ketersediaan APD, hukuman dan penghargaan, pengawasan yang telah
Rangkuman mengenai perilaku tidak aman dapat dilihat pada table berikut:
Variable
Hukuman dan
No Perilaku Tidak Aman Motivasi Ketersediaan APD Pengawasan
Penghargaan
1 Tidak memakai APD Pekerja tidak APD disediakan, Tidak ada sanksi yang Pengawasan terhadap
memakai APD namun dalam jumlah diberikan kepada pekerja pemakaian APD
karena tidak terbatas yang berperilaku tidak pekerja dilakukan
nyaman saat memakai APD, serta belum setiap hari oleh pihak
meggunakan APD ada penghargaan yang safety dengan cara
dan terbiasa diberikan untuk pekerja safety patrol. Jika
melakukan yang bekerja memakai ditemukan pekerja
pekerjaan tanpa APD yang tidak memakai
menggunakan APD petugas safety
hanya menegur dan
68
Variable
Hukuman dan
No Perilaku Tidak Aman Motivasi Ketersediaan APD Pengawasan
Penghargaan
APD mengingatkan untuk
bekerja lebih hati-hati
tanpa APD.
Pengawasan ini
dilakukan oleh satu
orang.
2 Tidak menempatkan Pekerja tidak - Tidak ada sanksi yang Pengawasan terhadap
peralatan pada menempatkan diberikan kepada pekerja tindakan tidak
tempatnya peralatan pada yang tidak menempatkan menempatkan peralatan
tempatnya demi peralatan pada tempatnya, pada tempatnya tidak
mempermudah serta belum ada dilakukan secara
saat bekerja jika penghargaan yang khusus, namun
peralatan tersebut diberikan untuk pekerja dilakukan saat safety
dibutuhkan yang menempatkan patrol, jika ditemukan
peralatan pada tempatnya petugas safetynya
langsung menegur dan
menyuruh untuk
memindahkan
peralaatan tersebut.
Pengawasan ini
dilakukan setiap hari
oleh pihak safety dan
dilakukan oleh satu
69
Variable
Hukuman dan
No Perilaku Tidak Aman Motivasi Ketersediaan APD Pengawasan
Penghargaan
orang.
3 Bekerja sambil merokok Pekerja terbiasa - Tidak ada sanksi yang Pengawasan terhadap
melakukan diberikan kepada pekerja tindakan bekerja sambil
pekerjaan sambil yang berperilaku tidak merokok dilakukan
merokok memakai APD, serta belum setiap hari oleh pihak
ada penghargaan yang safety dengan cara
diberikan untuk pekerja safety patrol. Jika
yang bekerja memakai ditemukan tindakan
APD pekerja sambil
merokok petugas safety
memberikan teguran
berupa peringatan
untuk tidak membuang
puntung rokok
sembarangan.
Pengawasan ini
dilakukan oleh satu
orang.
4 Berkelakar dengan Pekerja berkelakar - Tidak ada sanksi yang Pengawasan terhadap
teman dengan teman saat diberikan kepada pekerja tindakan berkelakar
bekerja karena berkelakar dengan teman dengan teman saat
ingin saat bekerja, serta belum bekerja dilakukan
70
Variable
Hukuman dan
No Perilaku Tidak Aman Motivasi Ketersediaan APD Pengawasan
Penghargaan
menghilangkan ada penghargaan yang setiap hari oleh pihak
kejenuhan saat diberikan untuk pekerja safety dengan cara
bekerja, dan yang tidak berkelakar safety patrol.
pekerja memiliki dengan teman saat bekerja Pengawasan ini
anggapan yang dilakukan oleh satu
keliru kalau orang.
berkelakar sambil
bekerja tidak
berbahaya
(persepsi pekerja
terhadap bahaya
yang buruk)
5 Melempar alat-alat kerja Pekerja melempar - Tidak ada sanksi yang Pengawasan terhadap
alat-alat kerja diberikan kepada pekerja tindakan melempar
supaya lebih cepat, yang berperilaku melempar alat-alat kerja
perilaku melempar alat-alat kerja saat dilakukan setiap hari
alat-alat kerja memberikan ke rekan oleh pihak safety
dianggap tidak kerja, serta belum ada dengan cara safety
membahayakan penghargaan yang patrol. Pengawasan ini
keselamatan diberikan untuk pekerja dilakukan oleh satu
yang tidak melempar alat- orang.
alat kerja saat memperikan
71
Variable
Hukuman dan
No Perilaku Tidak Aman Motivasi Ketersediaan APD Pengawasan
Penghargaan
ke rekan kerja
6 Melakukan pekerjaan Pekerja bekerja - Tidak ada sanksi yang Pengawasan terhadap
dengan cepat dan dengan cepat dan diberikan kepada pekerja tindakan melakukan
terburu buru terburu buru demi yang melakukan pekerjaan pekerjaan dengan cepat
keinginan cepat dengan cepat dan terburu dan terburu buru
pulang dan target buru, serta belum ada dilakukan setiap hari
pekerjaan cepat penghargaan yang oleh pihak safety
selesai diberikan untuk pekerja dengan cara safety
yang tidak melakukan patrol. Pengawasan ini
pekerjaan dengan cepat dan dilakukan oleh satu
terburu buru orang.
72
BAB VI
PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
diberikan
setiap harinya dilakukan selama 8 kali yaitu setiap jam namun hanya
sesuai prosedur, sehingga tidak ada temuan terkait perilaku tidak aman
tersebut.
4. Saat dilakukan proses pengambilan data proyek PT. CBM Perkasa sudah
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku tidak aman pekerja
adalah tindakan atau perilaku pekerja yang dapat menimbulkan risiko cidera atau
kecelakaan. Dari sebelas indikator perilaku tidak aman yang digunakan pada
penelitian ini, ditemukan enam perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja,
73
yaitu tidak memakai APD, tidak menempatkan peralatan pada tempatnya, bekerja
bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek apartemen Tower Intan dapat
Salah satu perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja bagian
finishing PT. CBM Perkasa pada proyek apartemen Tower Intan adalah tidak
memakai APD, seperti tidak memakai APD safety shoes dan helm yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012)
bahwa tindakan yang paling sering dilakukan adalah tidak menggunakan alat
pelindung diri secara lengkap yakni sebanyak 29,3% atau 12 orang responden.
Selain itu penelitian yang dilakukan Annisha (2011) yang mengatakan bahwa
perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja konstruksi masih cukup
Hal tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
salah satu tindakan tidak aman yang sering dilakukan oleh pekerja. Banyak
74
bahwa di area tempat kerja mereka bekerja sudah tidak ada lagi bahaya yang
muncul. Biasanya area yang mereka anggap aman itu adalah area dalam
Selain itu hasil analisa penelitian yang dilakukan oleh Uda dan Erik
(2013) menunjukkan bahwa perilaku tidak aman untuk alat pelindung diri
(APD) adalah sebesar 98,4%. Tindakan tidak aman yang paling banyak
dilakukan oleh para pekerja untuk alat pelindung diri (APD) adalah dalam hal
Kewajiban dan hak tenaga kerja pasal 12 pada butir b dalam Undang-
menyatakan bahwa pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja
jenis dan kelayakannya, digunakan serta difungsikan dengan baik dan benar
sebagaimana mestinya.
konstruksi seperti safety shoes dan helm. Hal ini dikarenakan masih
75
pekerjaan ringan dan tidak membahayakan dimana APD justru dianggap
merepotkan.
tempatnya. Hal ini dapat dilihat dari banyak nya material yang berserakan di
sepanjang lorong, serta banyak nya tumpukan kabel dan beberapa perkakas
yang dapat mengganggu akses jalan dan membahayakan para pekerja atau
orang lain. Perilaku tidak aman ini sesuai dengan hasil penelitian Meisya
Selain itu juga sejalan dengan hasil penelitian Septiana dan Mulyono (2014)
yang mengatakan bentuk lain dari perilaku tidak aman adalah meletakan
Hal ini juga sesuai dengan penelitian oleh Delfianda (2012) yang
mengatakan perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja salah satu nya adalah
ini dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya karakteristik individu itu
itu, hal ini juga bisa disebabkan oleh kesalahan manajemen sehingga kurang
terhadap pekerja.
bertentangan dengan teori 5R terkait housekeeping, yaitu pada poin tidak rapi
76
dan tidak resik yang berakibat kurangnya tingkat keaman ditempat kerja.
Selain itu, dengan tidak meletakkan peralatan tidak pada tempatnya juga
bekerja..
Dalam aturan dan tata tertib yang berlaku di PT. CBM Perkasa
merokok di area kerja bahkan bekerja sambil merokok yang merupakan salah
dalam kategori perilaku yang tidak aman. Hasil penelitian ini sejalan dengan
saat bekerja.
yang mudah terbakar seperti kabel aliran listrik yang masih dalam tahap
adanya 3 unsur pokok, yaitu : bahan yang dapat terbakar (fuel), oksigen (O2)
yang cukup dari udara atau bahan bakar oksidator , dan panas yang cukup.
77
Apabila ketiga unsur tersebut bertemu akan terjadi api. Pekerja yang merokok
memicu kebakaran , maka dari itu merokok sambil bekerja salah satu bentuk
dengan sesama rekan kerja pada saat melakukan pekerjaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada umumnya bentuk senda gurau yang dilakukan oleh
pekerja pada saat bekerja adalah mengobrol atau berkelakar dengan kata-kata
dengan sesama rekan kerja. Informan mengatakan senda gurau atau berkelakar
kebosanan akibat pekerjaan mereka dan lingkungan kerja mereka yang dirasa
lakukan tidak berbahaya. Senda gurau pada saat bekerja dapat mengganggu
dikemukakan oleh Apri (2012) yang mengatakan bahwa bersenda gurau pada
tersebut bekerja dengan peralatan atau tempat kerja yang berbahaya. Hal
pada saat bekerja merupakan suatu perilaku yang harus dihilangkan karena
78
menyebabkan kerugian material, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian non
material.
bentuk perilaku tidak aman yang sering dilakukan oleh pekerja. Perilaku
mereka berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja, dengan alasan untuk
kecelakaan kerja.
bersenda gurau pada saat bekerja, sebaiknya group leader mengingatkan dan
mengawasi pekerja agar tetap fokus pada saat mengelas. Menurut Sarwono
(1991), dengan pengawasan yang dilakukan secara berkala dan intens kondisi
yang berbahaya atau kegiatan yang tidak aman dapat diketahui dengan segera
tidak aman yang dilakukan pekerja adalah melempar alat-alat kerja. Banyak
dari pekerja yang memberikan alat-alat kerja seperti palu dan sendok semen
ke pekerja lain dengan cara di lempar. Pekerja melempar alat kerja ketika
79
memberikan kepada teman dan beralasan karena cepat dan mudah. Padahal
hal ini walaupun dianggap sepele oleh pekerja tetapi memiliki risiko cidera
dan luka.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Annisha
pada tahun 2010 bahwa salah satu perilaku tidak aman yang dilakukan oleh
Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan Pratiwi (2009)
bahwa terdapat 16,7% pekerja yang melempar alat-alat kerja saat memberikan
ke teman kerjanya. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Delfianda (2012)
Namun, tetap saja hal tersebut tidak dapat ditolerir, walaupun dianggap
sepele oleh pekerja tetapi memiliki risiko cidera dan luka mengingat
kerja yang tinggi. Sekecil apapun tindakan tidak aman yang dapat
Perilaku tidak aman selanjutnya yang dilakukan oleh pekerja PT. CBM
Perkasa adalah melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2011) yang
80
mengatakan bahwa sebagian besar pekerja kontruksi melakukan pekerjaan
pemahaman pekerja yang rendah tentang aspek keselamatan, serta beban kerja
yang berat dan kurang nya monitoring atau pengawasan yang kurang
maksimal.
Dari uraian diatas bisa dilihat bahwa terdapat 6 temuan perilaku tidak
aman yang dilakukan pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek
terbatas yang tidak mampu melihat perilaku tidak aman lainnya dengan baik
waktu yang lebih lama dan memahami betul masing-masing indikator perilaku
tidaka aman.
pada Pekerja
yang mendasari seseorang berperilaku. Motivasi berasal dari bahasa Latin yang
berarti to move yang secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan
81
dimaksud dari motivasi pada penelitian ini adalah dorongan yang membuat
pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek pembangunan apartemen
diketahui bahwa lebih banyak pekerja yang tidak mempunyai motivasi untuk
keselamatan diri sendiri pada saat bekerja. Hal ini dibuktikan dengan masih
Sejalan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiani dan Mulyono
(2014) yang menyatakan bahwa pekerja yang melakukan perilaku tidak aman
akan lebih besar pada pekerja yang motivasinya kurang baik. Selain itu penelitian
yang dilakukan oleh Halimah (2010) juga menyatakan hal yang serupa bahwa
responden yang memiliki motivasi rendah lebih banyak yang berperilaku tidak
melakukan tindakan tidak aman, tidak memakai APD diantaranya adalah perasaan
tidak praktis, tidak biasa menggunakan APD, perasaan pusing saat menggunakan
APD, perasaan tidak nyaman dan bahkan tidak memiliki APD. Sedangkan
kecanduan sehingga memiliki anggapan keliru, yakni pekerjaan akan lebih lama
hal tersebut dimotivasi oleh persepsi yang menyatakan bahwa pekerjaan akan
motivasi para pekerja dalam memberikan alat kerja ke pekerja lain dengan
82
melempar adalah agar peralatan tersebut lebih cepat diterima oleh pekerja lain.
tempatnya, dimotivasi oleh alasan agar para pekerja lebih mudah dalam
adalah pemenuhan rasa puas pekerja yang dialami pekerja (faktor intrinsik),
yang ada dalam diri pekerja untuk berperilaku aman juga harus didukung
kepuasan, karir, gaji yang merupakan faktor intrinsik dan tidak adanya reward
yang merupakan salah satu bentuk dukungan dari perusahaan sehingga kurang
mendorong motivasi pekerja dan hal ini dapat membuat motivasi pekerja menjadi
perilaku yang dilakukan sebagai bentuk dukungan dari perusahaan agar pekerja
83
pengendalian diri, optimisme dan rasa memiliki (Halimah, 2010). Selain itu juga,
tidak dilakukan oleh pihak perusahaan untuk pekerja yang berperilaku tidak aman
perlakuan seperti pemberian hukuman bagi pekerja yang berperilaku tidak aman
saat bekerja dan pemberian penghargaan bagi pekerja yang berperilaku aman.
Selain itu bisa juga dilakukan dengan memberikan pelatihan, karena pelatihan
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi dan juga motivasi
perilaku tidak aman yang sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh pekerja.
pelanggaran yang dilakukan akan langsung dapat diketahui dan dapat segera
berulang maka dapat diberi hukman yang dapat menimbulkan efek jera.
tidak aman saat bekerja. Faktor pemungkin yang diteliti dalam penelitian ini
84
yaitu dilihat dari aspek ketersediaan APD, kesesuaian jumlah APD dengan
jumlah pekerja, kelayakan APD, kesesuaian jenis APD dengan bahaya yang
pihak PT. CBM sudah menyediakan APD untuk pekerja meskipun masih
dalam jumlah yang terbatas. Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan
1. Ketersediaan APD
Hasil yang didapatkan yaitu APD yang disediakan oleh pihak PT.
CBM Perkasa adalah helm, sepatu, dan harnest. Pekerja disediakan APD
pada saat proyek berjalan, namun ketersediaan itu terbatas sehingga masih
85
perusahaan yang tertuang dalam prosedur atau SOP untuk dapat dipatuhi
berpengaruh pada jumlah APD yang ada dengan jumlah pekerja yang
86
dahulu mengenai ketersediaan APD. Prosedur yang mengatur mengenai
3. Kelayakan APD
Kelayakan APD yaitu kondisi APD yang masih baik dan dapat
berfungsi sesuai dengan fungsinya. Menurut Anto (2009) APD yang rusak
atau dalam kondisi tidak layak tidak dapat memberikan perlindungan dari
bahaya yang ada di tempat kerja dengan baik. Hal ini malah dapat
layak.
Hal yang ditemukan di PT. CBM Perkasa adalah APD yang ada
layak pakai. APD yang ada dalam kondisi bagus dan layak pakai.
Minati (2015) juga mengatakan hal yang sama, bahwa belum terdapat
pekerjaan mengandung bahaya yang berbeda dan APD yang berbeda pula.
Tujuan dari penggunaan APD itu sendiri adalah untuk melindungi diri
87
5. Penyimpanan APD
dilakukan. APD yang diberikan akan dibawa pulang oleh pekerja. Hal ini
dan bebas dari gigitan binatang. Serta seharusnya APD disimpan di tempat
yang rapih dan memudahkan pekerja untuk meraihnya saat akan bekerja.
daya manusia), prosedur merupakan salah satu hal yang penting dalam
belum bagus, baik dari segi kesesuaian jumlah APD dengan pekerja,
kesesuaian APD dengan bahaya, dan penyimpanan APD. Oleh karena itu
penambahan fasilitas APD baik dari segi jumlah dan jenis sangat penting
dilakukan oleh pihak PT. CBM Perkasa pada proyek pembangunan apartemen
Tower Intan agar APD yang tersedia benar-benar sesuai dengan bahaya yang
88
6.5 Gambaran Hukuman dan Pengahrgaan, Pengawasan sebagai Faktor
yaitu hal-hal yang dapat memberikan dukungan kepada pekerja untuk berperilaku
aman saat bekerja. Faktor penguat yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
kelompok sebagai bentuk akibat dari perilaku yang tidak diharapkan (Syaaf,
(Syaaf, 2008).
diketahui bahwa tidak terdapat hukuman atau sanki terhadap pekerja yang
berperilaku tidak aman hanya berupa teguran, namun teguran yang merupakan
89
salah satu bentuk hukuman atau sanksi ini belum efektif untuk mengurangi
tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja karena teguran ini hanya
bersifat lisan.
penyediaan APD, karena hal ini harus dipenuhi agar dapat memberlakukan
secara tulisan atau juga bisa dengan pemberlakuan sistem denda untuk pekerja
90
menerapkan kedisiplinan pekerja hendaknya didorong oleh berbagai pihak,
aman.
terpacu motivasinya untuk berperilaku aman dan patuh akan aturan yang
berlaku.
meningkatkan motivasi pekerja untuk lebih berperilaku aman. Oleh karena itu
91
sebaiknya pihak PT. CBM Perkasa mengadakan program pemberian reward
2. Pengawasan
pengawasan yang diberikan oleh pihak safety berupa safety patrol dengan
berkeliling diarea proyek dan pengawasan ini dilakukan setiap hari. Namun,
pengawasan ini dilakukan hanya oleh satu pengawas saja, tidak sebanding
dengan jumah pekerja sehingga tidak bisa terawasi setiap pekerjanya dengan
baik. Selain itu pengawasan yang dilakukan belum lah efektif karena bentuk
pengawasannya juga tidak menimbulka efek jera bagi pekerja sehingga belum
yang tidak terlaksana dengan baik ini dikarenakan petugas pengawas tidak
pengawas ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku aman
92
Pengawasan sangat diperlukan untuk dapat memastikan pekerja
pekerja untuk berperilaku aman saat bekerja. Agar pengawasan berhasil maka
1991).
kesehatan kerja bagi dirinya, pekerja lain, dan lingkungan kerjanya. Namun,
pengawasan selama jam kerja, tidak hanya pada waktu tertentu dengan cara
safety patrol saja, agar pengawasan yang dilakukan dapat lebih maksimal dan
intens, kondisi yang berbahaya atau kegiatan yang tidak aman dapat diketahui
93
BAB VII
keselamatan diri bagi para pekerja. Motivasi atau dorongan yang membuat
keinginan cepat pulang dan pekerjaan selesai tepat waktu namun tidak
aman para pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada proyek
94
dari segi ketersediaan APD dengan jumlah pekerja, kesesuaian APD
perilaku tidak aman para pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa pada
belum efektif..
7.2 Saran
kedepanya:
safety patrol.
95
3. Pihak manajemen hendaknya memberikan pelatihan kepada pekerja
pekerja.
untuk pekerja yang berperilaku tidak aman berupa sanksi denda atau
tidak aman.
pekerjaan.
96
7.2.3. Bagi Pekerja
rekan kerja.
terburu-buru
97
DAFTAR PUSTAKA
Afidah, Nur dan Vivien. 2016. Pengaruh tindakan tidak aman terhadap
kecelakaan kerja pada karyawan bagian produksi dalam masa gilign shift
Afryanto, Rizal. 2011. Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja di PT. X Tahun 2011.
Depok: Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat UI
Arifi Soenaryo, M.Taufik H dan Hendra Siswanto, 2009, Perbaikan Kolom Beton
Bertulang menggunakan Concrete Jacketing dengan Prosentase Beban
Runtuh yang Bervariasi. Jurnal Rekayasa Sipil, Volume 3, No.2, 2009.
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.
Alfiaha, Dzalva Ismi. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah kerja Puskesmas kecematan
Kalideres tahun 2015. Jakarta: Skripsi Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Annishia, Fristi Bella. 2011. Analisis perilaku tidak aman pekerja konstruksi PT.
Cipta.
Asiyanto, 2008. Manajemen Alat Berat Untuk Konstruksi. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
98
Bird, E, F and Germain, G, L. 1990. Practical Loss Control Leadership. Edisi
Revisi. USA : Division Of International Loss Control Institute
Budiono, Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kecelakaan Kerja.
Semarang:Universitas Diponegoro.
Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Bird, E. Frank and Germain, L. George. 1990. Practical Loss Control Leadership.
Georgia: Institute Publishing.
Candra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Demak, Bambang. 2013. Gambaran Perilaku Tidak Aman Pekerja PT. PHE
2013. Semarang: Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat
UNDIP
Demak, Denisa. 2014. Analisis Penyebab Perilaku Aman Bekerja pada Perawat
di RS. Islam Asshobirin Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi Program
Sarjana Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
DNV Modern Safety Management, 1996, Loss Control Management Training,
Revised edition, United State of America.
Dessler, Gary. 1978. Personnel Management. Virginia: Reston Publishing
Company.
Delfianda. 2011. Survei faktor tindakan tidak aman pekerja konstruksi PT.
Indonesia
Dias, Rinawati. 2013. Pemakaian Alat Pelindung Diri Sebagai Upaya Dalam
Pencegahan Kecelakaan Kerja Di Bagian Granule Di PT. Bina Guna
Kimia Ungaran. Surakarta: Skripsi Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat UNS
Ferdy, Ardinold, Yudi Ariyanto. 2008. Macam-macam dan Penyebab Kecelakaan
Struckby pada Proyek Konstruksi di Surabaya. Surabaya: Skripsi Fakultas
99
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. Available from
http://digilabpatra.com [Diakses pada 4 juli 2016]
Green, L.W. dan Kreuter, M.W. (2000). Health promotion planning an
Green, L.W., dan Kreuter, M.W. 2005. Health Program Planning, An Educational
tidak aman (unsafe action) pada pekerja di PT. Inti Benua Perkasatama
Halimah, Siti. 2010. Faktor yang mempengaruhi perilaku tidak aman karyawan di
PT. Sim Plant Tambun II tahun 2010. Jakarta: Skripsi Program Sarjana
Hasibuan, S.P Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Joko, Yabedi. 2016. Faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman
100
2016. Padang: Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas
Andalas
Indonesia
Rosdakarya.
http://pnk3.com/uploads/artikel/isi/sambutan-menaker-bulan-k3-tahun-
2016-s.pdf
Murthi, Albert Rudolf, Yuri Widya. 2009. Evaluasi Unsafe Act Pekerja pada
101
Minati, Selly Tri. 2015. Gambaran Manajemen Alat Pelindung Diri (APD) PT.
Minati, Selly Tri. 2015. Gambaran perilaku tidak aman pad apekerja PT.
Mulyono dan Dwi Ayu. 2014. Faktor yang mempengaruhi unsafe action pada
Pustaka.
Rineka Cipta
Cipta
Pamungkas, Dini Age. 2012. Hubungan reward dan punishment dengan tingkat
pada http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
102
Pratiwi, Ayu Diah. 2011. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan
tidaka man (Unsafe Act) pada pekerja di PT. X tahun 2011. Depok: Skripsi
Pratiwi, Shinta Dwi. 2009. Tinjauan faktor perilaku aman pada karyawan PT.
Waskita Karya proyek Gor Boker tahun 2009. Depok: Skripsi Program
Siaoman, Benny, Hendy Sanjaya. 2007. Faktor Penyebab Kecelakaan Jatuh Pada
proyek Konstruksi di Surabaya. Surabaya: Skripsi Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Kristen Petra
Syaaf, Fathul Mashuri. 2008. Analisis Perilaku Beresiko (at-risk behavior) pada
pekerja unit usaha las sector informal di Kota X. Depok: Skripsi Program
Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Tarrants, William Eugene. 1980. The measurement of safety permorment. New
York: Garlant STMP Press
Uda, Sabrata dan Gunawan. 2013. Evaluasi perilaku tindakan tidak aman
(Unsave ACT) dan kondisi tidak aman (Unsave Condition) pada proyek
103
Utari, G. C. (2010). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi, dan Keterampilan
104
LAMPIRAN
105
Lampiran 1
Nama : Andre
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
18 Januari 2017
1 2 3 4 5 6 7 8
Nama : Purnomo
Usia : 30 th
Pendidikan terakhir : SD
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
Usia : 25 th
1 2 3 4 5 6 7 8
Nama : Suwondo
Usia : 32Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
Usia : 28 th
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
Bagaimana perilaku Kalau yang Apa yaa, paling Saya tidak Paling sering ya Pekerjaan saya Tidak
yang biasanya anda sering sih saya yang melanggar menggunakan APD, karena kan hanya seperti menggunakan
lakukan pada saat tidak pakai APD yang kadang APD iya, karena malas ini saja mba, jadi APD, sepertii
melakukan dan meletakan ditegorin itu karna tidak memilikinya memakainya, ribet tidak perlu APD, helm da n
pekerjaan yang bisa alat kerja di tidak pakai APD, sama sekali dan mba. Tidak enak jadi saya tidak sepatu,merokok
menyebabkan sembarang melempar alat-alat tidak dikasih. di kepala jika memakai APD saat bekerja,
kecelakaan kerja? tempat. Saya kerja, dan narok Saya juga memakai APD. karena pekerjaan melempar alat
juga merokok. alat kerja merokok dan Selain itu, saya saya seperti tidak kerja,
Kalau melempar sembarangan bercanda dengan juga sering mba, tidak manjat- meletakkan alat
alat kerja jarang ajasih. teman-teman yang memberikan manjat. Kalau kerja
dilakukan karena lain. peralatan ke teman merokok sih iya sembarangan,
setiap pekerja Kalo narok alat dengan cara becandadengan
memiliki alatnya kerja melemparnya, biar teman, bekerja
masing-masing. sembarangan ya cepat. Terkadang terburu-buru.
Kalau becanda maklum aja ya sih karena lelah
ya becanda mba, mba,karena kan dan malas jalan
hiburan kerja kerjaannya di jadinya saya
mba. Sama kerja proyek gini mba, lempar.
suka cepet biar gak ada tempat
cepet selesai dan tempat khsusus
pulang mba seperti pekerjaan
lainya.
Motivasi
Mengapa Anda Ya biar enak aja Saya tidak makai Kalau tidak Tidak ada Tidak pake APD Motivasi pekerja
berperilaku sih mba, kalau APD karena ribet merokok, dorongan sih , ya karena saya yang tidak
demikian? perlu alat dan membuat pekerjaan akan keinginan saya aja gasuka aja mba, menggunakan
kerjanya kepala pusing lama selesainya sih mba biar enak gabiasa makeknya APD adalah
gampang kalau mba. Gimana ya kerjanya kalau jadi gaenak kalau merasa ribet,
nyarinya,Soal menggunakan mba ya, saya tuh menggunakan kerja. Apalagi tidak biasa,
merokok itu APD, kalau ngerokok juga APD tidak enak di pake sepatu sehingga
sudah kecanduan melempar alat baut ngilangin kepala rasanya gabetah saya suka membuat
jadinya susah, kerja ya supaya ngantuk juga. seperti pakai helm, gerah. Mending kepalaya pusing
kalau cepet aja sih mba, Kalau kerja jam udah gitu bikin begini aja mbak bikin ga nyaman
manfaatnya ya narok alat siang ga ngerokok ribet aja. Kalau lebih enak juga dalam bekerja,
ga ada mba, sembarangan biar bikin saya merokok sih kakinya kerjanya dan sebagian
bikin sakit yang gampang ngantuk apalagi karena sudah jadi enak juga. tidak memiliki
ada hehe, tapi ngambilnya kalau habis makan terbiasa, karena Kalo merokok itu APD. Merokok
gimana sudah perlu siang. Bacanda sih sehari-hari mah biar enak aja sambil bekerja
kecanduan mba, supaya akrab merokok gitu gitu kerjanya kan., dikarenakan
gapuas aja gitu mba, dan biar udah biasa juga kecanduan serta
mba kalau ga santai, gimana sih merokok jadi beranggapan
ngerokok sambil mba kerjaan ya kurang afdol pekerjaan akan
kerja. Kalau ditempat beginian aja gitu mba lama selesai tanpa
APD mah emang serius-serius amat rasanya kalo kerja merokok. Untuk
dari sananya ga seperti orang tuh tidak merokok becanda sambil
ada mba, mau kantoran ya ga hehe bekerja karena
gimana lagi. mungkin mba pekerjaanya
Becanda sama hehe, kerjaan sudah bikin capek
temen ya biar udah bikin capek jadi butuh relax
asik aja mba, badan mesti relax dengan bercanda
biar ga bosan lah mba dengan sambil bekerja.
gitu kerjanya. becanda sm temen Untuk
Kalau kerjanya temen hehe. melemparkan alat
ya cepet mba Narok barang kerja agar biar
biar cepet beres sembarangan ya cepat saja .
nya juga dan baiar gampang Meletakkan
cepet pulang nyarinya kalau peralatan kerja
hehe diperperlukan lagi tidak pada
kerja mba tempatnya
dengan alasan
biar enak dan
gampang
nyarinya. Kerja
dengan terburu-
buru supaya
pekerjaan cepet
selesai dan
pulang lebih awal
Bagaimana Perasasaan saya Biasa saja, karena Perasaanya sih Ya biasa aja mba, Ya perasaanya Informan
perasaan anda saat biasa aja sih saya juga sudah baisa aja mba karena udah nyaman aja mengatakan
Anda berperilaku mba, ga ada lama kerja kebiasaan kali ya kerjanya mba bahwa perasaan
demikian? perasaan gimana dikonstruksi gini mereka saat
gimana juga, mba berperilaku tidak
santa aja aman biasa saja
demi
kenyamanan
dalam bekerja
Ketersediaan APD
Bagaimana Saya tidak Yadisediain kalau Tidak ada Ya semua Dulu Ada kalau Dulunya ada
ketersediaan APD menggunakan helm sama sepatu ketersediaan disediain sama APD mah, disediain
di tempat anda APD karena APD, saya saja kantor kita semua sekarang-sekarang walaupun tidak
bekerja? tidak disediakan. tidak mba, dikasih helm aja ga ada memadai, kalau
Seandainya menggunakan sama sepatu gitu.. disediain lagi kesini kesini udah
disediakan pasti sepatu saat ga ada.
akan digunakan. mengaduk semen
Apa saja jenis APD APD tidak Sepatu sama helm APD tidak Helm dan sepatu Sepatu dikasih APD yang
yang disediakan? tersedia tersedia orang kantor sama tersedia helm
helm. Harnest sama sepatu
pelindung
ketinggian juga
Bagaimana Anda APD tidak Saya sih naroknya APD tidak Penyimpanan Dulunya ya, Body Dalam
dalam menyimpan tersedia dibawah mba, tersedia dengan cara harnest disimpan penyimpanan
APD Anda? tempat nongkrong membawa pulang oleh kantor karena APD ketika
dibawah itu mba jika jam pulang, kalau perlu harus sedang bekerja
pos basement jadi disimpan di pinjam ke kantor. ditempat kerja
rumah. Kalau saat Yang lainnya yaitu di pos
istirahat diletakkan disimpan di basemen dan
di sudut atau di rumah. Sepatu dilingkungan
dekat kita saja diletakkan di kerja saja. Kalau
tempat sepatu. jam kerja selesai
Kalau di tempat di bawa balik
kerja disimpan pulang kerumah
dekat sini saja masing-masing.
mba biar tidak
susah
mengambilnya
kembali kalau
mau mulai kerja
lag, tapi kalau
sekarang sekarang
mah disini
udahbebas aja
Bagaimana kondisi APD tidak Ya Kondisinya APD tidak Kondisinya bagus Bagus sih kayakya Informan
APD yang tersedia layak pakai, kalau tersedia dan layak pakai karena yang menyatakan
disediakan? ga layak gamau dikasih bukan bahwa APD yang
saya, dibuang APD ruksak kok disediakan dalam
sama saya, saya kondisi layak
aja dikasi sepatu pakai, bagus.
keci aja dibuang
Bagaimana APD tidak Sangat kurang sih APD tidak Sudah sih mba Saya tidak Untuk kesesuaian
kesesuaian jenis tersedia ya, karena kadang tersedia sepertinya mengerti mba jumlah APD yang
APD yang kita bekerja juga kalau soal begitu disediakan
disediakan dengan mengdapi debu dengan bahaya
bahaya yang ada tapi tidak dikasih informan
saat anda bekerja? masker menyatakan
sangat kurang
Bagaimana menurut APD tidak Ya harus APD tidak Stoknya harus Nah itu yang Utuk ksesuaian
anda kesesuaian tersedia ditambshin lagi tersedia ditambah lagi masih kurang kan jumlah APD
jumlah APD yang mba, karena penyediaannya kayak tadi saya dengan pekerja
ada dengan jumlah teman saya ga karena masih ada cerita..kuranglah belum sesauai
pekerja yang ada? dapet sama sekali yang tidak pokonya..harusnya karena masih
mendapatkan APD ditambahlah biar banyak pekerja
dan pekerja tidak semuanya yang tidak
mampu membeli kebagian biar ga mendapatkan
sendiri juga mba diomelin kalo APD sama sekali
gamake kan
Hukuman dan
Penghargaan
Jelaskan bagaimana Di sini tidak ada Safety tu Ga ada kalo Tidak ada ya Kalau tidak Menurut
hukuman/sanksi hukuman, saya seharusnya ada, hukuman gitu, sanksi seperti itu memakai APD informan utama
yang berlaku di mau merokok pasti ada disini paling ya mah tidak ada. ditegur saja terkait hukuman
tempat Anda atau melakukan ada K3 nya, tapi ngingetin aja gitu, Cuma ditegur saja kadang juga dan sanki tidak
bekerja untuk hal lain juga ga ya kita bandel aja, gimana mau oleh orang safety dimarahi, ada, palingan
pekerja yang sering apa apa ditegur paling tapi ngehukum ya gitu kalau tidak diingatkan hati- cuman sekedar
berperilaku yang ya kita agghhh mba, emang dari pakai APD dan hati. ditegur saja dan
bisa menyebabkan didalam rumah sananya aja udah diperintahkan diingetin untuk
kecelakan? juga, kecuali saya ga nyediaain, untuk tetap hati-hati
dibawah diluar menggunakan
saya pake APD lalu
melanjutkan
pekerjaan
Bagaimana pula Kalau Kalau diproyek ini Kalo Belum ada yang Gatau tuh mba Menrut informan
penghargaan yang penghargaan sih ga ada hadiah...belum mendapatkan saya ada hadiah- utama terkait
diberikan untuk tidak ada mba, yaa.. belum hadiah. Tidak hadiah penghargaan
pekerja yang paling hanya pernah dapet, ya diberikan apapun. gitu..gapernah belum ada untuk
berperilaku aman? disanjung, gimana saya mau Tidak adalah kalau dikasih sih kalo pekerja yang
seperti dapet mba, saya untuk hadiah saya mah..gatau berperilaku aman
dibandingkan ibaratkan nya seperti itu ya..
dengan pekerja ngelanggar terus, sepengetahuan
lain lebih bagus ga ada APD saya saya
mah
Pengawasan
Bagaimana Ya bisa Ya ada sih mba Ya itu tadi kalo
Orang safety Ya ada sih pak Menurut
pengawasan yang dikatakan yang ngawasin ada yang punya
biasanya ke komar disini Informan utama
diberikan oleh pihak kurang mba, terus, tadi baru aja APD tapi gapake
lapangan melihat biasanya yang ini pengawasan yang
perusahaan ketika Kalau meeting pengawasnya APD ditegor gitu,
pekerjaan kita, ngatur kerjaan gitu dilakukan pihak
Anda sedang banyak orang turun pas dia lagi
jalan dan keliling ini ngapain2nya PT.CBM masih
bekerja? kantor tetapi keliling, kalo ga
untuk melihat, lah gitu kurang,
ketika kerja di karena gapunya
menegur jika ada
atas tidak pernah paling dibilangin
yang tidak
ada orang kantor pak hati-hati
menggunakan
naik utnuk kerjanya
APD atau yang
ngawas kerja ditempat
bahaya
Siapa yang Paling itu pak Palingan orang Ada itu pak ma Orang safety Pak komar Menurut
melakukan komar orang safetynya mba pak komar, safety informan utama
pengawasan safety mba man ya keliling pengawasan
tersebut? gitu dilakukan oleh
orang safety
Kapan biasanya Pengawasan Ya tidak tentu Yaa, ga nentu sih Setiap hari Yarang-jarang ya Menurut
pengawasan paling seminggu mba kapanya, ya mba kelilingnya, sepertinya mba. kayanya..tapi informan
tersebut dilakukan? dua kali kadang-kadang, ya ga pasti gitu Selalu ada setiap kadang ada..ga pengawasan
mengecek. ada kayanya sih waktunya kapan harinya walaupun terlalu merhatiin dilakukan setiap
Kalaupun ada mba, cuma kadang aja tapi adaa.. hanya sebentar juga sih saya hari, tetapi
yang naik ke mah lewat doang sering dia.. siang, saja, walaupun beberapa
atas paling pagi gitu bentaran sore, pagi juga sambil jalan lewat informan
atau sore sekitar sering keliling gitu tetapi sih mengatakan
jam tiga atau jam sih..tapi ga disini sepertinya setiap pengawasan
empat terus gitu.. jalan hari paling dilakukan
keliling muter liat dua kali hal ini
yang lain juga. berarti pekerja
merasa tidak
adanya
pengawasan saat
mereka bekerja.
Bagaimana yang Yang saya Saya mah tenang Biasa aja sih mba Perasaannya biasa- Saya tidak terlalu Pengawasan yang
anda rasakan ketika rasakan ketika aja, karena sudah karena tidak lama biasa saja mba. memperhatikan itu dilakukan tidak
adanya pengawasan ada pengawas kenal juga udah dan pak komar Lagipula mereka mba, saya mah menimbulkan
tersebut? yaitu senang lama paling saya keliling gitu hanya melihat saja kerja saja, kalau perasaan takut
ajak ngobrol aja jalan, tidak ditegur pakai bagi pekerja,
sih melakukan apapun sarung tangan
terhadap kita, misalnya ya saya
paling hanya pakai. Terkadang
ditegur kalau tidak saya juga tidak tah
sesuai dengan ada yang
mereka. mengawasi
Selebihnya
terkadang
bercanda dengan
kita
Lampiran 3
Motivasi
Menurut Anda, mengapa pekerja berperilaku Sejauh ini ya, yang saya tau biasanya pekerja Menurut informan, perilaku tidak aman para
demikian? yang ada APD ga make APD karena kurang pekerja dikarenakan kurangnya pemahaman
paham manfaat APD itu, mereka beranggapan para pekerja terkait manfaat penggunaan APD.
dengan memakai APD sambil bekerja itu Selain itu kurangnya penekanan dari pihak
ribetlah inilah, kalau dari kita sih kendalanya manajemen juga menjadi penyebab perilaku
kurangnya penekanan juga mba, keterbatasan tidak aman para pekerja.
kita juga stack jadinya, saya pun ingin
berbuat melakukan penekanan kemeraka pun
tapi support kita dari atasan kurang jadi
akhirnya semuanya seperti itulah yang mba
liat
Ketersediaan APD
Bagaimana ketersediaan APD yang disediakan Dulu nya sih kita sediain ya mba. Walaupun Ketersediaan APD pada awalnya disediakan
pihak perusahaan untuk pekerja? seadanya, awalnya kita pinjamkan mba nanti walaupun dalam keadaan terbatas, yaitu tidak
kesananya kalau ada apa apa harus ganti, sesuai dengan jumlah pekerja yang ada
misalnya ada kehilangan kerusakan mereka
harus ganti, seperti semula. Jangan sampe kita
pinjamkan tapi mereka tidak ada tanggung
jawab, tapi kenyataan dilapangan ada ada aja
mba. Jadi kendala juga buat dikita sendiri
juga begitu, kita sudah sering kali kasih
kemereka , malah ga dipake hmm suka
apa,semacem buat mereka itu ahh apa ya,
buat mereka itu engga betah padahal itu semua
buat mereka pribadi juga, tapi kadang disatu
sisi intinya mereka itu bekerja supaya tidak
ada terjadi kena gorekan besi stick, tapi
kadang kadang mereka itu disalah gunakan,
yaa sepatu ada yg kita kasih dengan utuh
dibelah sama dia haha, dibolongin depanya
udah kek seperti sandal, jadi macem macem
pekerja itu.
Kalau untuk sekarang ini memang sudah tidak
ada lagi keterseiaan APD ini, penyediaan APD
nya pun sudah tidak bisa dilakukan, hal ini
memang memang menjadi masalah bagi kita
semua, karena memang kita tidak
mendapatkan support dari atasan langung
terkait K3, apalagi penyediaan APD. Disini itu
memang ada pekerja yg tidak mendapatkan
APD, karena jumlah APD yang kita punya
belum sebandinglah dari perusahaan,semacam
apa ya, disini itu K3 itu hanya sebatas
formalitas aja, kalau ada yang nanya diproyek
itu ada divisi K3, ya jawabnya ada. Tapi divisi
ini tidak berjalan sebagai mana mestinya,
karena memang kita dari manajemen atas
tidak mendapatkan dana khusus tidak ada
budgetinglah namanya. Jadi yaa seperti yang
mba liat sehari hari inilah keadaan K3 ataupun
APD sesungguhnya
Bagaimana prosedur yang ada tentang APD? Terkait masalah prosedur apalagi terkait safety Berdasarkan informasi dari informan prosedur
(APD wajib) (dokumen tertulis) disini bener bener kurang mba, palingan, safety hanya terlampir di aturan umum tentang
prosedur safety terlampir di aturan umum proyek saja
tentang proyek aja mba, nanti deh saya kasih
liat mba,
Bagaimana sistem penyimpanan APD? Yaa kalo penyimpanan sih ga ada ya mba, Informan menyatakan tidak ada tempat khusus
karena kan APD kita pinjamkan ke mereka ya untuk penyimpanan APD karena APD
tanggung jawab mereka. Lagian juga stock dipinjamkan kepada pekerja dan menjadi
udah ga ada, kalau kita minta kepusat juga ga tanggung jawab pekerja
akan dikasih, jadi semuanya terbatas mba
hehhe
kecuali untuk harnest itu kita tarok dikantor
aja mba, sistimnya pinjam tarok kembali.
Apa saja jenis APD yang disediakan untuk Yaitu sepatu itu udah harus mutlak, helm Jenis APD yang disediakan antara lain, sepatu,
pekerja? juga, kalau buat pekerjaan ketinggian mesti helam, body harnest
make harnest dan kalau memungkin
sebenarnya masker juga dibutuhkan buat
pekerja proyek sih mba
Bagaimana kondisi APD yang disediakan Kalau untuk kondisi APD yang disediain yaa Berdasarkan informasi, kondisi APD yang
tersebut? bagus yaa yang pasti, kan yg baru juga yang disediakan dalam keadaan bagus dan baru
dikasih
Bagaimana tindakan Bapak jika ada APD yaa seperti yang saya bilang tadi mba APD yang disedikan oleh perusahaan dan
yang rusak? pertama kali saya tekan kan tanggung jawab dipinjamkan kepada pekerja, sepenuhnya
mereka, mereka harus bertanggung jawab. menjadi tanggung jawab pekerja
Karena konsepnya dari awal kita memberikan
APD tersebut mereka harus jaga jangan sampe
hilang juga sampe pekerjaan mereka selesai,
sebab kalau dari kita untuk mengganti kembali
atau memberikan APD baru saangat tidak
mungkin. Kendalanya disini ya itu tadi mba
kurangnya support dari manajemn atas.
Bagaimana kesesuaian jenis APD yang Masih belom sih mba, karena memang tidak Kesesuain APD dengan bahaya belum sesuai,
disediakan untuk pekerja dengan bahaya yang ada support banyak dari manajemen terkait karena memang APD seadanya saja
ada saat mereka bekerja? APD, sehingga ya semuanya seadanya aja
mba
Bagaimana kesesuaian jumlah APD yang ada Apalagi dari segi jumlahnya arus ditambah Ketersediaan APD dari segi julmlah sangat
dengan jumlah pekerja ? lagi, tapi kayak nya ga mungkin mba, disini kurang karena di proyek ini tidak ada
safety itu bukan merupakan suatu hal yang sokongan dari manajemen atas ,safety bukan
penting mba, kalau kita keras dilapangan tapi merupakan suatu hal yang penting diproyek
dari manajemnya kurang support itu ga bakal ini.
jalan juga, udah lah saya sendiri disini mba,
sepertinya saya orang safety tersibuk deh mba
hehe, merangkap pekerjaan safety officer
sekalian safety man
Hukuman dan Penghargaan
Coba ceritakan, bagaimana Anda memberikan Hukumanya sih dulu ada mba, misalnya Dulunya hukuman yang diberikan untuk
hukuman/sanksi untuk pekerja yang berilaku pekerja nya tidak makai APD atau pekerja yang berperilaku tidak aman berupa
tidak aman? pelanggaran lainya yang intinya berperilaku stop hari kerja, kalau sekarang-sekarang
membahayakan lah jadi kita memberikan sudah tidak ada hukuman atau sanksi seperti
hukuman dia tidak bisa bekerja selama itu
beberapa hari, tapi kalau kesini sini udah
engga sih mba,
Bagaimana dokumen atau prosedur terkait Engga ada sih mba, palingan awalnya teguran Untuk prosedur atau kebijkan tertulis
pemberian hukuman atau sanksi kepada aja sih mba, kalau dia memang sulit untuk mengenai hukuman atau sanksi belum ada,
pekerja yang berperilaku tidak aman? dikasih tahu baru say a tindak lanjutin dg stop yang dilakukan dilapangan berupa teguran
dia kerja dulu. Ini pun merupakan inisiatif saja pada pekerja yg berperilaku tidak aman,
saya aja sih mba kalau sudah kelewat batas diambil tindakan
dengan stop kerja
Bagaimana pula Anda memberikan Apa yaa, yaa paling kita kash bubur kacang Belum adanya penghargaan khsusus untuk
penghargaan untuk pekerja yang berperilaku susu paling itu aja hehe, buat penyemangat pekerja yang berperilaku aman, palingan
aman? mereka untuk terus berperilaku aman. Kalau dikasih bubur, hal ini disebabkan karena
penghargaan khusus gitu belum ada yaa di kita keterbatasan dana.
disini, bingung juga ngasihnya gitu kalopun
ada, keterbatasan dana juga mbaa, kan gada
dana khusus buat acara acara safety kan, jadi
kita minim-minimin lah pengeluaran
Pengawasan
Bagaimana pengawasan yang diberikan Selama aktifitas mereka masih berjalan. ya Pengawasan yang dilakukan oleh pihak safety
kepada pekerja saat bekerja? paling pagi kita sempatkan dulu kekantor berupa pengecekan area kerja serta
sebentar , terus kita kelapangan semua harus pengawasan langsung terhadap pekerjanya
kita cek pekerja, diaman tempat tempat yang mulai dari lantai atas sampai lantai bawah
membahayakan gitu kan, sudah memadai apa
belom pengamanan pengamanan pekerja,
semua kita croccheck lah dari lantai atas
sampe awah
Siapa yang melakukan pengawasan tersebut? Yang paling pasti tuh sih saya mba hehe Pengawasan dilakukan oleh pihak safety
Kapan biasanya pengawasan tersebut Bisa dibilang pagi mungkin setiap pagi, dan Pengawasan dilakukan pada pagi hari, setelah
dilakukan? setelah makan siang sekitar jam setengah 2 istirahat siang dan malam hari jika aktivitas
atau jam 2 lah aktifitas dimulai kebali, bisa kerja lembur kalau tidak ada aktifitas lembur
dikatakan tiga kali lah sama malam, pas ya sore.
aktifitas lembur, tapi kalau sekarang sih
aktifitas lembur udah mulai berkurang sih
palng saya ganti sore
Menurut Anda bagaimana keefektifan Belum kalau untuk efektif mah.. karna yaa Belum efektif karena, jumlah pengawas
pengawasan yang diberikan kepada pekerja? banyaknya orang-orang di lapangan, kurang kurang
jumlah gitu yang ngawasin, mereka kan
banyak saya sendiri mba .. jadi ya itu masih
kurang walaupun gajadi hambatan juga sih..
jadi ya kalo dibilang efektif sih yaa masih jauh
mba..
Lampiran 4
Menurut Anda, bagaimana seharusnya sistem Kalau menurut saya ya, seperti yang saya Hukuman atau sanksi yang diberikan tidak
hukuman atau penghargaan yang efektif bilang tadi, sistim hukuman atau sanksi untuk hanya berupa teguran lisan namun juga
diberikan kepada pekerja konstruksi? para pekerja yang suka melanggar aturan K3 itu perlu menampilkan foto pekerja yang
harus lebih tegas lagi, maksudnya yaa jangan berperilaku tidak aman di papan
hanya sekedar teguran lisan harus yang ngena pengumuman untuk menimbulkan efek
lah ke mereka seperti berhenti kerja ( rasa malu dan jera bagi para pekerja.
diberhentikan beberapa hari) terus fotonya Selain itu untuk reward bisa diberikan
disebarin, biar yang lain tau apa sanksi kalau dengan dimulai dari ucapan terimakasih
bekeja tidak sesuai aturan. Hmm, Kalau untuk kepada pekerja dan juga pemberian hadiah
penghargaan seharusnya manajemen juga ikut seperti APD.
langsung memberikan hmm semacam apa ya
support atau ucapan terikasih langsung kepada
best worker, karena pastinyakan pekerja merasa
bangga kalau dapat sambutan baik baik dari
manajemenya, selain itu juga seperti yg saya
bilang tadi kasih hadiah, alangkah lebih baiknya
hadiahnya itu berupa atribut safety seperti
helm, sepatu, masker dan sebagainya sehingga
semakin membuat mereka semangat untuk
bekerja dengan aman. Terus menurut saya
menggunakan stopcard juga lebih efektif ya, itu
juga melibat seluruh pekerja untuk
mengidentifikasi perilkau tidak aman ditempat
kerjanya
Bagaimana pengawasan yang biasanya Ya seperti pengawasan biasanya, minimal harus Pengawasan biasanya diberikan selama
diberikan kepada pekerja saat bekerja pada ada yang mengawasi selama pekerjaan pekerjaan berlangsung karena bahaya
proyek konstruksi? berlangsung, karena kan bahaya ditempat kerja ditempat kerja konstruksi itukan banyak
konstruksi itu banyak ya terus belum lagi
resikonya juga besar
Siapa yang biasanya melakukan pengawasan Ada beberapasih, biasanya orang safetynya dan Pengawasan biasanya dilakukan oleh
tersebut? project manajer nya lah sebagai kepala pihak safety dan penanggung jawab area.
sekolahnya disana ibaratnya gitu
Kapan biasanya pengawasan tersebut dilakukan? Setau saya ya, biasanya pengawasan itu Pengawasan dilakukan setidaknya tiga kali
dilakukan pada saat pagi beberapa saat pekerja sehari yaitua pagi, siang dan sore hari.
memulai pekerjaanya lah, terus jam-jam siang
gitu, kira-kira setelah makan sianglah, pas
banget tuh kan jam jam ngantuk kerja, dan
palingan ditambah dengan sore sebelum balik
kerja
Menurut Anda, bagaimana seharusnya Konstruksi kan banyak ya, bisa dilegasikan Pengawasa itu sebaiknya dilakukan
pengawasan yang efektif diberikan kepada kepada mandor atau leader, harus ada incahrt dengan cara mendelegasikan mandor atau
pekerja di proyek konstruksi? yang selalu keliling mmperhatikan pekerja. leader dan harus ada inchart yang selalu
Supaya pekerja ini bisa terpantau terus, selain berkeliling memperhatikan pekerja supaya
tujuanya untuk memantau pekerja pengawan pekerja ini bisa terpantau terus
yang efektif harus bisa juga mencipkan tempat
kerja yang aman, jadi para pengawas nya juga
harus telaten menilai apakah tempat kerja atau
area kerjanya bagus dalam artian rapi tidak
banyak material berserakan tidak pada
tempatnya, hmmm terus pengawasnya juga
harus tegas menindak lanjutin jika ada pekerja
yang bekerja tidak sesuai aturan
Lampiran 5
IU 1
1. Nama : Andre
2. Usia : 23 Tahun
P : mas coba ceritain dong mas gimana nih bapak kerjaannya sehari-hari?
I : ya dikerjain aja mba, yang pasti cepet selesainya sesuai sama yang diminta sama bos
gitu..
P : ini awalnya gimana sih mas proses masang ablenya ? ceritain dong
P : hehe iya, kerjaan mas bagian ini aja apa ada bagian lain?
P : iyaa, contohnya kaya gini pak ga ngelakuin pekerjaan sesuai perosedur atau apa yang
disuruh gitu, ga ngerawat peralatan kerja, ga ngasih tau temen kalo ada bahaya, ga pake APD, ga
naro alat kerja ditempatnya, ngelempar alat-alat kerja kalo ngasih ketemen, kerja sambil
ngerokok, sama becnda sama temen, gimana pak yang sering dari contoh yang saya sebutin itu
pak?
I : kalo yang sering sih paling saya ga pake APD sama ga narok alat kerja ditempatnya
P : itu aja mas ? kalau lempar alat kerja gitu, ngasih ketemen?
I : ngerokok juga sih mbaa iyaa... trus kalau ngelempar alat kerja itu tuh jarang, karena
P : trus selain itu apalagi mas? Saya kemaren liat mas kerjanya cepet banget deh sigap gitu
I : hmmm... gitu sih kalo yang sering mba… oh itu mba pas itu hari sabtu ya ?hehe saya
kalau ahri sabtu maunya buru-buru aja pulangnya mba, kan mau malmingan anak muda amba
hehe.
tapi kalau disini kan kerjanya engga ada aturan mba ehhe, kalau disini diwajibkan pake helm
I : ya kalo ngerokok ya emang udah biasa mba.. soal ngerokok udah soal pribadi, saya
P : trus gimana tuh mas perasaanya mas berperilaku kaya gitu mas?
I : gimana ya, soalnya ngerokok itu udah kecanduan sih, jadinya susah
I : Kan tadi saya dah bilang, kalau disini ada aturan pake helm pake safety, pasti semua
pasti pake mba, saya aja ketemu orang kantor aja jarang. Kalo disini gini mba modelnya, kerja ya
kerja aja dating kerjain, saya aja bingung mba sama proyek disini ini proyek beneran, apa proyek
bohong –bohongan, mba turun aja dari lantai 18 berapa orang, kalau lagi rapat atau meeting
banyak, tapi kalau dilapangan pad aga ada yang naik, kita aja yang kerja malah bingung
I : Duh mba, kan saya bilang ini proyek main-main apa beneran sih hehe, engga ada mba
disediaain ,saya gapunya sama sekali mba bisa liat nih kaki saya hehehe
P : oh gitu mas
I : iya mba, disini beda dengan diproyek-proyek sebelumnya ditempat saya pernah kerja,
P : terus nih mas jelasin dong mas gimana hukuman atau sanksi gitu pak yang berlaku
disini kalo ada pekerja yang cara kerjanya berbahaya gitu pak bisa bikin celaka kaya ga pake
I : Ga ada, disiniloh ga ada hukuman saya mau ngerokok kek, mau ngapain hehehe
I : iya mba, kalau ditempat lain sih pernah, tergantung kontraktor sih mba, kalau pas saya
P : oo gitu mas , terus kalo misalnya mas atau temen-temen kerjanya bagus gitu pak pake
APD terus, gamacem2 gitu, ada kaya hadiah atau penghargaan gitu disini mas ?
I : wah kalau pengahrgaan sih engga mba, paling ya cuman apa ya, disanjunglah, itu
P : terus kalau untuk pengawasan nih mas gimana pengawasan dari orang kantor kalo mas
lagi kerja?
I : ya makanya itu kalau meeting banyak orang kantor, tapi kenapa pas kerjaa diatas ini,
P : kapan aja mas biasanya pengawasanya ? pagi siang atau sore mas?
I : ya sering sihh, tapi ga rutin gitu sih ga, terus kalau adapun yang naik keatas palingan
P : terus gimana mas yang bapak rasain pak pas ada pengawas gitu orang safety muter gitu
I :hehhe, tanaya aja itu temen saya, malah seneng loh mba, soalnya itu kita kerja, yaa gak,
udah dapet seginilah, engga pernah dikoplein engga pernah diginiin gimana perasaanya ?hehe
Nama : Purnomo
Usia : 30 th
Pendidikan terakhir : SD
I : pertama kali bikin lot-lot an, ditarik benang tinggal dipasangin mba disusun gitu
P : Terus kalau selama kerja disini pernah ga pak ngalamin kecelakaan kerja gitu ?
I : Yaa paling luka kena paku, wajar mah kalau kenap aku, palu atau martel gitu mba,
I : ini nih mba tangan saya, sedikit aja sih, gores biasanya
P :Kalau perilaku bapak yang biasanya bias menyebabkan kecelakaan kerjai tu biasanya
gimana pak ? , ceritain dong pak, gimana biasanya perilaku yang sering bapak lakukan pada saat
I :apa yaa, paling yang ngelanggar yang kadang ditegorin itu karna gapake APD mba, dan
I :ya sering, itu mah udah wajar itu , kan lama dari pada jalan lama, ribet
P : tapi kan bahaya pak , nanti kena kaki temenya atau apa
P : terus apalagi pak, yang sering bapak lakuin ? ngerokok sambil kerja mungkin pak?
I : paling apa yaa, kalo saya sih ngerokok paling berhenti dulu kerja, saya tidak bisa
disuruh kerja ngerokok, ga fokus saya, jadi kalau saya mau ngerokok saya berhenti dulu,istirahat
P : Kalau ga pak APD gitu, kenapa bapak perilakunya kaya gitu pak?? Terus napa pak
I : Ada tapi ribet, ini pun kepalanya pusing saya kalau dipake, berat kepala saya ..ini aja
sepaatu lepas saya, kalau ini mah biasa aja neng kan bisa keliatan juga
P : terus gimana pak perasaanya berperilaku demikina? Ada perasaan was-was ga sih pak ?
I : engga biasa aja mba, udah lama saya kerja begini juga
I : ya disediainya
P : trus untuk kondisi APD yang disediakan itu gimana pak?
I : yaa kalo untuk kondisinya sih layak pakai lah mba,, kalau ga layak, gabakal mau saya,
dibuang ama saya, saya aja kalau dikasih sepatu kecil aja dibuang, sepatu apaan ini berat-beratin
P : yah bapak, dikasi atuh ketemenya hehe jadi untuk kesesuaian jumlah APD sama
katanya kan kalo butuh tinggal minta ke kantor , eh setiap kita kesana dibilangnya abis mulu,
I : hmm menurut apak nih, APD yg disediaain udah sesuai belom pak dengan bahaya yg
ada ?
P : menurut saya sih sangat kurangsih ya, karena kita bekerja juga mengahdapi debuya
I : Hehe, boro-boro dirawat mba, dipake aja jarang sama saya mba
P :hmm, terus jelasin dong pak kalau untuk sanksi atau hukuman yang ada di sini untuk
pekerja yang perilakunya ga aman, yg ga sesuai lah gitu sama aturan k3 pak
I : safety tu seharusnya ada, pasti ada disini ada k3 nya, tapi ya kita bandel ja, ditegur
paling tapi ya kita agghhh didalam rumah juga, kecuali saya dibawah diluar saya pake,
P : kalau untuk hadiah atau penghargaan gitu disini gimana pak untuk pekerja yang patuh,
I : ya ada sih mba yang ngawasin terus, tadi abru aja pengawasnya turun
I : ya sembari lewat liat gitu kalo ada yang ga sesuai menurut mereka yang ditegor
P : kapan aja pak biasanya pengawasannya pak, terus siapa yang ngawas pak ?
I : ya kadang-kadang,ada kayanya sih mba, Cuma kadang mah lewat doang gitu bentaran
P : terus menurut bapak gimana gimana perasaan bapak kalau lagi ada pengawas /
I : saya mah tenang aja, karena sudah kenal juga udah lama paling saya ajak ngobrol aja
sih
IU3
2. Usia : 25 th
P : Pak ceritain dong pak coba, gimana kerjaan bapak disini sehari-harinya gitu?
I : kerjaan mba?
P : iya gimana kerjaan bapak biasanya disini? Ngapain aja gitu pak?
I : kalo sekarang mah ya lagi gini gini aja mba ngecor, namanya juga udah finishing mba..
I : ya pasang able, ngegergaji able –able nya buat dipasangin ya kan, trus disusun ablenya,
disemen, namanya bikin bangunan ya mba ya begitu lah.. kadang ya juga bkin kolom, nyusun
P : nah gimana itu bapak ngerjain kerjaannya pak? ceritain gitu pak gimana caranya bapak
I : kalo bikin kolom ya bekisting, dipasang besi gitu dipakuin triplek nya buat penahan
coranya nanti mba, abis itu yang lain mah ya kaya nyemen ya ngaduk semen dulu kan tuh, trus
ya dicor kolomnya mbaa, nanti kalau udah beku udah jadi gitu dibuka lagi penutupnya,tripleknya
P : terus gimana pak perilaku atau cara kerja bapak deh yang sering gitu bapak lakuin tapi
P : iya perilaku yang sering bapak lakuin kaya contohnya... ga ngelakuin pekerjaan sesuai
perosedur atau apa yang disuruh gitu, ga ngerawat peralatan kerja, ga ngasih tau temen kalo ada
bahaya, ga pake APD, ga naro alat kerja ditempatnya, ngelempar alat-alat kerja kalo ngasih
ketemen, kerja sambil ngerokok, sama becnda sama temen, nah gimana aja nih pak yang sering?
P : gapake APD pak? sering? APD apa pak yang sering gadipake?
I : iya sering, wong saya ga punya APD nya sama sekali mba,gadikasih dari sananya
P : nah selain gapake APD gitu gitu apalagi pak yang sering? ga naro alat kerja
ditempatnya, ngelempar alat-alat kerja kalo ngasih ketemen, kerja sambil ngerokok, sama becnda
I : ya paling ngerokok mba, saya suka becanda sama temen yang lain mba, Kalo narok alat
kerja sembarangan ya maklum aja ya mba,karena kan kerjaanya di proyek gini mba, gak ada tempat
kita laki laki jelasin ke perempuan, saya juga suka ditanyain juga sm org kenapa saya
P : yakan bahaya pak, nanti bapak keasikan ngerokok malah kenapa kenapa lagi
I : susah sih mba jelasinya, mungkin karena saya udah terbiasa mba jadi saya gapapa,
heheh, kalau masalah kenapa kenapa itu mah musibah mba, siapa aja bisa kena mba
P : hm, kalau becanda dg teman itu kenapa pak ? nanti ke asikan becanda kakinya kena
P : engga lah mba, ya gimana mba kerjaan ditempat beginian serius-serius amat seperti
orang kantora ya ga mungkin mba hehe, kerjaan udah bikin capek badan mesti relax lah mba
dengan becanda sm temen temen hehe, mba bisa rasain juga kan gimana suasana kerja digedung
I : bapak bisa aja ngeles nya, kalau kek gini gimana tuh pak berserakan gini ?
P : Kalo narok alat kerja sembarangan ya maklum aja ya mba,karena kan kerjaanya di proyek gini
mba, gak ada tempat tempat khsusu seperti pekerjaan lainya., kalau begini kan gampang ambilnya mba
I :pak gimana sih pak perasaanya kalau lagi berperilaku demikian, ga aman ?
P : hehe ya biasa aajasih mba, karena kan kerjaanya juga udah ga bahaya bahaya banget
P : hmm, gt ya, kaau utk APD jadi gimana tuh pak ketersediaan APD dii sini yang di
P : hehe, sibapak, terus gimana kalo untuk hukuman atau sanksi gitu pak kalo bapak kerja
I : gaada kalo hukuman gitu, paling ya ngingetin aja gitu, gimana mau ngehukum ya mba,
P : nah terus kalau untuk hadiah gitu atau penghargaan kalo bapak kerjanya bagus,
I : kalo hadiah...belum yaa.. belum pernah dapet, ya gimana saya mau dapet mba, saya
I : belum sih belum ada yaa kalo kaya hadiah gitu...kita gapernah terima gitu lah..
I : ya itu tadi kalo ada yang punya APD tapi gapake APD ditegor gitu, pas dia lagi
I : yaa, ga nentu sih mba kelilingnya, ya ga pasti gitu waktunya kapan aja tapi adaa..
sering dia.. siang, sore, pagi juga sering keliling sih..tapi ga disini terus gitu.. jalan keliling muter
P : terus gimana yang bapak rasain pak pas pak komar itu ke lapangan muter liat dan
I : yaa kalo kalos ama sih biasa aja mba,lagian ga lama juga kok pak komarnnya keliling-
keliling gitu, ga liatin sepanjang hari gitu, jadi yaa gapapa biasa aja gitu..
IU 5
Usia : 28 th
I : banyak mba kerjaan saya sih pasti ada aja tiap hari..
I : saya cor kolom ini juga mba,masang able, plester , apa ajasih mba kalau saya mah
I : iya mba tergantung kan hari ini udah sampe mana gitu kerjaannya hmmm ya tergantung
gitu besok di lanjutin lagi gitu.. kalo udah trus yang lain..gitu lah..
I : kalo cor kolom itu ya, dipaku-pakuin dulu mba dulu mba kayunya atau tripleknya baru
lanjutdicor
P : terus dari bapak ngelakuin kerjaannya bapak gitu, gimana perilaku yang sering bapak
lakuin yang berbahaya gitu pak yang bisa mengakibatkan bapak celaka gitu? Bahaya buat bapak
lah..
I : gaada sih kalo bahaya mah..
P : kayak gini pak contohnya.. ga ngelakuin pekerjaan sesuai perosedur atau apa yang
disuruh gitu, ga ngerawat peralatan kerja, ga ngasih tau temen kalo ada bahaya, ga pake APD, ga
naro alat kerja ditempatnya, ngelempar alat-alat kerja kalo ngasih ketemen, kerja sambil
ngerokok, sama becnda sama temen, gimana pak yang sering dari contoh yang saya sebutin tuh
pak?
I : kan kerjaan saya gini gini aj aja nih mba ,jadi ya saya ga perlu APD gitu, ga make APD
I : apalagi yaa
P : oo, ga naro alat kerja ditempatnya, ngelempar alat-alat kerja kalo ngasih ketemen, kerja
sambil ngerokok, sama becnda sama temen gimana pak? Atau selain itu gimana lagi yang
I : gaada lagi sih begitu aja sih mba kalo yang sering gitu ya itu aja kayanya..
I : hmm..kalo ngerokok itu mah biar enak aja gitu kerjanya kan..udah biasa juga sih
ngerokok jadi ya ga afdol aja gitu mba rasanya kalo kerja tuh ga ngerokok hehe..
P : kalo untuk APD yang disediain disini gimana pak?
I : iya dari kantornya , ada yang dikasih dipinjemin gitu kan..kita pinjem nanti dibalikin
I : kalo helm sama sepatu sih dari awal mulai kerja disini langsung dikasih..kalo yang lain
dipinjemin juga ada juga yang dikasih juga masker, yang dipinjemin lainya yaitupelindung
ketiggi
I : dulu ya kalo mau kerja di atas itu dipinjemin body harness gitu tapi ya itu harus minta
dulu ke kantor..kita kalo ga dipake diomelin tapi kalo mau make harus minta dulu ke kantornya,
P : trus kan yang kalo yang ga dipinjemin gitu kan bapak bawa pulang kan ya udah buat
I : disimpen ya palingan ya dibawa ke rumah ya mba pastinya mah ya.. taro di rumah gitu
P : kalo untuk pas lagi di tempat kerja gini nih pak, misalnya bapaknya lagi gaada kerjaan
I : dsimpen dideket-deket sini aja mba biar ga susah ngambil lagi kalo mau mulai kerja lagi
yaa kalo jauh-jauh ntar susah lagi ngambilnya, istirahat juga sebentar aja..
I : jauh mba males ke sananya, istirahat juga paling kita deket sini paling ke warung bentar
kadang beli makanan trus ke sini lagi males kalo nyimpen disana jauh lagi istirahatnya juga kan
P : trus kalo untuk kondisi APD yang disediain dari kantor gitu gimana pak kondisinya?
I : bagus sih kayanya ya.. yang dikasih bukan APD yang rusak kok..
P : trus kira-kira nih pak, gimana kalo untuk APD yang disediain itu sama kesesuaian sama
I : wah kalau itu saya ora ngerti mba ee, saya dulu Cuma dikasi sepatu sama helm wae
P : iya kesesuaian jumlah APD yang disediain sama jumlah pekerja disini gimana pak?
I : nah itu yang masih kurang kan kayak tadi saya cerita..kuranglah pokonya..harusnya
P : jadi belum sesuai jumlah APD sama pekerjanya ya pak ya berarti...terus jelasin dong
pak disini gimana hukuman atau sanksi buat pekerja yang misalnya gapake APD, ngerokok gitu
gimana pak?
I : hmm..yaa kalo kita gapake APD gitu ya paling ditegor aja gitu kadang ya juga diomelin
gitu kadang-kadang..dikasi tau diingetin gitu mba..biasanya ada tuh yang suka lewat kalo ini
P : berarti ditegor aja gitu pak ya...trus gimana kalo untuk hadiah atau penghargaan lah gitu
I : gatau tuh mba saya ada hadiah-hadiah gitu..gapernah dikasih sih kalo saya mah..gatau
ya..
P : mungkin ada gitu temen bapak yang lain disini pernah dapet hadiah gitu dari kantor
P : oo gitu ya pak.. kalo bapak lagi kerja gimana pak pengawasan dari pihak kantor pak
I : ya ada sih pak komar disini biasanya yang ini ngatur kerjaan gitu ini ngapain2nya lah
gitu..
P : ngawasin safetynya gitu pak? Ngeliatin bapak pake helm gitu pak ?
I : iya paling gitu aja sih mba, keliling2 mantau mantau kerjaan lah
I : iya kayanya..
I : ya paling itu tadi kalo gapake helm ditanyain kenapa gitu..disuruh pake gitu sih..
P : gimana pak yang bapak rasain kalo lagi diawasin orang safety nya gitu pak?
I : merhatiin aja engga mba saya, saya mah kerja aja, kalo ditegor suruh pake sarung
tangan tuh misalnya ya kalo ada saya pake gitu.. kadang saya juga gatau ada yang ngawasin..
Lampiran 6
2. Usia : 42
3. Jabatan : Safety
4. Pendidikan terakhir : S1
P : pak, menurut bapak gimana sih perilaku tidak aman pekerja yang sering dilakukanya
P : wah apa aja tuh pak contohnya? Yang paling sering bapak liat
I : Dulu yang paling sering tuh ketika bekerja diketinggian sih gapake body harness, gapake helm
gitu, tapi kan kalau sekarang palingan ga pake masker,helm ,sama sepatu mba..soalnya udah
I : yang paling sering sih itu yaa, paling kalo untuk kerja masalah material gitu sih yang sering
kita tegur tentang ini yaa, nah kadang material itu suka dilempar aja, suka narok sembarangan
peralatan kerja
P : nah menurut bapak kenapa tuh pekerja perilakunya kaya gitu? Alasan mereka gitu pak...
I : Sejauh ini ya yang saya tau biasanya pekerja yang ada APD ga make APD karena kurang
paham manfaat APD itu, kalau dari kita sih kendalanya kurangnya penekanan juga mba,
keterbatasan kita juga stack jadinya , saya pun ingin berbuat melakukan penekanan kemeraka
pun tapi support kita dari atasan kurang jadi akhirnya semuanya seperti itulah yang mba liat
P : selain itu apa lagi pak kira-kira, yang bikin mereka tuh berperilaku kaya gitu pak?
I : ya paling sih karna kebiasaan mereka juga yaa, susah jugaa sih mba dijelasinya, karena disini
kendalanya kita kurang nya SDM juga, seperti mba tau sendiri kalau saya disini sendirian
mencakup safety officer dan safety man jadi kurangnya pengawasan juga sih,
P : terus kalau untuk ketersediaan APD yang disediakan pihak perusahaan gimana pak?
I : Dulu nya sih kita sediain ya mba. Walaupun seadanya, awalnya kita pinjamkan mba nanti
kesananya kalau ada apa apa harus ganti, misalnya ada kehilangan kerusakan mereka harus
ganti, seperti semula. Jangan sampe kita pinjamkan tapi mereka tidak ada tanggung jawab, tapi
kenyataan dilapangan ada ada aja mba. Jadi kendala juga buat dikita sendiri juga begitu, kita
sudah sering kali kasih kemereka , malah ga dipake hmm suka apa,semacem buat mereka itu
ahh apa ya, buat mereka itu engga betah padahal itu semua buat mereka pribadi juga, tapi
kadang disatu sisi intinya mereka itu bekerja supaya tidak ada terjadi kena gorekan besi stick,
tapi kadang kadang mereka itu disalah gunakan, yaa sepatu ada yg kita kasih dengan utuh
dibelah sama dia hehe, dibolongin depanya udah seperti sandal, jadi macem macem pekerja itu.
I : oh gitu pak, oh ya pak, kemaren pas saya tanya mereka kenapa sih ga pake APD mereka bilang
mereka gapunya dan ga dapat dari kantor mba, itu gimana sih pak sebenarnya
P : ehhe, gimana ya mba sebenarnya, disini itu memang ada pekerja yg tidak mendapatkan
APD, karena jumlah APD yang kita punya belum sebandinglah dari perusahaan,semacam apa
ya, disini itu K3 itu hanya sebastas formalitas aja, kalau ada yang nanya dirpoyek itu ada divisi
k3, ya jawabnya ada. Tapi divisi ini tidak berjalan sebagai mana mestinya, karena memang kita
dari manajemen atas tidak mendapatkan dana khusus tidak ada budgetinglah namanya. Jadi yaa
seperti yang mba liat sehari hari inilah keadaan k3 ataupun APD sesungguhnya
P : hmm, APD wajib yang harus digunain pekerja disini apa aja pak?
I : yaitu sepatu itu udah harus mutlak, helm juga, kalau buat pekerjana ketinggian mesti make
harnest dan kalau memungkin sebenarnya masker juga dibutuhkan baut pekerja proyek sih mba
I : wah kalah masalah prosedur apalagi terkait safety disini bener bener kurang mba, palingan,
prosedur safety terlampir di aturan umum tentang proyek aja mba, nanti deh saya kasih liat mba,
I : yaa kalo penyimpanan sih ga ada ya mba, karena kan APD kita pinjamkan ke mereka ya
tanggung jawab mereka. Lagian juga stock udah ga ada, kalau kita minta kepusat juga ga akan
P : nah kalo galagi dipake gitu pak sama mereka pas jam kerja misalnya disimpennya
I : yaa suka-suka mereka biasanya, kan yaa itu sih kita juga ga nyediain tempat khusus kan buat
APD mereka kalo lagi istirahat misalnya, jadi ya seadanya aja gitu nyimpennya sebisanya
P : oo gituu, nah terus untuk APD yang disediakan gimana pak kondisinya pak?
I : yaa bagus yaa yang pasti, kan yg baru juga yang dikasih
P : jadi bagus semua ya pak kondisi APD untuk pekerja?
I : ya kalo dari kita mah bagus yang kita sediain ga mungkin juga yang jelek kan, kalau duah
P : gimana pak tindakan bapak kalo ada APD yang rusak pak?
I : yaa seperti yang saya bilang tadi mba pertama kali saya tekan kan tanggung jawab
mereka,mereka harus bertanggung jawab. Karena konsepnya dari awal kita memberikan APD
tersebut mereka harus jaga jangan sampe hilang juga sampe pekerjaan mereka selesai, sebab
kalau dari kita untuk mengganti kembali atau memberikan APD baru saangat tidak mungkin.
Kendalanya disini ya itu tadi mba kurangnya support dari manajemn atas.
P : oo gitu, nah terus menurut bapak gimana kesesuaian jenis APD ang disediakan dengan
I : kalo menurut saya sih belom mba, apalagi dari segi jumlahnya arus ditambah lagi, tapi kayak
nya ga mungkin mba, disini safety itu bukan merupakan suatu hal yang penting mba, kalau kita
keras dilapangan tapi dari manajemnya kurang support itu ga bakal jalan juga, udah lah saya
sendiri disini mba, sepertinya saya orang safety tersibuk deh mba hehe, merangkap pekerjaan
P : nah kalo untuk hukuman dan sanksi gimana pak yang diberikan untuk pekerja yang
berperilaku ga aman?
I : hukumanya sih dulu ada mba, misalnya pekerja nya tidak makai APD jadi kita memberikan
hukuman dia tidak bisa bekerja selama beberapa hari, tapi kalau kesini sini udah engga sih mba,
dikasih tahu baru saya tindak lanjutin dg stop dia kerja dulu
P : oo gitu, nah terus kalo untuk penghargaan atau reward giu gimana pak yang diberikan
I : apa yaa, yaa, yaa paling kita kash bubur kacang susu paling itu aja hehe, buat penyemangat
mereka untuk terus berperilaku aman. Kalau penghargaan khusus gitu belum ada yaa di kita
disini, bingung juga ngasihnya gitu kalopun ada, keterbatasan dana juga mbaa, kan gada dana
khusus buat acara acara safety kan, jadi kita minim-minimin lah pengeluaran
P : kalo untuk pengawasan pak, gimana pengawasan yang diberikan kepada pekerja saat
I : dalam hal?
I : selama aktifitas mereka masih berjalan. ya paling pagi kita sempatkan duu kekantor sebentar ,
terus kita kelapangan semua harus kita cek pekerja, diaman tempat tempat yang
membahayakan gitu kan, sduah memadaiapa belom pengamanan pengamanan pekerja, semua
I : bisa dibilang pagi mungkin setiap pagi, dan setelah makan siang sekitar jam setengah 2 atau
jam 2 lah aktifitas dimulai kebali , bisa dikatakan tiga kali lah sama malam , pas aktifitas
lembur, tapi kalau sekarang sih aktifitas lembur udah mulai berkurang sih palng saya ganti sore
P : nah kalo gitu menurut bapak gimana tuh pak keefektifan pengawasan yang diberikan itu
pak?
I : belum kalo untuk efektif mah.. karna yaa banyaknya orang-orang di lapangan, kurang jumlah
gitu yang ngawasin, mereka kan banyak saya sendiri mba .. jadi ya itu masih kurang walaupun
gajadi hambatan juga sih.. jadi ya kalo dibilang efektif sih yaa masih jauh mba..
Lampiran 7
Nama : Riswanto
Usia : 33 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
P : Menurut ka ris, kalau diproyek-proyek itu perilaku tidak aman apa aja sih yang sering
I : Yaa, banyak ya. Yang paling sering sih ga jauh jauh dari masalah APD , kamu tau
sendirikan kalau para pekerja di proyek itukan punya rentang pendidikan yang beragam yaa,itu
mempengaruhi banget bagaimana mereka ,ehm melihat perilaku aman dan tidak aman, kebiasaan
pekerja pekerja itu suka melempar alat kerja, terus juga ketaatan mereka memakai APD,
mengikuti prosedut yang ada itu sangat kurang, sangat banyak banget terjadi di hhmmm proyek
proyek gitu
I : Banyak sih, salah satunya yaa karena k3 ini masih awam bagi mereka, mereka masih
belom paham konsep dasar dari k3 itu sendiri dan awarnese nya juga ehmm masih kurang
meskipun mereka sudah tahu, jadi ada beberapa diproyek yang sudah saya tangani eehhmm
mereka sudah tau tentang K3,tapi awarnese kepekaan mereka terhadap hmm melakukan yang
I : Ehmm tunggu tunggu tadi juga ada faktor ketidaknyamanan yang menyebabkan pekerja
itu males make APD. Tentang ketersediaan apdnya juga perlu diperhatikan, karena kan sudah
sudah ada ketentuan di UU No 1 Th 1970 bahwa perusahaan harus menyediakan APD secara
cuma cuma, namun ya masih banyak juga perusahaan tidak menerapkanya. Seperti ada yang ga
terlalu konsen tentang budgeting APD, perusahaan asing biasanya mengharuskan untuk detail
tentang budgeting, sedangkan perusahaan local atau dalam negeri kurang memperhatikan
P : Hmm lalu pertanyaan berikutnya jenis apd apa saja yang disediakan biasanya ka Ris ?
I : Yaa tergantung dengan bahaya yang ada diproyek itu sendiri, biasanya jenis apd yg ada
yaaa ada harnest untuk pekerjaan ketinggian,masker, dan yang sangat umum diproyek itu helm
P : Gimana sih ka, menurut ka Ris ketersediaan APD yang seharusnya disediakan oleh
seharusnya sih sesuai yang dengan aturan yang berlaku, ketersediaanya harus sesuai dengan
pekerja, harus ada manajemen APD nya mulai dari proses pengadaan APD, distribudi, perawatan
APD nya. Kalau untuk proyek konstruksi seperti yang saya sebutin tadi, sepatu dan helm itu
udah merupakan atribut umum banget deh untuk proyek, kalau udah ga ada helm sama sepatu itu
gimana sih ka ris yang berlaku diproyek bagi pekerja yang berperilaku tidak aman ?
I : Kalau ditempat saya itu, punishmentnya ada tingkat peringatan, misalnya dibolongin id
nya satu kali itu tandanya ringan, sampe 3 kali itu tandanya pelanggaran berat, lalu disebar
fotonyas sehingga bisa jadi contoh untuk pekerja lain sehingga tidak melakukan hal
tersebut.ehmm juga itu tergantung dengan tingkat pelanggaranya bisa satu kali melanggar, tapi
sangat berbahaya bisa langsung 3 bolonganya. Kalau misalnya seperti merokok itu satu bolong,
atau misal las tanpa pengaman tidak ada kompensasi bisa langsung 3 bolongan,operator tanpa
P : oh gitu ya ka Ris, kalau penghargaan atau reward untuk pekerja yang berperilaku aman
I : Kalau tentang penghargaan untuk best worker sih biasnaya berupa hadiah atau
penghargaan supaya best worker nya merasa dinilai dan dihargain kerjanya selain itu untuk
memicu teman kerjanya juga supaya termotivasi untuk berperilaku aman. Kalau ditempat saya
setiap bulan ada safety campign memberitahukan tentang kegiatan-kegiatan keselamatan. Setiap
bulan campign yang dilakukan selama 15 menit, ada best worker, hal tersebut bisa jadi motivasi
juga, yang menang dapat hadiah reward seeprti minuman ataupun voucher karena kita tifak bisa
P : Menurut, ka Ris sistem hukuman dan penghargaan yang efektf dilakukan dan diberikan
I : Kalau menurut saya ya, seperti yang saya bilang tadi, sistim hukuman atau sanksi
untuk para pekerja yang suka melanggar aturan K3 itu harus lebih tegas lagi, maksudnya yaa
jangan hanya sekedar teguran lisan harus yang ngena lah ke mereka seperti berhenti kerja (
diberhentikan beberapa hari) terus fotonya disebarin, biar yang lain tau apa sanksi kalau bekeja
tidak sesuai aturan. Hmm, Kalau untuk penghargaan seharusnya manajemen juga ikut langsung
memberikan hmm semacam apa ya support atau ucapan terikasih langsung kepada best worker,
karena pastinyakan pekerja merasa bangga kalau dapat sambutan baik baik dari manajemenya,
selain itu juga seperti yg saya bilang tadi kasih hadiah, alangkah lebih baiknya hadiahnya itu
berupa atribut safety seperti helm, sepatu, masker dan sebagainya sehingga semakin membuat
mereka semangat untuk bekerja dengan aman. Terus menurut saya menggunakan stopcard juga
lebih efektif ya, itu juga melibat seluruh pekerja untuk mengidentifikasi perilkau tidak aman
ditempat kerjanya
I : ya seperti pengawasan biasanya, minimal harus ada yang mengasawi selama pekerjaan
berlangsung, karena kan bahaya ditempat kerja konstruksi itu banyak ya terus belum lagi
I : ya bisa dari safety patrol di area kerjanya, bisa dilihat juga sekalian perilaku kerjanya
I : Ada beberapasih, biasanya orang safetynya dan project manajer nya lah sebagai kepala
I : Setau saya ya, biasanya pengawasan itu dilakukan pada saat pagi beberapa saat pekerja
memulai pekerjaanya lah, terus jam-jam siang gitu, kira -kira setelah makan sianglah, pas banget
tuh kan jam jam ngantuk kerja, dan palingan ditambah dengan sore sebelum balik kerja
P : oh gitu ya, menurut ka Ris pengawasan yang efektif itu yang seperti apa sih kak ?
I : Konstruksi kan banyak ya, bisa dilegasikan kepada mandor atau leader, harus ada
incahrt yang selalu keliling mmperhatikan pekerja. Supaya pekerja ini bisa terpantau terus ,
selain tujuanya untuk memantau pekerja pengawan yang efektif harus bis ajuga mencipkan
tempat kerja yang aman, jadi para pengawas nya juga harus telaten menilai apakah tempat kerja
atau area kerjanya bagus dalam artian rapi tidak banyak material berserakan tidak pada
tempatnya, hmmm terus pengawasnya juga harus tegas menindak lanjutin jika ada pekerja yang
PEDOMAN WAWANCARA
Gambaran perilaku tidak aman pada pekerja bagian finishing PT. CBM Perkasa
1. Pekerja
Tanggal :
Nama Pewawancara :
Karakteristik Informan
1. Nama :
2. Usia : :
3. Pendidikan terakhir :
6. Bagaimana perilaku yang sering Anda lakukan pada saat melakukan pekerjaan yang bisa
penelitian)
-Selain itu?
Motivasi
Ketersediaan APD
13. Bagaimana kesesuaian jenis APD yang disediakan dengan bahaya yang ada saat Anda
bekerja?
(Probing: seperti bekerja diketinggian dengan disediakannya full body harness, bagaimana
14. Bagaimana menurut Anda kesesuaian jumlah APD yang ada dengan jumlah pekerja?
15. Jelaskan bagaimana hukuman/sanksi yang berlaku di tempat Anda bekerja untuk pekerja
16. Bagaimana pula penghargaan yang diberikan untuk pekerja yang berperilaku aman?
(Probing: seperti pemberian hadiah atau sertifikat untuk pekerja yang patuh pada aturan seperti
Pengawasan
17. Bagaimana pengawasan yang diberikan oleh pihak perusahaan ketika Anda sedang bekerja?
Tanggal :
Karakteristik Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jabatan :
4. Pendidikan terakhir :
1. Jelaskan menurut Anda bagaimana perilaku tidak aman yang sering dilakukan pekerja saat
bekerja?
Motivasi
Ketersediaan APD
jumlah pekerja?
11. Coba ceritakan, bagaimana anda memberikan hukuman/sanksi yang berlaku untuk pekerja
12. Bagaimana dokumen atau prosedur terkait pemberian hukuman atau sanksi yang berlaku kepada
13.Bagaimana pula anda memberikan penghargaan yang diberikan untuk pekerja yang
berperilaku aman?
Pengawasan
14. Coba ceritakan, bagaimana Anda memberikan hukuman/sanksi untuk pekerja yang berilaku tidak
aman?
17. Menurut Anda, bagaimana keefektifan pengawasan yang diberikan kepada pekerja?
Informan Kunci
Motivasi
Ketersediaan APD
3. Bagaimana biasanya ketersediaan APD yang disediakan pihak perusahaan bagi pekerja pada
proyek konstruksi?
6. Menurut anda, bagaimana biasanya hukuman/sanksi yang berlaku untuk pekerja yang
7. Bagaimana pula penghargaan yang biasanya diberikan untuk pekerja yang berperilaku aman?
8. Menurut anda, bagaimana seharusnya sistem hukuman dan penghargaan yang efektif
Pengawasan
12. Menurut anda, bagaimana seharusnya pengawasan yang efektif diberikan kepada pekerja
konstruksi?
Lampiran 10 Dokumentasi Lapangan