Anda di halaman 1dari 1

Mungkinkah Mengubah Garam Produksi Cilacap Menjadi Garam Farmasi?

Oleh Aulia ‘Azzam Jihad (207117027)

Kebutuhan garam nasional saat ini mencapai 3,9 juta ton pertahun dimana 1,7 ton
diantaranya merupakan kebutuhan konsumsi masyarakat dan 2,2 juta ton digunakan untuk
kebutuhan industry. Setengah dari total kebutuhan tersebut masih diperoleh dari impor karena
produksi garam nasional yang masih dianggap belum mampu memenuhi kebutuhan. Salah
satu kebutuhan impor tersebut yaitu garam farmasi dalam kebutuhan industry farmasi, karena
begitu banyak kebutuhan bahan baku antara lain untuk sediaan infus, produksi tablet, pelarut
vaksin, sirup, oralit, cairan pencuci darah, dan sediaan lainnya.

Cilacap merupakan salah satu wilayah yang kaya akan potensi alam bahari dan
budidaya perairannya karena lokasi strategis yang memiliki banyak sumber kelautan dan
perikanan. Salah satu potensi besarnya adalah garam. Sumber artikel terpercaya memberikan
contoh bahwa produksi garam berkualitas tinggi salah satunya ada di Kecamatan Adipala
yang terkenal dengan nama Garam Bunton. Garam produksi masyarakat Desa Bunton,
Kecamatan Adipala ini diklaim memiliki kualitas yang bagus. Hasil yang merupakan proyek
percontohan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Cilacap ini juga diklaim mempunyai kualitas yang lebih bagus dari
produk garam Pantura. Produksi yang dilangsungkan menggunakan system tertutup, dengan
alasan produksi bisa dilangsungkan sepanjang tahun walaupun pada musim hujan. Cilacap
dipilih menjadi lokasi percontohan system tertutup karena kualitas air laut di Pantai Selatan
masih relatif bersih dan baik untuk pembuatan bahan baku pembuatan garam.

Menjadi proyek percontohan dengan hasil yang memuaskan tak menutup


kemungkinan bahwa dari produksi garam di Cilacap bisa menghasilkan garam farmasi
dengan sedikit sentuhan teknologi untuk menyesuaikan kandungan NaCl membentuk garam
farmasi.

Anda mungkin juga menyukai