PENGENDALIAN HASIL
Jadi bukan hanya peusahaan yang peru untuk menentukan apa yang
diinginkan, mereka juga harus memastikan bahwa pengukurannya mengenai
dimensi kinerja yang diinginkan sesuai dengan mereka. Jka mereka tidak sesuai,
pengendalian hasil mungkin cenderung mendorong karyawan untuk memproduksi
hasil yang tidak diinginkan. Pengendalian hasil lalu dapat dikatakan sebagai
konsekuensi yang tidak diinginkan.
Pengukuran Kinerja
Jika manajer mengidentifikasi lebih dari satu ukuran hasil yang diberikan
kepada karyawan, mereka harus memberi bobot pada masing-masing pengukuran,
sehingga penilaian mengenai kinerja dalam tiap-tiap hasil dapat dikumpulkan
dalam evaluasi secara menyeluruh.
Pemberian Imbalan
1. Organisasi dapan menentukan hasil apa yang diinginkan di dalam wilayah yang
dapat dikendalikan.
Ketepatan
Dalam pengukuran pasti terdapat kesalahan, kesalahan tersebut bisa
berupa beberapa acak, beberapa sistematis. Kesalahan membuat pengukuran
menjadi tidak akurat. Akurasi pengukuran merujuk pada tingkat kedekatan
pengukuran dari jumlah terhadap nilai yang sesungguhnya. Ketepatan adalah
tingkat dimana pengukuran yang diulang pada situasi yang hampir sama
menunjukkan hasil yang sama: jika hal ini terjadi pengukuran dapat dikatakan
raliabel.
Penggunaan bullseye analogy, akurasi menggambarkan kedekatan dari
anak panah (pengukuran) terhadap target (nilai yang benar).
Objektivitas
Objektivitas pengukuran rendah ketika pilihan ketentuan pengukuran yang
sebenarnya dilakukan pada seseorang yang kinerjanya sedang dievaluasi. Contoh:
ketika kinerja dilaporkan sendiri atau ketika proses evaluasi diperbolehkan
menggunakan kebijakan yang cukup besar dalam pemilihan metode pengukuran.
Ada dua cara yang utama untuk menaikkan objektivitas pengukuran. Alternatif
pertama adalah memiliki pengukuran yang dilakukan oleh orang yang independen
dalam proses, seperti orang dalam departemen pengendalian. Alternative kedua
adalah memiliki pengukuran yang telah diverivikasi oleh pihak yang independen
seperti Auditor.
Tepat Waktu
Merujuk pada kesenjangan antara kinerja karyawan dan hasil pengukuran.
Tepat waktu menjadi penting dalam pengukuran kualitas karna dua alasan.
Pertama adalah motivasi dan kedua adalah bahwa tepat waktu dalam
meningkatkan nilai intervensi yang mungkin diperlukan.
Keunggulan kedua adalah bahwa tepat waktu dapat meningkatkan nilai
intervensi yang mungkin diperlukan. Jika masalah yang signifikan ada tetapi
pengukuran kinerja yang digunakan tidak tepat waktu, maka tidak mungkin untuk
menintervensi untuk memastikan penyebab masalah sebelum masalah itu
menyebabkan lebih banyak kerugian.
Mudah Dipahami
Dua aspek agar mudah dipahami sangat penting, pertama karyawan
perilakunya dikendalikan seharusnya memahami bahwa mereka harus
bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan, hal ini membutuhkan
komunikasi, pelatihan yang merupakan bentuk komunikasi. Kedua, karyawan
seharusnya memahami apa yang harus mereka lakukan untuk mempengaruhi
pengukuran, paling tidak dalam artian luas.
Sebagai contoh, manajer pembelian yang bertanggung jawab terhadap
rendahnya biaya pembelian bahan baku tidak akan berhasil sampai mereka
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, seperti memperbaiki
negoisasi dengan vendor, menaikkan sama halnya, karyawan yang bertanggung
jawab terhadap kepuasan konsumen harus memahami apa yang diharapkan oleh
konsumen mereka dan apa yang dapat mereka lakukan untuk memengaruhinya.
Ketika karyawan memahami apa yang digambarkan oleh pengukuran,
mereka diberdayakan untuk mengerjakan apa yang dapat mereka lakukan untuk
dapat memengaruhinya pada kenyataannya hal ini merupakan keunggulan dari
pengendalian hasil: pengendalian yang baik dapat dicapai tanpa memahami secara
pasti bagaimana karyawan akan memproduksi hasilnya.
Efesiensi Biaya
Akhirnya, pengukuran seharusnya juga menggunakan biaya secara efisien.
Pengukuran mungkin memiliki semua kualitas yang sudah disebutkan sebelumnya
tetapi terlalu mahal untuk dikembangkan atau digunakan, contohnya ketika
melibatkan pihak ketiga pada survey konsumen yang disebut pengumpulan data,
hal ini berarti bahwa biaya melebihi manfaat. Ketika terjadi hal tersebut,
perusahaan mungkin memerlukan alternatif penyelesaian yang lain, dengan
pengukuran yang lebih efisien dari sisi biaya.
Secara keseluruhan, banyak pengukuran yang tidak dapat di klasifikasikan
dengan jelas atau buruk. Perbedaan pengorbanan antarkualitas pengukuran
menciptakan beberapa keuntungan dan kerugian. Sebagai contoh, pengukuran
seringkali dapat dibuat lebih selaras terkendali, tepat dan objektif jika ketepatan
waktunya dikompromikan. Sehingga dalam memulai efektivitas hasil pengukuran,
seringkali membutuhkan banyak pertimbangan yang sulit.