Anda di halaman 1dari 9

29

EFEKTIVITAS SISTEM PERADILAN SEDERHANA, CEPAT, DAN


BIAYA RINGAN DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM
Oleh:
Pramono Sukolegowo
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Abstract

Article 5 sentence ( 2) Law No. 4 Year 2004 concerning Judicial Power stated that the court help all
searchers of justice and overcoming all barricade and resistance to reached the simple, quick, and
light expense jurisdiction, so the system of judicature can be effective and efficient. There are
some factors that influence the function of law in the society or make effectiveness of the law
enforcement which are: substance of law, law enforcement, facility, and also society factor that the
law environment applied.

Keyword: Simple, quick, and Light Expense Jurisdiction

A. Pendahuluan Mahkamah Agung yang tidak terselesaikan.


Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 Persoalan penumpukan perkara MA lebih
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman banyak disebabkan oleh mekanisme proses
merumuskan bahwa pengadilan membantu peradilan di Indonesia, khususnya yang
para pencari keadilan dan berusaha sekeras- berkaitan dengan wewenang Mahkamah
kerasnya mengatasi segala hambatan dan Agung.1
rintangan untuk dapat tercapainya peradilan Dalam persidangan perdata kapan suatu
sederhana, cepat dan biaya ringan. Lebih tegas perkara dapat terselesaikan, secara normatif
lagi diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Undang- tidak ada aturan yang jelas, sehingga bagi yang
undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Ke- beritikad buruk akan semakin lama menikmati
kuasaan Kehakiman, yaitu berupa peradilan sesuatu hak kebendaan yang bukan miliknya,
dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya sebaliknya bagi yang beritikad baik akan
ringa. Dalam penjelasan, disebutkan bahwa semakin banyak menderita kerugian yang
yang dimaksud dengan sederhana adalah disebabkan oleh suatu sistem yang tidak
pemeriksaan dilakukan dengan cara efisien dan berjalan sebagaimana mestinya. Yahya
efektif, kemudian yang dimaksud dengan biaya Harahap, seorang hakim yang selama 39 tahun
ringan adalah biaya perkara yang dapat dipikul berkarier dari tingkat Pengadilan Negeri
oleh rakyat, dengan tetap tidak mengorbankan sampai hakim Mahkamah Agung RI,
ketelitian dalam mencari kebenaran dan menggambarkan bagaimana lambatnya perkara
keadilan. mulai dari tingkat pertama sampai dengan
Namun dalam pelaksananya, lembaga kasasi di Indonesia yang membutuhkan waktu
peradilan justru mendapat kritikan bahkan 5-12 tahun.2
kecaman dari berbagai pihak. Hal ini di- Menurut Soerjono Soekanto, faktor-
sebabkan adanya berbagai masalah kompleks faktor yang dapat mempengaruhi berfungsinya
yang membelit dunia peradilan di Indonesia, hukum dalam masyarakat atau efevititas
antara lain proses penyelesaian sengketa lam- penegakan dan penerapan hukum dipengaruhi
bat, biaya beracara di pengadilan mahal, pe- oleh beberapa faktor yaitu faktor hukumnya
ngadilan dianggap kurang responsif dalam
1
penyelesaian perkara, sehingga putusan cen- Achmad Ali, 2002, Keterpurukan Hukum di Indonesia-
Penyebab dan Solusinya, Jakarta: Ghalia Indonesia,
derung tidak mampu menyelesaikan masalah, hlm. 78
2
serta terjadi penumpukan perkara di tingkat M Yahya Harahap, 2005, Hukum Acara Perdata, Jakarta:
Sinar Grafika, hlm. 233
30 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 8 No. 1 Januari 2008

sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana kum/peraturan, penegak hukum, sarana dan
dan fasilitas, serta faktor masyarakat yaitu fasilitas, masyarakat/pemegang peran.
lingkungan dimana hukum tersebut berlaku Berdasarkan hal tersebut, maka pe-
diterapkan.3 Keempat faktor diatas saling nelitian ini mengkaji faktor hukum pada
berkaitan, karena merupakan esensi dari peraturan yang diterapkan khususnya hukum
penegakkan hukum, serta merupakan tolak acara perdata, faktor penegak hukum pada
ukur efektivitas penegakan hukum. para hakim sebagai pelaksana peraturan, para
pegawai administrasi dalam hal ini termasuk
B. Perumusan Masalah panitera yang mempersiapkan segala sarana
Permasalahan yang diajukan dalam dan fasilitas persidangan, dan yang terakhir
penelitian ini adalah: Faktor-faktor apakah adalah faktor masyarakat sebagai pemegang
yang mempengaruhi efektivitas sistem per- peran dalam hal ini adalah para pengguna jasa
adilan sederhana, cepat dan biaya ringan? hukum peradilan perdata yaitu perorangan
maupun para advokat/ pengacara.
C. Metode Penelitian a. Hasil penelitian yang berhubungan aturan
Penelitian ini merupakan penelitian hukum/peraturan perundangan
yuridis sosiologi dengan spesifikasi penelitian Aturan yang ditemukan adalah hanya
berupa deskriptif-analitis. Lokas penelitian aturan yang memang dimaksudkan oleh
adalah di Pengadilan Negeri Purwokerto pembuat undang-undang untuk mendukung
dengan sumber data berupa data primer. Data sistem peradilan sederhana, cepat dan
Primer bersumber pihak lembaga pelaksana baiaya ringan. Dari hasil penelitian normatif
peraturan (hakim pengadilan negeri dan diperoleh, bahwa dari sisi peraturan hukum
panitera, pengacara) dan data sekunder lama yang masih dipergunakan saat ini
bersumber pada peraturan perundang- terutama produk pemerintah Belanda
undangan, buku-buku, literatur, majalah sebenarnya telah terdapat beberapa
ilmiah, jurnal dan dokumen-dokumen lainnya peraturan yang mendukung sistem peradilan
yang berkaitan dengan materi penelitilian. sederhana, cepat dan biaya ringan, antara
Data primer diperoleh melalui wawan- lain berkaitan dengan :
cara dengan bentuk semi structure dan data 1) Penjualan Lelang
sekunder diperoleh dengan studi pustaka. Penjualan lelang diatur dalam Pasal
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif 200 ayat (1) HIR, yang menyebutkan :
dengan menggunakan model teoritical Penjualan barang yang disita dilaku-
interpretation dan disusun dengan uraian yang kan dengan bantuan kantor lelang
sistematis. atau menurut keadaan yang akan
dipertimbangkan ketua,oleh orang
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan yang akan melakukan penyitaan itu
atau orang lain yang cakap dan
1. Hasil Penelitian
dapat melakukan penyitaan itu atau
Hukum dibuat sebenarnya untuk dilak- orang lain yang cakap dan dapat
sanakan, maka apabila peraturan hukum sudah dipercaya,yang ditunjuk oleh ketua
tidak dapat dilaksanakan, maka tidak dapat untuk itu dan berdiam ditempat
lagi disebut sebagai hukum. Hukum dapat dimana penjualan itu harus dilaku-
kan atau didekat tempat itu.
dilihat bentuknya sebagai kaidah-kaidah yang
dirumuskan secara eksplisit. Efektivitas hukum Dalam ketentuan Pasal 200 HIR ayat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: hu- (1) tersebut tampak adanaya kemungkin-
an untuk melepaskan kekakuan penerap-
an campur tangan juru lelang. Menurut
3
Soekanto, Soejono, 1983, Faktor-Faktor Yang pasal tersebut campur tangan juru lelang
Mempengaruhi Penegakkan, Hukum, Jakarta: CV pada penjualan lelang dapat diambil alih
Rajawali, hlm.4
Efektivitas Sistem Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan 31
Di Lingkungan Peradilan Umum

oleh juru sita. Pengambilalihan tersebut menjadi sorotan masyarakat dan jarang
dilakukan dengan didasarkan atas ada orang yang nilai barang jaminannya
keadaan dan menurut pertimbangan tidak siginifikan.4
ketua Pengadilan Negeri. 2) Banding
Lebih jelas lagi tersebut diatur Selain ketentuan HIR tersebut, hal
dalam Pasal 200 HIR ayat (2) sebagai yang bersangkut dengan eksistensi se-
berikut: kaligus efevititas pengadilan negeri
”Akan tetapi jika penjualan yang untuk melaksanakan asas peradilan
dimaksud ayat (1) ini harus dilakukan sederhana, cepat dan biaya ringan nam-
untuk melaksanakan keputusan pe- pak pula dalam aturan lain, peraturan
ngadilan buat membayar sejumlah
uang yang lebih dari tiga ratus ru- tersebut adalah berkaitan dengan ban-
piah belum termasuk biaya perkara, ding, dimana pengaturan banding sampai
atau jika menurut pertimbangan saat ini di Indonesia masih menggunakan
ketua diduga bahwa barang yang UU No. 20 Tahun 1947 tentang Peng-
disita itu mungkin tidak meng- adilan Peradilan Ulangan di Jawa dan
hasilkan lebih daripada tiga ratus
rupiah, maka penjualan itu sekali- Madura. Undang-undang tersebut masih
kali tidak boleh dilakukan dengan berlaku dan diberlakukan untuk seluruh
bantuan kantor lelang.” Indonesia. Pada ketentuan Pasal 6 UU
No. 20 Tahun 1947 disebutkan bahwa:
Kedua Pasal tersebut di atas mem-
Dari putusan-putusan Pengadilan
berikan keterangan, bahwa sebenarnya
Negeri di Jawa dan Madura tentang
Pengadilan negeri dapat sekaligus me- perkara perdata, yang tidak ternyata
nyelenggarakan lelang sendiri tanpa bahwa besarnya harga gugat ialah
melalui kantor lelang KP2LN (Kantor seratus rupiah atau kurang. Oleh
Pelayanan Piutang dan Lelang Negara). salah satu dari pihak-pihak yang
berkepentingan dapat diminta supa-
Namun ternyata ketentuan Pasal 200
ya pemeriksaan perkara diulang oleh
ayat (2) HIR tidak diadakan penyesuaian Pe-ngadilan Tinggi yang berkuasa
nilai, sehingga saat ini pengadilan negeri dalam daerah hukum masing-masing.
tidak pernah lagi melakukan lelang.
Dari ketentuan Pasal tersebut dapat
Amser Simanjutak, hakim Peng-
didiskripsikan bahwa pengadilan negeri
adilan Negeri Purwokerto menyatakan
sebenarnya telah diberikan kewenangan
bahwa belum ada aturan yang
untuk menyelesaikan secara tuntas bagi
menyimbangi Pasal 200 HIR ayat (2),
perkara-perkara yang sederhana dalam
sehingga hakim tidak berani mengambil
nilai rupiah tidak melebihi Rp. 100,-.
resiko dengan melakukan hal yang belum
Jadi dibawah nilai yang ditentukan yaitu
diatur, sekalipun hakim mengetahui Rp. 100,- tidak diperkenankan banding
bahwa nilai ini sudah tidak sesuai dengan
dengan demikian tentu perkara hanya
per-kembangan masyarakat dan ilmu
menjadi kewenangan Pengadilan Negeri
hukum. Demikian juga pejabat lelang
yang dapat diselesaikan dengan cepat
Widi Bayu Christianto yang menyatakan
serta tentu ongkos perkara akan lebih
bahwa terdapat beberapa alasan kenapa
murah.
pengadilan negeri enggan untuk melaku-
Dari dua peraturan yang masih ber-
kan lelang sendiri. Hal ini disebabkan
laku tersebut, sebenarnya ada eksistensi
antara lain karena pengadilan negeri
Pengadilan Negeri untuk menyelesaikan
masih membutuhkan kantor lelang untuk perkara gugatan yang sederhana sampai
ekssekusi lelang, tidak ada petunjuk tek-
nis bagi pengadilan negeri untuk melaku-
4
kan lelang sendiri, kekhawatiran akan Dimas Noviari, 2006, Lelang Eksekusi Verhal, Skripsi,
Purwokerto: FH Unsoed, hlm. 89
32 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 8 No. 1 Januari 2008

sekaligus dengan upaya eksekusi dengan akses menjadi lebih lama dan paling tidak
langsung pen-jualan lelang diselesaikan memerlukan waktu 2 minggu. Berdasarkan
Pengadilan Negeri, sehingga mengurangi pengamatan dalam penelitian ini,tampak
beban perkara ditingkat banding dan bahwa diruang hakim tidak disediakan
utamanya ditingkat kasasi Mahkamah fasilitas komputer.
Agung. Selain itu, Timoteus Prayitno Utomo,
b. Hasil penelitian dari hakim sebagai S.H sebagai seorang advokat/pengacara,
penegak hukum yang bertugas untuk menyoroti bahwa jumlah hakim berkorelasi
menyelesaikan perkara perdata terhadap peradilan sederhana, cepat dan
Menurut Kasdiyono, S.H. Hakim Pe- biaya ringan. Menurut Timoteus Prayitno
ngadilan Negeri Purwokerto menyatakan Utomo, S.H jumlah hakim Pengadilan Negeri
bahwa pelaksanaan sistem peradilan seder- Purbalingga yang sangat minim yaitu 6
hana, cepat dan biaya ringan harus di- orang, sehingga jelas ini berpengaruh pula
dukung oleh berbabagi faktor yang saling pada kecepatan kinerja dalam tugasnya.
berpengaruh, antara lain faktor sarana dan (Wawancara dilakukan pada tanggal 10 Juli
fasilitas. Kasdiyono juga mengungkapkan 2007 di Purwokerto)
bahwa fasilitas pendukung masih belum c. Hasil Penelitian dari administrasi Peng-
memadai, contoh adalah fasilitas perumah- adilan
an. Bagi hakim yang dianggap mempunyai Administrasi di lembaga pengadilan
korelasi selain jumlahnya tidak memadai, adalah jajaran administrasi/tata usaha di
ternyata ada beberapa keadaan perumahan bawah pimpinan kepaniteraan lebih khusus
yang sudah tidak layak huni, sehingga be- dalam penelitian ini kepaniteraan umum
berapa hakim harus mencari rumah sewa dan bidang keperdataan.
dan ongkos ditanggung sendiri. Keadaan Menurut Haryanto, S.H. dan Mulyono,
ketersediaan perumahan sangat vital bagi S.H. bahwa sejak adanya SEMA No. 6 Tahun
hakim yang setiap saat berpindah berdasar- 1992, dimana dalam SEMA tersebut di-
kan perintah dinas dari satu kota ke kota himbau agar ditingkat pengadilan negeri
lainnya. Sistem rotasi tersebut terdapat di dan ditingkat pemeriksaan perkara diharap-
lingkungan hakim, dimana tugas hakim di kan tidak melebihi 6 bulan sejak diterima-
suatu tempat tidak melebihi 5 tahun, nya gugatan Har-yanto, S.H. menambahkan
padahal begitu pidah hakim juga harus bahwa PN Purwokerto telah melaksanakan
segera bertugas, sehingga ketersediaan pe- ketentuan tersebut, sehingga jarang pe-
rumahan yang memadai tentu relatif ber- meriksaan perkara perdata melebihi waktu
pengaruh terhadap kesiapan tugas.5 6 bulan. Lebih lanjut dikatakan bahwa
Selain hal tersebut, hakim sebagai pe- presentasi lebih dari 6 bulan kecil yaitu
jabat negara yang diharapkan mengeluar- lebih dari 1% dan hal ini mungkin terjadi
kan produk putusan dalam bentuk dokumen oleh karena dalam penyelesaian seng-keta
tertulis mestinya diperlengkapi dengan sa- perdata tersebut biasanya untuk perkara
rana atau fasilitas komputer resmi dari yang pihak-pihak dalam perkara tersebut
pemerintah. Tanpa adanya fasilitas kompu- berlainan kota, sehingga menyulitkan ke-
ter sampai saat ini masih ada hakim yang hadiran para pihak dari sisi pemanggilan
menulis draf putusan dengan tulis tangan, yang kadang berhubungan dengan kehadiran
sehingga pihak kepaniteraan yang menger- dalam pemeriksaan perkara. Haryanto, S.H.
jakan finishing pengetikan sampai dengan menambahakan bahwa pengadilan tinggi
selesainya sebuah putusan yang dapat di- pun saat ini telah melaksanakan ketentuan
SEMA tersebut. Namun dalam praktek per-
5
kara perdata selasai tuntas sampai ke
Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 di
tingkat kasasi ternyata minimal secepatnya
Pengadilan Negeri Purwokerto
Efektivitas Sistem Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan 33
Di Lingkungan Peradilan Umum

ada-lah 5 tahun.6 Dengan demikian lamanya Tabel 1


waktu sampai 5 tahun bahkan Yahya Pelaksanaan sidang melalui upaya mediasi
Harahap menyatakan 5-12 tahun adalah tahun 2003
karena penumpukan perkara di MA. No PN Thn Jlh Per- Per-
kara damaian
Haryanto, S.H. dari bidang hukum per-
masuk
data PN Purwokerto menyatakan bahwa dari 1 Banjar- 2004 14 0
masuknya gugatan sampai kepemanggilan negara 2005 18 0
para pihak dibutuhkan waktu 1-2 minggu, 2006 18 0
kemudian dalam pemeriksaan perkara per- 2 Banyu- 2004 16 0
mas 2005 12 0
data sesungguhnya sudah cukup sederhana 2006 13 1
ditingkat pengadilan negeri, oleh karena 3 Purba- 2004 19 0
seperti PN Purwokerto, untuk hal-hal lingga 2005 24 0
seperti halnya jawaban, replik, duplik yang 2006 18 0
4 Cilacap 2004 37 0
dibuat tertulis tidak perlu semua harus
2005 50 0
dibacakan sehingga para pihak hanya 2006 28 0
menerima berkas untuk kemudian dipelajari 5 Purwo- 2004 33 0
untuk pada sidang yang berikutnya sudah kerto 2005 36 0
memberikan tang-gapan.7 2006 45 2

Selanjutnya berdasarkan pegamatan


d. Faktor masyarakat /pemegang peran
serta data yang diperoleh penelitian, bahwa
Menurut keterangan dari Timoteus Pra-
lembaga mediasi yang saat ini masuk dalam
yitno Utomo seorang advokat/pengacara
sistem peradilan di Indonesia berdasarkan
menyatakan :
PERMA No. 2 Tahun 2003, ternyata tidak
1) Bahwa untuk perkara di lingkungan per-
dapat berjalan secara efektif terbukti dari
adilan umum tidak ada batas waktu
data hasil penelitian. Hal tersebut tentu
kapan suatu perkara secara limitatif
ber-pengaruh pada sistem peradilan se-
harus diselesaikan dari mulai tingkat
derhana, cepat dan biaya ringan, oleh ka-
pengadilan negeri sampai dengan kasasi.
rena upaya mediasi diterapkan dalam sis-
Terdapat ketentuan dalam SEMA No. 6
tem peradilan perdata di Indonesia sifatnya
Tahun 1992, tetapi hanya maksimal pe-
adalah bagi seluruh perkara perdata dan
meriksaan di tingkat pertama dan tingkat
wajib hukumnya, dalam waktu yang telah
banding saja. SEMA ini hanya mengikat
disediakan yaitu 21 hari dengan mengguna-
dalam lingkungan pengadilan, sehingga
kan mediator hakim setempat dan 30 hari
tidak dapat digunakan sebagai pengajuan
dengan menggunakan mediator luar ling-
alasan keberatan pihak luar atas alasan
kungan pengadilan. Adapun pelaksanaan
kerugian atas pemeriksaan yang ber-
sidang setelah tahun 2003 dengan melalui
larut. Hal ini dengan proses penyelesai-
upaya mediasi, data yang diperoleh tersaji
an perkara pidana yang oleh KUHAP UU
pada tabel di bawah ini.
No. 8 Tahun 1981 telah dibatasi masa
Dari data tersebut diatas, tampak
penahanan pada penyelesaian pada
bahwa lembaga mediasi tidak signifikan
setiap tingkat penyidikan, penuntutan,
sebagai upaya para pihak melakukan per-
pemeriksa-an di muka pengadilan. Demi-
damaian.
kian juga hal lainya yaitu sejak pengaju-
an sampai dengan adanya pemanggilan
6
Wawancara dengan Haryanto, S.H. dan Mulyono, S.H., sidang tidak terdapat aturan yang me-
Panitera di Pengadilan Negeri Purwokerto, pada tanggal ngatur secara jelas kapan suatu perkara
5 Juli 2007 di Pengadilan Negeri Purwokerto
7
Wawancara dengan Haryanto, S.H. dan Mulyono, S.H. yang telah diajukan surat gugat, akan
Panitera di Pengadilan Negeri Purwokerto pada tanggal
5 juli 2007 di Pengadilan Negeri Purwokerto
34 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 8 No. 1 Januari 2008

diadakan pemanggilan terhadap para berkaitan dengan pelaksanaan peraturan,


pihak; pelaksanaan ber-kaitan dengan bagaimana
2) Dari sisi para pihak yang berperkara, berfungsinya peraturan tersebut, sehingga
seperti dikemukakan oleh Timoteus Pra- merupakan jawaban tentang bagaimana
yitno Utomo dalam pengalamannya penegakan peraturan tersebut. Dengan
sebagai advokat/pengacara juga dapat demikian men-jadi relevansi untuk mengupas
terjadi hal yang dapat berpengaruh ter- tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
hadap sistem peradilan sederhana, cepat penegak-an hukum. Hal tersebut dikupas oleh
dan biaya ringan, yaitu oleh karena Soer-jono Soekanto dan juga pada prinsipnya
masyarakat yang kurang berpengalaman identik dengan teori bekerjanya hukum dari
dalam teknis persidangan dapat saja Robert Seidman dan W. Chambilis, dimana
mengakibat-kan tertundanya pemeriksa- faktor-faktor yang dikemukakannya saling
an saksi dan alat bukti yang berlarut. Hal berkaitan. Adapun faktor tersebut yang saling
ini bisa terjadi karena saksi dan alat berkait adalah sebagai berikut :
bukti yang tidak dipersiapkan, namun a. Faktor dari lembaga pembuat peraturan
karena kurang berpengalaman sehingga perundang-undangan itu sendiri
dapat berlarut-larut. Hal inipun terjadi 1) Sistem hukum acara perdata di Indonesia
bagi advokat/peng-acara; sampai dengan saat ini masih meng-
3) Upaya mediasi yang dilakukan dalam sis- gunakan ketentuan peninggalan pemerin-
tem peradilan di Indonesia, pada umum- tah kolonial yaitu ketentuan dalam
nya beranggapan justru memperlama Herziene Indonesish Reglement (HIR).
waktu dan kurang praktis oleh karena Ketentuan ini sebenarnya digunakan
dalam mengupayakan perdamaian ber- untuk sistem hukum acara di Indonesia
dasar Pasal 130 HIR ternyata para pihak baik hukum perdata maupun hukum
diharuskan hadir, padahal para pihak acara pidana khusus bagi golongan Bumi
sudah mengkuasakan masalah perdata- Putra di Jawa dan Madura sedangkan
nya kepada seorang kuasa yaitu advokat. identik dengan hal itu untuk di luar Jawa
Namun demikian, masih banyak peng- dan Madura dipergunakan ketentuan
adilan yang justru mensyaratkan prisipal- dalam RBG (Rechts Regelemnt Eui-
nya, yaitu para pihak yang berperkaralah tenewesten). Sejalan dengan perkem-
yang harus datang sendiri. Pada umum- bangan kemajuan dibidang hukum
nya hal ini dapat dipahami apabila pokok tentunya perlu diadakan pembaharuan
perkaranya adalah perceraian, karena sistem hukum acara di Indonesia. Melalui
memang diperlukan para pihak untuk UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
dapat mengungkap lebih jelas secara sistem hukum acara pidana berubah
ma-teriil dari upaya mencari kebenaran tidak lagi menggunakan HIR maupun
formil, namun perkara lain ternyata ke- RBG. Namun tidak demikian pada sistem
hadiran prisipal diwajibkan. (Wawancara hukum acara perdata, ketentuan HIR
dilakukan pada tanggal 10 Juli 2007 di masih dipergunakan sampai dengan saat
Purwokerto). ini. Demikian juga ketentuan yang
bersifat pokok lainnya seperti peraturan
2. Pembahasan
mengenai banding masih menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian yang su-dah
ketentuan lama yaitu UU No. 20 Tahun
dilakukan, maka ditemukan faktor-faktor yang
1947 tentang Pengadilan dan Peradilan
mempengaruhi efektivitas sis-tem peradilan
Ulangan di Jawa dan Madura.
sederhana, cepat dan biaya ringan pada
Penelitian normatif terhadap sis-
lembaga peradilan umum khususnya dibidang
tem perundangan lama yang saat ini ma-
perdata. Maslaah efektivitas senantiasa
sih dipergunakan, sebenarnya didapatkan
Efektivitas Sistem Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan 35
Di Lingkungan Peradilan Umum

makna bahkan implementasi dari sistem dan SEMA dilakukan secara konsekuen
peradilan sederhana, cepat dan biaya dengan disesuaikan pada keadaan
ringan yang tertulis dalam UU No. 4 masyarakat pada saat ini, maka hal ini
Tahun 2004. Secara lebih jelas dari dapat mengurangi penumpukan perkara
ketentuan HIR dapat diketahui pada di Makamah Agung.
Pasal 200 HIR yang dihubungkan pula Berdasar hasil wawancara yang
dengan ketentuan Pasal 6 UU No. 20 dilakukan peneliti, maka dapat di-
Tahun 1947, mengandung makna bahwa deskripsikan bahwa PN Purwokerto telah
pengadilan negeri sebenarnya mempu- menerapkan ketentuan SEMA No.6 Tahun
nyai wewenang untuk menyelesaikan 1992 yang mewajibkan pada tingkat
tun-tas sengketa perdata bagi perkara- pertama di pengadilan negeri penyele-
perkara yang sederhana, yaitu per-kara saian perkara perdata maksimal selesai 6
yang nilai uang secara nominal kecil. bulan telah dapat dipenuhi.Hal ini di-
Berdasarkan penelitian norma-tif bagi lakukan dengan menyederhanakan proses
perkara yang jumlah nilai gugatan tidak pemeriksaan
melebihi Rp. 100,- (seratus rupiah) 2) Penerapan Perma No. 2 Tahun 2003
perkara ini tidak dapat diajukan upaya Tentang Upaya Mediasi
hukum banding. Kemudian bagi perkara Seperti diketahui untuk lebih
yang jumlah nilai lelang tidak melebihi mengefektifkan lembaga perdamaian
Rp. 300,- (tiga ratus rupiah) berdasarkan berdasar pasal 130 HIR, pada peradilan
ke-tentuan tersebut pengadilan negeri tingkat pertama para pihak wajib me-
tidak diperkenalkan untuk mengadakan nempuh mediasi dengan waktu yaitu 30
lelang dikantor lelang negara, sehingga hari untuk mediasi dengan mediator
pengadilan negeri diberi kekuasaan oleh diluar pengadilan dan waktu 21 hari
Undang-undang untuk melaksanakan le- dengan mediator dari lingkungan peng-
lang sendiri dengan pertimbangan adilan negeri. Dari hasil penelitian
sederhana, praktis dan cepat. terhadap para advokat, hakim maupun
Dengan demikian, paling tidak te- tenaga administrator pengadilan serta
lah ditemukan dua peraturan implemen- data normatif yang diperoleh dari 4
tasi sistem peradilan sederhana, cepat pengadilan negeri yaitu Purbalingga,
dan biaya ringan, yang sangat praktis. Cilacap, Banjarnegara, dan Purwokerto,
Kedua peraturan perundangan tersebut ternyata upaya perdamaian melalui
sampai saat ini, sehingga pengadilan ne- mediasi jumlahnya sangat kecil, tidak
geri dapat menyelesaikan dengan tuntas signifikan dengan keberadan dan aktivi-
seluruh sengketa perdata yang sifatnya tas lembaga mediasi.Walaupun terdapat
sederhana dilihat dari nominal nilai gu- data 1 atau 2 perkara yang didamaikan
gatan. Hal ini disebabkan berat ringan- melalui mediasi, tetapi tanpa mediasi-
nya perkara perdata relatif berhubungan pun sebenarnya ada juga 1-2 perkara
dengan nilai gugatan khususnya gugatan yang berhasil didamaikan sebelum aturan
dalam bidang hak kebendaan dan harta mediasi berlaku melalui penawaran
kekayaan. damai pada pembukaan sidang berdasar
Dari keterangan tersebut diatas, Pasal 130 HIR. Selain itu para pihak
maka sebenarnya sejumlah perkara yang boleh sewaktu-waktu menyelesaikan
sederhana dapat diselesaikan tuntas oleh kasusnya dengan perdamaian.
pengadilan tingkat pertama yaitu peng- b. Faktor Lembaga Penerap Peraturan
adilan negeri. Dengan demikian penum- Faktor lembaga penerap peraturan da-
pukan perkara sebenarnya terjadi di lam hal ini adalah para hakim. Pada
Makamah Agung. Apabila ketentuan HIR umumnya, hakim di PN Purwokerto telah
36 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 8 No. 1 Januari 2008

melaksanakan ketentuan yang telah di- masyarakat harus mengerti syarat apa saja
tetapkan oleh instansi setempat dengan yang harus dipenuhi untuk masuk dalam
mentaati ketentuan SEMA No. 6 Tahun 1992 proses penyelesaian perkara di pengadilan,
yang menentukan perkara harus selesai termasuk ketersediaan dana.
dalam waktu 6 bulan. Hal ini dilakukan PN
Purwokerto dengan menyederhanakan pro- E. Penutup
ses pemeriksaan, misalnya bagi perkara Apabila beberapa faktor yang me-
perdata yang pada prakteknya saat ini ham- nyebabkan tidak efektifnya sistem peradilan
pir semua hal diajukan dalam bentuk tulis- sederhana, cepat dan biaya ringan pada ling-
an, maka jawaban, replik dan duplik kungan peradilan, khususnya pada prnelitian
apabila dimungkinkan tidak perlu dibacakan ini adalah lingkungan peradilan umum,
secara keseluruhan, tetapi cukup diberikan Pengadilan Negeri Purwokerto, yaitu: Faktor
da-lam bentuk tulisan/surat, agar jawaban hukum/faktor peraturannya sendiri, dimana
dan sebagainya dipelajari pihak lawan. HIR, Rbg dan Undang-undang No. 20 Tahun
c. Faktor Sarana dan Fasilitas 1947 telah menggariskan asas peradilan
Hakim sebagai pejabat Negara me- sederhana, cepat dan biaya ringan. Faktor
merlukan fasilitas khusus untuk mem- penegak hukum, dalam hal ini Hakim
perlancarkan tugas-tugasnya. Berdasarkan Pengadilan Negeri Purwokerto telah me-
hasil penelitian, dapat dideskripsikan lakasanakan SEMA No. 6 Tahun 1992 yang
bahwa: mendukung pelaksanaan peradilan sederhana,
1) Fasilitas komputer yang disediakan di PN cepat dan biaya ringan. Faktor sarana
Purwokerto belum cukup memadai, pa- prasarana/fasilitas yang diberikan negara
dahal hakim membutuhkan penulisan belum mencukupi bagi hakim untuk dapat
putusan secara cepat, di mana putusan melaksanakan tugasnya dalam mewujudkan
hakim harus ada dan tersedia ketika peradilan sederhana,cepat dan biaya ringan.
dibacakan dalam persidangan,sehingga Faktor masyarakat, dimana masyarakat masih
dapat diakses oleh siapa pun. awam denagan praktek peradilan, sehingga
2) Fasilitas papan atau perumahan bagi tidak siap untuk beracara.
hakim di PN Purwokerto jumlah belum Dengan dikeluarkannya ketentuan
menadai. Padahal terdapat suatu regu- mengenai sistem peradilan sederhana, cepat
lasi,bahwa hakim ditempatkan pada dan biaya ringan, seharusnya dipersiapakan
setiap wilayah pengadilan paling lama 5 pula sarana untuk hal tersebut seperti:
tahun. 1. Pembuatan peratuaran perundang-undangan
d. Faktor Masyarakat /Pemegang Peran hukum acara perdata nasiaonal, dengan
Masyarakat sebagai pemegang peran memperhatikan berbagai peraturan undang-
dalam penelitian ini adalah para pihak yang undang yang ada, sehingga dapat men-
berperkara yang menggunakan sarana liti- cerminkan sinkronisasi hukum acara. Hal ini
gasi untuk menyelesaikan sengketa ter- disebabkan banyaknya ketentuan dalam HIR
masuk para advokat. Dalam hal ini sebenar- yang sudah tidak relavan dengan per-
nya kelompok inilah yang menginginkan kembangan masyarakat pada saat ini,
agar sistem peradilan sederhana,cepat dan walaupun harus diakui bahwa ketentuan HIR
biaya ringan dapat tercipta dilingkungan mempunyai relevansi dengan sistem per-
peradilan umum. Berdasarkan penelitian adilan sederhana, cepat dan biaya ringan.
terungkap bahwa selain faktor pengetahuan 2. Faktor luar perundangan harus terus dikaji
hukum dan faktor praktis teknis sidangb dan diadakan pengawasan, agar sesuai
pengadilan, sistem ini dapat berjalan juga dengan peraturan perundangan tentang
apabila masyarakat telah paham proses pe- sistem peradialan sederhana, cepat dan
nyelesaian litigasi. Oleh karena itu, biaya ringan, sehingga lembaga peradilan
Efektivitas Sistem Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan 37
Di Lingkungan Peradilan Umum

dapat lebih memberikan pelayanan yang Wisnuardi, Nurcahyo. 2007. Mediasi di Peng-
memuaskan bagi para pencari keadilan. adilan sebagai Alternative Penyelesaian
Pengadilan merupakan obat terakhir Sengketa. Tesis Purwokerto: Program
MIH Unsoed.
manakala pendekatan lain gagal untuk
menyelesaikan masalah dan diharapkan Peraturan Perundangan
insitusi pengadilan dapat menyelesaikan HIR (HeT Herzeine Indonesia Reglement) - S.
tuntas masalah tanpa masalah dengan 1848 No. 16, S. 1941 No. 44;
cukup sederhana dalam waktu yang cepat Rbg (Rechsreglemeent Buitengewesten) – S.
dengan biaya ringan. 1927 No. 227;
Rv (Reglement op de burgerlijke recht
Daftar Pustaka Vordering) – S. 1847 No. 52, S. 1849
No.63;
Ali, Achmad. 2002. Keterpurukan Hukum di
Indonesia, Penyebab dan Solusinya. Undang-undang No. 20 Tahun 1947 tentang
Jakarta: Ghalia Indonesia; Banding;
Harahap, M Yahya. 2005. Hukum Acara Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang
Perdata, Jakarta: Sinar Grafika; Kekuasaan Kehakiman;
Noviari, Dimas. 2006. Lelang Eksekusi Verhal. Perma No. 2 Tahun 2003 tentang Mediasi di
Skripsi. Purwokerto: FH Unsoed; Pengadilan.
Soekanto, Soejono. 1983. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penegakkan Hukum.
Jakarta: CV Rajawali;

Anda mungkin juga menyukai