Anda di halaman 1dari 4

BAB 6

BENTANGALAM MARINE

6.1 Dasar Teori


Bentangalam marine adalah bentang alam yang dikontrol oleh aksi alamiah
yang bekerja secara terus menerus di sepanjang pantai. Pada dasarnya dapat
dikelompokan 2 macam aksi alamiah yaitu yang bersifat menghancurkan
(desdruktif) dan yang bersifat membangun (kontruktif atau depositional).
6.2 Faktor-faktor Pembentuk Bentang Alam Marine
Geomorfologi asal marin merupakan bentuklahan yang terdapat di sepanjang
pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh
kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah
terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan
memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain
dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:
1. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah
sekitar pantai tersebut.
3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan
oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es,
gelombang, dan arus laut.
4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan
bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme,
diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan
organisme yang ada di laut. Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya
dialih fungsikan sebagai tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat
pendapatan suatu wilayah. Apabila masyarakat mengetahui bahwa garis pantai
bisa mengalami perubahan, maka akan muncul pemikiran-pemikiran agar
pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya meskipun sudah mengalami
perubahan.

55
56

A. Klasifikasi Bentang Alam Marine (Van Zuidam dan Verstappen)


Tabel 9.1 klasifikasi bentang alam Marine menurut Verstappen, 1985
(Sumber:www.klasifikasibentangalammarinemenurutverstappen.com)
SUB SATUAN BENTANGA ALAM SIMBOL
Pelataran terkikis Gelombang Laut M1
Tebing terjal dan Takik Pantai M2
Gisik M3
Beting Gisik atau Bura M4
Tombolo M5
Depresi antara Beting Gisik M6
Gumuk Pantai Aktif M7
Gumuk Pantai Tidak aktif M8
Rataan Pasang Surut Bervegetasi M9
Rataan Pasang Surut Tidak Bervegetasi M10
Dataran Aluvial Pantai ( Payau ) M11
Dataran Aluvial Pantai ( Tawar ) M12
Dataran Aluvial Pantai Tergenang M13
Teras Pantai M14
Atol dan Cincin Terumbu M15
Terumbu Koral M16
Rataan Terumbu M17
Tudung Terumbu M18
Perisai dan Akumulasi Pasir Koral M19
Lagoon M20
Gosong Laut M21

Tabel 9.2 Klasifikasi bentang alam Marine menurut Van Zuidam, 1985
(Sumber:www.klasifikasibentangalammarinemenurutvanzuidam.com)
SUB SATUAN BENTANG ALAM SIMBOL
Gelombang Laut cut Plate Forms M1
Tebing dan Zona Kedudukan Laut M2
Pantai M3
Pegunungan Pantai, Split dan Tombolo Bars oleh Angin M4
Swales M5
Bukit Pasir Pesisir Aktive M6
Bukit pantai yang Tidak Aktive M7
Non Vegetasi Pasang Flat atau Lumpur Flat M8
Bervegetasi Flat Pasang Surut M9
Dataran Banjir Laut M10
Teras Laut M11
Lithothamnium Pegunungan atau Cncin Karang ( Atol ) M12
Terumbu karang M13
Karang Flat M14
57

Topi Karang Terumbu Terangkat M15


Benteng dan Cays M16
Lagunan ( Lagoon ) M17

6.3 Macam-macam Bentuk Lahan


1. Pantai cliff
Pantai cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi karena
proses erosi oleh ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena
hembusan angin menyebabkan air laut beriak dalam ukuran besar dan bergulung-
gulung menuju tepi pantai yang berbatasan langsung dengan pantai yang curam.
Ombak ini menghantam pantai yang curam setiap saat dan membuat pantai
tersebut hancur sedikit demi sedikit hingga membentuk kenampakan seperti
gambar di bawah.

Gambar 9.1 Cliff


(http://enenkq.blogspot.com/2012/06/bentuk-lahan-marine.html)

2. Pantai Compound
Pantai ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami
perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai
pantai majemuk.  
3. Pantai Bergisik 
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang
terdapat endapan material hasil abrasi. Material ini dapat berupamaterial halus dan
juga bisa berupa material yang kasar.
4. Pantai Berawa Payau
58

Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi
(accretion). Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnya majunya
pantai ke arah laut. Material penyusun umumnya berbutir halusdan medan ini
berkembang pada lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan
kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena airnya payau, maka daerah ini
kemungkinan untuk pengembangannya sangat terbatas. Rawa payau ini pada
umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah, dan
tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau. Tumbuhan bakau ini
dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalang pengikisan
di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu pantai mengalami
akresi. Peranan bakau di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas
jika bakaunya hilang/mati, ditebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya
yaitu pantai mengalami erosi.
5. Pantai berterumbu karang.
Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan
jasad renik lainnya. Proses ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas.

Gambar 9.2 Pantai Terumbu


http://enenkq.blogspot.com/2012/06/bentuk-lahan-marine.html)

6.4 Kesimpulan
Bentangalam marine adalah bentang alam yang dikontrol oleh aksi alamiah
yang bekerja secara terus menerus di sepanjang pantai. Pada dasarnya dapat
dikelompokan 2 macam aksi alamiah yaitu yang bersifat menghancurkan
(desdruktif) dan yang bersifat membangun (kontruktif atau depositional).

Anda mungkin juga menyukai