Anda di halaman 1dari 3

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang

menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-
organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar
keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin

Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil.
Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta lahir. Penurunan hormon estrogen dan
progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada ibu setelah melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau pembentukan
jaringan-jaringan baru. Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.

berikut perubahan hormon pada saat postpartum, dimana hormon- hormon yang berperan
tersebut antara lain :

a. Hormon Plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi plasenta.


Hormon plasenta akan menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta
(human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. HCG
menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam – hari ke 7 pasca persalinan
dan sebagai onset pemenuhan payudara pada hari ke 3 pasca persalinan.

Enzyme insulinasi berlawanan efek diabetogenik pada saat Penurunan hormon human
placenta lactogen (HPL), estrogen dan kortisol, serta placenta kehamilan, sehingga pada
masa postpartum kadar gula darah menurun secara yang bermakna. Kadar estrogen dan
progesteron juga menurun secara bermakna setelah plasenta lahir, kadar terendahnya dicapai
kira-kira satu minggu postpartum. Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan dieresis
ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak
menyusui, kadar estrogen mulai meningkat pada minggu ke 2 setelah melahirkan dan lebih
tinggi dari ibu yang menyusui pada postpartum hari ke 17.
b. Hormon Pituitary

Hormon pituitary adalah hormone yang dihasilkan oleh kelejar pituitary. Hormon
pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat
dengan cepat, dan pada wanita yang tidak menyusui akan menurun dalam waktu 2 minggu.
Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar hipofisis posterior untuk
mengeluarkan prolaktin. Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk
merangsang produksi ASI. Pada ibu yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi
sehingga memberikan umpan balik negatif, yaitu pematangan folikel dalam ovarium yang
ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui tingkat sirkulasi prolactin menurun dalam 14
sampai 21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar gonad pada otak yang
mengontrol ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron yang normal,
pertumbuhan folikel, maka terjadilah ovulasi dan menstruasi. Lalu FSH dan LH meningkat
pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hormon Hipotalamik pituitary ovarium

Hormon ini akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita


menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita menyusui, 16% wanita akan mendapatkan
menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, dan 45% wanita setelah 12 minggu pasca
persalinan. Sedangkan pada wanita tidak menyusui, 40% wanita akan mendapatkan
menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, serta 90% wanita setelah 24 minggu.

Waktu mulainya ovulasi dan menstruasi pada ibu menyusui dan tidak menyusui berbeda.
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui berperan dalam menekan ovulasi
karena kadar hormon FSH terbukti sama pada ibu menyusui dan tidak menyusui, di
simpulkan bahwa ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat. Kadar prolaktin meningkat secara pogresif sepanjang masa hamil. Pada ibu
menyusui kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu ke 6 setelah melahirkan. Kadar
prolaktin serum dipengaruhi oleh intensitas menyusui, durasi menyusui dan seberapa banyak
makanan tambahan yang diberikan pada bayi, karena menunjukkan efektifitas menyusui.
Untuk ibu yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan
menstruasi. Sering kali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan
rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Di antara wanita laktasi sekitar 15% memperoleh
menstruasi selama 6 minggu dan 45% 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi, 80%
menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi, 50% siklus pertama
anovulasi.

d. Hormon Oksitosin

Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot
uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan
bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat membantu
involusi uteri. Oksitosin disekresikan dari kelenjar hipofisis posterior.

e. Hormon estrogen dan progesteron

Volume darah normal selama kehamilan akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi
memperbesar hormon antidiuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan
hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding
vena, dasar panggul, perineum,vulva serta vagina.

Anda mungkin juga menyukai