DISUSUN OLEH :
19 04 035
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
PANAKKUKANG MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2019 / 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Beare,2007). Salah satu penurunan tersebut adalah adanya kehilangan total massa
kehilangan tulang diantaranya tulang menjadi lemah, tulang belakang lebih lunak dan
Perubahan ini terjadi pada semua orang tetapi pada kecepatan yang berbeda
laki mengalami patah tulang panggul dan 12-20% meninggal karena komplikasi.
Massa tulang menurun10% dari massa puncak tulang pada usia 65 tahun dan 20%
20% pada usia 65 tahun dan 30% pada usia 80 tahun.Laki-laki kehilangan massa
menopouse (Karim,2002)
Kehilangan massa tulang ini juga bervariasi terutama ditentukan oleh domisili
beraktifitas
Fisik dan teratur berolahraga yang kebanyakan lansia tinggal didesa terbukti lebih
sehat, kekuatan otot lebih terjaga. Dari segi penerimaan kehidupan dan
kehidupan kekerabatan yang menekankan pada keluarga luas maupun interaksi sosial
yang intensif sehingga tidak terjad ipemisahan dan alienasi orang lanjut usia secara
yang sudah tidak mampu bekerja dan mengurus dirinya sendiri tetap diterima di
lingkungan keluarga dan tidak diserahkan padaperawatan RS atau panti wreda secara
penuh(Indriana,2005).
pandangan tentang pentingnya kemandirian orang tua dari ketergantungan pada anak
sehingga banyak orang tua yang tinggalterpisah dari anaknya. Sebagian masyarakat
beranggapan bahwa lansia tidak lagi mempunyai peran atau fungsi apapun dalam
masyarakat. Hal ini didasarkan pada kondisi lansia yang cenderung lemah,tidak
dinamis, pelupa dan tidak dapat melakukan beberapa aktivitas tanpa bantuan orang
lain(Indriana,2005).
Ada keluhan rasa lelah. Namun,kegiatan yang dilakukan tidak lama sehingga tetap
diperlukan suatu latihan fisik yang harus dilakukan lansia diluar jam kegiatan sasana
seperti, waktu sore hari atau malam hari sebelum tidur.ada keluhan rasa lelah.
Namun,kegiatan yang dilakukan tidak lama sehingga tetap diperlukan suatu latihan
fisik yang harus dilakukan lansia diluar jam kegiatan sasana seperti waktu sore hari
dihubungkan pada tiga hal yakni tulang,ototdan persendian yang juga didukung oleh
1. TULANG
Riggs andMelton, 1986 dalam Miller 2012). Fungsi lain dari tulang adalah
kalsium darah yang stabil dan penyimpanan kembali kalsium untuk membentuk
dari matrix tulang,dan penurunan jumlah sel sumsum karena untuk penggantian.
dan biasa terjadi pada dewasa tua adalah hipertiroid,penurunan tingkat aktivitas,
COPD,defisien sikalsium dan vitamin D dan terapi medis seperti glukokortiroid
2. OTOT
kontur tubuh dan memperdalam cekungan disekitar kelopak mata, aksila, bahu
kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan gaya hidup dan
serabut otot dan atrofi secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Regenerasi
dengan perpanjangan waktu kontraksi otot, periode laten, dan periode relaksasi
serabut otot (jumlahdan ukuran) yang menyebabkan lajumetabolik basal dan laju
akan melambat, tergantinya serabut otot dengan jaringan ikat ataul emak, dan
otot skeletal dimana dikontrol oleh neuron. Perubahan otot karena proses menua
diantarnya adalah akibat pemecahan protein, lansia mengalami kehilangan
disisarkopenia, yaitu kehilangan massa otot ,kekuatan dan daya tahan otot
(Miller,2012).
3. SENDI
sendi, namun sendi adalah satu-satunya komponen yang jika digunakan secara
terusmenerus akan menunujukkan efek dan keausan bahkan pada massa dewasa
arteri kartilago menjadi retak, robek, dan permukaannya menipis. Akibat dari
Miller, 2012).
hingga bengkak dan terasa nyeri. Asam urat ini seharusnya dikeluarkan bersama
urin dan feses namun ketika ginjal sudah mengalami penurunan fungsi, maka
jaringan penyambung meningkat secara progresif yang jika tidak dipakai lagi,
4. SISTEM PERSYARAFAN
keterampilan yang kompleks pada sistem saraf yang dipengarui oleh proses
pada ekstrimita sbawah. Selain itu, proses penuaan pada kontrol postural
meningkat pada goyangan tubuh, yang dapat mengukur gerakan tubuh ketika
berdiri. Akhirnya karena proses penuaan terjadi reaksi yang lambat, berjalan
pencegahan jatuh (Doumas, Rapp, & Krampe, 2009 dalam Miller, 2012).
5. JARINGAN IKAT.
Kelenturan merupakan salah satu komponen dari kebugaran. Jaringan ika tyang
tidak fleksibel lebih mudah timbul trauma. Pada usia lanjut, dijumpai kehilangan
sifat elastisitas dari jaringan ikat. Proses disuse dapat menyebabkan pengerutan
pergerakan. Karena menjadi tidak fleksibel maka kelompok usia lanjut ini
trauma, tetapi bufer ini jelas berkurang, bahkan hilang pada usia lanjut.
antara lain :
1. Usia
Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel- sel tubuh yang
rusak.
2. Pekerjaan
tubuh yang buruk , dan dapat membuat beresiko mengalami gangguan fungsi
muskuloskeletal
3. Tingkat aktifitas
Mengunakan otot terlalu berlebihan , maupun terlalu lama aktif, seperti duduk
Jaringan otot bisa rusak akibat kelelahan dengan kegiatan sehari- hari, cedera atau
trauma pada suatu bagian yang di sebabkan oleh gerakan tiba- tiba, kecelakaan
mobi, jatuh.
D. Konsekuensi Fungsional
kelainan tubuh meliputi tortikolis yaitu mencondongkan kepala kesisi yang sakit,
pada kurva spinal torakal, kifolordosis yaitu kombinasi dari kifosis dan lordosis,
skoliosis yaitu kurva turaspinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama,
1. Pengertian
tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. Pada umumnya selain
kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan organ non artikular lainnya.
Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang
2. Etiologi
b. Hormon seks
c. Infeksi
e. Radikal bebas
pembengkakan.
f. Umur
Penyakit ini terjdai pada usia 20-60 tahun, tetapi terbanyak antara umur 35-45
tahun.
pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku, dan lutut. Penyebab artritis
Kaukasia.
3. Patofisiologi
enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kogen sehingga terjadi
adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot
akan terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
5. Pemeriksaan Diagnostic
1) Tes serologi
- Bse positif
3) Aspirasi sendi
6. Penatalakanaan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi, pembedahan dan
inflamasi
7. Pemeriksaan Diagnostik
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan
awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
perkembangan panas.
8. Gambaran Klinis
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seseorang artritis
reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat bersamaan
oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
d. Artritis erosif; merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
sepertiga orang dewasa pasien artritis reumatoid. Lokasi yang paling sering
dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang
merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan
9. KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat obat anti inflamasi
akibat vaskulitis.
a. Makan sayuran (bayam, lobak, wortel, daun singkong, daun ubi jalar, seledri)
c. Tiga hari berturut-turut minumlah susu dan telur ayam kampung setengah
matang.
Beberapa jenis makanan yang harus dihindari bagi semua penderita rematik
1. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-
lainnya.
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
pekerjaan, keletihan.
b. Kardiovaskuler
Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
c. Integritas ego
d. Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan /
TMJ).
e. Hygiene
Ketergantungan
f. Neurosensori
Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
h. Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki.
i. Interaksi sosial
peran; isolasi.
j. Penyuluhan / pembelajaran
2. Diagnose Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh dengan arthritis ditambah dengan
deformitas
3. Diagnosa Keperawatan
1. Agen pencedera
3. Destruksi sendi.
verbal
pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan
di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari
pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat
rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas
salisilat)
periode akut
1. Deformitas skeletal
2. Nyeri
3. Ketidaknyamanan
4. Intoleransi aktivitas
pembatasan kontraktur.
melakukan aktivitas
pada sendi
Rasional : Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/
mempertahankan kekuatan
bebat, brace
mengurangi kontraktor
6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
mengidentifikasikan alat
umum
terdekat
kemungkinan keterbatasan.
seksual.
Rasional : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi
diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap
ketergantungan.
diri
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
PENEBAR SWADAYA.
Gunadi, W. Rachmat, Et all. 2006. Diagnosis & Terapi Penyakit Reumatik. Bandung:
SAGUNG SETO.
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Sudoyo, Aru, Et all. 2006. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. JILID III, EDISI IV.
Universitas Indonesia.