Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT OLAHRAGA

“SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT”

OLEH :

ADE PRIMA ERIZA


16086299

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN


REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI
PADANG

2020

1
2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT dengan rahmat


dan karunia-nya, saya masih diberikan kesehatan serta kesempatan untuk menyelesaikan
makalah Filsafat Olahraga yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT”
tepat waktu walaupun saat ini bumi kita sedang diserang oleh virus COVID-19. Tidak
lupa pula kita senantiasa mengikuti segala protokol kesehatan untuk menghindari serta
mencegah diri virus yang berbahaya tersebut.
Makalah ini saya buat sesuai sumber yang telah saya baca dan pahami dengan
beberapa perbaikan serta tambahan bahasa saya sendiri walaupun beberapa kata belum
sempurna. Untuk itu, saya berharap pembaca memberikan saran maupun kritik yang
bersifat membangun.
Demikian harapan dari saya, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Filsafat Olahraga dan
Dosen Pengampu mata kuliah. Sekian dan terimakasih.

Padang, 02 Oktober 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4
A. LATAR BELAKANG……………………………………………..4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..5
A. SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT………………………5
BAB III PENUTUP………………………………………………………………..9
A. KESIMPULAN…………………………………………………….9
B. SARAN…………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….10
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mempelajari Pancasila sebagai Cara Hidup Orang Indonesia Filsafat ilmu
sangat penting bila dikaitkan dengan masalah nasional saat ini. Filsafat ilmu yang
memiliki tiga aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi) dapat digunakan sebagai
alat untuk memecahkan masalah nasional, khususnya dalam hal korupsi. Solusinya
memberikan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Hasil kajian nilai-nilai
Pancasila dari filsafat ilmu, yaitu :
Ontologi yang dimiliki Pancasila ajaran dan nilai, seperti mengembangkan
sikap hormat di antara manusia.
Epistemologi Pancasila sumber pengetahuan dan konsep kebangsaan yang
seharusnya digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia.
Aksiologi, nilai-nilai Pancasila memiliki andil dalam kehidupan masyarakat
Bangsa Indonesia melalui nilai-nilai luhur dalam keadilan sosial dan kemanusiaan.

Filsafat memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya kepada peranan otak


dalam berfikir. Pekerjaan berfikir itu semata-mata karena hendak mengetahui
kepastian sesuatu persoalan. Apakah setelah itu ia diharuskan percaya atau tidak, hal
itu perkara lain. Otak manusia digerakkan untuk berfikir dan berfikir, untuk
mendapatkan penyelidikan serta penjelajahan sampai pada satu kesimpulan
ditemukannya suatu kebenaran terhadap auatu pemikiran.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana kajian tentang Perkembangan Sejarah Filsafat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT


Sejarah perkembangan Filsafat dimulai pada masa zaman Renaisance (zaman
pencerahan) banyaknya ditemukan penemuan-penemuan yang penting hasil dari
filsafat tersebut. Masa filsafat diawali dengan munculnya Renaissance sekitar abad
XV dan XVI M, yang bermaksud melahirkan kembali kebudayaan klasik Yunani-
Romawi. Problem utama masa Renaissance, sebagaimana periode skolastik, adalah
sintesa agama dan filsafat dengan arah yang berbeda. Era renaissance ditandai dengan
tercurahnya perhatian pada berbagai bidang kemanusiaan, baik sebagai individu
maupun sosial.
Di antara filosof masa renaissance adalah Francis Bacon (1561- 1626). Ia
berpendapat bahwa filsafat harus dipisahkan dari teologi. Meskipun ia meyakini
bahwa penalaran dapat menunjukkan Tuhan, tetapi ia menganggap bahwa segala
sesuatu yang bercirikan lain dalam teologi hanya dapat diketahui dengan wahyu,
sedangkan wahyu sepenuhnya bergantung pada penalaran. Hal ini menunjukkan
bahwa Bacon termasuk orang yang membenarkan konsep kebenaran ganda (double
truth), yaitu kebenaran akal dan wahyu.
Kata renaissance berarti: kelahiran kembali. Secara histori Renaissance adalah
suatu gerakan yang meliputi suatu zaman di mana orang merasa dirinya sebagai telah
dilahirkan kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali
kepada sumber-sumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan
demikian orang memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan
kesenian manusia. Perkembangan Renaissance telah melahirkan dua aliran pemikiran
yang berbeda yaitu aliran Rasionalisme dan aliran Empirisme
Rasionalisme memandang bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya
adalah rasio (akal), sedang Empirisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan
adalah empiri, atau pengalaman manusia dengan menggunakan panca inderanya.
Setelah reformasi, renaissance, dan rasionalisme kemudian datanglah Masa
Pencerahan (Aufklarung) sebagai perkembangan lebih jauh dari Rasionalisme
dan Empirisme dari abad sebelumnya. Pada abad sebelumnya, fokus pembahasannya
adalah pemberian interpretasi baru terhadap dunia, manusia, dan Tuhan. Sedang pada
Masa Aufklarung, pembahasannya lebih meluas mencakup segala aspek kehidupan
manusia, manusia sekarang dianggap “dewasa”, seperti aspek pemerintahan dan
kenegaraan, agama, ekonomi, hukum, pendidikan dan sebagainya.
Positivisme sebagai perkembangan Empirisme yang ekstrim, adalah
pandangan yang menganggap bahwa yang dapat diselidiki atau dipelajari hanyalah
“data-data yang nyata/empirik”, atau yang mereka namakan positif.
Materialisme adalah aliran yang menganggap bahwa asal atau hakikat segala
sesuatu adalah materi.
Eksistensi merupakan dasarnya Eksistesialisme yang merupakan himpunan
aneka pemikiran yang memiliki inti yang sama, yaitu keyakinan bahwa filsafat harus
berpangkal pada adanya (eksistensi) manusia pada umumnya.

Sejarah perkembangan filsafat dibagi menjadi delapan zaman, diantaranya :


1. Zaman Yunani Klasik
Periode filsafat Yunani memegang peran penting dalam sejarah peradaban
manusia, karena pada waktu itu terjadi perubahan besar dalam pola berpikir manusia
dari mitos-mitos kepercayaan serta pemikiran-pemikiran yang tidak baik atau salah.
Pada abad ke 6 SM ketika filsafat berkembang ke dunia, mitos dan dongeng
diyakini sebagai segala sesuatu hal yang sakral nyata keberadaannya dengan
menjelaskan gejala-gejala alam dan teka-teki jalan kehidupan antar manusia dengan
alam sekitar dan dengan alam gaib.
Manusia yang dulunya mempunyai ilmu gaib berusaha untuk menguasai alam,
karena alam merupakan objek yang sangat penting bagi manusia.

2. Zaman Pra Yunani Kuno


Mitologi dianggap sebagai dasar kuat untuk menjelaskan segala sesuatu yang
ada pada alam dan bahkan menjelaskan teka–teki alam semesta. Lewat cara ini
manusia sudah mulai dilatih untuk mulai berpikir.
Kesusastraan Yunani sebelum filsafat secara formal lahir karya-karya besar
manusia purba zaman dahulu, dimana karya-karya tersebut selalu digunakan sebagai
buku-buku pendidikan untuk rakyat yunani.
Sudah ada ilmu pengetahuan di timur kuno. Terdapat banyak kebudayaan lain
disekitar Yunani yang berperadapaban tinggi dimana sudah menemukan ilmu-ilmu
pengetahuan tertentu seperti ilmu ukur dan ilmu hitung.
3. Zaman Yunani Kuno
Pada zaman ini yunani tidak lagi dikuasai oleh mitos-mitos yang dianggap
sakral, melainkan menemukan suatu pemikiran akan hal-hal yang baru.

4. Zaman Pra Socrates


Ciri yang menonjol pada masa ini adalah pengamatan terhadap gejala alam
untuk mencari dan menemukan sesuatu yang berarti, seperti :
Thales (640-550 SM) melihat air sebagai asas.
Phitagoras (580-500 SM) menyebut bilangan atau angka sebagai hal yang
dapat menjelaskan sesuatu.
Heraklitus dan Parmenides (515 SM) Heraklitus memperkenalkan segala
sesuatu selalu bergerak dan berubah-ubah seperti air yang senantisa mengalir.
Parmenides mengklaim bahwa sesuatu yang diamati itu tetap dan berubah.

5. Filsafat Abad Pertengahan (6-15 M)


Ilmu-ilmu atau filsafat dilihat sebagai pelayan agama yang sangat penting bagi
gereja sehingga terjadinya kemerosotan penemuan-penemuan penting pada bidang
ilmu dan filsafat.

6. Kelahiran Ilmu Pada zaman Renaisans


Zaman renaisans ditandai oleh zaman kebangkitan dan kelahiran kembali
perkembangan peradaban, seni dan sastra pada masa lalu sekaligus zaman
terbebasnya pikiran manusia dari berbagai ajaran agama yang salah.
Kesadaran manusia atas kuasa alam semesta semakin mononjol dan kemajuan
dunia tergantung pada usaha dan hasil kerja manusia sendiri.
Pada zaman ini, banyak ditemukan manusia yang berpikir luas dan sangat
penting keberadaannya. Beberapa penemu yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan teknologi adalah seperti :
Franncis Bacon menemukan kompas dan mesiu
N.Kopernikus yang mengatakan bahwa planet mengelilingi pusat matahari
Johanes Kepler mengatakan bahwa benda langit bergerak mengikuti lintasan
elips
Galileo Galilei menemukan teropong untuk melihat bintang atau benda-benda
yang sangat jauh.
7. Zaman Modern
Pada masa ini muncul berbagai pemikiran Yunani antara lain:
Rasionalisme
Empirisrme
Kritisme
Selain itu, masa ini juga memunculkan seorang intelektual yang bernama
Gerard Van Cromona yang menyalin buku Ibnu Sina, “The canon of medicine”.
FransiscanRoger Bacon, yang menganut aliran pemikiran empirisme dan realisme
berusaha menentang berbagai kebijakan gereja dan penguasa saat itu.

8. Zaman Kontemporer
Pada abad ini tugas filsafat bukanlah membuat pernyataan-pernyataan tentang
sesuatu yang khusus tetapi memecahkan persoalan yang timbul akibat ketidak
pahaman satu sama lain terhadap bahasa logika.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah memahami tentang perkembangan sejarah filsafat, dapat disimpulkan
bahwa sangat banyak perjalanan sejarah perkembangan tentang filsafat. Hal tersebut
dapat dibuktikan kebenarannya dari perkembangan sejarah filsafat yang menjelaskan
perubahan filsafat dari pemikiran yang sangat kuno menjadi suatu pemikiran yang
sangat modern, pemikiran yang maju,
Dengan pemikiran tersebut, kita dapat menemukan hal-hal yang sangat
menginspirasi sehingga menghasilkan ide-ide atau suatu pemikiran yang kreatif akan
suatu hal yang sedang di pikirkan atau dalam penelitian mencari suatu kebenaran akan
hal-hal dalam penelitian tersebut.
Salah satu contoh saya pribadi seperti membuat atau melakukan suatu
penelitian tentang adanya sumber mata air, tentu kita akan berpikir secara menyeluruh
mengapa hal tersebut ada, pastinya kita akan memikirkan kebenaran yang akan
menjelaskan pemahaman tersebut.

B. SARAN
Inilah hasil dari beberapa sumber yang telah saya rangkum sehingga
terbentuklah suatu makalah yang sudah saya susun secara sistemati. Apa bila terdapat
kesalahan dalam pengetikan kata maupun dalam ejaan bahasa dalam beberapa kalimat
saya mohon maaf, karena setiap manusia pasti tidak lepas dari suatu kesalahan. Untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah yang saya buat ini untuk
menyempurnakan atau membuat makalah yang lebih baik lagi dan agar bisa menjadi
makalah yang penting untuk pedoman bagi saya maupun pembaca. Pembaca yang
baik tentu bijak dalam menyikapi kekurangan dalam makalah yang saya buat ini,
karena itu saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
DAFTAR PUSTAKA

Syahrul Kirom, Jurnal Filsafat Vol.21, Nomor 2, Agustus 2011


Jurnal Al-Makrifat Vol 2, No 2, Oktober 2017
H. Hamid Anwar. Buku Filsafat Olahraga, Staff UNY
Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu, Jakarta ; PT Raja Grafindo Persada, 2009

Anda mungkin juga menyukai