RISALATUL FAJARWATI
NRP.0915040022
DOSEN PEMBIMBING
LILIK SUBIYANTO, S.T., M.T.
II MUNADHIF, S.ST.,M.T.
i
TUGAS AKHIR (609502A)
RISALATUL FAJARWATI
NRP.0915040022
DOSEN PEMBIMBING
LILIK SUBIYANTO, S.T., M.T.
II MUNADHIF, S.ST.,M.T.
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Mengetahui/menyetujui,
Mengetahui/menyetujui Mengetahui/menyetujui
NIP. NIP.
iii
iv
No. : F.WD I. 021
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Date : 3 Nopember 2015
Rev. : 01
Page : 1 dari 1
(Risalatul Fajarwati)
NRP.0915040022
v
vi
KATA PENGANTAR
1. Ibunda tercinta Susiati, yang tiada hentinya mendo’akan dan memberi dukungan
hingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Ayahanda Lugianto, yang telah
menanamkan dan mengajarkan kepada penulis agar tidak pantang menyerah dan
selalu semangat. Kepada adik Indah Khusnul Khotimah yang selalu memberi
semangat dan do’a selama ini.
2. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc., FRINA selaku Direktur Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya.
3. Bapak Moh. Basuki Rahmat, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kelistrikan
Kapal PPNS yang telah mengarahkan dan membantu penulis untuk segera
menyelesaikan jenjang pendidikan D4 di Teknik Otomasi PPNS.
4. Bapak Dr. Eng. Imam Sutrisno, S.T., M.T. selaku Koordinator Program Studi
Teknik Otomasi PPNS.
5. Bapak Lilik Subiyanto S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing, dan memberikan dukungan yang luar biasa dari awal pengajuan
judul hingga terselesaikanya Tugas Akhir.
6. Bapak Ii Munadhif S.ST., M.T selaku Dosen Pembimbing II atas segala ilmu yang
telah ditularkan, bimbingan, serta motivasi yang tiada henti selama penyusunan
Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Staff, Dosen, dan Karyawan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
vii
8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal PPNS yang telah memberikan
ilmu dan bimbingannya selama penulis melaksanakan studi.
9. Seluruh keluarga Himpunan Mahasiswa Teknik Otomasi khususnya teman-teman
Teknik Otomasi angkatan 2015 atas segala bentuk dukungan serta kenangan
perjuangan bersama selama menjadi mahasiswa.
Penulis menyadari tugas akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penyusun berharap
semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat pada kita
semua. Amin.
Penulis,
Risalatu Fajarwati
viii
SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN SALINITAS
PADA PEMELIHARAAN IKAN GIRU DI AKUARIUM DENGAN
METODE PID BERBASIS ANDROID
Risalatul Fajarwati
ABSTRAK
Ekspor ikan hias Indonesia tahun 2017 mencapai US$ 27,61 juta atau tumbuh
12,05% dibandingkan tahun 2016 yang mencapai US$ 27,61 (BPS-RI 2018). Salah satu
contoh dari ikan hias air laut yang banyak diminati adalah ikan giru. Sistem budidaya
pada ikan giru harus dilakukan secara optimal dengan memperhatikan kualitas air agar
perkembangan pertumbuhan ikan giru dapat maksimal. Selama ini pemantauan kualitas
air pada akuarium masih dilakukan secara manual. Pada pembuatan tugas akhir ini,
penulis membuat sistem pemantauan dan pengendalian kualitas air pada pemeliharaan
ikan giru di akuarium air laut dengan parameter suhu dan salinitas. Karena penguapan
mudah terjadi dalam akuarium air laut maka dalam sistem ini juga terdapat sensor level
air untuk membaca level air dalam akuarium. Pemantaun kalitas air dapat dilakukan
secara real time dengan jarak jauh menggunakan android. Dari percobaan yang telah
dilakukan, untuk menurunkan suhu air sebesar 2˚C dalam akuarium membutuhkan waktu
selama 120 menit, sedangkan untuk menaikkan suhu air sebesar 2˚C membutuhkan waktu
selama selama 63 menit. Pembacaan sensor ultrasonik pada sistem mengalami error
sebesar 4,4%. Sensor salinitas tidak dapat bekerja secara real time karena karakteristik
pembacaan sensor tidak continue.
Kata kunci: kualitas air, suhu, salinitas, level air, android
ix
x
SALINITY MONITORING AND CONTROL SYSTEM ON RAISE
CLOWN FISH IN AQUARIUM WITH PID METHOD USING
ANDROID
Risalatul Fajarwati
ABSTRACT
Indonesia’s ornamental fish exports in 2017 reached US $ 27.61 million or grew
12.05% compared to 2016 which reached US $ 27.61 (BPS-RI 2018). One example of
seawater ornamental fish that is in great demand is the clown fish. Thea aquaculure
system for clown fish groeth can be maximized. So far, monitoring of water quality in the
aquarium is still done manually. In making this final project, the authors make a system
of monitoring and controlling water quality in maintenance of clown fish in seawater
temperature and salinity paramenters. Because of the evaporation is easy in seawater
aquarium, this system also has a water level sensor to read the water level in aquarium.
Monitoring water quality can be done in real time remotely using android. From the
experiments that have been done, to reduce the water temperature by 2˚C in the aquarium
takes 120 minutes, while to raise the water temperature by 2˚C takes as long as 63
minutes. Ultrasonic readings on the system experienced an error of 4.4%. The salinity
sensor can not work in real time because the sensor reading characteristics does not
continue.
V
Keywords: water quality, temperature, salinity, water level, android
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................... ............................................................... iii
ABSTRAK................................................................................................................ ix
ABSTRACT.............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
xiii
2.6 Peltier ................................................................................................................. 6
2.8 Wemos................................................................................................................ 8
xiv
4.1.3 Perancangan Sensor Ultrasonik ................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 61
BIODATA PENULIS.............................................................................................. 63
xv
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
Gambar 4.11 Tampilan Splash Screen ....................................................................... 35
Gambar 4.12 Tampilan Menu Login ......................................................................... 35
Gambar 4.13 Tampilan Menu Utama ........................................................................ 36
Gambar 4.14 Tampilan Menu Termometer ............................................................... 36
Gambar 4.15 Tampilan Menu Salinitas ..................................................................... 36
Gambar 4.16 Tampilan Menu Level Air ................................................................... 37
Gambar 4.17 Listing Program DS18B20 Pada Arduino IDE .................................... 38
Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Suhu ................................................................... 39
Gambar 4.19 Pengujian Sensor DS18B20 ................................................................. 40
Gambar 4.20 Grafik Respon Kenaikan Suhu............................................................. 40
Gambar 4.21 Grafik Respon Penurunan Suhu ........................................................... 41
Gambar 4.22 Grafik Hubungan Salinitas Terhadap Nilai ADC ................................ 44
Gambar 4.23 Listing Program Sensor Salinitas Pada Arduino IDE .......................... 45
Gambar 4.24 Listing program ultrasonik pada arduino IDE ..................................... 46
Gambar 4.25 Pengujian Sensor Ultrasonik ................................................................ 48
Gambar 4.26 Listing Program Servo Pada Arduino IDE .......................................... 49
Gambar 4.27 Pengujian Servo ................................................................................... 50
Gambar 4.28 Pengujian Peltier Pada Sisi Dingin dan Sisi Panas .............................. 52
Gambar 4.29 Menu Login .......................................................................................... 53
Gambar 4.30 Tampilan Menu Temperatur ................................................................ 53
Gambar 4.31 Tampilan Menu Salinitas ..................................................................... 53
Gambar 4.32 Tampilan Menu Level Air ................................................................... 54
Gambar 4.33 Data Firebase ....................................................................................... 54
Gambar 4.34 Input Salinitas 698 ............................................................................... 56
Gambar 4.35 Input Salinitas 700 ............................................................................... 57
Gambar 4.36 Input Salinitas 725 ............................................................................... 57
Gambar 4.37 Input Salinitas 723 ............................................................................... 57
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1
output sistem yaitu berupa peltier dan servo. Sedangkan untuk mempermudah
memantau kondisi sistem pengendalian dalam akuarium, penulis memanfaatkan
sistem antarmuka berbasis android yang nantinya terdapat data kondisi sistem
secara real time.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Dapat melakukan proses pemantauan dan pengendalian jarak jauh
secara real time pada akuarium menggunakan android
2. Dapat mengintegrasikan sistem agar kualitas air akuarium optimal
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
1. Untuk referensi pengembangan penelitian selanjutnya
2. Didapatkan sebuah sistem komunikasi secara real time menggunakan
android yang dapat diaplikasikan pada budidaya ikan hias air laut,
sehingga pengguna tidak perlu setiap hari melakukan pemeriksaan
kualitas air pada akuarium karena telah dapat melakukan pemantuan dan
pengendalian secara real time dengan jarak jauh.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Suhu
Ari et al., (2007) menyatakan bahwa ikan giru memiliki toleransi
yang lebar yaitu mampu bertahan hidup 25-33˚C meskipun demikian
merekan memiliki suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhn dan
kelangsungan hidup ikan optimal. Menurut Fautin dan Allen (1992), ikan
giru dapat hidup dengan baik pada suhu 27-28 ˚C.
3
2.1.2 Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh larutan garam yang
terdapat di dalam air laut. Perairan air laut memiliki salinitas kisaran di
atas 17 ppt untuk keperluan budidaya biota laut (Arrokhman dkk, 2012).
Menurut Fujiya (2008) ikan karang seperti ikan giru dapat hidup pada
salinitas 25-40 ppt, sedangkan menurut Maddu et al., (2009), ikan giru
memiliki salinitas optimum yaitu pada salinitas 30-35 ppt.
2.2 Sensor Suhu DS18B20
Sensor suhu DS18B20 merupakan sensor suhu dengan kemampuan tahan
air sehingga cocok digunakan untuk mengukur suhu pada air. Karena output data
dari sensor DS18B20 merupakan data digital, sehingga tidak perlu khawatir
terhadap degradasi data ketika digunakanan untuk jarak yang jauh. DS18B20
adalah sensor suhu digital yang dikeluarkan oleh Dallas Semiconductor. Dalam
pembacaan suhu, sensor menggunakan protokol 1 wire communication. DS18B20
memilki 3 pin yang terdiri dari VCC, Ground dan Data Q. Tegangan yang
beroperasi pada DS18B20 adalah 3-5 Volt dengan arus maksimal 1,5 mA. Sensor
suhu DS18B20 beroperasi pada suhu -55º celcius hingga +125º celcius. Adapun
gambar sensor suhu DS18B20 seperti Gambar 2.2.
4
pemprosesan sinyal akan mengeluarkan output yang menunjukkan besar
konduktifitas/daya hantar listrik sample air tersebut (Endrah, 2010). Gambar 2.3
merupakan sensor salinitas yang digunakan dalam tugas akhir.
5
0.034 𝑐𝑚/𝑠
𝑆= 𝑥𝑡
2
Dimana :
s = Jarak antara sensor dengan benda (m)
t = Waktu tempuh gelombang ultrasonik dari transmitter ke receiver (s)
2.5 Manual Valve
Manual valve adalah sebuah komponen yang digunakan untuk
mengendalikan air secara manual. Sehingga aktuator dari manual valve ini masih
mengandalkan manusia. Adapun manual valve yang digunakan seperti Gambar 2.5
2.6 Peltier
Modul peltier yang digunakan pada tugas akhir ini menggunakan seri
TECI-12706, seri ini sudah sangat umum digunakan banyak orang sebagai
komponen pendingin untuk kulkas mini maupun system pendingin CPU. Pada tabel
2.1 merupakan spesifikasi modul peltier TECI-12706.
Dalam tugas akhir ini menggunakan prinsip efek peltier, yaitu saat ada
dua logam yang berbeda dan saling disambung selanjutnya arus listrik dialirakan
pada sambungan tersebut, maka akan menimbulkan fenomena atau kondisi seperti
6
pompa kalor. Prinsip inilah yang dimanfaatkan termoelektrik sebagai
pendingin/pompa kalor. Termoeletrik terdiri dari dua buah bahan yang berbeda
yang disambungkan. Bahan yang dipilih memiliki koefisien seebeck yang cukup
tinggi. Untuk saat ini kebanyakan termolektrik menggunakan Bismuth-Telluride
sebagai bahan pembuatnya. Dalam setiap keeping termoelektrik peltier ketika
dialiri listrik maka kedua sisi keeping termoelektrik peltier melakukan aktifitas
masing-masing dimana sisi yang pertama adalah menyerap panas sehingga bagian
tersebut memiliki suhu yang dingin, sedangkan sisi satunya melakukan aktifitas
pelepasan atau melepaskan kalor yang akan menyebabkan bagian tersebut memiliki
suhu panas. Berikut Gambar 2.6 adalah bentuk dari modul peltier yang akan
digunakan.
7
Gambar 2.7 Motor Servo (sites.google.com,2019)
2.8 Wemos
Mikrokontroler Wemos D1 (R2) ESP8266 adalah sebuah
Mikrokontroler pengembangan berbasis modul mikrokontroler ESP8266.
Mikrokontroler Wemos dibuat sebagai solusi dari mahalnya sebuah sistem wireless
berbasis Mikrokontroler lainnya. Dengan menggunakan Mikrokontroler Wemos
biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem WiFi berbasis Mikrokontroler
sangat murah, hanya sepersepuluhnya dari biaya yang dikeluarkan apabila
membangun sistem WiFi dengan menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno dan
WiFi Shield. Yang berbeda pada Mikrokontroler ini yaitu kemampuannya untuk
menyedikan fasilitas konektifitas WiFi dengan mudah serta memori yang
digunakan sangat besar yaitu 4 MB. Wemos dapat dilihat pada Gambar 2.8
dibawah ini
8
arduino uno sebagai mikrokontroler untuk menerima data input dari sensor
salinitas, sensor suhu DS18B20 dan sensor ultrasonik serta menggerakkan aktuator
berupa servo dan peltier sebagai respon pembacaan input. Berikut Gambar 2.9
adalah bentuk dari arduino mega yang akan digunakan.
9
regresi linier sederhana adalah model regresi yang paling sederhana yang hanya
memiliki satu variabel bebas X. Analisis regresi memiliki beberapa kegunaan, salah
satunya untuk melakukan prediksi terhadap variabel terikat Y (Smadi,2012).
Persamaan untuk model regresi linier sederhana adalah sebagai berikut.
Y = 𝑎X + 𝑏
ΣXY−(ΣX)(ΣY)/n
𝑎=
ΣX2 −(ΣX )2 /n
1
b= (𝛴Y − 𝑏1 𝛴X)
𝑛
Nilai a adalah slope, b adalah intercep dan n adalah banyaknya data yang
digunakan dalam perhitungan.
1 1 𝑑𝑒(𝑡)
𝑚𝑣(𝑡) = 𝐾𝑝 (𝑒(𝑡) + ∫0 𝑒(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑇𝑑 ) (2.1)
𝑇𝑖 𝑑𝑡
Keterangan :
Kp = konstanta Proportional
Ti = konstanta Integral
Td = konstanta Derivative
10
Persamaan pengendali PID di atas dapat juga dituliskan sebagai berikut:
𝑡 𝑑𝑒(𝑡)
𝑚𝑣(𝑡) = 𝐾𝑝 𝑒(𝑡) + 𝐾𝑖 ∫0 𝑒(𝑑𝑡) + 𝐾𝑑 (2.2)
𝑑𝑡
1
Dengan 𝐾𝑖 = 𝐾𝑝 𝑥 dan 𝐾𝑑 = 𝐾𝑝 𝑥 𝑇𝑑 untuk lebih memaksimalkan
𝑇𝑖
kerja pengendali diperlukan nilai batas minimum dan maksimum yang akan
membatasi nilai manipulated variable yang dihasilkan. (Andreanto, 2015).
a. Pengendali Proporsional
Kontrol P jika 𝐺(𝑠) = 𝐾𝑝 dengan k adalah konstanta. Jika 𝑢 = 𝐺(𝑠) maka
𝑢 = 𝐾𝑝 𝑥 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 dengan Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku sebagai
gain (penguat) tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroller.
Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang
tidak dinamik ini. (Andreanto, 2015).
11
Sinyal keluaran pengendali integral merupakan luas bidang yang dibentuk
oleh kurva kesalahan. (Andreanto, 2015)
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A
Mulai
Pembuatan Software
Identifikasi Masalah
dan Studi Literatur
Ya
Pembuatan Hardware
Apakah Sudah Sesuai ?
Tidak
Ya
Ya
A
Selesai
13
yang diperlukan, baik berupa hardware, software, dan mekanik, kemudian dilanjutkan
dengan melakukan perancangan hardware dan mekanik sesuai konsep tersebut. Setelah
perancangan plant selesai dilanjutkan dengan pembuatan berbagai aplikasi yang diperlukan
sebagai monitoring dan kontrol dari kinerja alat tersebut. Setelah hardware, software dan
mekanik selesai, perlu dilakukan integrasi antara komponen dan komponen penunjangnya
supaya sistem dapat berjalan dengan baik. Setelah alat dapat bekerja sesuai proses yang
sudah ditentukan dan dapat termonitoring dengan jelas maka perlu dilakukan analisa dan
pembahasan mengenai kinerja plant tersebut supaya dapat diketahui berbagai permasalahan
dan penyelesaian dari plant.
14
dibutuhkan. Data yang dibutuhkan berupa data salinitas, suhu dan level air yang
digunakan pada sistem. Selain itu juga dilakukan analisis tentang teknologi apa saja
yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini. Kebutuhan teknologi yang
dibutuhkan diantaranya:
1. Akuarium
Akuarium digunakan sebagai media tempat hidup ikan giru. Akuarium ini
terbuat dari kaca dan berukuran 47cmx22cmx46cm.
2. Arduino Uno
Dijadikan sebagai kontrol utama sebagai pengolahan data dari inputan sensor.
Pengolahan tersebut salah satunya bertujuan untuk mengontrol penggunaan
semua aktuator yang digunakan dalam sistem.
3. Sensor DS12B20
Sesor ini digunakan untuk membaca suhu air dalam akuarium.
4. Sensor salinitas
Sensor salinitas berfungsi untuk membaca kadar garam air akuarium. Prinsip
kerja elektrikal konduktiviti adalah dua buah probe dihibungkan ke larutan yang
akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan sinyal akan
mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas/daya hantar listrik
smple air tersebut.
5. Sensor Ultrasonik
Sensor ini digunakan untuk membaca level air pada akuarium.
6. Wemos
Wemos sebagai komunikasi untuk mengirim data dari arduino ke android.
7. PID Controller
Sistem yang dibangun ini menggunakan PID Controller sebagai pengolahan
data. PID ini dirancang dari masukan yang didapat dari sensor temperatur serta
keluaran yang mengatur pengoperasian aktuator. Supaya aktuator berjalan
sesuai dengan yang diharapkan sehingga setpoint dapat tercapai maka dibuatlah
perhitungan Kp,Ki dan Kd.
8. Aktuator
Aktuator yang digunakan dalam penelitian ini adalah servo dan peltier
15
3.5 Perancangan Mekanik
Pada Gambar 3.2 merupakan perancangan mekanik yang digunakan dalam
tugas akhir. Ukuran akuarium dimensi akuarium adalah 47cmx22cmx46cm.
16
lebih jelasnya kontrol PID yang digunakan akan dijelaskan pada gambar
3.4. Sensor ultrasonik dugunakan untuk membaca level air dalam
akuarium. Sistem tersebut dapat dimonitoring pada android secara real
time. Gambar 3.3 merupakan flowchart konsep sistem salinitas dan
gambar 3.5 merupakan flowchart konsep sistem suhu dan level air.
17
Mulai
Pembacaan nilai
salinitas
Tidak Tidak
Apakah nilai salinitas > set Apakah nilai salinitas < set
point point B
Ya Ya
Tidak
Apakah nilai salinitas = set B
point
Ya
Valve menutup
Selesai
18
Mulai
Masukkan Kp,Ki,Kd
Masukkan SP
Baca keluaran
sensor
//Kp
Apakah nilai PV
Error = SP-PV
= SP ? Tidak Out P = Kp*Error
Ya //Ki
Error I = error + error_sebelum i
Out i = Kp*error i *Ti
Error_sebelum i = error i
//Kd
Error D = error + error_sebelum d
Out i = Kd*error d/Ti
Error_sebelum d = error d
Selesai
19
Mulai
Peltier 1
Peltier 2
Baca Sensor
DS18B20
Peltier 2 ON
Ya
Tidak
Baca Sensor
DS18B20
Apakah nilai Suhu
=> 26,5˚C?
Tidak
Ya
Apakah nilai Suhu
< 26,5˚C?
Peltier 2 OFF
Ya
20
keadaan off , set point salinitas adalah 33 ppt. Sensor salinitas membaca
kadar garam dalam akuarium, nilai salinitas akan diolah datanya
menggunakan kontrol PID, Kontroler PID berfungsi untuk mengontrol
servo pada valve di bak air laut dan air tawar. Jika nilai salinitas lebih dari
set point maka valve air tawar akan membuka namun jika nilai salinitas
kurang dari set point maka valve air laut yang akan membuka.
21
3.7 Diagram Sistem
Sensor Suhu
Peltier pendingin
Sensor Jarak
Servo
Android
22
3.7.2 Diagram Blok Kontrol
Sensor DS18B20
Gambar 3.7 Sistem Loop Tertutup Pada Proses Pengendalian Suhu Air
Berdasarkan Gambar 3.7 Sistem loop tertutup pada proses
pengendalian suhu. Penggunaan Kontrol Microcontroler akan mengatur
aktuator peltier. Peltier 1 sebagai pendinginan sedangkan peltier 2 sebagai
pemanas. Peltier disini hanya berfungsi on-off saja.
Sensor salinitas
Sensor
Ultrasonik
Gambar 3.9 Sistem Loop Tertutup Pada Proses Pengendalian Level Air
Berdasarkan Gambar 3.9 Merupakan sistem loop tertutup pada
sensor ultrasonik.
23
3.8 Perancangan Software
Seperti yang terlihat pada Gambar 3.10, dalam software Android ini user
dapat melakukan proses pemantauan dan pengendalian salinitas, suhu dan level air
secara real time menggunakan andoroid.
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
25
Tabel 4.1 Konektivitas Pin Sensor DS18B20 dengan Arduino IDE.
Sensor Suhu DS18B20 Arduino Uno
VCC 5V
GND GND
DQ 2
VCC 5V
GND GND
DQ A0
26
4.1.3 Perancangan Sensor Ultrasonik
Rancangan sensor ultrasonik bertujuan untuk membaca level air
dalam akuarium. Sensor ultrasonik menghasilkan output berupa pulsa.
Prinsip kerja sebuah modul sensor ultrasonik yaitu mendeteksi jarak
benda dengan cara mengirimkan gelombang ultrasonik dan kemudian
menerima pantulan gelombang tersebut.
VCC 5V
GND GND
Trig 11
Echo 12
27
mempengaruhi gerak daripada motor servo untuk membentuk sudut
tertentu. Gambar 4.4 merupakan wiring servo pada arduino uno.
VCC 5V
GND GND
DATA 3
28
Gambar 4.5 Perancangan Aktuartor Peltier
Dari gambar 4.5 dapat menjelaskan rangkaian peltier yang
digunakan sebagai pendingin suhu air dalam akuarium dan juga pemanas
suhu air dalam akuarium adalah sama. Tabel dibawah ini merupakan
konektivitas modul relay dengan arduino.
29
Gambar 4.6 Wiring Perancangan Diagram Panel
30
Tabel 4.6 Konektivitas Wiring Panel Keseluruhan Sistem
Input Relay DS18 Sali Ultras Servo Servo We Input Buck Aktua Aktua
Ardu B20 nitas onik 1 2 mos Power Converter tor tor
ino Supply Pema Pendi
12V nas ngin
DC
5V 5V 5V 5V 5V 5V 5V 5V L 5V (wemos ) NO NO
GND GND GND GND GND GND GND GND N GND - -
(wemos)
A0 - - Analog - - - - G - -
1 - Data - - - - - V+ V+ - -
6 In 1 - - - - - - V+ V- - -
7 In 2 - - - - - - V- - V- V-
9 - - - - Data - - V- - - -
10 - - - - - Data - - - - -
11 - - - Trig - - - - - - -
12 - - - Echo - - - - - - -
Tx - - - - - - Rx - - - -
Rx - - - - - - Tx - - - -
1. Arduino Uno
2. Modul Relay 2 Channel Arduino
3. PSU 12V DC
4. Buck converter
5. wemos
6. Ultrasonik
7. Sensor salinitas
8. DS18B20 (3 buah)
9. Aktuator Pendingin (Peltier, kipas, pompa)
10. Aktuator Pemanas (Peltier, kipas, pompa)
11. Servo (2 buah)
Gambar 4.6 menunjukkan wiring diagram panel Tugas Akhir.
Pada panel Tugas akhir ini terdapat power supply 12V DC yang terdiri
31
dari L, N, G, V+, V+, V-, V-. Pada bagian V+ dan V- digunakan untuk
supply tegangan pada buck konverter. Tegangan yang keluar dari buck
sebesar 5V akan menjadi tegangan masukan untuk wemos dan relay 2
channel. Relay tersebut tersambung dengan aktuator pendingin dan
pemanas. Pada aktuator pendingin terdapat beberapa komponen yaitu
peltier, kipas dan juga pompa. Komponen tersebut membutuhkan
tegangan input sebesar 12V. Dalam aktuor pemanas juga terdapat
beberapa komponen yang sama seperti dalam aktoator pendingin. Pada
microcontroller arduino uno sendiri digunakan sebagai supply tegangan
5V dan inputan pin ultrasonik, sensor salinitas, sensor DS18B20, servo,
aktuator pemanas, aktuator pendingin , relay 2 channel arduino serta tx,
rx pada wemos.
32
point. Berikut rancangan penempatan hardware pada mekanik yang ditunjukkan
dengan gambar dibawah ini.
33
Gambar 4.10 Mekanik Tampak Depan
Keterangan :
1. Sensor salinitas
2. Sensos temperatur DS18B20
3. Sensor ultrasonik
4. Aktuator pemanas
5. Aktuator pendingin
6. Servo air tawar
7. Servo air laut
8. Valve air tawar
9. Valve air laut
10. Wadah air tawar
11. Wadah air laut
12. Valve pembuangan air
13. Box panel
4.3 Perancangan Software
Pada perancangan software dimulai dengan merancang flowchart diagram
pengendalian. Sebelum melakukan pemrograman arduino yang dilakukan
menggunakan software arduino IDE, terlebih dahulu dibuat perencanaan metode
PID sebagai metode yang digunakan dalam tugas akhir ini. Selain perancangan
34
program arduino pada software arduino IDE dan perancangan PID, juga dibuat
perancangan tampilan interface menggunakan software Android Studio. Sehingga
dapat disebutkan garis besar dari perancangan software pada tugas akhir ini terdiri
atas:
1. Perancangan Program Arduino.
2. Perancangan Desain Interface.
4.3.1 Perancangan Desain Interface
Perancangan interface pada tugas akhir ini dibuat dengan
menggunakan software android studio. Tampilan interface dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
35
Gambar 4.13 Tampilan Menu Utama
36
Gambar 4.16 Tampilan Menu Level Air
Pada pengujian hardware berisi tentang hasil dari pengujian sensor, aktuator
yang digunakan dalam tugas akhir.
37
dengan cara memasukkan sensor suhu DS18B20 dan termometer
akuarium kedalam tangki yang berisi air. Hasil pengujian sensor suhu
DS18B20 dapat ditujukkan pada Tabel 4.7.
38
Tabel 4.7 Data Hasil Pengujian Sensor DS18B20
No. Sensor Termometer Error
(Celcius) (Celcius)
1. 21,12 21 0,5%
2. 22,12 22 0,54%
3. 23,06 23 0,26%
4. 24,30 25 2,8%
5. 25,25 26 2,88%
6. 26,16 27 3,11%
7. 27,25 28 2,67%
8. 28,37 29 2,17%
9. 29,21 30 2,63%
10. 30,9 31 0,32%
Error rata-rata 1,78%
20 Sensor (Celcius)
10
0 Termometer
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Celcius)
DATA
39
Gambar 4.19 Pengujian Sensor DS18B20
40
Grafik Respon Penurunan Suhu
27
26,5
26
25,5
25
24,5
24
23,5
41
Dibawah ini merupakan perhitungan dari regresi linier
sederhana, pada tabel 4.9 adalah variabel yang digunakan dalam
perhitungan manual regresi linier sederhana.
X
Y
(Nilai X2 Y2 XY
(PPT)
ADC)
694,4 19,8 482191,4 392,04 13749,12
711,2 22,2 505805,4 492,84 15788,64
713,6 23,4 509225 547,56 16698,24
715 24,6 511225 605,16 17589
718 27,3 515524 745,29 19601,4
719,4 30,8 517536,4 948,64 22157,52
721 31,7 519841 1004,89 22855,7
720 32,2 518400 1036,84 23184
718,4 33,5 516098,6 1122,25 24066,4
723,8 35,7 523886,4 1274,49 25839,66
7154,8 281,2 5119733 8170 201529,7
42
Dimana
ΣX = 7154,8
𝛴Y = 281,2
𝛴X 2 = 5119733
𝛴Y 2 = 8170
ΣXY = 201529,7
a = (ΣX)(ΣY)
ΣXY − n
ΣX )2
ΣX 2 − ( n
ΣX 2 − (ΣX )2 /n
5119733 − (7154,8 )2 /10
616,816
ΣXY − (ΣX)(ΣY)/n
201529,7 − 7154,8 x 281,2 / 10
336,704
336,704
Jadi a =
616,816
0,5468
b = 1 (𝛴Y − 𝑏 𝛴X)
1
𝑛
1
(281,2 − (0,5468 x 7154,8)
10
− 363,1
Perhitungan manual koefisien determinasi (R2 )
R2 = ((n)(ΣXY) − (ΣX)(ΣY))2
(n(ΣX2 ) − (ΣX)2 (𝑛(ΣY2 ) − (ΣY)2 )
((10)(201529,7) − (7154,8)( 281,2))2
(10(5119733) − (7154,8)2 )(10(8170) − (281,2)2 )
((2015296,8) − (2011929,76))2
((51197331,2) − (51191163,04))((8170) − (79073,44))
(11336958,4)
(6168,16)(2626,56)
43
(11336958,4)
(16201042,33)
0,6964
Persamaan regresi linier sederhana adalah
Y = 𝑎X + b
Dimana
Y = 0,5468x − 363,1
R2 = 0,6964
44
Gambar 4.23 Listing Program Sensor Salinitas Pada Arduino IDE
45
4.4.3 Pengujian Sensor Ultrasonik
Pengujian sensor ultrasonik bertujuan untuk menguji keluaran
sensor serta untuk membaca nilai error jika dibandingkan dengan
penggaris. Pada pengujian sensor ultrasonik ini nilai yang diamati adalah
keluaran jarak yang terbaca oleh sensor dengan rentang jarak 1 cm - 15
cm dengan kenaikan setiap 1 cm. Pengujian dilakukan dengan mengukur
jarak suatu benda terukur yang diletakkan di hadapan sensor. Hasil data
dari sensor ultrasonik berupa data digital yang selanjutnya akan diolah ke
mikrokontroller. Listing pada program ardoino dapat dilihat pada gambar
4.24.
46
ditunjukkan pada Tabel 4.11. Persamaan dalam menentukan jarak benda
adalah sebagai berikut
0.034 𝑐𝑚/𝑠
𝑆= 𝑥𝑡
2
Dimana :
s : Jarak antar sensor ultrasonik dengan benda
t : Selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan
waktu ketika gelombang pantul diterima eceiver
0.034 cm/s : Cepat rambat gelombang bunyi pada medium udara
Tabel 4.11 Tabel Pengujian Sensor Ultrasonik
No. Sensor Penggaris Error
(cm) (cm)
1. 1 2 33,3%
2. 2 3 33,3%
3. 3 3 0%
4. 4 4 0%
5. 5 5 0%
6. 6 6 0%
7. 7 7 0%
8. 8 8 0%
9. 9 9 0%
10. 10 10 0%
11. 11 11 0%
12. 12 12 0%
13. 13 13 0%
14. 14 14 0%
15. 15 15 0%
Error rata-rata 4,44%
Dari tabel 4.11 diatas terdapat error yang besar pada jarak 1 cm
dan 2 cm sehingga didapatkan error rata-rata sebesar 4,44%. Dari
47
pengujian ini menunjukkan bahwa sensor memiliki kemampuan
pembacaan jarak dalam retang cukup baik dengan error yang masih dapat
ditoleransi. Pada gambar 4.25 merupakan pengujian sensor ultrasonik
yang sudah dilakukan.
48
Gambar 4.26 Listing Program Servo Pada Arduino IDE
Program servo pada software arduino IDE berfungsi untuk
menguji keakuratan aktuator servo pada derajat buka servo. Pada listing
program diatas perlu memasukkan library servo agar mudah untuk
mengakses servo, pin PWM yang digunakan adalah pin 10 arduino. Saat
sinyal dengan frekuensi 50 Hz dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5
ms, maka sudut 0°.Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan
kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar ke berlawanan arah jarum
jam (Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya
linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi
tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan
lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam (Clock Wise,
CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton
duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut. Jadi derajat servo akan berputar
sesuai dengan lebar pulsa PWM yang diberikan.
1. 0 0 0%
2. 5 20 75%
3. 35 40 12,5%
49
4. 60 60 0%
5. 80 80 0%
6. 100 100 0%
7. 120 120 0%
8. 140 140 0%
9. 160 160 0%
10. 180 180 0%
Error rata-rata 5,83%
Dari tabel 4.12 keluaran derajat servo masih belum 100% tepat,
,masih terdapat error yang cukup besar yaitu pada pada data ke 2 sebesar
75% dan ke 3 sebesar 12,3% sehingga didapatkan error rata-rata sebesar
5,83%. Pada gambar 4.27 merupakan pengujian sensor ultrasonik yang
sudah dilakukan.
50
sebesar 33,3 ˚C. Dapat dilihat data hasil pengujian peltier pada sisi dingin
pada tabel 4.13.
51
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Peltier Sisi Panas
No. Waktu Termo Gun
(menit) (˚C)
1. 0 26
2. 2 115
3. 4 108
4. 6 110
5. 8 112
6. 10 110
7. 12 111
8. 14 106
9. 16 115
10. 18 109
11. 20 115
Gambar 4.28 Pengujian Peltier Pada Sisi Dingin dan Sisi Panas
52
Gambar 4.29 Menu Login
53
Gambar 4.32 Tampilan Menu Level Air
Pada tampilan utama interface saat melakukan pengujian dapat dilihat nilai
sensor dapat ditampilkan serta indikator pada aktuator berjalan sesuai. Pada
percobaan, bagian setting point dapat dilihat dimana inputan set point dari
temperatur dan salinitas dapat diinputkan nilai serta terdapat nilai hasil pembacaan
temperatur, salinitas dan level air. Selain itu pada menu juga terdapat indikator
aktuator dengan warna hijau menandakan aktuator aktif sedangkan warna merah
menandakan aktuator mati.
Pada tugas akhir ini menggunakan database firebase yang nilainya akan
diambil oleh wemos D1 mini dan akan dikirim ke arduino untuk mengatur set point
yang telah dimasukkan pada aplikasi android. Data firebase ditampilkan pada
gambar 4.33.
54
4.6 Pengujian Salinitas PID
Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode PID, yang dimana pada tugas
akhir ini metode diterapkan pada kontrol salinitas dengan inputan berupa nilai ADC sensor
untuk mengontrol valve air tawar dan air laut sesuai set point. Pengujian metode PID
menggunakan bantuan Software berupa Arduino IDE. Berikut merupakan tahapan yang
perlu dilakukan untuk membuat metode PID di Arduino:
Kp = 2 SP = 718,4
Ki = 5 PV = 750
Kd = 1 Range PWM = 0 – 255 = 255
Ts = 0,5 Range Sudut Sevo = 0˚ – 180˚ = 180˚
Keluaran PID dan nilai PWM
Error = SP –PV
= 750 – 718,4
= 31,4
Keluaran P = Kp*Error
=
2*31,4
= 62,8
Keluaran I = Error * Ts
= 62,8 * 0.5
55
= 31,4
Gambar dibawah ini merupakan respon sistem terhadap nilai salinitas yang
dimasukkan pada interface android.
56
Gambar 4.35 Input Salinitas 700
57
Berdasarkan gambar diatas nilai keluaran sensor salinitas berupa nilai ADC
yang dimasukkan secara manual pada android. Set point berupa nilai ADC sensor
didapatkan dari hasil pengujian sensor yang telah dilakukan. Set point sebesar 33
PPT sama dengan nilai ADC sebesar 718.4. Maka didapatkan respon sistem seperti
pada gambar 4.34, ketika nilai salinitas yang dimasukkann kurang dari set point
maka servo 2 aktif, indikator salt (servo 2) pada android berwana hijau sedangkan
com (servo 1) mati dengan indikator berwana merah. Pada gambar 4.35 memliki
respon sistem yang sama seperti gambar 4.34 karena nilai salinitas yang
dimasukkan kurang dari set point.
Respon sistem ketika nilai yang dimasukkan lebih dari set point adalah
indikator com (servo 1) berwana hijau dan salt (Servo 2) berwana merah seperti
ditunjukkan pada gambar 4.36. Indikator com berwarna hijau menandakan bahwa
servo 1 aktif dan servo 2 mati. Respon sistem yang sama juga ditunjukkan pada
gambar 4.37 ketika dimasukkan nilai salinitas lebih dari set point.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada tahapan akhir dari tugas akhir ini berisi tentang kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan oleh penulis dan saran untuk penelitian selanjutnya
dalam topik tugas akhir ini.
5.1 KESIMPULAN
Dari percobaan yang sudah dilakukan terdapat beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada percobaan sistem kontrol suhu air pada akuarium ikan giru untuk
menaikkan suhu sebesar 2˚C membutuhkan waktu selama 120 menit.
Sedangkan pada percobaan suhu awal 24,5˚C untuk mencapai set point
membutuhkan waktu selama 63 menit. Hal ini terjadi karena aktuator
pemanas lebih cepat membuang dingin sehingga sisi panas pada peltier
dapat bekerja maksimal.
2. Pembacaan sensor ultrasonik mengalamin error sebesar 4,4% karena
pembacaan sensor ultrasonik pada jarak 1-2 cm kurang akurat. Hal tersebut
sesuai dengan data sheet akurasi pembacaan sensor ultrasonik HCSR03.
3. Pembacaan sensor salinitas dilakukan secara offline/tidak real time.
4. Penerapan metode PID dilakukan secara simulasi untuk mengetahui respon
dari kontrol valve air laut dan air tawar.
5. Sistem dapat terintegrasi dengan baik dan dapat termonitoring melalui
android.
5.2 SARAN
Dari percobaan yang telah di lakukan terdapat beberapa hal yang harus
perhatikan dan ditingkatkan lagi pada penelitian selanjutnya, yaitu :
1. Perlu adanya alternatif sensor salinitas lain yang lebih akurat
pembacaannya.
2. Pengunaan metode baru pada plant ini diharapkan memiliki respon yang
lebih baik.
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Aldaka, Ranu Adi. 2014. “Sistem Otomatisasi Pengkodisian Suhu, pH, dan
Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin”. Jurnal Seminar
Hasil.
Nuzula, Nike Ika., Endarko. 2013. “Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur
Kekeruhan Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535”. Jurnal Sains dan Seni
Pomits. Vol. 4 (1): 1–6. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November.
Hedlyni. 2011. “Pendeteksi Kekeruhan Air Berbasis Mikrokontroler AT89S51
dengan Sensor Fototransistor dan Led Inframerah”. Padang: Universitas
Andalas.
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Ginting, O., 2011. Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung
Dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) dan Klorofil-a di Perairan
Danau Toba.
Fautin, D.G. et.,al. 2007 Anemon ikan dan anemon lut tuan mereka: panduan
tukaquarist dan penyelm. Museum Australia Barat.
George Andrean , Rahman Abdul. 2012. “Sistem Pengendali Robot Bergerak Lurus
dengan Kontrol Proporsional Integral Derivatif (PID) Berbasis LabView”.
Bandung. TELEKONTRAN.
61
62
BIODATA PENULIS
NRP : 0915040022
Email : risalatulfajarwati@gmail.com
Pendidikan Terakhir
63
64
65