(Agah Faisal)
Agah Faisal
Puslit KIM-LIPI
Kompleks Puspiptek, Setu, Tangerang Selatan 15314, Banten, Indonesia
E-mail: faisal@kim.lipi.go.id
Abstrak
Puslit KIM-LIPI telah mengembangkan suatu sistem pengukuran acuan daya AC untuk laboratorium standar
nasional dengan ketelitian pengukuran yang lebih baik dari 75 ppm pada faktor cakupan 2 dan tingkat
kepercayaan 95%. Sistem tersebut berbasis Standard Watt Converter (SWC), beban semu, dan digital DC
voltmeter yang telah diketahui koreksinya melalui proses kalibrasi kepada standar yang dimiliki Lembaga
Metrologi Nasional Australia (NMIA) dan Lembaga Metrologi Nasional Indonesia (Puslit KIM-LIPI). Metode
perbandingan terhadap sistem acuan tersebut telah diterapkan pada suatu Unit Under Calibration (UUC) yang
berupa power meter berketelitian tinggi. Hal ini dilakukan untuk menampilkan unjuk kerja sistem acuan daya AC
dalam proses pengukuran koreksi pembacaan dari power meter. Hasil evaluasi pada titik-titik pengukuran 120 V,
5 A, dan 53 Hz menunjukkan bahwa koreksi pembacaan terbesar adalah 133 ppm. Nilai tersebut berkesesuian
dengan kelas akurasi power meter ZERA RMM3001 yaitu 0,02% atau sebesar 200 ppm. Dari hasil unjuk kerja
sistem pengukuran ini maka penetapan acuan daya AC untuk laboratorium standar nasional seperti Puslit KIM-
LIPI mencukupi.
Kata kunci: sistem pengukuran acuan, daya AC, standard watt converter, koreksi pembacaan, power meter.
Abstract
Puslit KIM-LIPI has developed an AC power reference measurement system for a national standard laboratory
with a measurement precision better than 75 ppm at coverage factor 2 and confidence level 95 %. The system
was based on the instruments of a standard watt converter, a phantom load, and a standard digital voltmeter,
which the corrections of those readings are known by calibration processes to both National Metrology Institute of
Australia (NMIA) and Puslit KIM-LIPI. The comparison method of the AC power reference system has been
applied to the high precision power meter as a unit under calibration (UUC). This was done to show the
measurement performance of AC power reference system in the process to find the reading correction of the
power meter under calibration. The measurement evaluation at 120 V, 5 A, and 53 Hz showed that the worst
reading correction was 133 ppm. That value was on the agreement with the class accuracy of ZERA RMM3001
power meter which is 0,02 % or 200 ppm. The performance of the measurement system indicated that the
establishment of the ac power reference for a national standard laboratory such as Puslit KIM-LIPI was adequate.
Keywords: reference measurement system, AC power, standard watt converter, reading correction, power meter.
Voltmeter DC
Lo Lo
Kontrol
Fasa
Lo Lo
Arus
Arus Hi Hi
Beban Semu
STD
Hi Lo Hi Lo
Tegangan Arus
AC Power Meter
Unit Under Calibration
(UUC)
Gambar 1 Diagram skematik realisasi standar pengukuran acuan daya AC di Puslit KIM-LIPI.
2.1.1 Standar Daya Listrik sebagai Beban Semu beban semu bagi suatu power meter. Selain dari
Standar daya listrik yang digunakan sebagai pada itu, fase arus dapat digeser-geser terhadap
0 0
beban semu (phantom load) adalah suatu sistem fase tegangan dari -180 sampai +180 . Hal ini
yang terintegrasi atas komponen-komponen merepresentasikan keadaan semu lagging dan
pembangkit tegangan dan arus yang dapat leading suatu sumber daya listrik yang terbebani
bekerja menyerupai sumber ketenagalistrikan secara induktif dan kapasitif (Fluke, 2008).
yang seolah-olah terbebani oleh suatu beban, Sistem ini dalam aplikasinya digunakan
sehingga standar daya listrik ini bekerja sebagai sebagai pembangkit daya AC atau sumber
12
Penetapan Sistem Acuan Daya AC untuk Laboratorium Standar Nasional Berdasarkan Standard Watt Converter
(Agah Faisal)
beban semu bagi suatu alat ukur daya. Nilai Secara matematis jumlah nilai rata-rata
daya yang dihasilkan oleh beban semu ini tersebut dituliskan sebagai berikut:
merupakan multiplikasi komponen-komponen
penyusun individu seperti tegangan, arus dan EX e1
0 ......……………………… [2]
sudut fase arus terhadap tegangan sehingga R1 R2
mengikuti suatu persamaan matematis berikut:
Jika periode waktu T1 adalah interval waktu
P V , I , V I cos ..…………… [1]
ketika S1 ditetapkan pada –ES dan periode waktu
dimana: T2 adalah interval waktu ketika S1 ditetapkan
P : Daya AC yang disuplai dari beban pada +ES, nilai e1 memiliki kesebandingan
semu. dengan nilai ES dengan ekspresi matematis
V : Tegangan AC yang disuplai dari beban sebagai berikut:
semu.
: Arus A yang disuplai dari beban semu. T1 T2
I e1 E S ...…………………… [3]
: Sudut fase yang dibentuk dari keluaran T1 T2
arus terhadap keluaran tegangan.
sehingga persamaan [2] di atas dapat dituliskan
sebagai berikut:
2.1.2 Prinsip Kerja Standard Watt Converter
Standard watt converter (SWC) yang EX ES T1 T2
diperbantukan dalam merealisasikan sistem 0 ....………… [4]
pengukuran acuan daya AC di Puslit KIM-LIPI R1 R2 T1 T2
merupakan tipe komersial. Alat ini menkonversi Sinyal masukan lain yang tercacah adalah sinyal
daya AC yang terukur menjadi tegangan DC. yang ditetepkan oleh switch S2, dimana S2
Keluaran level tegangan DC dari alat ini terkopling dengan S1 untuk menghasilkan suatu
sebanding lurus dengan nilai daya AC keluaran sebesar:
masukannya. Suatu blok diagram dari suatu
SWC dalam hal ini adalah Yokogawa 2885 T1 T2
ditampilkan pada Gambar 2. Sebagaimana E out EY .............………… [5]
dalam pemaparan Faisal, dkk. dalam T1 T2
publikasinya dan panduan prinsip kerja alat Dengan cara menggabungkan persamaan [2] –
(Yokogawa, 1984), masukan tegangan dan [5] diatas dan dengan menghilangkan faktor (T 1
masukan arus dari SWC terisolasi terhadap –T2)/ (T1 + T2) maka didapatkan persamaan
sirkuit keluaran melalui dua buah transformator berikut:
arus (CT). Kedua masukan tersebut diubah dan
disesuaikan dengan pengkondisi signal menjadi
R2 E X EY
dua sinyal input tegangan yang terkondisi. E out .………………… [6]
Kemudian sirkuit berbasis time division multiplier R1 ES
digunakan untuk mengalikan sinyal masukan
Pada kondisi komponen R2/R1 · ES dijaga
tegangan dengan sinyal masukan arus.
konstan maka keluaran Eout menjadi sebanding
Sirkuit multiplier (pengali) menjadikan terhadap perkalian nilai EX dan EY. Oleh sebab
luasan untaian pulsa listrik sebagai perkalian itu, keluaran level tegangan DC dari alat ini
secara komulatif dari lebar pulsa dan tinggi pulsa sebanding lurus dengan dua sinyal input
(Tomota, dkk., 1986 dan Filipski, 1990). tegangan yang terkondisi, tegangan terkondisi
Keluaran integrator e2 adalah jumlah integral dari dari masukan tegangan, EX, dan tegangan
sinyal masukan EX dan sinyal gelombang e1, terkondisi masukan arus, EY. Sehingga keluaran
dimana e1 merupakan suatu gelombang segi tegangan DC dari alat ini diumpankan langsung
empat dengan amplitudo +ES yang dihasilkan kepada masukan terminal dari standard digital
oleh switch S1. Level e2 kemudian dibandingkan voltmeter DC untuk memonitor level
dengan tegangan e3 yang berupa gelombang tegangannya.
segitiga.
Pada saat e2 > e3 comp pembanding akan
menetapkan switch S1 pada +ES, begitupun
sebaliknya ketika e2 <e3 comp pembanding akan
menetapkan switch S1 pada –ES. Switch S1 akan
terbuka dan tertutup sedemikian hingga jumlah
nilai rata-rata dari e1 dan EX berharga sama
dengan nol.
13
Jurnal Standardisasi Volume 17 Nomor 1, Maret 2015: Hal 11 - 20
(x) EX R1
VOLT CH
OUTPUT
+ES
e2 e3 CLOCK
R2
CT S1 A1 COMP. GENERA
VOLTAGE
INPUT
e1 TOR
-ES
(Y) EY
A2
CURRENT CH
OUTPUT -EY WATTAGE
OUTPUT
FIL-
CT S2 A4 E OUT
+EY
TER
CURRENT
INPUT
A3
Gambar 2 Blok diagram standard watt converter berbasis time division multiplier.
2.2. Aspek Ketertelusuran Pengukuran dan 2.3. Aspek Pemeliharaan Standar Acuan Daya
Diseminasinya Dalam menjaga agar standar acuan daya
Menurut JCGM 200:2008 tentang kosakata terpelihara dan terawat sehingga mampu
metrologi internasional, ketertelusuran menghasilkan unjuk kerja yang baik, maka
pengukuran merupakan sifat dari hasil laboratorium merancang program pemeliharaan
pengukuran atau sifat dari nilai standar dimana yang meliputi pengkondisian lingkungan,
hal itu dapat dihubungkan ke acuan tertentu, membagi beban kerja kalibrasi dengan
yang biasanya berupa standar nasional atau menggunakan standar kerja, dan pengecekan
internasional, melalui rantai perbandingan yang antara.
tidak terputus beserta ketidakpastiannya. Aspek Dengan mengacu pada SNI ISO/IEC
ketertelusuran pengukuran merupakan hal yang 17025: 2008, laboratorium merancang agar
penting untuk menjamin kehandalan dan kualitas pengkondisian lingkungan seperti suhu dan
dari hasil pengukuran acuan daya AC di Puslit kelembaban relatif agar sedemikian hingga
KIM-LIPI. Dengan demikian hasil pengukuran dapat memfasilitasi kebenaran dari hasil
yang telah dilakukan memiliki kesesuaian pengukuran dan kalibrasi. Sistem kontrol kondisi
dengan hasil pengukuran dengan standar acuan lingkungan dirancang sehingga dapat
negara lain. Standar acuan daya AC di Puslit mengakomodasi suhu ruangan pada 23 ± 1 °C
KIM-LIPI telah tertelusur ke sistem satuan dan kelembaban relatif 55 ± 10%. Pemilihan nilai
internasional (SI) melalui program kalibrasi suhu tersebut didasarkan pada kesamaan
secara periodik ke standar yang dipelihara dan pengkondisian ruangan ketika komponen
dirawat oleh lembaga metrologi nasional standar acuan daya ini dikalibrasi di NMIA
Australia (NMIA). Australia dan kesamaan pengkondisian dalam
Di sisi lain, laboratorium juga berperan rangka mengikuti Inter Laboratory Comparison
memberikan ketertelusuran ke berbagai pihak (ILC). Sehingga koreksi atas suatu hasil
yang memerlukan nilai acuan bagi pengukuran pengukuran yang disebabkan perbedaan suhu
daya AC, baik laboratorium-laboratorium kerja dapat diabaikan. Sedang pemilihan nilai
kalibrasi, industri maupun penelitian. Peran ini kelembaban relatif dirancang agar terhindar dari
memiliki arti lain yang lebih spesifik yang disebut lingkungan korosif (kelembaban diatas 65%)
diseminasi nilai dari standar pengukuran kepada yang menyebabkan degradasi insulasi listrik dan
standar dengan level yang lebih rendah. efek lecutan elektrostatis (kelembaban dibawah
Kegiatan diseminasi tersebut dilaksanakan 45%) yang dapat mudah merusak sirkuit
melalui aktivitas layanan kalibrasi yang diberikan kelistrikan pada peralatan yang sensitif.
laboratorium secara berkesinambungan. Pembagian beban kerja juga dirancang
agar standar acuan daya AC berbasis SWC
sebagai standar utama di Puslit KIM-LIPI dapat
terkendali secara efektif. Pelayanan kalibrasi
14
Penetapan Sistem Acuan Daya AC untuk Laboratorium Standar Nasional Berdasarkan Standard Watt Converter
(Agah Faisal)
untuk standar-standar acuan milik lab kalibrasi, berupa power meter standar yang memiliki
pengujian atau industri dapat dilaksanakan akurasi tinggi, sebagai contoh kelas akurasi
dengan meperbandingkannya dengan standar sampai 0,02%, sistem pengukuran seperti yang
kerja yang telah diketahui nilai aktualnya melalui terlihat pada Gambar 1 diterapkan. Daya AC
program diseminasi standar acuan daya AC yang dibangkitkan oleh beban semu disuntikkan
pada standar kerja laboratorium di Puslit KIM- secara serentak kepada standard watt converter
LIPI. (SWC) sebagai STD dan power meter standar
Untuk memelihara kepercayaan pada sebagai UUC. Koreksi pembacaan yang
status hasil kalibrasi pada standar acuan daya ditunjukkan oleh UUC diperoleh dengan
AC, pengecekan antara yaitu pengecekan membandingkan kedua pembacaan peraga UUC
diantara dua periode kalibrasinya dilakukan dan STD, layar UUC dalam satuan watt dan
dengan cara pemonitoran secara berkelanjutan layar STD dalam satuan volt.
yaitu melalui pemantauan terus menerus dan Pembacaan voltmeter yang hakikatnya
menyatakannya dengan suatu kendali statistik adalah nilai tegangan yang proporsional dengan
dari suatu proses pengukuran, sebagaimana nilai daya STD perlu dikonversi dengan faktor
dijelaskan dalam panduan teknis untuk jaminan pengali F. Faktor pengali F memiliki nilai sama
mutu pengukuran (KAN-BSN, 2004). Teknik dengan rasio skala penuh rentang masukan
pengendalian proses secara statistik ini tegangan AC, VAC, dan rentang masukan arus
dilakukan dengan memanfaatkan peta kendali AC, IAC, terhadap skala penuh keluaran
(control chart) yang sesuai. Dalam periode tegangan DC, VDC. Dituliskan secara matematis
kalibrasi yang ditetapkan selama lima tahun, sebagai berikut:
pengecekan antara dilakukan setiap enam bulan
sekali dengan menggunakan instrumen standar V AC I AC
cek (check standard). Instrumen standar cek F ……………….............. [7]
VDC
merupakan suatu standar AC power meter yang
digunakan sebagai bagian dari program jaminan Koreksi pembacaan UUC
pengukuran untuk menghasilkan pengecekan memperhitungkan nilai selisih pembacaan UUC
pada standar acuan daya. Sehingga dapat dengan STD dan juga memperhitungkan nilai
menjamin bahwa standar acuan yang digunakan, koreksi faktor pengali (F), CF, dan nilai koreksi
hasil pengukurannya, serta proses pembacaan SDVM, Cdvm. Selisih pembacaan
pengukurannya adalah dalam batasan-batasan UUC terhadap pembacaan STD dari
statistik yang dapat diterima. Peta kendali yang pengamatan berulang dalam proses pengukuran
dibuat merupakan suatu perangkat peraga grafis dinyatakan dalam bentuk relatif bagian per-
yang memvisualisasikan kejadian stabilitas nilai sejuta (ppm) terhadap nominal daya yang
jangka panjang, tren perubahan nilai terhadap diterapkan. Hal tersebut dapat dituliskan secara
waktu, dan bias hasil pengukuran. matematis sebagai berikut:
dialamatkan sebagai koreksi pembacaan power RMM3001, ZERA (W), ditampilkan dalam satuan
meter standar sebagai UUC dinyatakan dalam watt. Sehingga untuk mendapatkan nilai selisih
bentuk relatif dapat dituliskan secara matematis dalam unit watt dalam menghitung koreksi, ΔW
sebagai berikut: (W), maka pembacaan YEW (V) harus dikalikan
dahulu dengan faktor F sebagaimana tertulis
CUUC ppm ppm C F ppm C dvm ppm pada persamaan [7] dan kemudian dihitung
..................... [9] selisihnya terhadap pembacaan ZERA (W).
Sebagaimana sudah dikalkulasi dan ditampilkan
Untuk memelihara kepercayaan status pada Tabel 1.
hasil kalibrasi pada standar acuan daya AC,
Koreksi pembacaan UUC dengan telah
pengecekan antara dilakukan dengan cara
memperhitungkan nilai selisih pembacaan UUC
pemonitoran secara berkelanjutan yaitu melalui dengan STD dan juga memperhitungkan nilai
pemantauan selama 4 bulan dan koreksi faktor pengali (F), CF, dan nilai koreksi
menyatakannya dengan suatu kendali statistik
pembacaan SDVM, Cdvm, berdasarkan
dari suatu proses pengukuran. Metode
persamaan [8] dan [9], sehingga diperolehlah
pengecekan mengambil cara yang sama
nilai-nilai berikut sebagaimana yang ditampilkan
sebagaimana mengkalibrasi UUC berupa power
pada Tabel 2.
meter standar yang memiliki akurasi tinggi,
sebagai contoh kelas akurasi sampai 0,02%, dan Nilai Kor. terukur pada kolom [5] Tabel 2
skematik digaram sistem pengukuran adalah adalah nilai rata-rata ΔW (W) pada Tabel 1 dan
sebagaimana terlihat pada Gambar 1. dinyatakan dalam ppm pada kolom [6] Tabel 2.
Koreksi dari SWC YEW 2885 pada kolom [7]
diperoleh melalui program rekalibrasi. Nilai
4. HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut tercantum pada sertifikat kalibrasi yang
dikeluarkan oleh NMIA. Sedangkan koreksi
4.1. Aspek Realisasi Sistem Pengukuran Daya standard digital voltmeter pada kolom [8]
dan Diseminasinya diperoleh dari kalibrasi yang dilakukan di KIM-
LIPI. Dengan menerapkan persamaan [9] maka
Pengukuran dari koreksi pembacaan power koreksi pembacaan dari power meter ZERA
meter sebagai UUC dilakukan sebanyak 10 kali RMM3001 dikalkulasi dan ditampilkan pada
pengambilan data, dan hasil pengukuranya kolom [9]. Hasil evaluasi memberikan laporan
ditampilkan dalam Tabel 1. Pembacaan bahwa nilai tersebut berkesesuian dengan kelas
Standard Watt Converter (SWC) YEW 2885, akurasi dari power meter ZERA RMM3001 yaitu
YEW (V), ditampilkan oleh standard digital berkelas 0,02% atau sebesar 200 ppm.
voltmeter FLUKE 8508A dalam satuan volt,
sedangkan pembacaan power meter ZERA
Tabel 1 Hasil pengukuran power meter ZERA RMM3001 terhadap Standard Watt Converter (SWC)
YEW 2885.
Daya Pembacaan
Teg Ar YEW
Cos Phi Nom [6]
(V) (A) /ZERA
(W)
1 2 3 4 5
[1] [2] [3] [4] [5]
YEW (V) 3,998314 3,998320 3,998314 3,998309 3,998312
1 600 ZERA (W) 600,0217 600,0227 600,0246 600,0234 600,0257
ΔW (W) -0,2746 -0,2747 -0,2775 -0,2771 -0,2789
YEW (V) 3,198990 3,198995 3,199000 3,199001 3,198993
0,8 Lag 480 ZERA (W) 480,0069 480,0068 480,0010 480,0090 480,0010
ΔW (W) -0,1584 -0,1576 -0,1510 -0,1589 -0,1520
YEW (V) 3,198204 3,198200 3,198198 3,198200 3,198201
120 5 0,8 lead 480 ZERA (W) 480,0280 480,0237 480,0298 480,0209 480,0233
ΔW (W) -0,2974 -0,2937 -0,3001 -0,2909 -0,2931
YEW (V) 1,999648 1,999641 1,999653 1,999641 1,999650
0,5 Lag 300 ZERA (W) 299,9973 299,9989 299,9975 299,9939 299,9989
ΔW (W) -0,0501 -0,0528 -0,0496 -0,0478 -0,0514
YEW (V) 1,998486 1,998504 1,998484 1,998497 1,998493
0,5 lead 300 ZERA (W) 300,0294 300,0225 300,0282 300,0295 300,0244
ΔW (W) -0,2565 -0,2469 -0,2556 -0,2550 -0,2505
16
Penetapan Sistem Acuan Daya AC untuk Laboratorium Standar Nasional Berdasarkan Standard Watt Converter
(Agah Faisal)
Daya Pembacaan
Teg Ar YEW
Cos Phi Nom [6]
(V) (A) /ZERA
(W)
6 7 8 9 10
[1] [2] [3] [4] [5]
YEW (V) 3,998325 3,998318 3,998317 3,998321 3,998329
1 600 ZERA (W) 600,0229 600,0216 600,0257 600,0232 600,0250
ΔW (W) -0,2742 -0,2739 -0,2781 -0,2750 -0,2756
YEW (V) 3,199001 3,198996 3,198997 3,199007 3,199002
0,8 Lag 480 ZERA (W) 480,0063 480,0026 480,0040 480,0104 480,0035
ΔW (W) -0,1562 -0,1532 -0,1545 -0,1594 -0,1532
YEW (V) 3,198207 3,198209 3,198203 3,198199 3,198204
120 5 0,8 lead 480 ZERA (W) 480,0264 480,0259 480,0274 480,0235 480,0295
ΔW (W) -0,2954 -0,2946 -0,2970 -0,2937 -0,2989
YEW (V) 1,999639 1,999647 1,999642 1,999647 1,999643
0,5 Lag 300 ZERA (W) 299,9973 299,9989 299,9975 299,9939 299,9989
ΔW (W) -0,0501 -0,0528 -0,0496 -0,0478 -0,0514
YEW (V) 1,998486 1,998504 1,998484 1,998497 1,998493
0,5 lead 300 ZERA (W) 300,0294 300,0225 300,0282 300,0295 300,0244
ΔW (W) -0,2565 -0,2469 -0,2556 -0,2550 -0,2505
Tabel 2 Evaluasi nilai koreksi pembacaan power meter ZERA RMM3001 sebagai UUC.
Daya Kor. Kor. Kor. Kor. Kor.
Teg Ar
Cos Phi Nom terukur terukur YEW FLUKE UUC
(V) (A)
(W) (W) /ppm /ppm /ppm /ppm
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 600 -0,2760 -460 480 -9 11
0,8 lag 480 -0,1554 -324 380 -9 47
120 5 0,8 lead 480 -0,2955 -616 610 -9 -15
0,5 lag 300 -0,0501 -167 310 -10 133
0,5 lead 300 -0,2528 -843 800 -10 -53
Tabel 3 Laporan kalibrasi power meter ZERA RMM3001.
Teg. Ar. Daya Nom. Kor. UUC Exp.
Cos Phi
(V) (A) (W) /ppm Unc. /ppm
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1 600 11 41
0,8 Lag 480 47 50
120 5 0,8 lead 480 -15 53
0,5 Lag 300 133 70
0,5 lead 300 -53 74
Hasil pengukuran berupa unjuk kerja sistem (resolusi) SDVM, offset sistem pengukuran, dan
acuan daya AC pada suatu standar power meter resolusi dari UUC.
yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 Ketidakpastian standar dari daya ulang
dapat dirangkum dalam suatu laporan kalibrasi selisih pembacaan ditentukan dengan formulasi
UUC (Unit Under Calibration) sebagaimana ”experimental standard deviasion of the mean
ditunjukkan pada Tabel 3. (ESDM)” dengan derajat kebebasan sebesar 9
Untuk evaluasi ketidakpastian dan terdistribusi normal.
pengukurannya, kaidah yang dipandu oleh Ketidakpastian terbesar nilai koreksi
JCGM 100:2008 tentang ”Evaluation of standard watt converter yang diperoleh dari
measurement data–Guide to expression of sertifikat kalibrasi adalah sebesar 0,006% atau
uncertainty in measurement” diterapkan. 60 ppm pembacaan dengan tingkat kepercayaan
Sumber-sumber ketidakpastian yang 95% dan faktor cakupan k = 2 terdistribusi
mempengaruhi hasil pengukuran adalah yang secara normal. Sehingga memberikan nilai untuk
dievaluasi secara tipe A yaitu: daya ulang selisih satu standar deviasi sebesar 30 ppm. Kalibrasi
pembacaan; dan yang dievaluasi secara tipe B SWC ini dilakukan pada bulan Oktober 2012
yaitu: koreksi SWC, drift SWC, koreksi sehingga drift SWC mungkin telah terjadi selama
penunjukan SDVM, keterbatasan daya baca penggunaan di tahun berjalan 2013. Drift SWC
17
Jurnal Standardisasi Volume 17 Nomor 1, Maret 2015: Hal 11 - 20
tidak mengkoreksi hasil pengukuran namun 4.2. Aspek Pemeliharaan Kepercayaan pada
penyimpangannya dimasukkan dalam salah satu Status Hasil Kalibrasi Menggunakan
faktor yang berkontribusi terhadap hasil Standar Acuan Daya
pengukuran. Nilai drift yang diestimasi, diperoleh Dalam hal jaminan mutu hasil kalibrasi,
dari pengukuran cek antara selama interval laboratorium perlu memantau keabsahan
waktu April 2013 sampai dengan Juli 2013. kalibrasi yang dilakukan melalui program
Secara rinci nilai-nilai drift tersebut dipaparkan keikutsertaan dalam uji banding antar
kemudian dibawah ini. Satu standar deviasi dari laboratorium (ILC = Inter Laboratory
drift ini memiliki nilai terbesar kira-kira sebesar Comparison) lembaga-lembaga metrologi
21 ppm. nasional negara-negara se-kawasan asia pasifik.
Ketidakpastian yang bersumber dari ILC tersebut terdaftar dalam nomer registrasi
SDVM adalah koreksi pembacaannya, APMP.EM-K5.1 : "Comparison on AC Power at
resolusinya dan offsetnya. SDVM dikalibrasi 120 V, 5 A, PF = 1, 0.5 lag, 0.5 lead, 0.0 lag and
secara langsung sebelum pengukuran sehingga 0.0 lead".
faktor drift dapat diabaikan. Ketidakpastian dari ILC tersebut diikuti di bulan Juli 2013
SVDM ini berkontribusi sebesar 0,3 ppm untuk sampai dengan Agustus 2013 dengan artefak
satu standar deviasi. yang diedarkan berupa Power Converter EMH
Selanjutnya diikuti dengan 0,05 ppm dan C1-2 berkelas 0,005% atau 50 ppm. Hasil ILC
0,1 ppm untuk ketidakpastian dari resolusi dan belum dapat dilaporkan sampai artikel ini dibuat.
offsetnya secara berturut-turut. Selain sumber- Namun hasil pengukuran di KIM-LIPI dapat
sumber ketidakpastian dari standar yang dilaporkan dalam suatu resume. Resume hasil
digunakan sumber ketidakpastian dari daya baca pengukuran di KIM-LIPI terhadap artefak ILC
power meter sebagai UUC-pun disertakan. suatu power converter pada tegangan 120 V,
Secara komprehensif nilai-nilai ketidakpastian Arus 5 A dan frekuensi 53 Hz untuk faktor daya
untuk satu standar deviasi yang berkontrobusi 1, 0,5 lag, 0,5 lead, 0,0 lag dan 0,0 lead adalah
didaftarkan pada Tabel 4. sebagaimana tertuang dalam Tabel 5. Hasil
pengukuran yang telah dilakukan oleh KIM-LIPI
diharapkan dapat memiliki nilai yang
berkesesuaian dengan hasil pengukuran di
negara-negara lain.
Tabel 4 Tabulasi sumber-sumber ketidakpastian pengukuran koreksi pembacaan power meter.
Lebih dari pada itu, pengecekan terhadap tersebut dimaksudkan untuk dapat menset
suatu hasil pengukuran koreksi pembacaan perkiraan batas-batas peringatan dan tindakan.
power meter oleh sistem acuan daya AC telah sehingga dalam periode interval cek antara nilai
dilakukan selama periode 4 bulan. Pengecekan
18
Penetapan Sistem Acuan Daya AC untuk Laboratorium Standar Nasional Berdasarkan Standard Watt Converter
(Agah Faisal)
pengukuran diperoleh selama pengecekan hasil data mean UWL LWL UAL LAL
pengukuran pada tegangan 120 V, arus 5 A, dan Gambar 3c Pengecekan untuk tegangan 120 V,
frekuensi 53 Hz untuk faktor daya PF = 1; 0,8 arus 5 A, frekuensi 53 Hz dan PF = 0,8 lead.
lag; 0,8 lead; 0,5 lag; dan 0,5 lead. Hasil 250
pada Gambar 3.
100
60
50
50
40
0
30
20
data mean UWL LWL UAL LAL
10
0
Gambar 3d Pengecekan untuk tegangan 120 V,
-10
arus 5 A, frekuensi 53 Hz dan PF = 0,5 lag.
-20
40
-30
20
-40
-60
-80
120
-100
100
-120
80 -140
40
Gambar 3e Pengecekan untuk tegangan 120 V,
arus 5 A, frekuensi 53 Hz dan PF = 0,5 lead.
20
"UWL" dan "LWL", maka kepercayaan pada rekap atas kendali statistik yang ditunjukkan
status kalibrasi berada pada kendali statistik. kedalam suatu bagan, dimana setiap titik
Lebih dari sekedar pengecekan, kendali statistik pengukuran yang telah dilakukan, nilai koreksi
ini dapat membantu dalam hal memperkirakan UUC dengan ketidakpastian gabungannya
drift sistem standar acuan daya AC sehingga berada pada batas-batas kendali peringatan dan
dapat ditambahkan sebagai sumber kontribusi tindakan.
ketidakpastian pengukuran. Tabel 6 merupakan
Tabel 6 Batas-batas kendali atas hasil pengukuran suatu standar power meter ZERA RMM3001.
Daya Kor. Com Mean Kor.
Teg Ar UWL LWL UAL LAL
Cos Phi Nom. UUC Unc. UUC
(V) (A) /ppm /ppm /ppm /ppm
(W) /ppm /ppm /ppm
1 600 11 17 12 41 -17 55 -31
0,8 lag 480 47 22 51 81 21 96 6
120 5 0,8 lead 480 -15 25 -15 18 -48 35 65
0,5 lag 300 133 31 147 184 111 202 93
0,5 lead 300 -53 35 -50 -8 -93 14 -114