Anda di halaman 1dari 10

Kota Semarang (Hanacaraka: ꦑꦸꦛꦯꦼꦩꦫꦁ) adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah,

Indonesia sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta,


Surabaya, Bandung, dan Medan.[2] Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau
Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa dan
siang hari bisa mencapai 2,5 juta jiwa. Bahkan, Area Metropolitan Kedungsapur (Kendal,
Demak, Ungaran Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Purwodadi Kabupaten Grobogan)
dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan Wilayah Metropolis terpadat keempat,
setelah Jabodetabek (Jakarta), Gerbangkertosusilo (Surabaya), dan Bandung Raya. Dalam
beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa
gedung pencakar langit di beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk
membuat kemacetan lalu lintas di dalam Kota Semarang semakin macet. Kota Semarang
dipimpin oleh wali kota Hendrar Prihadi, S.E, M.M. Kota ini terletak sekitar 558 km sebelah
timur Jakarta, atau 512 km sebelah barat Surabaya, atau 621 km sebalah barat daya
Banjarmasin (via udara).[3] Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten
Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.Luas Kota

Geografi

Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis
pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah
seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob).
Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di
antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati,Tembalang dan Banyumanik. Pusat
pertumbuhan di Semarang sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk muncul menjadi
kota kecil baru, seperti di Semarang bagian atas tumbuhnya daerah Banyumanik sebagai
pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk Kota Semarang bagian atas menjadikan daerah ini
cukup padat. Fasilitas umum dan sosial yang mendukung aktivitas penduduk dalam bekerja
maupun sebagai tempat tinggal juga telah terpenuhi. Banyumanik menjadi pusat
pertumbuhan baru di Semarang bagian atas, dikarenakan munculnya aglomerasi perumahan
di daerah ini. Dahulunya Banyumanik hanya merupakan daerah sepi tempat tinggal penduduk
Semarang yang bekerja di Semarang bawah (hanya sebagai dormitory town). Namun saat ini
daerah ini menjadi pusat aktivitas dan pertumbuhan baru di Kota Semarang, dengan
dukungan infrastruktur jalan dan aksessibilitas yang terjangkau. Fasilitas perdagangan dan
perumahan baru banyak bermunculan di daerah ini, seperti Carefour, Mall Banyumanik, Ada
Swalayan, Perumahan Banyumanik, Perumahan Pucang Gading, dan fasilitas pendidikan baik
negeri maupun swasta, seperti Undip, Polines, Unika, dll, dengan dukungan akses jalan tol
dan terminal moda yang memperlancar transportasi. Cepatnya pertumbuhan di daerah ini
dikarenakan kondisi lahan di Semarang bawah sering terkena bencana rob banjir.

Sejarah

Semarang pada tahun 1770.

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama
Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno.
Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan
pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung,
gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang
dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut
diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan
Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat
pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai
sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai
Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari
perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan
itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan
gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng
Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar
Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II atau Sunan
Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah
pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang
meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan
peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat
dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi
Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya
setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai
hari jadi kota Semarang.

Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk
memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan
pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan
Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya
karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota
milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.

Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente.
Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem
Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan
datangya pemerintahan pendudukan Jepang.

Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico)
dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang
dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20
Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur
melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan
Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda.
Ini terjadi pada tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak
Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum proklamasi
kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota
Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di
daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember
1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati,
Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R
Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal
dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa
kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam
masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada
bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan
kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai
tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan
guna memperlancar jalannya pemerintahan.

Ekonomi

Ekonomi Kota Semarang cukup besar karena statusnya sebagai ibu kota provinsi Jawa
Tengah. Perekonomian Kota Semarang menurut data BPS 2012 didominasi sektor Industri
dan sektor Perdagangan[4]:43; PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) 2012 atas dasar
harga berlaku mencapai Rp. 54,38 Triliun.[4]:38-39 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
ditandai dengan banyaknya gedung tinggi berupa hotel, kantor dan apartemen di Kota
Semarang; Daftar gedung tertinggi di Semarang menunjukkan Kota Semarang memiliki 22
gedung dengan ketinggian 12 lantai atau lebih, dan 70 gedung dengan ketinggian berkisar
antara 7-11 lantai.

Kotamadya Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1950


tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

Pembagian administratif

Kota Semarang terdiri atas 16 kecamatan dan 177 kelurahan

Penduduk

Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai
bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Semarang memiliki
komunitas Tionghoa yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah,
mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam
berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.

Julukan

Kota Semarang mempunyai julukan sebagai:


 Venetië van Java[6]

Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di Venesia (Italia), sehingga Belanda
menyebut Semarang sebagai Venetië van Java.

 Kota Lumpia

Lumpia adalah makanan khas Semarang, yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya
Jawa dan China.

 Kota Atlas

Semarang memiliki semboyan Kota ATLAS akronim (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan
Sehat), sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota.

 The Port of Java

Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Walikota Semarang mengambil slogan pariwisata


Semarang, The Port of Java (Pelabuhannya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Semarang
sebagai pusat Pelabuhan Jawa. Karena Setiap orang yang hendak pergi dari Jakarta atau Jawa
Barat ke Surabaya atau Jawa Timur dan juga sebaliknya, harus melewati dan singgah di Kota
Semarang. Bahkan menurut sejarah Laksamana Ceng Ho pun berlabuh di Kota Semarang
untuk singgah.

 Semarang Pesona Asia

Pada tahun 2009 dari wacana beberapa pihak, Walikota Semarang menyetujui slogan "SPA",
dimana konsekuensinya, dilakukan pembersihan dan pembangunan dimana mana, (perbaikan
saluran, jalan, trotoar, taman, penataan pkl)

Pariwisata

Obyek Wisata Lawang Sewu

Taman Rekreasi Wonderia

Wisata Alam

Pulau Tirangcawang, di Kelurahan Tugu

Pantai Tirang, di Kelurahan Tambak Harjo

Pantai Marina, di Kelurahan Tawangsari

Pantai Maron, di Kelurahan Tambak Harjo

Goa Kreo, di Kelurahan Kandri

Taman Lele Semarang, di Kelurahan Tambakaji


Wisata sejarah

Museum MURI, di Kelurahan Tegalsari

Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, di Kelurahan Tegalsari

Museum Jamu Nyonya Meneer, di Kelurahan Muktiharjo

Museum Jawa Tengah, di Kelurahan Gisikdrono

Museum Mandala Bhakti, di Kelurahan Pindrikan Kidul

Lawang Sewu, di Kelurahan Pindrikan Kidul

Tugu Muda, di Kelurahan Pindrikan Kidul

Candi Tugu, di Kelurahan Tugurejo

Little Netherland (Kota Tua Semarang), di Kelurahan Purwodinatan

Wisata religius

Masjid Baiturrahman Semarang, di Simpanglima.

Masjid Agung Jawa Tengah, di Kelurahan Sambirejo

Masjid Baiturrahman Semarang, di Simpanglima

Masjid Kauman Semarang, di daerah Kauman, Johar

Klenteng Sam Po Kong, di daerah Simongan

Gereja Blenduk, di Kecamatan Semarang Utara

Gereja Katedral Semarang di Kelurahan Randusari

Pagoda Buddhagaya, di Kecamatan Banyumanik

Wisata keluarga

Wonderia, di Kelurahan Tegalsari

Kebun Binatang Tinjomoyo, di Kelurahan Sukorejo

Taman Mini Jawa Tengah (Maerokoco), di Kelurahan Tawangsari

Wisata belanja

Pasar Johar, di Kelurahan Kauman

Citra Land Mall (Ramayana), Kelurahan Karang Kidul

Java Mall (Hypermart), di Kelurahan Peterongan


Paragon Mall (Matahari), di Kelurahan Sekayu

Sri Ratu (Matahari), di Kelurahan Peterongan

DP Mall (Carrefour), di Kelurahan Pekunden Jl. Pemuda Semarang Tengah

M-Art Shop, Jl. Mataram 653 Semarang

Perayaan

Kota Semarang memiliki beberapa event perayaan, yaitu:

Dugderan

Semarang Expo

Semarang Great Sale

Semarang Fashion Festival

Semarang Fashion On The Street

Festival Kota Lama Semarang

Kuliner

Masakan

Makanan khas Semarang antara lain adalah:

Bandeng presto

Soto Bangkong "Soto Semarang"

Mie Kopyok

Sega Becak

Sega Lunyu

Kuah Tahu Pong

Pecel Koyor

Tahu Petis

Tahu Gimbal

Jajanan

Lunpia Semarang
Jajanan Pasar khas Semarang antara lain adalah:

Madu Semarang

Lunpia Semarang

Wingko Babat

Spekoek

Jongkong Singkong

Gandos

Kue Moci

Blanggem

Mentho

Timus

Gilo-gilo

Bakpia

Tahu Gimbal

Minuman

Minuman khas Semarang antara lain adalah:

Es Cao

Es Congklik

Wedang tahu

Wedang Jahe

Wedang Ronde

Wedang Kacang Tanah

Wedang Durian

Wedang Lengkeng

Kolak Setup

Oleh-oleh

Roti Gandjel Rel


Lumpia

Tahu Bakso Ungaran

Mari Wijen

Sarana umum Olahraga

PSIS Semarang merupakan satu-satunya klub sepak bola profesional di Kota Semarang. Pada
musim 1999, PSIS berhasil menjadi juara Liga Indonesia, namun pada musim kompetisi 2000
terdegradasi ke Divisi I. Pada musim 2006 bermain di Divisi Utama Liga Djarum Wilayah 1
dan meraih juara kedua setelah dalam final kalah 0–1 oleh Persik Kediri Pada tahun ini PSIS
kembali berlaga di Indonesia Super League tanpa dana bantuan APBD sama sekali.

Semarang United FC merupakan klub sepak bola yang mengikuti turnamen dalam ajang Liga
Primer Indonesia.

Sasana Tinju Tugu Muda Semarang merupakan sasana tinju yang membina amatir dan
profesional tingkat dunia di Kota Semarang. Perjalanan Sasana Tinju Tugu Muda Semarang
yang dirintis oleh Muklis Sutan Rambing Th 1970 (1976 s/d 1978)Membentuk Sasana Tinju
Adam (dengan latar belakang sponsorship Bis Adam). Th 1980 (1978 s/d 1989) Membentuk
Sasana Tinju Orang Tua (dengan latar belakang sponsor jamu cap Orang Tua) Selama tahun
1984 – 1985 memiliki beberapa petinju amatir dan profesional, namun kurang maksimal
karena iklim pertandingan yang jarang. Rata-rata pertandingan profesional setahun sekali,
saat itu Sasana Orang Tua sempat mencetak juara Nasional atas nama Agus Suyanto. Th
1990 (1989 s/d 2008). Th 1990 membentuk Sasana Tinju Bank Buana dengan konsentrasi
pembinaan tinju amatir. Th 1997 ketika tinju profesional boming di televisi, Muklis Sutan
Rambing mencoba fokus kepada tinju pro dengan nama Sasana Tinju Tugu Muda Semarang
(Tugu Muda merupakan lambang kota Semarang). Saat itu Sasana Tinju Bank Buana tetap
jalan namun konsen di Tinju amatir, untuk Tinju profesional dengan nama Sasana Tinju Tugu
Muda Semarang. Pada akhir tahun 1999 Sasana Tinju Tugu Muda Semarang berhasil
mencetak 3 (tiga) juara Nasional : Chris Jhon (57 Kg / kelas Bulu), Arthur Rambing (58,1 Kg
/ kelas Ringan Jr) dan Sonny Rambing (63 Kg / kelas Welter Jr). Karena tertarik ,
Sponsorship Bank Buana ikut merambah pada pembinaan tinju profesional. Lama kelamaan
ketika berprestasi tingkat internasional , berubah menjadi Sasana Tinju Bank Buana
Semarang, hingga tahun 2006 menjadi Sasana Tinju UOB Buana Semarang / UOB Boxing
Camp (karena nama perusahaan sponsor berubah menjadi UOB Buana). Th 2009 (2008 s/d
2011)Perubahan nama Sasana menjadi Kuku Bima Energy, menurunnya minat atlet untuk
berlatih mempengaruhi prestasi tinju kota Semarang kususnya Jawa Tengah menjadi minim
juara. Th 2010 (2009 s/d sekarang) Perubahan nama sasana menjadi “Sasana Tinju Temujin
Rambing” sebagai wujud mengenang meninggalnya putra, pelatih sekaligus promotor tinju
penggerak roda pertinjuan tanah air dan Jawa Tengah (Semarang)khususnya.

Transportasi

Kota Semarang dapat ditempuh dengan perjalanan darat, laut, dan udara. Semarang dilalui
jalur pantura yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di pantai utara Pulau Jawa. Saat
ini sedang dibangun jalan tol yang menghubungkan Semarang dengan Solo. Angkutan bus
antarkota dipusatkan di Terminal Terboyo, Kecamatan Genuk. Angkutan dalam kota dilayani
oleh bus kota, angkot, dan becak. Pada tahun 2009 mulai beroperasi TransSemarang, yang
juga dikenal dengan BRT (Bus Rapid Transit), sebuah moda angkutan massal meskipun tidak
menggunakan jalur khusus seperti busway (Trans Jakarta) di Jakarta.

Semarang memiliki peranan penting dalam sejarah kereta api Indonesia. Di sinilah tonggak
pertama pembangunan kereta api Hindia Belanda dimulai, dengan pembangunan jalan kereta
api yang dimulai dari desa Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 26 Km) dengan lebar
sepur 1435 mm. Pencangkulan pertama dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda,
Mr LAJ Baron Sloet van den Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalan kereta api ini mulai
dioperasikan untuk umum Sabtu, 10 Agustus 1867.

Pembangunan jalan KA ini diprakarsai sebuah perusahaan swasta Naamlooze Venootschap


Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) (terjemahan: Perseroan tak
bernama Perusahaan Kereta Api Nederland-Indonesia) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes.
Kemudian, setelah ruas rel Kemijen - Tanggung, dilanjutkan pembangunan rel yang dapat
menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), pada 10 Februari 1870. Semarang
memiliki dua stasiun kereta api: Stasiun Semarang Tawang untuk kereta api kelas bisnis dan
eksekutif, serta Stasiun Semarang Poncol untuk kereta api kelas ekonomi dan angkutan
barang. Kereta api di antaranya jurusan Semarang-Jakarta, Semarang-Bandung, Semarang-
Surabaya, Jakarta-Semarang-Jombang, Jakarta-Semarang-Malang, Semarang-Tegal, dan
Semarang-Bojonegoro.

Angkutan udara dilayani di Bandara Ahmad Yani, menghubungkan Semarang dengan


sejumlah kota-kota besar Indonesia setiap harinya. Sejak tahun 2008 Bandara Ahmad Yani
menjadi bandara Internasional dengan adanya penerbangan langsung ke luar negri, contohnya
ke Singapura dan Kualalumpur. Pelabuhan Tanjung Mas menghubungkan Semarang dengan
sejumlah kota-kota pelabuhan Indonesia; pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.

Untuk memperlancar jalur transportasi ke arah kota/kabupaten di Jawa Tengah di Bagian


Selatan terutama jalur padat Semarang-Solo, saat ini sedang dibangun Jalan Tol Semarang-
Solo. Pada tahap pertama, pembangunan jalan tol tersebut telah dioperasikan sebagian, yaitu
Semarang-Ungaran yang telah mulai digunakan tahun 2011. Saat ini, pembangunan jalan tol
ruas Ungaran-Bawen sedang dilakukan.

Kesehatan (rumah sakit)

Terdapat beberapa rumah sakit besar di Semarang antara lain:

RSUP Dr. Karyadi

RSUD Kota Semarang

RSU Tlogorejo

Rumah Sakit Elizabeth


Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto

RSU PKU Muhammadiyah Roemani

Rumah Sakit William Both

Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang memiliki slogan sebagai Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan
Sehat).

Beberapa pasar besar anatara lain pasar Johar,pasar Peterongan, pasar Jatingaleh, pasar
Banyumanik, pasar Kobong, pasar Karangayu, pasar Bulu, pasar Gang Baru, dll.

Perusahaan Farmasi antara lain Phapros, Saka Farma, DGPharm, dan Zenith.

Pabrik Jamu antara lain Jamu Jago, Sido Muncul, Nyonya Meneer, Jamu Leo, dll.

Pernah populer penggunaan bahasa pergaulan yang disebut bahasa Walikan.

Seniman dan selebriti

Tukul Arwana, pelawak dan presenter talkshow Bukan Empat Mata di stasiun televisi
Trans 7.

Ki Joko Hadiwijoyo, dalang wayang kulit asal Kota Semarang.

Ki Nartosabdho, dalang Wayang kulit asal Kota Semarang kelahiran Klaten yang
meninggal pada tahun 1985 lalu.

Anne Avantie, desainer kondang

Asty Ananta, pemain sinetron dan pembawa acara

Raden Saleh, pelukis Indonesia

Daniel Sahuleka, penyanyi Belanda berdarah Maluku-Tionghoa-Sunda

Willem Einthoven (1860–1927), dokter dan peneliti Belanda. Usaha penelitiannya


mengarah kepada Elektrokardiogram (mendapatkan hadiah Nobel bidang kedokteran 1924)

Fuad Hassan (1929–2007), politikus, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1985–1993)

Nh. Dini 1936), sastrawati

Shania Junianatha, artis

Muklis Sutan Rambing, pemilik dan pelatih Sasana Tinju Tugu Muda Semarang sekarang
berubah Sasana Tinju Temujin Rambing di Kampung Lasipin 339A, Kota Semarang Timur.

Anda mungkin juga menyukai