Anda di halaman 1dari 25

LIPID

BIOKIMIA I

Jujuk Anton Cahyono, S.Si., M.Sc


Berasal dari bahasa Yunani/Greeck LIPOS yang berarti LEMAK

DEFINISI :
LIPID adalah sekelompok senyawa yang berhubungan dengan asam lemak, tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik / non polar (metanol, aseton, kloroform,
benzena, eter, dll). Kelarutan yang kecil ini disebabkan karena kekurangan atom atom
yang berpolarisasi / O, N, S, P ( Jan Koolman, 200 )

ALKOHOL + ASAM LEMAK LIPID

GLISEROL + ASAM LEMAK LEMAK

ALKOHOL + ASAM LEMAK LILIN / MALAM / WAX


MONOHIDRIS
ASAM LEMAK
SPINGOSIN + SPINGOFOSFOLIPID
ASAM FOSFAT
KEGUNAAN LIPID :
1. Sebagai bahan pembentuk membran sel ( Fosfolipid, Glikolipid, kolesterol ).

Bagian luar sel


2. Sebagai pelarut vitamin :
A. Vitamin A : Retinal / retinol
B. Vitamin D : Ergosterol
C. Vitamin E : Tokoferol
D. Vitamin K : Filokuinon

3. Sebagai cadangan energi ( Trigliserida/Lemak ), disimpan pada jar. Adiposa.


ADP + Pi
GLISEROL
LEMAK MITOKONDRIA

ASAM LEMAK
O2 ATP

CO2 H2O
4. Sebagai isolator termal yang baik ( Lipid jaringan subkutan )
5. Sebagai sumber asam lemak essensial ( As. linoleat, as. linolenat, as. arakhidonat ).

9 12
۞

Jml atom C = 18 Ada 2 ikatan rangkap Letak ikatan rangkap pd atom C No. 9
dan 12

9 12 15
۞

Jml atom C = 18 Ada 3 ikatan rangkap Letak ikatan rangkap pd atom C No.
9, 12 dan 15

5 8 11 14
۞

Jml atom C = 20 Ada 4 ikatan rangkap Letak ikatan rangkap pd atom C No.
5, 8, 11, dan 14
6. Sebagai pembentuk lipoprotein ( Chilomicron, VLDL, LDL, HDL ).

JAHAT
BAIK

7. Sebagai alat angkut dalam darah.


LDL : LOW DENSITY LIPOPROTEIN HDL : HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (
( Lemak Jahat ) Lemak Baik )
Modifikasi Bloor, Harper 2004

A. Lipid Sederhana : Senyawa ester asam lemak dengan berbagai alkohol.

1. Lemak : Senyawa ester asam lemak dengan gliserol. ( Lemak yang berada
dalam keadaan cair dikenal sebagai minyak ).

3 H2O
+ 3

GLISEROL 3 ASAM LEMAK


LEMAK

2. Lilin / Malam / Wax : Senyawa ester asam lemak dengan alkohol monohidris
dengan BM ( berat molekul ) tinggi.

R – OH + R – COOH R – COOR + H2O


Alkohol monohidris Asam lemak Lilin Air

R = rantai samping dengan jumlah atom C banyak ( Biasanya 30 )


B. Lipid Kompleks : Ester as. lemak dg gugus tambahan, selain as. lemak dan alkohol.

1. Fosfolipid : Lipid yg selain asam lemak dan alkohol juga mengandung gugus fosfat.
a. Gliserofosfolipid ( alkoholnya adalah gliserol).
b. Sfingofosfolipid ( alkoholnya adalah Spingosin ).

Sfingofosfolipid :

2. Glikolipid / Glikosfingolipid : Lipid yang mengandung asam lemak, Sfingosin


dan karbohidrat. Contoh : Serebrosida.

3. Bentuk lipid kompleks lainnya : Sulfolipid, Aminolipid, Lipoprotein, dll.


C. Lipid prekursor dan derivat lipid :

1. Asam lemak :

A. Asam lemak jenuh / Saturated fatty acid :

Asam palmitat

B. Asam lemak tak jenuh / Unsaturated fatty acid :

Asam palmitoleat

2. Gliserol :
3. Kolesterol :

4. Vitamin :
☻ Mempunyai rumus umum : R – COOH ( R = rantai karbon )

☻ Asam lemak alami beratom karbon ( C ) genap ( terbentuk dari asetil Co. A ).
☻ ASAM LEMAK Bisa jenuh / tak jenuh (Saturated / unsaturated fatty acid)

ASAM LEMAK JENUH : ( Tidak mempunyai ikatan rangkap antar atom C nya )

ASAM LEMAK TAK JENUH : ( mempunyai 1 atau lebih ikatan rangkap antar atom C nya )
☻ Asam lemak tidak jenuh bisa berbentuk CIS atau TRANS

BENTUK CIS : Atom H pada ikatan rangkap, terletak pada ruang yang sama

H H

BENTUK TRANS : Atom H pada ikatan rangkap, terletak pada ruang yang berseberangan

H
☻ Titik lebur asam lemak naik dengan bertambah panjangnya rantai karbon
( atom C ) dan akan turun dengan bertambah banyaknya ikatan rangkap

ASAM LEMAK JENUH :

Symbol common name systematic name structure mp(C)

12:0 Lauric acid dodecanoic acid CH3(CH2)10COOH 44.2

14:0 Myristic acid tetradecanoic acid CH3(CH2)12COOH 52

16:0 Palmitic acid Hexadecanoic acid CH3(CH2)14COOH 63.1

18:0 Stearic acid Octadecanoic acid CH3(CH2)16COOH 69.6

20:0 Arachidic aicd Eicosanoic acid CH3(CH2)18COOH 75.4


ASAM LEMAK TAK JENUH :

Symbol common systematic name structure mp(C) Omeg


name a
16:1D9 Palmitoleic Hexadecenoic acid CH3(CH2)5CH=CH- -0.5 7
acid (CH2)7COOH
18:1D9 Oleic acid 9-Octadecenoic acid CH3(CH2)7CH=CH- 13.4 9
(CH2)7COOH
18:2D9,12 Linoleic 9,12 -Octadecadienoic CH3(CH2)4(CH=CHCH2)2(C -9 6
acid acid H2)6COOH
18:3D9,12,15 a-Linolenic 9,12,15 -Octadecatrienoic CH3CH2(CH=CHCH2)3(CH2) -17 3
acid acid 6COOH

20:4D5,8,11,14 arachidonic 5,8,11,14- CH3(CH2)4(CH=CHCH2)4(C -49 6


acid Eicosatetraenoic acid H2)2COOH
20:5D5,8,11,14,1 EPA 5,8,11,14,17- CH3CH2(CH=CHCH2)5(CH2) -54 3
7 Eicosapentaenoic- acid 2COOH

22:6 DHA Docosohexaenoic acid 22:6w3 3


D4,7,10,13,16,19

☻ Asam lemak dengan atom C ganjil ( X + 1 ), titik leburnya lebih rendah dibanding
dengan asam lemak dengan jumlah atom C genap ( X ).
1. TITIK LEBUR : Tergantung panjang rantai atom C, dan derajat ketidak jenuhan as. lemaknya.
2. KELARUTAN : Makin panjang rantai atom C, makin rendah kelarutannya dalam air ( Gugus –
OH menaikkan kelarutannya dalam air, Garam Na / K membuat asam lemak larut dalam air ).

3. STEREO ISOMER : Adanya ikatan rangkap, terdapat stereo isomer, ada bentuk Cis dan Trans )

A. Bentuk Cis : Apabila atom hidrogen ( H ) pada ikatan rangkan terletak pada ruang yang sama

B. Bentuk Trans : Apabila atom hidrogen ( H ) pd ikatan rangkan terletak pd ruang yg berbeda.
4. PEMBENTUKAN MEMBRAN, MISEL DAN EMULSI :

A. Pembentukan Membran :
Beberapa lipid (fosfolipid, Sfingolipid) mempunyai gugus
polar, sehingga bersifat amfipatik ( bersifat hidrofilik dan
hidrofobik), bagian hidrofobik terdapat pada fase minyak
dan bagian hidrofilik berada pada pase air sehingga
membentuk lapisan ganda ( membran

B. Pembentukan Misel
Bila bagian polar dari lipid mencapai konsentrasi tertentu
yang terdapat pada medium berair, maka akan terbentuk
misel, Garam empedu mempermudah terbentuknya misel,
sehingga akan mempermudah pencernaan/penyerapan
lemak

B. Pembentukan Emulsi :
Emulsi adalah campuran homogin/sempurna antara dua
cairan yang tidak saling campur ( minyak dan air ).
Emulsi dapat dari lipid non polar dalam fase air, untuk
menstabilkan emulsi dipakai emulgator ( Lesitin, PGA,
Tragakan dll).
5. HIDROLISIS LEMAK :
Hidrolisis lemak biasanya terjadi dengan adanya ensim Lipase, menghasilkan gliserol dan asam lemak.

lipase

6. PENYABUNAN :
Hidrolisis lemak dengan alkali ( NaOH, KOH ) menghasilkan gliserol dan garam alkali ( Sabun ).

◙ Sabun dapat mengemulsikan


◙ Air sadah ( Hard Water ) banyak mengandung Ca dan Mg, ion ini dapat menggantikan posisi Na atau K
pada sabun membentuk garam Ca atau garam Mg yang mengendap ( tidak larut ).
7. ANALISIS LEMAK :

A. Angka penyabunan : Jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1


gr lemak/minyak.

B. Angka Asam : Jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam


lemak bebas yang berasal dari 1 gram lemak/minyak

C. Angka Asetil : Jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam


asetat yang didapat dari 1 gr lemak yang telah diasetilkan.

D. Angka Polenske : Jumlah ml KOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan


asam lemak yang tidak larut dari 5 gram lemak.

E. Angka Reichet Meisel : Jumlah ml KOH 0,1 N yang diperlukan untuk


menetralkan asam lemak yang larut dari 5 gram lemak.

F. Angka Iod : Jumlah gr iodium yang diikat oleh 100 gram lemak.

G. Kromatografi : Digunakan untuk analisis asam lemak, baik secara kualitas


maupun kuantitas.
H. Bahan yang tidak tersabunkan ( Unsaponiable matter ) : Keton, aldehid,
Hidrokarbon, alkohol dengan BM tinggi, dapat dipisahkan dengan jalan asam
lemak disabunkan, bahan yang tidak tersabunkan diekstraksi dengan pelarut
lemak ( eter, kloroform, dll ).

I. Hidrogenasi : Penambahan hidrogen pada asam lemak tak jenuh sehingga


menjadi jenuh dengan katalisator Ni atau Pt ( digunakan untuk membuat
margarin/mentega dari minyak tumbuhan ).

J. Ketengikan = Rancidity : Oksigen udara akan mengoksidasi ikatan rangkap,


sehingga timbul peroksida (bau tengik), timbal akan mempercepat proses,
anti oksidan (Vit C, E, A, katekol, lecitin) akan menghambat proses oksidasi.
Stereos = padat; OL = alkohol

☻ Merupakan padatan seperti lilin, dibentuk di sitoplasma hati dari 15 molekul asetil koensim A

☻ Membran sel ( 25 % kolesterol, 60 % Fosfolipid ), menyebabkan membran bersifat kaku


☻ Lemak tak jenuh membuat membran lentur (Menurunkan kolesterol darah, menaikkan kolest.
Jaringan

☻ Kadar normal di dalam darah : 120 – 200 mg/100 ml;


☻ Kadar > 200 – 300 bisa menyebabkan atherosklerosis
☻ Sintesis kolesterol dapat dihambat oleh asam klofibrat.

☻ Merupakan prekursor dari hormon steroid.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai