Laporan Tugas Mandiri Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Bagi Pendidik Paud Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 Erlina
Laporan Tugas Mandiri Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Bagi Pendidik Paud Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 Erlina
ERLINA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Instrumen Penilaian Laporan Tugas Mandiri
2. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Tugas Mandiri
3. Bukti Kehadiran Peserta Diklat
4. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
5. Rencana Kegiatan Harian (RKH)
6. Jurnal Harian Peserta
7. Pedoman Wawancara Pemantauan Pelaksanaan Tugas Mandiri
8. Instrumen Observasi Pelaksanaan Tugas Mandiri
9. Instrumen Penilaian Kinerja Pendidik PAUD
10. Instrumen Evaluasi/Cheklist Penilaian Perkembangan Anak
11. Even Sampling Penilaian Perkembangan Anak
12. Catatan Anekdot
13. Instrumen Diteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktiv
14. Laporan Layanan Kesehatan
15. Laporan Layanan Pemenuhan Gizi
16. Laporan Layanan Pengasuhan dan Perawatan
17. Dokumen Lembar Kerja
18. Dokumen Visual/foto dan Video
SURAT KETERANGAN TELAH MENGIKUTI DIKLAT
Nomor /Etr.Pbg/XI/2014
Alamat : KAB.PURBALINGGA
Menyatakan bahwa:
PANICAN
Pada saat dikeluarkan surat keterangan ini, yang bersangkutan adalah benar telah mengikuti
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yang berlangsung dari tanggal 8 SEPT s/d 15 NOV. 2014 di
Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah. Surat keterangan ini dipergunakan sebagai
bukti kelengkapan bahwa yang persangkutan telah menyelesaikan Kegiatan tatap muka pada
Diklat Tatap muka Diklat berjenjang tingkat dasar.
SITI MUNIFAH,SP
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Erlina, S.Pd.AUD
Mengetahui,
Kepala/Ketua Training Provider
( )
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidik PAUD/TK adalah tenaga profesional yang bertugas
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan melakukan evaluasi
hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan, pengasuhan dan perlindungan
terhadap anak didik. Sehingga seorang pendidik PAUD/TK seyogyanya
menjalankan tugasnya setelah kompetensi dan kualifikasinya terpenuhi lebih
dahulu.
Pemerintah telah mengeluarkan standar Pendidik PAUD sebagaimana
tercantum dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007 dan Permendiknas No. 58
tahun 2009, dimana disebutkan bahwa ada tiga tingkatan pendidik PAUD yaitu:
pengasuh, guru pendamping, dan guru dengan masing-masing kualifikasi dan
kompetensi yang harus dipenuhi. Sesuai dengan komptensinya itu, maka
masing- masing tingkatan pendidik itu memiliki kewewenangan dan tanggung
jawab yang berbeda dalam melaksanakan tugasnya.
Namun harus diakui bahwa kenyataan di lapangan, terdapat pendidik
PAUD/TK belum memiliki kualifikasi maupun kompetensi sebagaimana yang
diharapkan. Masih banyak pendidik PAUD/TK yang hanya berpendidikan
menengah atas (SMA/SMK) bahkan tidak sedikit yang berpendidikan menengah
pertama (SMP/MTs). Di sisi lain, kondisi di lapangan juga menunjukan banyak
pendidik PAUD/TK seperti itu sudah berperan sebagai guru inti meski belum
memiliki kualifikasi dan kompetensi, dan hanya mengandalkan pengalaman
semata.
Atas dasar kondisi tersebut, pemerintah melakukan upaya peningkatan
mutu layanan yang relevan dengan tuntutan masyarakat, melalui peningkatan
kompetensi Tutor PAUD di Kabupaten Purbalingga di bawah koordinasi Training
Provider PP PAUDNI Regional II (Jawa Tengah/Semarang) untuk
menyelenggarakan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Program tersebut bertujuan
untuk mempersiapkan pendidik sebagai pengasuh dengan kompetensi standar.
Di Kabupaten Purbalingga, rangkaian kegiatan tersebut telah berlangsung
sejak tanggal 08 September s.d 15 November 2014. Dengan berakhirnya
rangkaian kegiatan diklat tersebut sesuai target waktu yang telah ditentukan,
maka bagi seluruh peserta Diklat Berjenjang Tingkat Dasar di Kabupaten
Purbalingga dituntut untuk melaksanakan Tugas Mandiri selama 25 hari kerja
atau setara dengan 200 jam kegiatan. Termasuk di dalamnya setiap peserta
diklat harus mampu menyelesaikan dan menyerahkan laporan akhir.
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi Guru.
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
g. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non
Formal dan Informal Tahun 2010 – 2015.
3. Tujuan
a. Secara umum untuk memenuhi tugas dan kewajiban sebagai peserta Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar PAUD/TK yang dilaksanakan oleh Training
Provider Regional II Semarang ;
b. Secara khusus untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan setelah
menunaikan serangkaian tugas mandiri sebagai peserta Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar PAUD/TK.
4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan tugas sebagai peserta Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar antara lain adalah :
a. Menemukan persepsi yang sama bagi semua fihak karena dalam
penyelenggarakan dan pelaksanaan Diklat Berjenjang ini memiliki arti
penting, bahwa tuntutan kompetensi adalah hal mutlak yang harus dimiliki
oleh para pendidik PAUD/TK.
b. Terkait dengan persepsi sebagaimana tersebut pada huruf (a), diharapkan
dapat meningkatkan mutu dan layanan pendidik PAUD/TK sebagai
pengasuh dengan kompetensi standar, yang ditandai dengan :
Memiliki etika dan karakter sebagai pendidik PAUD/TK.
Memahami dan mampu menyusun rencana pembelajaran.
Pemahaman konsep dasar pendidikan anak usia dini.
Memahami tumbuh – kembang anak usia dini.
Mengetahui cara belajar anak melalui metodologi bermain.
Memahami anak berkebutuhan khusus.
Mengerti pentingnya kesehatan dan pemberian gizi yang tepat.
Mengerti dan mampu melakukan evaluasi.
Mampu berkomunikasi dengan baik dalam proses pembelajaran dan
bimbingan terhadap anak usia dini.
BAB II
Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Rangkaian kegiatan Diklat Berjenjang Tingkat Dasar dilaksanakan sejak
tanggal 08 September 2014 sampai dengan tanggal 15 November 2014.
Disela-sela waktu rangkaian kegiatan tersebut di atas, penyusun
melaksanakan pula kegiatan tugas mandiri yang berlangsung selama 25 hari
kerja atau setara 200 jam kegiatan, yang dilakukan mulai tanggal 21 Oktober
sampai dengan 15 November 2014.
2. Tempat Kegiatan
a. Tempat kegiatan Diklat di : TK PEMBINA, Jln. Pucung Rumbak, Bancar,
Purbalingga.
b. Tempat melaksanakan Tugas Mandiri di : TK PERTIWI PANICAN, Jln. Raya
Panican RT.13 RW.05, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.
BAB III
Kegiatan yang dilaksanakan tiap hari
1. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan dalam rangka melaksanakan Tugas Mandiri dibagi menjadi
5 tahapan kegiatan, sebagai berikut :
a. Hari ke 1 - 5 ( tgl. 21 s.d tgl. 25 Oktober 2014 ) ;
b. Hari ke 6 – 9 ( tgl. 26 s.d tgl. 29 Oktober 2014 ) ;
c. Hari ke 10-15 ( tgl. 30 Oktober s.d tgl. 5 November 2014 ) ;
d. Hari ke 16 – 24 ( tgl. 6 s.d 14 November 2014 ) ;
e. Hari ke 25 ( tgl. 15 November 2014 ).
2. Uraian Kegiatan
a. Hari ke 1 – 5 (Persiapan dan menyusun Jadwal Tugas Mandiri) :
Meskipun tugas mandiri dilaksanakan di lembaga masing-masing
peserta, namun persiapan dan penyusunan jadwal kegiatan tetap
dilakukan. Agar dalam pelaksanaannya nanti berjalan lancar sesuai standar
yang diharapkan, maka persiapan dan penjadwalan kegiatan ini pun
dikoordinasikan dengan Pendamping dan Ketua Pelaksana diklatsar.
b. Hari ke 6 – 9 (Menyusun RKM, RKH, dan Evaluasi) :
Penyusunan rencana kegiatan pembelajaran merupakan proses
pembuatan rencana, model, pola, bentuk, konstruksi yang melibatkan
peserta diklatsar (pendidik), peserta didik, serta fasilitas lain yang tersedia
di TK Pertiwi Panican, dengan rumusan sebagai berikut :
o Disusun sesuai tahap perkembangan usia peserta didik, yaitu anak usia
5-6 tahun.
o Menetapkan aspek dan indikator perkembangan yang ingin dicapai,
menetapkan konsep pengetahuan/materi, tema pembelajaran, dan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
o Disusun secara sistematis, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena RKH berfungsi
sebagai pedoman kegiatan pembelajaran, maka penyusun (peserta
diklatsar) menetapkan pula tujuan yang akan dicapai, cara
mencapainya, alokasi waktu yang tersedia, alat bantu atau bahan yang
tersedia untuk mencapai
tujuan pembelajaran, serta alat evaluasi untuk menilai perkembangan
anak.
c. Hari ke 10-15 (Melakukan kegiatan Pembelajaran di lembaga tempat
melaksanakan tugas mandiri) :
Dalam melakukan kegiatan tugas mandiri, penyusun uraikan sebagai
berikut :
o Datang ke tempat kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah disusun
(datang sebelum anak datang dan pulang sesudah semua anak
pulang).
o Melaksanakan kegiatan harian, mulai dari penyambutan anak hingga
waktu belajar usai. Kegiatan yang dilakukan adalah pembelajaran bagi
anak usia 5 – 6 tahun.
o Mencatat hal-hal penting yang terjadi ketika melakukan kegiatan harian.
Catatan harian ini ditandatangani oleh Kepala TK Pertiwi Panican
selaku pendamping.
d. Hari ke 16 - 24 (Diskusi Umum, Evaluasi, dan Perbaikan) :
o Melakukan sharing/diskusi, dan evaluasi dengan pendamping, teman
sejawat, maupun pelaksana diklatsar, untuk mendapatkan masukan dan
perbaikan.
o Mendiskusikan hambatan-hambatan yang ditemui dan bagaimana cara
mengatasi maupun memperbaikinya.
o Di akhir kegiatan ini, penyusun mulai mengawali penyusunan laporan
akhir tugas mandiri ;
e. Hari ke 25 (Menyerahkan Laporan Akhir Tugas Mandiri) :
Penyusun menyampaikan Laporan akhir tugas mandiri baik dalam
bentuk hard & soft-copy kepada Penyelenggara/Pelaksana Diklatsar
sesuai tengat waktu yang telah ditetapkan yakni, selambat-lambatnya 10
hari setelah berakhirnya tugas mandiri.
Tabel 1*) :
Rekapitulasi penilaian perkembangan anak
Kelompok : B Usia 5-6 tahun. Jumlah peserta didik : 20 anak
Tugas Mandiri hari ke 1 : (Kamis, 30 Oktober 2014)
Tema/Sub Kode Kegiatan Instrumen Hasil
1 2 3 4 5
BB 2 anak
Praktek,
Binatang NAM : 4 Keg Awal : MB 3 anak
Unjuk kerja
BSH 15 anak
Sub : Binatang BB 1 anak
Ternak MB 3 anak
Bhs : 11 Apersepsi Observasi
BSH 5 anak
BSB 11 anak
Keg. Inti :
FMK : 5 - Area Drama Observasi, BB 4 anak
Unjuk Kerja MB 7 anak
BSH 9 anak
BB 4 anak
Tabel 2*) :
Rekapitulasi penilaian perkembangan anak
Kelompok : B Usia 5-6 tahun. Jumlah peserta didik : 20 anak
Tugas Mandiri hari ke 2 : (Jum’at, 31 Oktober 2014)
Tema/Sub Kode Kegiatan Instrumen Hasil
1 2 3 4 5
BB 1 anak
MB 2 anak
NAM : 27 Keg Awal : Observasi
Binatang BSH 15 anak
BSB 2 anak
Sub : Insect BB 1 anak
Undur-undur MB 3 anak
Bhs : 13 Apersepsi Observasi
BSH 5 anak
BSB 11 anak
Keg. Inti :
FMH : 49 - Area Seni Unjuk Kerja, BB 4 anak
Hasil Karya MB 7 anak
BSH 9 anak
Istirahat
Kegiatan Akhir :
-Gosok Gigi Unjuk kerja BB 3 anak
KF : MB 3 anak
BSH 6 anak
BSB 8 anak
Tabel 4*) :
Rekapitulasi penilaian perkembangan anak
Kelompok : B Usia 5-6 tahun. Jumlah peserta didik : 20 anak
Tugas Mandiri hari ke 4 : (Senin, 03 November 2014)
Tema/Sub Kode Kegiatan Instrumen Hasil
1 2 3 4 5
MB 3 anak
Binatang NAM : 33 Keg Awal : Observasi BSH 14 anak
BSB 3 anak
Sub : Insect BB 2 anak
Kupu-kupu Observasi, MB 4 anak
Bhs : 16 Apersepsi
Unjuk kerja BSH 8 anak
BSB 6 anak
Keg. Inti :
FMK : 16 - Area Drama Observasi BSH 3 anak
BSB 17 anak
Istirahat
Kegiatan Akhir :
-Kerjasama Observasi, BSH 16 anak
merapikan alat Unjuk kerja BSB 4 anak
-Menyanyikan
Sosem : 20
lagu Cipt Guru :
“Dari Telur”.
-Doa Pulang,
Salam
Tabel 5*) :
Rekapitulasi penilaian perkembangan anak
Kelompok : B Usia 5-6 tahun. Jumlah peserta didik : 20 anak
Tugas Mandiri hari ke 5 : (Selasa, 04 November 2014)
Tema/Sub Kode Kegiatan Instrumen Hasil
1 2 3 4 5
BB 2 anak
Observasi,
Binatang NAM : 32 Keg Awal : BSH 12 anak
Unjuk kerja
BSB 6 anak
Sub : Ikan Paus BB 2 anak
MB 4 anak
NAM : 31 Apersepsi Observasi
BSH 8 anak
BSB 6 anak
Keg. Inti :
FMH : 61 - Area Seni Unjuk Kerja, BB 2 anak
Hasil Karya BSH 8 anak
BSB 10 anak
Doa Pulang,
Salam.
*)Sumber : Catatan Evaluasi harian penyusun.
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
BAB IV
Permasalahan dan Pemecahan
1. Permasalahan
Selama melaksanakan tugas mandiri penyusun menjumpai beberapa
permasalahan, baik karena pengaruh lingkungan/kondisi sekolah, maupun dari
peserta didik, antara lain :
a. Kondisi ruang kelas yang berdekatan antara ruang yang satu dengan yang
lain hanya dibatasi pintu yang kadang tidak terkunci, menjadi penyebab
gangguan proses pembelajaran. Misalnya, anak di salah satu ruang
mencoba “melongok” ke ruang sebelah. Sementara anak yang sedang
berada di ruangan itu mencoba untuk menghalangi dengan cara
menutup/mendorong pintu, sehingga terjadi saling dorong, bahkan saling
melibatkan teman- temannya.
b. Pada saat akan melakukan kegiatan inti, terdapat salah satu anak yang
selalu menangis dan meminta ibunya untuk masuk ke dalam ruang kelas.
Apabila sang ibu mencoba untuk menolak masuk, anak tersebut keluar dari
ruang kelas mendekati ibunya dan memukul ibunya disertai sikap marah
dan mengumpat sang ibu dengan kata-kata yang tidak layak diucapkan oleh
seorang anak usia dini. Melihat tingkah laku anaknya, kadang malah sang
ibu yang berbalik marah sambil mencubit si anak.
c. Ada beberapa anak didik yang kemampuannya melebihi teman-temannya.
Apabila mereka telah selesai lebih dahulu mengerjakan tugas
pembelajaran, cenderung tidak mau diam dalam aktifitas jasmaninya.
Misalnya berlarian kesana-kemari, kadang mengganggu teman yang masih
sibuk berfikir menyelesaikan tugasnya. Bahkan aktifitas anak-anak yang
berkemampuan melebihi temannya ini menampilkan acting “berkelahi”
menirukan adegan tokoh jagoan dalam film kartun di televisi.
d. Penyusun jumpai 2 anak yang menurut penyusun dapat diketegorikan anak
berkebutuhan khusus. Karakteristik yang dapat penyusun ketahui misalnya,
tidak bisa konsentrasi (ketika penyusun bertatap muka dengan mereka,
pandangannya kosong) tidak mau diam, cenderung agresif, sering membuat
kegaduhan dengan cara memukul benda-benda yang menimbulkan bunyi,
bahkan tidak jarang teman-temannya menjadi sasaran tindakan pemukulan.
2. Pemecahan Masalah
a. Selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran pintu yang
menghubungkan antara 2 ruang kelas tersebut, dikunci sementara hingga
proses pembelajaran selesai. Yang penting untuk mengatasi permasalahan
ini adalah pendidik yang bertanggungjawab terhadap kedua ruang tersebut
“jangan lupa” untuk mengunci dan menyimpan kunci tersebut ditempat
yang tetap atau permanen. Seyogyanya, salah satu guru saja yang diberi
tanggungjawab untuk mengunci dan menyimpan kuncinya. Hal ini terpaksa
dilakukan, mengingat di TK Pertiwi Panican ini belum ada tenaga khusus
untuk itu (Penjaga Sekolah).
b. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah, setiap menjelang
dilaksanakan kegiatan inti, penyusun (pendidik) mencoba untuk sejenak
mendekati anak tersebut sambil membelai dan memotivasi bahwa ia pasti
bisa di ruang kelas ini tanpa didampingi ibunya. Mengapa,”karena bu guru
ada disini, dan siap membantu kamu”. Tak usah takut, ibu kamu masih
menunggu di luar, nanti waktu istirahat dan makan bersama, ibumu akan
menemanimu. Intinya, pendidik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang
harus mampu meyakinkan anak tersebut dengan berbagai cara. Jika perlu
bu guru akan memberi “hadiah” jika besok tak menangis lagi. Tentu hadiah
yang dijanjikan pendidik yang bersifat mendidik.
c. Salah satu cara mengatasinya, penyusun (pendidik) memberikan tugas
tambahan yang lebih menantang kepada mereka. Dengan harapan adanya
tugas tambahan tersebut dapat meredam aktifitas mereka yang
mengganggu.
d. Langkah pertama, penyusun mencoba mencari literaturb atau referensi
ilmiah tentang anak berkebutuhan khusus, sesuai karakteristik yang
penyusun temukan pada diri anak-anak ini. Ada 2 dugaan sementara
dalam kasus tersebut, yaitu :
1. Simpulan
a. Pada akhirnya dengan segala kekurangan penyusun mampu
menyelesaikan Laporan Akhir ini sesuai target waktu yang telah ditentukan.
b. Dengan semangat dan komitmen yang kuat untuk terus menggali wawasan
dalam rangka meningkatkan kemampuan sebagai pendidik anak usia dini,
ternyata penyusunan laporan akhir ini telah memberi inspirasi bagi
penyusun, betapapun beratnya sebuah tugas apabila dilandasi kecintaan
terhadap sebuah profesi, akan terasa ringan.
c. Kesadaran bahwa pendidik sebagai agen pembaharuan harus senantiasa
melekat pada diri pendidik, maka tidak hanya menyebarluaskan ide-ide
pembaharuan saja, jauh lebih penting adalah pendidik harus menjadi
sumber dari ide-ide pembaharuan itu sendiri. Dengan menjadi peserta
diklat berjenjang penyusun merasa tertantang untuk terus menggali
wawasan agar pada saatnya nanti bisa menjadi sumber ide-ide
pembaharuan.
2. S a r a n
a. Dalam rangka meningkatkan kuantitas peserta Diklat Berjenjang ini, perlu
dilakukan sosialisasi yang lebih intens tidak hanya melalui media online
tetapi jauh lebih berhasil jika sosialisasi dilakukan secara manual melalui
lembaga- lembaga pendidikan yang ada secara langsung. Harus diakui
bahwa masih banyak tenaga pendidik yang masih belum mahir mengakses
media online.
b. Karena butuh banyak waktu, energi, dan biaya untuk mahir (baca: bisa)
mengakses media online, perlu diadakan pelatihan yang terus-menerus.
c. Mohon diperhatikan pula perlu adanya perbaikan peningkatan sistem
provider penyedia layanan internat, sistem yang terdapat pada perangkat
lunak provider menyebabkan kebingungan peserta. Contoh : ketika seorang
peserta akan menjawab soal-soal evaluasi secara online, dalam ketentuan
diberi kesempatan 3 kali. Namun baru membuka soal dan belum menjawab,
ternyata ada jawaban sudah terkirim dengan nilai 0 (nol). Kasus seperti ini
tidak hanya dialami oleh penyusun sendiri, tapi juga rekan peserta lain
mengalami hal serupa.
d. Perlu juga dibuka ruang interaktif yang tidak hanya menjawab peserta yang
mengalami kesulitan akses internet, tapi juga ruang diskusi akademik baik
secara horisontal maupun vertikal.
DAFTAR PUSTAKA
Fridani, lara; Wulan, Sri; Pujiastuti, Sri Indah. 2008. Evaluasi Perkembangan
Anak Usia Dini Jakarta: Universitas Terbuka
Wijana, Widarmi D dkk. 2008. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka
Djamarah, Syaiful Bachri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta.
Seefeldt, Carol & Barbara A . Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT. Indeks.