Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Devy Ekaputri

NIM : P07125118034

I. ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT (ART)

1. Definisi

Atraumatic Restorative Treatment (ART) adalah prosedur berdasarkan


pada pembuangan jaringan Karies gigi dengan hanya menggunakan instrument
tangan dan disertai dengan penumpatan kavitas dengan bahan adhesive glass
ionomer.

2. Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi:

A. Kavitas dapat dicapai dengan instrument tangan


B. Kavitas meliputi sampai dengan dentin yang meliputi:
a. Kavitas satu permukaan
Pada pit dan fitsure dipermukaan oklusal premolar dan molar
Pada pit dipermukaan lingual insisivus atas
Pada grove bukal dan lingual dari premolar dan molar
Pada permukaan bukal dan lingual tepat diatas gingiva semua
gigi
b. Kavitas lebih dar satu permukaan
 Pada permukaan proksimal dan oklusal dari premolar dan
molar
 Pada permukaan bukal, lingual, dan oklusal dari premolar
dan molar
 Pada incisal edge dan permukaan proksimal

Kontra Indikasi:

Jika terjadi pembengkakan (abses) atau fistel di dekat gigi


yang tersangkut
Pulpa gigi terbuka
Gigi mengalami nyeri dalam waktu yang lama dan
kemungkinan terdapat inflasi kronis dari pulpa
Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan
Terdapat tanda-tanda kavitas yang jelas, misalnya pada
permukaan proksimal, tapi kavitas tersebut diatas dapat
dijangkau dari arah proksimal maupun arah oklusal
Gigi dengan karies yang dalam
Gigi yang gangrene

3. Alat yang digunakan

Harus digunakan instrumen-instrumen yang tepat untuk setiap tindakan


perawatan. Keberhasilan perawatan tergantung oleh tingkat penguasaan
operator mengenai fungsi dari perbagai instrumen tersebut serta cara
penggunaan yang benar. Untuk melakukan penumpatan ART di lapangan
maka diperlukan hand instrumen berikut:

1. Oral Diagnostik (kaca mulut, Pinset, Sonde, dan Excavator)


2. Dental Hatchet
Instrumen ini digunakan untuk memperlebar jalan masuk kavitas,
untuk mengikis email tipis yang tidak terdukung dan email yang terkena
karies yang masih tertinggal setelah pembuangan dentin berkaries.
3. Applier (Carver)
Instrumen berujung dua ini mempunyai dua fungsi. Ujung yang
tumpul digunakan untuk memasukkan adukan glass ionomer kedalam
kavitas serta pit dan fitsure. Sedangkan ujung tang tajam digunakan
untuk membuang kelebihan bahan tambal dan membentuk glass
ionomer.
4. Mixing pad atau Glass slab dan Spatula
Kedua instrumen ini diperlukan pada pengadukan glass ionomer.
Ada dua jenis mixing pad: Glass slab dan paper pad yang disposable.
5. Wedge
6. Plastik strip (T bard)

Alat lainnya yang digunakan disamping instrumen hand instrumen adalah:

 Sarung tangan
 Masker
 Lampu operasi
 Dental bed
 Kursi tanpa sandaran
 Pressure Cooker
 Stone pengasah
4. Bahan yang digunakan

Bahan restorasi yang digunakan untuk prosedur ART adalah glass


ionomer cement.

Komposisi glas ionomer:

Bubuk:

- Si O2 29% - Na Al F6 5%

- Al O3 16,6% - Al F3 5,3%

- Ca F2 34,3% - Al PO4 9,9%

Liquid:

- Polyacrylic acid-ita conic 47,5%

- Air 47,5%

- Tartonic acid 5,0%

Bahan ini terdiri dari bubuk dan cairan yang harus diaduk. Bubuknya
adalah kaca yang mengandung silicon-oxida, aluminium oxida dan calcium
flourida. Bila cairannya adalah air yang telah didemineralisir, maka bubuknya
sudah mengandung polyacrilic acid dalam bentuk kering (air yang telah
disemineralisir adalah yang digunakan untuk mengisi baterai/aki).

5. Preparasi

a) Preparasi lubang gigi jaringan karies dibersihkan dengan excavator sampai


tak ada lagi dentin lunak, untuk memudahkan pembersihan lubang sekali-
kali dibasahi, keringkan lubang.
b) Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan oklusi untuk melihat kontak
lubang.
c) Pemberian dentin conditioner yaitu 1 tetes liquid + tetes air dibasahi pada
kapas kecil dan diolesi pada cavitas yang sudah disiapkan selama 10 – 15
detik. Maksud pemberian ini adalah agar keadaan lembab sesuai kondisi
tambalan yang akan digunakan. Sesudah pengolesan dengan dentin
conditioner maka cavitas haus diolesi kapas sebanyak 3 kali untuk
mengurangi contioner yang berlebihan, selanjutnya dikeringkan dengan
kapas dan cavitas siap ditambal.

6. Pengadukan
a) Satu sendok bubuk diletakkan pada papper pad, lalu dibagi menjadi
dua bagian yang sama, kemudian letakkan satu tetes liquid disebelah
bubuk itu.
b) Botol cairan dipegang sebentar dalam keadaan horizontal untuk
mengeluarkan udara dari bagian ujungnya dan kemudian dalam posisi
vertikal dikeluarkan satu tetes cairan pada papper pad. Bila perlu botol
ditekan sedikit, tapi cairan jangan tertekan keluar.
c) Mula-mula cairan disebarkan dengan spatula pada suatu permukaan
sebesar 1,5 cm2. Pengadukan dimulai dengan mencampur setengah
dari bubuk dengan cairan yang menggunakan spatula.
d) Bubuk dicampur dengan gerakan menggulung sehingga partikel-
partikel bubuk secara perlahan-lahan terbasahi tanpa tersebar.
e) Jika seluruh bubuk telah basah, bagian kedua dicampur dalam
adukan tersebut setelah itu diaduk kuat sambil menjaga agar
adukannya tetap berupa satu kesatuan massa.
f) Pengadukan harus selesai 20 – 30 detik, hasil adukan yang baik harus
licin seperti permen karet.
g) Penumpatan dapat langsung dilakukan pada cavitas tanpa preparasi
terlebih dahulu, digunakan Vaseline agar tambalan tidak mudah
melengket dan untuk menghaluskan.

7. Penumpatan
1) Masukan bahan pengisi ke dalam lubang, pit dan fissure dengan
carver dengan tekanan ringan.
2) Tekan dengan jari (30”)yang sudah memakai sarung tangan.
3) Buang bahan yang berlebih.
4) Oles dengan Vaseline.
5) Periksa gigitan.
6) Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam.

Varnish diberikan setelah penambalan dan pengurangan sisa-sisa


tumpatan yang berlebih.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan teknik ART ini
adalah:

 Dapat dilakukan di daerah yang belum ada listrik ataupun di daerah yang
sudah ada listrik tetapi belum mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan
gigi.
 Biaya relative murah.
 Perlengkapan mudah dibawa-bawa.
 Tidak menimbulkan rasa takut, karena tidak ada suara mesin bur (terutama
pada anak-anak).
 Tidak menimbulkan rasa sakit.

II. PULPA CAPPING

pulp capping adalah untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan


menempatkan selapis material proteksi / terapeutik yang sesuai, baik secara
langsung pada pulpa yang terbuka berdiameter kurang lebih 1 mm atau di atas
lapisan dentin yang tipis dan lunak. Bahan yang dipakai Ca(OH) 2 yang
mempunyai khasiat merangsang odontoblas membentuk dentin reparatif.
Pemberian Ca(OH)2 langsung mengenai pulpa pada gigi sulung dapat
merangsang odontoblas yang berlebihan sehingga menyebabkan resorpsi
interna.
Teknik pulp capping ini ada dua cara :
1. Pulp Capping Indirek
Pemberian bahan terapitik pada dentin yang terinfeksi di atas pulpa
pada kavitas yang dalam, dimana pulpa belum terbuka.
a. Riwayat sakit pulpa
 Rasa sakit spontan dan berdenyut.
 Rasa sakit karena rangsangan.

b. Gambaran patologis pulpa.


 Resorpsi interna.
 Kalsifikasi pada pulpa.
 Radiolusen di daerah furkasi atau periapikal.
 Penebalan periodontal membrane di daerah apikal.
 Resorpsi akar pada gigi sulung mencapai 2/3 akar atau
lebih.
c. Perubahan jaringan periodonsium yang berhubungan
dengan pulpa.
 Kegoyangan gigi.
 Perdarahan gingiva.

d. Teknik pulp capping indirek


 Rontgen foto untuk mengetahui kedalaman karies.
 Isolasi daerah kerja.
 Gunakan bur fisur untuk membuka daerah karies.
 Gunakan bur kecepatan rendah (carbide bor) untuk
mengangkat dentin karies, kemudian irigasi dengan aquadest
steril.
 Keringkan kavitas setelah dibersihkan.
 Tempatkan basis kalsium hidroksida Ca(OH)2 di atas selapis
tipis dentin yang tinggal (tersisa 1 mm) kemudian tutup
dengan semen fosfat sebagai basis tumpatan (Gambar 1-B)
 Lakukan restorasi amalgam / mahkota stainless steel
(Gambar 1-C)

A B C
Gambar 1.Perawatan pulp capping indirek

2. Pulp Capping Direk


Pemberian bahan terapeutik / medikamen pada daerah pulpa yang
terbuka untuk merangsang terbentuknya barrier atau dentin reparatif yaitu
dentin barrier atau calcific barrier.
a. Teknik pulp capping direk
 Rontgen foto untuk mengetahui kedalaman karies.
 Isolasi daerah kerja.
 Perdarahan yang terjadi akibat perforasi dihentikan.
 Irigasi kavitas dengan aquadest untuk mengeluarkan kotoran
dari dalam kavitas, kemudian dikeringkan kavitas tersebut.
 Letakkan bahan kalsium hidroksid pada daerah pulpa yang
terbuka dan biarkan sampai kering.
 Kemudian beri semen fosfat dan tambalan sementara.
 Setelah 6 minggu, bila reaksi pulpa terhadap panas dan dingin
normal dapat dilakukan restorasi tetap.

Refrensi :

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle

http://www.academia.edu/11286852/prosedur_pulp_capping

Anda mungkin juga menyukai