DI SUSUN OLEH :
DEVY EKAPUTRI
P07125118034
contoh
Tindakan preventif terdiri dari pembersihan karang gigi, oral prophylaxis, pengolesan
larutan flour, dan fissure sealant.
Tindakan kuratif sesuai kompetnsi dasar keperawatan gigi yaitu meliputi penambalan gigi
satu bidangdan 2 bidang, serta pencabutan gigi non invasif. Apabila ditemukan kasus yang
memerlukan perawatan diluar kompetensi perawat gigi maka pasien harus dirujuk ke dokter gigi.
a. Kaidah Prosedural Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan
oleh perawat gigi harus memenuhi standar prosedur operasional. langkah‐langkah
yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. Komalawati
menyebut standar prosedur operasional sebagai prosedur yang diuraikan oleh pemberi
pelayanan kesehatan dari setiap spesialisasi yang dalam aplikasinya disesuaikan
dengan fasilitas dan sumber daya yang ada27. Standar prosedur operasional yang
perlu dilakukan oleh perawat gigi :
1) Standar Administrasi dan Tata Laksana
2) Standar Pengumpulan Data Kesehatan Gigi
3) Standar Promotif, Preventif dan Kuratif
4) Standar Hygiene Kesehatan gigi
5) Standar Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Psien Umum Rawat Inap
6) Standar Peralatan dan bahan asuhan Kesehatan gigi dan mulut
3. Kewajiban Umum
Pasal 1
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus senantiasa menjalankan profesinya secara
optimal.
Perawat gigi melakukan pekerjaannya sesuai dengan asuhan kesehatan gigi dan
mulut, etika umum, etika kesehatan gigi, hukum dan agama. Pengetahuan dan
ketrampilan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut perlu dipelihara dan
dipercayakan sesuai dengan kompetensi perawat gigi, etika umum dan etika
kesehatan gigi dan mulut dilakukan dalam kerangka anggota pelayanan terbaik pada
pasien.
Sebagai contoh perawat gigi memberikan perawatan kesehatan perlu memperhatikan
prinsip dan pengetahuan yang didapat mendapat hasil yang maksimal.
Pasal 2
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma hidup yang
luhur.
Seorang perawat gigi dalam menjalankan profesinya harus membawa diri dalam sikap
yang terpuji. Baik dalam menanggapi pasien, masyarakat, teman sejawat juga
profesinya. Dalam menjalankan tugasnya, perawat gigi harus memindahkan norma-
norma luhur yang berlaku di daerah di mana ia menjalankan tugas sebagai perawat
gigi. Oleh karena itu Perawat gigi Indonesia berkewajiban untuk meminta tingkah
laku, tutur kata serta sikapnya agar selalu seimbang dengan martabat. Perawat gigi
sebagai salah satu tenaga kesehatan gigi. Masyarakat memperhatikan perawat gigi
yang berbicara adalah perawat gigi yang menjunjung tinggi norma kehidupan yang
baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya. Karena
Masyarakat menghargai perawat tidak hanya berdasarkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, tetapi
juga cara dan sikap atas dalam masyarakat.
Pasal 3
Dalam menjalankan profesi, setiap Perawat Gigi Indonesia tidak dapat
dikonfirmasi melakukan tindakan yang disetujui dengan Kode Etik.
Dalam hal ini sebagai seorang perawat profesional harus bekerja berdasarkan kode
etik yang telah disetujui dan disetujui. Jika ada yang membatalkan dilakukan dalam
proses perawatan maka akan diberikan sanksi yang telah diberikan dalam kode etik
profesi perawat gigi. Contoh: menyetujui seorang perawat gigi akan mengeluarkan
izin dan meminta hal itu terus disetujui maka akan dikeluarkan dari organisasi
profesi.
Pasal 4
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memberikan penilaian dan pendapat yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Yang disampaikan dalam pasal 4 itu adalah setiap perawat gigi harus
mempertanggungjawabkan apa yang telah disampaikan kepada pasien. Misalnya
dalam melakukan tindakan scaling pada pasien, apa saja langkah-langkah yang akan
dilakukan dan disetujui oleh pasien , perbaikan besar perawatan akan berhasil dan
menghindari masalah seperti apa yang akan meningkatkan pasien melakukan
tindakan scaling.
Kemudian perawat gigi juga terlibat dalam hal mempertanggung jawabkan rekam
medis pasien dan harus sesuai dengan keadaan pasien yang sebenarnya terjadi pada
diri pasien itu sendiri, bahkan kompilasi terjadi kesalahan dalam melakukan
perawatan kesehatan terhadap diri pasien menyanyi perawat akan
mempertanggunjawabkan dengan baik mempertanggunggugatkan .
Pasal 5
Setiap perawat gigi Indonesia agar menjalin kerja sama yang baik dengan tenaga
kesehatan lainnya.
Perawat gigi harus dapat menjalin kerja sama dengan pelaksana tenaga kesehatan
seperti dokter gigi, dokter umum, bidan, perawat umum, ahli gizi serta penyuluh
kesehatan masyarakat agar terjalin hubungan yang baik, harmonis dan saling
mendukung. Hubungan kerjasama yang dapat mendukung terjalinnya kolaborasi
perawat dengan tenaga kesehatan yang lain dapat melakukan asuhan pelayanan
kesehatan dengan terapeutik.
Pasal 6
Setiap perawat gigi Indonesia wajib bertindak sebagai motivator dan pendidik
masyarakat.
Perawat bertindak sebagai motivator untuk memberikan motivasi / semangat dalam
hal kesehatan gigi dan mulut pasien. Hal ini diterapkan karena motivasi merupakan
bagian dari primer.
Pasal 7
Setiap perawat gigi Indonesia wajib meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana.
Perawat gigi Indonesia dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut yang
diperlukan untuk melakukan upaya yang baik, promotif, maupun tindakan kuratif
sederhana. Peran perawat gigi dalam upaya promotif dan preventif dilakukan untuk
mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut, perbaikan ini dilakukan sebagai
rencana kemenangan guna meningkatkan angka penyakit gigi dan mulut dalam
masyarakat, sedangkan peran perawat gigi dalam upaya kuratif mudah dibuat dengan
memberikan bantuan yang dapat dilakukan kuratif disaat penyakit gigi dan mulut
sudah menjangkiti seseorang, namun tindakan kuratif yang diberikan adalah
sederhana, tidak melebihi batas wewenang yang dibutuhkan oleh seorang perawat
gigi sesuai SOP.
Pasal 8
Dalam melaksanakan profesinya, setiap Perawat Gigi Indonesia wajib
memberikan pelayanan yang dapat dilakukan kepada individu masyarakat.
Perawat gigi juga termasuk tenaga kesehatan yang didik dan juga berfungsi untuk
masyarakat luas. Jadi harus menjadi perhatian bagi perawat gigi memberikan
pelayanan yang mungkin bagi individu masyarakat.
Selain itu perawat gigi juga wajib memperhatikan dan mendapat persetujuan apa yang
akan dilakukan terhadap pasien. Jika tidak, perawatan tidak mungkin bisa diteruskan.
Jika iya, harus laksanakan semaksimal mungkin. Dengan adanya prosedur seperti ini,
tidak perlu menunjukkan apakah pasien tidak tahu apa yang dilakukan perawat
terhadapnya, tetapi si perawat sudah menjelaskan tentang yang sesuai dengan
keadaan pasien, tetapi pasien yang menentukan akan melakukan tindakan atau tidak.
Pasal 9
Dalam hal ini ketidakmampuan dan melampaui kewenangan Perawat Gigi
Indonesia berkewajiban meminta persetujuan yang ditemukan bagi tenaga yang lebih
ahli.
Setuju, KARENA sebuah pabila Seorang PERAWAT gigi TIDAK DAPAT
menangani Sebuah KASUS , di KARENA kan Hal tersebut Bukan kompetensinya,
Maka besarbesaran Harus merujuknya Ke Tenaga Medis Yang LEBIH Ahli ATAU
berkompeten hearts bidangnya such as inviting participation Ke Dokter Gigi ATAU
Dokter Gigi spesialis .
Pasal 10
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang ia ketahui
tentang kliennya.
Setuju, hal tersebut merupakan hal yang sangat sensitif bagi pasien.
Ketidaknyamanan si pasien, aman diri, minder, atau lingkungan sosialisasinya akibat
rahasia medis yang tidak dijaga dapat meningkatkan semangat untuk memulihkan
karena pasien tersebut tidak nyaman dengan lingkungannya.
Namun, jika harus dirahasiakan kepada perwalian, nampak kurang setuju. Karena
keluarga adalah orang terdekat yang diharapkan pasien dapat membantu dalam proses
pemulihan, seperti memberikan semangat, mengupayakan pelayanan yang lebih baik,
dan sebagai wujud terima kasih kepada pasien.
Pasal 11
Setiap Perawat gigi indonesia wajib memberikan pertolongan darurat dalam batas
kemampuan, sebagai tugas perikemanusiaan, kecuali pada waktu itu ada orang lain
yang lebih mampu menyediakan pertolongan.
Pasal ini menjelaskan perlunya perawat gigi terhadap masyarakat. Dalam keadaan
darurat seorang Perawat Gigi wajib memberikan pertolongan kepada yang
membutuhkan dan apa pun yang dideritanya. Pertolongan yang diberikan tentu saja
dalam batas-batas keterampilan, keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya. Selalu
sangat terbatas, namun tetap harus melakukan segala sesuatu dalam upaya
menyelamatkan seseorang. Pertolongan harus diberikan tidak ada orang lain yang
mampu memberikan.
Kami sependapat, karena kami juga memiliki tenaga yang harus disiapkan dan sigap
dalam melayani masyarakat dalam kondisi apapun dan kapanpun. Namun demikian,
perlu dipertimbangkan tentang mana kebutuhan yang kita miliki agar tidak terjadi
kesalah yang tidak diinginkan. Sebaiknya jangan coba-coba kasus di luar negeri kita
sebagai perawat gigi, lakukan pertolongan sederhana sesuai dengan kemampuan kita,
kemudian rujuk pada orang yang lebih mampu memasang kasus tersebut, misalnya
dokter gigi. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat berakibat fatal dan
merugikan pasien, alih-alih mencoba menolong tapi yang terjadi malah
membahayakan pasien.
Pasal 12
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus menerima bantuan dari teman sendiri.
Sesama Perawat Gigi disetujui tidak lebih tinggi dari rekannya. Hal ini disebabkan
karena menciptakan proses kerja yang adil dan tidak menimbulkan pengaruh. Selain
itu, demi menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, membuat kinerja yang
dihasilkan pun optimal.
Dalam usaha menciptakan suasanan kerja yang diinginkan, berhasil tidak dilepaskan
dari andil organisasi profesi yang menaungi. Pengetahuan yang diberikan hendknya
dibagikan kepada sesama perawat gigi. Untuk memudahkan adanya berbagi
pengalaman antar sesama perawat gigi, alangkah baiknya jika setiap perawat gigi
menjadi anggota Persatuan Perawat Gigi Indonesia. Dapat juga aktif untuk
menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh PPGI, sehingga merasa kerjasama
dan penerimaan dalam sebuah komunitas itu ada.
Forum antar perawat gigi juga dapat memfasilitasi dalam pencarian solusi atas
kesalahpahaman yang timbul antar sesama perawat gigi. Selain itu dapat digunakan
sebagai sarana curah pendapat tentang isu-isu teraktual dalam dunia kedokteran gigi.
Pasal 14
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib mengembangkan ilmu dan teknologi. Kami
setuju dengan pasal 14 belum ilmu yang terus berkembang seimbang dengan
kemajuan zaman. Oleh sebab itu, sebagai perawat gigi kita juga harus aktif mengikuti
perkembangan ini agar bisa memenuhi kebutuhan pasien dengan ilmu - ilmu baru
yang lebih memadai. Dapat kita lihat di realitanya dilapangan, asuhan keperawatan
yang dilakukan masih manual dan konvensional, belum disetujui dengan sistem /
perangkat tekhnolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan
keperawatan masih manual, sehingga perawat memiliki potensi yang besar terhadap
proses pengerjaan kelalaian dalam praktik. Dengan adanya perkembangan teknologi,
maka sangat perlu bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang lebih baik.
Pasal 15
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus dapat bekerja dengan baik. Dalam artikel 15
yang diminta setiap perawat gigi di Indonesia harus memeliharanya kesehatannya,
kita sebagai calon perawat gigi harusnya memberikan contoh yang baik kepada
masyarakat tentang bagaimana meningkatkan kesehatan, meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut. Seperti memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali, menggosok gigi
minimal 2 kali sehari. Dan menjaga kebersihan serta lingkungan sekitarnya, dan
memperhatikan syarat-syarat antara lain dengan imunisasi, mencuci tangan, memakai
topeng dan sarung tangan.
Tapi dalam realitanya di Indonesia masih sering ditemui perawat gigi yang tidak
memperhatikan persyaratan kesehatan.
INTERVENSI KEPERAWATAN RANAP PADA PELAYANAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT
contoh
Tindakan preventif terdiri dari pembersihan karang gigi, oral prophylaxis, pengolesan
larutan flour, dan fissure sealant.
Tindakan kuratif sesuai kompetnsi dasar keperawatan gigi yaitu meliputi penambalan gigi
satu bidangdan 2 bidang, serta pencabutan gigi non invasif. Apabila ditemukan kasus yang
memerlukan perawatan diluar kompetensi perawat gigi maka pasien harus dirujuk ke dokter gigi.