Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ EKOLOGI TANAMAN PERTANIAN (KENTANG) ”

Dosen Pengampuh : Dr. Zauzah A Latif, Sp., M.si

Di susun oleh :

Nama : Zasti Indrianty Joisangadji

NPM : 04311911013

MK : Ekologi Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kita rahmat
yakni rahmat kesehatan dan kesempatan serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalahnya yang berjudul “ Ekologi Tanaman Pertanian
(Kentang)”. Tak lupa pula sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan besar kita nabi
ALLAH baginda nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari teman-teman khususnya bagi para pembaca demi tercapainya penyusunan
makalah berikutnya. Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Aamiin…..

Ternate, September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Ekologi Tanaman Kentang............................................................................................3
1. Suhu.....................................................................................................................................3
2. Tanah...................................................................................................................................3
3. Curah hujan........................................................................................................................4
4. Intensitas cahaya.................................................................................................................5
5. Panjang hari........................................................................................................................5
6. Angin....................................................................................................................................5
BAB III
PENUTUP......................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan jenis tanaman sayuran semusim, berumur


pendek dan berbentuk perdu atau semak dengan fase hidup berkisar antara 90-180 hari
bergantung pada varietasnya. Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun dan letak daun
berseling-seling mengelilingi batang dengan bentuk daun ovalagak bulat dan ujungnya
meruncing. Batangnya berbentuk segi empat atau segi lima, bergantung pada varietasnya.
System perakaran tanaman kentang adalah perakaran tunggang dan serabut. Diantara akar-akar
tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan
selanjutnya menjadi umbi kentang (Samadi, 2007). Penanaman kentang di Indonesia pada
umumnya dilakukan di dataran tinggi (pegunungan) dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl.
Penanaman kentang di dataran tinggi secara terus menerus tanpa di imbangi dengan pengelolaan
lahan secara bijaksana (mengikuti kaidah ekologis) dapat merusak lingkungan terutama terjadi
erosi dan menurunkan produktifitas tanah.
Diketahui bersama bahwa dataran tinggi biasanya juga merupakan kawasan spesifik
potensi biotik dan abiotik yang sangat luar biasa.Kentang memiliki kadar air yang cukup tinggi
sekitar 78%. Setiap 100g kentang mengandung kalori 374 kal, protein 0,3 g, lemak 0,1 g,
karbohidrat 85,6 g, kalsium 20 mg, fosfor 30 mg, zat besi 0,5 mg, dan vitamin B 0,04 mg.
berdasarkan nilai kandungan gizi tersebut, kentang merupakan sumber utama karbohidrat,
sehingga sangat bermanfaat untuk meningkatkan energy di dalam tubuh (Samadi, 2007).Kondisi
topografi yang mendukung usaha tani kentang, tidak serta merta dapat meningkatkan
produktivitas kentang yang dihasilkan. Beberapa kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya
usaha tani kentang adalah rendahnya kualitas bibit yang digunakan, produktivitas rendah, teknik

1
bercocok tanam yang kurang baik khususnya pemupukan kurang tepat, baik dosis
maupun waktunya, dan keadaan lingkungan yangmemang berbeda dengan daerah asal kentang
(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, 2004).
Menurut Samadi (2007), kentang dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan warna
umbinya, yaitu: 1.Kentang putih, yaitu jenis kentang dengan warna kulit dan daging umbi putih,
misalnya varietas Atlantic, Marita, Donata, dan lainnya. 2.Kentang kuning, yaitu jenis kentang
yang umbi dan kulitnya bewarna kuning, misalnya varietas Granola, Cipanas, Cosima, dan
lainnya.3.Kentang merah, yaitu kentang dengan warna kulit dan daging umbi merah, misalnya
varietas Desiree dan Arka.B.Syarat Tumbuh Tanaman KentangTanaman kentang dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuaidengan
persyaratan tumbuhnya. Iklim Tanaman kentang (SolanumtuberosumL.) menghendaki iklim
dengan suhu udara dingin dan lembab. Untuk tumbuh dengan baik tanaman kentang memerlukan
curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun. Lama penyinaran matahari penuh yang dibutuhkan adalah
9-10 jam dengan intensitas cahaya rendah. Suhu optimal komoditas ini adalah 18oC, dan
ketinggian tempat antara 1000-3000 m di atas permukaan laut (Soelarso,1997). Kesuburan tanah.
Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang mempunyai struktur cukup halus atau
gembur, drainase baik, tanpa lapisan kedap air, dan sedikit kering. Lapisan keras akan
menyebabkan genangan air dan perakaran kentang tidak dapat menembus lapisan kedap air.
Kentang dapat tumbuh dengan baik jika tanaman pada tanah vulkanis (andosol). Tanaman
kentang toleran terhadap pH pada selang yang cukup luas yaitu 4,5-8,0 tetapi untuk pertumbuhan
yang baik dan ketersediaan unsure hara, pH yang baik adalah 5,0-6,0. Kelembapan tanah yang
cocok untuk umbi kentang adalah 70%. Kelembapan yang lebih dari ini menyebabkan kentang
mudah terserang penyakit seperti batang busuk pada leher batang atau umbi (Setiadi, 2009).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ekologi Tanaman Kentang

Kentang merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan
ketinggian 500 sampai dengan 3000 mdpl. Di daerah tropis, kentang tumbuh optimal pada
ketinggian 1300 mdpl dan pada ketinggian optimum antara 1000 m – 2000 m di atas permukaan
laut (Soelarso, 1997). Kentang tumbuh dengan baik di tanah yang subur, gembur, dan memiliki
drainase yang baik. Tanah yang sesuai untuk tanaman kentang adalah tanah liat gembur, debu,
atau debu berpasir. Tanah dengan pH 4,5 sampai 8 dapat digunakan untuk pertanaman kentang.
pH optimal untuk pertubuhan dan hasil tanaman kentang adalah 5-6,5. Pada pH di bawah 5,
kentang akan menghasilkan umbi yang berutu jelek dan rentan terhadap penyakit kudis. 

1. Suhu

Pertumbuhan tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Tanaman kentang
tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15 sampai 20 °C, cukup sinar matahari,
dan kelembaban udara 80 sampai 90 % (Sunarjono, 1975).

Suhu tanah berhubungan dengan proses penyerapan unsur hara oleh akar, fotosintesis, dan
respirasi. Menurut Burton (1981), untuk mendapatkan hasil yang maksimum tanaman kentang
membutuhkan suhu optimum yang relatif rendah, terutama untuk pertumbuhan umbi, yaitu 15,6
sampai 17,8 °C dengan suhu ratarata 15,5 °C.

2. Tanah

Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang mempunyai struktur cukup halus atau
gembur, drainase baik, tanpa lapisan kedap air, debu atau debu berpasir dan sedikit kering.
Lapisan keras akan menyebabkan genangan air dan perakaran kentang tidak dapat menembus

3
lapisan kedap air. Lebih suka tanah vulkalis (andosol). Tanah lempung berpasir dan subur, rasa
umbi lebih enak dan kandungan karbohidratnya lebih tinggi. Pada tanah liat yang berat, umbi
cenderung berlemak dan aromanya berkurang (Soelarso, 1997).

Tanah yang gembur atau mengandung sedikit pasir,mengandung banyak humus merupakan
tanah yang bisa menjaga kelembapan tanah ketika musim hujan. Kelembapan tanah yang cocok
untuk umbi kentang adalah 70%. Kelembapan yang lebih dari ini menyebabkan kentang mudah
terserang oleh penyakit busuk batang, leher akar atau umbi (Setiadi, 2009).

Tanaman kentang toleran terhadap pH pada selang yang cukup luas, yaitu 4,5 sampai 8,0. tetapi
untuk pertumbuhan yang baik dan ketersediaan unsur hara, pH yang baik adalah 5,0 sampai 6,5.

Menurut Asandhi dan Gunadi (1989), tanaman kentang yang ditanam pada pH kurang dari 5,0
akan menghasilkan umbi yang bermutu jelek.

3. Curah hujan

Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia berbunga, tetapi tidak
menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus-menerus. Curah huajn yang baik untuk
pertumbuhan tanaman kentang ialah 2.000-3000 mm/tahun. Hujan lebat yang berkepanjangan
menghambat pancaran sinar matahari, memperlemah energi surya, hingga fotosintesis tidak
berlangsung optimal. Hal ini menyebabkan umbi yang terbentuk kecil dan produksinya rendah
(Sunarjono, 2007).

Saat kritis bagi tanaman kentang adalah saat ketika dibutuhkan lebih banyak air, yaitu pada
permulaan pembentukan umbi dan pembentukan stolon. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil
yang tinggi, pada saat itu kadar air tanah pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah tidak
boleh kurang dari 56% kapasitas lapang (Nonnecke, 1989).

Hal itu didukung oleh Gandar dan Tanner (1976) yang menyatakan bahwa perpanjangan dan
bentangan daun menurun jika potensial air daun menurun.

4
4. Intensitas cahaya

Bodlaender (1983) menyatakan bahwa untuk dapat berfotosintesis dengan baik, tanaman
memerlukan intensitas cahaya yang tinggi yang diperlukan untuk mengaktifkan distribusi
asimilat, memperpanjang cabang, dan untuk meningkatkan luas serta bobot daun. Meningkatnya
cahaya yang dapat diterima tanaman akan mempercepat proses pembentukan umbi dan waktu
pembungaan, bahkan pada intensitas cahaya yang berlebihan dapat menurunkan hasil karena
terjadi transpirasi yang tinggi yang tidak dapat diimbangi dengan penyerapan air dari dalam
tanah. Oleh karena itu, sel akan kehilangan turgor, stomata menutup, dan absorbsi CO2
berkurang sehingga hasil fotosintesisnya berkurang.

5. Panjang hari

Panjang hari juga berpengaruh terhadap pembentukan umbi, tetapi hal itu tidak terlalu penting
karena umbi tetap terbentuk pada berbagai tingkatan panjang hari. Perbedaannya hanya saat
kapan umbi terbentuk dan lamanya proses perkembangan berlangsung. Panjang hari yang
dikehendaki tanaman kentang bervariasi, bergantung pada varietasnya, kisaran yang diperlukan
antara 10 sampai 16 jam hari-1. Chapman (1975) menyimpulkan bahwa jika tanaman mendapat
perlakuan hari pendek, ujung stolon akan cepat membentuk umbi, sedangkan jika diberi
perlakuan hari panjang, stolon cenderung bertambah panjang dan baru

kemudian membentuk umbi. Proses pembentukan umbi pada tanaman kentang dapat dipercepat
oleh hari pendek, intensitas cahaya tinggi, suhu malam yang rendah, dan N yang rendah serta
kombinasi faktor tersebut (pada musim hujan kombinasi intensitas cahaya dan suhu adalah hari
pendek, suhu tinggi, dan intensitas cahaya rendah, sedangkan pada musim kemarau adalah hari
pendek, suhu rendah, dan intensitas cahaya tinggi).

6. Angin

Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan sering
dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang berkelanjutan berpengaruh
secara langsung maup un tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan penularan bibit
penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang lain.

5
Suhu lebih dari 24oC akan menekan metabolism pati sehingga terjadi penurunan kadar
pati di umbi. Akumulasi bahan kering terhambat pada suhu tanah lebih dari 24 oC dan pada suhu
33oC sebagian besar karbohidrat digunakan untuk respirasi sehingga bobot umbi jauh lebih
rendah. Pada suhu yang tinggi, umbi yang terbentuk juga abnormal karena terjadi pertumbuhan
umbi baru yang sering disebut sebagai pertumbuhan sekunder. Suhu yang tinggi, keadaan
berawan, dan kelembaban udara yang rendah akan menghambat pertumbuhan umbi dan
perkembangan bunga. Fluktuasi kelambaban antara siang dan malam akan mengurangi hasil
tanaman. Jika pada malam suhu tinggi, maka tanaman akan melakukan lebih banyak respirasi. 

Selama pertumbuhan tanaman, kentang menghendaki curah hujan 1000 mm dengan


hujan setiap bulan antara 200-300 mm. Awal pembentukan umbi dan pembentukan stolon,
kentang membutuhkan lebih banyak air sehingga kurang air pada fase ini tanaman akan
mengalami penurunan hasil. 

Panjang hari juga berpengaruh terhadap pembentukan umbi, Panjang hari yang
dikehendaki tanaman kentang bervariasi, bergantung pada varietasnya, kisaran yang diperlukan
antara 10 sampai 16 jam hari-1. Chapman (1975) menyimpulkan bahwa jika tanaman mendapat
perlakuan hari pendek, ujung stolon akan cepat membentuk umbi, sedangkan jika diberi
perlakuan hari panjang, stolon cenderung bertambah panjang dan baru kemudian membentuk
umbi.

Pembentukan umbi pada tanaman kentang dapat dipercepat oleh hari pendek, intensitas
cahaya yang tinggi, suhu malam yang rendah, dan N yang rendah serta kombinasi antara faktor-
faktor tersebut.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Tanaman kentang
tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15 sampai 20 °C, cukup sinar matahari,
dan kelembaban udara 80 sampai 90 % (Sunarjono, 1975). Suhu lebih dari 24oC akan menekan
metabolism pati sehingga terjadi penurunan kadar pati di umbi. Tanaman kentang dapat tumbuh
baik pada tanah yang mempunyai struktur cukup halus atau gembur, drainase baik, tanpa lapisan
kedap air, debu atau debu berpasir dan sedikit kering. Lapisan keras akan menyebabkan
genangan air dan perakaran kentang tidak dapat menembus lapisan kedap air. Curah huajn yang
baik untuk pertumbuhan tanaman kentang ialah 2.000-3000 mm/tahun. Hujan lebat yang
berkepanjangan menghambat pancaran sinar matahari, memperlemah energi surya, hingga
fotosintesis tidak berlangsung optimal. cahaya yang dapat diterima tanaman akan mempercepat
proses pembentukan umbi dan waktu pembungaan. Daerah yang berangin kencang harus
dilakukan pengairan yang cukup dan sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin
kencang yang berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
pertumbuhan tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang
lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.anakagronomy.com/2014/12/syarat-tumbuh-tanaman-kentang-solanum.html

https://rismacute.wordpress.com/2017/01/10/mengenal-kentang-solanum-tuberosum-l/

https://blog.tanijoy.id/cara-budidaya-kentang-yang-baik-dan-benar/

https://kliiksaja.wordpress.com/2011/12/07/syarat-tumbuh-kentang/

Anda mungkin juga menyukai