Kelompok 5 Sim RS (Sik)
Kelompok 5 Sim RS (Sik)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman yang sudah modern dan globalisasi, rumah sakit juga
dituntut untuk mengikuti perkembangan yang telah ada, dalam hal ini
adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah sakit. Dalam melakukan
dan pelayanan di rumah sakit itu sendiri, sehingga citra rumah sakit
bergeser dari fungsi sosial menjadi fungsi ekonomis dan efisiensi. Hal
rumah sakit. Hal ini digunakan agar kegiatan yang dilaksanakan mencapai
yang secara real time sesuai keperluan owner, direktur, manajer sebagai
pengambilan keputusan.
Rumah sakit pun memiliki SIM yang biasa disebut dengan SIMRS.
lebih baik sehingga lebih mudah dicari dan ditemukan, dan kemudian
obat, sehingga diharapkan stok obat yang ada sesuai dengan kebutuhan
pasien tersebut.
(Gunawan, 2013).
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2. …..
3. …
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
antara satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
Kesehatan.
lainnya.
penting, dan wajib untuk operasional sebuah rumah sakit. Sistem secara
terpadu. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur prosedur yang saling
B. Karakteristik sistem
Menurut Jogiyanto (2005), suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat
yang tertentu yaitu memiliki :
1. Komponen (component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
atau saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem
ini dapat berupa subsistem atau bagian dari sistem. Setiap subsistem
ini memiliki sifat dari sistem dan menjalankan suatu sistem tertentu
dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan
2. Batas sistem (boundary)
Daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lainnnya
atau dengan lingkungan luarnya
3. Lingkungan luar sistem (environments)
Merupakan segala sesuatu atau apapun yang ada diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasional sistem. Lingkungan luar ini
bisa menguntungkan bisa juga merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
yang lainnya. Melalui penghubung ini subsistem ini berkomunikasi.
Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input)
untuk subsistem yang lain. Dari penghubung (interface) inilah
subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan
5. Masukan (input)
Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Dapat berbentuk
masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal
input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya
sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan signal input adalah energi
yang diproses sehingga akhirnya didapatkan keluaran.
7
6. Keluaran (output)
Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain.
Sakit (SIMRS) akan dapat beroperasi secara optimal jika ada integrasi
antar subsistem, sehingga sisitem tidak berdiri sendiri (stand alone) dan
memberikan dana.
di pertanggungjawabkan.
terjadi tidak hanya antara operator dan kasir tetapi juga mencakup
tenaga, sarana dan waktu. Oleh karena itu, pentingnya upaya ini
2013
Menimbang :
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010
tentang Perizinan Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/PER/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 741);
12
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua Rumah Sakit yang
telah menyelenggarakan SIMRS harus menyesuaikan dengan Peraturan
Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun.
Pasal 12
NAFSIAH MBOI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 20 Januari 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
17
I. Kebutuhan sistem
Dalam membangun sistem, hal yang sangat penting adalah tahapan
desain sistem. Tahapan ini dapat memakan waktu yang lama, karena
pengembang harus tahu sejalas-jelasnya apa yang dibutuhkan oleh rumah
sakit. Komunikasi yang intensif disini perlu dijaga antara kedua pihak
(pihak rumah sakit dan pengembang sistem) sehingga rumah sakit dapat
menjelaskan secara gamblang apa yang mereka inginkan dan
memberikan secara detil apa yang mereka harapkan dan ini harus
dipahami oleh pengembang. Batasan-batasan-pun perlu dibahas antara
keduanya supaya jangan sampai menimbulkan repudiasi
(ketidaksepakatan) karena adanya perbedaan persepsi terhadap cakupan
sistem yang dibangun dan baru diketahui pada saat sistem selesai dan
akan diimplementasikan.
J. Kemampuan Sistem
SIMRS yang ideal tentu harus dapat mengurangi beban kerja masing-
masing unit pelayanan. Secara global diharapkan kemampuan sistem
dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Dapat mengurangi beban kerja berbagai unit, terutama unit rekam
medis dalam ‘menangani’ berkas rekam medis. Unit rekam medis
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
dan asisten Dokter, bidan dan perawat, staff administrasi dan personalia,
hari.
B. Saran
C.
25
DAFTAR PUSTAKA