Anda di halaman 1dari 6

Nama : DINA ROZALITA

NIM : 1986206017

A. Apakah pancasila masih tetap layak menjadi ideology Negara Indonesia? Jika Iya atau
Tidak, berikan alasannya berdasarkan beberapa sumber yang kamu baca!
Menurut saya “iya” karena Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia
merupakan seperangkat nilai yang menjadi pandangan hidup (way of life) bagi negara
Indonesia. Kondisi itu meniscayakan bahwa fondasi bernegara dan praktik kehidupan
berbangsa dan bernegara harus berlandaskan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Adanya prinsip bersatu dalam perbedaan membuat Pancasila menjadi semakin kuat
dan layak sebagai sebuah ideologi bagi negara Indonesia yang khas dengan
keanekaragamannya. Konsep persatuan yang ideal dengan mengkondisikan setiap warga
negara hidup berdampingan dan gotong royong tanpa menghilangkan identitas suku bangsa,
adat istiadat, ras, ataupun agama. Pancasila sebenarnya peduman dalam bernegara yang
terkandung. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan spirit/ruh kebangsaan; Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab merupakan watak, karakter, dan kepribadian bangsa; Persatuan
Indonesia merupakan ikatan kebangsaan; Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan merupakan media/wadah dan alat
kebangsaan; dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan tujuan
kebangsaan.

B. Mengapa ideologi komunisme dilarang di Indonesia?


Karena Pancasila sebagai Dasar Negara berarti Pancasila menjadi dasar untuk
mengatur penyelenggara negara dan seluruh warga negara Indonesia. Dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat terdapat
rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Rumusan sila-sila Pancasila
itulah dalam hukum positif Indonesia secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara, tanpa
kecuali.
Kemudian Pancasila sebagai Ideologi Negara, dapat dimaknai sebagai sistem
kehidupan nasional yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang
berlandaskan dasar negara, sebagaimana yang diamanatkan Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yang tertuang
dalam Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 “… Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”.
Itulah dasar dan ideologi Pancasila yang harus kita pertahankan dan kita perjuangkan
untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara. Karena hanya Pancasila sebagai fondamen,
filsafat, pikiran yang mendalam (Filosofische Grondslag). Sebagai pandangan hidup (Way of
life) dan Pemersatu Bangsa yang lahir dan tumbuh di Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang telah dirumuskan dan dilahirkan oleh Bapak Bangsa (The Founding Fathers) sebagai
Tokoh Indonesia. Hanya satu Ideologi Pancasila yang lahir dalam rahim Ibu Pertiwi, dan
hidup, tumbuh dalam jiwa bangsa Indonesia, maka bagi paham Komunis, Marxisme, dan
Leninisme “terlarang” hidup di negara Pancasila.
Beberapa hal yang mendasari perbedaan antara paham komunis dengan ideologi
Pancasila sebagai berikut :
a. Pada sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki makna bahwa
bangsa Indonesia percaya dan yakin tentang adanya Tuhan. Negara Indonesia mengakui
secara resmi keberadaan enam agama yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan,
Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Sedangkan paham komunis bersifat atheis yautu tidak
mengaku adanya Tuhan dan menganggap Tuhan itu tidak ada.
b. Di Indonesia terdapat banyak partai politik yang bertujuan meningkatkan partisipasi
politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan
pemerintahan. Sedangkan paham komunis menganut sistem politik satu partai yaitu partai
komunis.
c. Di negara Indonesia, masyarakat bebas untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat asal
dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang
berlaku. Sedangkan paham komunis, semua orang harus tunduk dan patuh terhadap
keputusan penguasa dan tidak boleh ada perbedaan pendapat. Orang yang tidak
sependapat dianggap bersalah dan harus dihukum.
d. Keadilan di Indonesia selalu mengedepankan kepentingan seluruh rakyat untuk kemajuan
negara. Sedangkan paham komunis tidak memedulikan kepentingan rakyat tetapi
kepentingan negara di atas segalanya.

Referensi
Rowland Bismark Fernando Pasaribu. 2013. Pancasila sebagai etika politik. Bab 4
Ega Nur Fadillah. 2018. Pancasila sebagai Etika Politik.
https://www.kompasiana.com/eganurfadillah5648/5bee3c45677ffb266e33dd23/p
ancasila-sebagai-etika-politik?page=all. (Diakses 06 Oktober 2020).

C. Coba jelaskan pelaksanaan etika politik pancasila di Indonesia?


Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, Etika politik menuntut agar
kekuasaan dalam negara dijlankan sesuai dengan Asas legalitas (Legitimasi hukum) , secara
demokrasi (legitimasi demokrasi) dan dilaksanakan berdasrkan prinsip-prinsip moral
(legitimasi moral). (Suseno, 1987 :115). Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga
dasar tersebut.
Peran pancasila sebagai sumber etika politik di indonesia. Pancasila sebagai dasar
falsafah bangsa dan negara yang merupakan satu kesatuan nilai yang tidak dapat dipisahkan
dengan masing masing sila nya. Karena jika dilihat satu persatu dari masing masing sila itu
dapat saja di temukan dalam kehidupan berbangsa yang lainnya. Namun, makna pancasila
terletak pada nilai nilai dari masing masing sila sebagai satu kesatuan yang tak bisa di tukar
letak dan susunannya. Untuk memahami dan mendalami nilai nilai pancasila dalam etika
berpolitik itu semua terkandung dalam lima sila pancasila
1. Ketuhanan yang maha esa
Berasarkan sila pertama negara indonesia bukanlah negara teokrasi yang
mendasarkan kekuasaan negara pada legitimasi religius. Ekuasaan kepala negara tidak
bersifat mutlak berasarkan legitimasi religius melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan
demokrasi.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Bangsa indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara bersama
dalam suatu wilayah tertentu,dengan suatu cita-cita serta prinsip hidup demi kesejahteraan
bersama. Manusia merupakan dasar kehidupan dan penyelenggaraan. Oleh karena itu asas-
asas kemanusiaan bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan hukum.
3. Persatuan indonesia
Sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologis,politik,ekonomi,sosial
budaya,dan hukum. Oleh karenanya diperlukan semangat persatuan sehingga tidak muncul
jurang pemisah antara satu golongan dengan golongan lain.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Negara berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan
senantiasa untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat merupakan asal muasal kekuasaan negara.
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaran negara segala kebijaksanaan, kekuasaan dan
kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Dalam penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu prinsip
"legalitas" .negara indonesia adalah negara hukum, oleh karena itu keadilan dalam hidup
bersama atau keadilan sosial merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Dalam
penyelenggaran negara, segala kebijakan,kekuasaan,kewenangan,serta pembagian serta
senantiasa harus berdasarkan hukum yang berlaku.
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara baik menyangkut kekuasaan,
kebijaksanaan yang menyangkut publik, pembagian serta kewenagan harus berdasarkan
legitimimasi moral religius serta moral kemanusiaan. Dalam pelaksanaan dan
penyelenggaran negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian
senantiasa harus berdasarkan atas hukum yang berlaku.

Referensi
Drs. I Made Kartika, M.Si. 2015. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membangun Etika Politik Di
Indonesia. http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyaaccarya/article/view/444.
(Diakses 06 Oktober 2020)
Redaksi,2020. Penerapan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Etika Politik di Indonesia.
https://cakradunia.co/news/penerapan-nilai-nilai-pancasila-sebagai-etika-politik-di-
indonesia/index.html. (Diakses 06 Oktober 2020)
D. Factor – factor apakah yang menghambat dalam pembangunan Etika Politik di
Indonesia?
Menurut Drs. I Made Kartika, M.Si. (2015)
1. Ketidakpahaman dan ketidakmampuan masyarakat memahami Pancasila sebagai konsep
etika politik
Ketidakpahaman masyarakat akan nilai-nilai Pancasila menjadi masalah utama
dalam mendasari perilaku-perilaku yang menyimpang di Indonesia. Setiap warganegara
mampu menyebutkan makna dari setiap butir Pancasila tetapi tidak mampu
mewujudkannya dalam kegiatan sehari-hari. Kurangnya kesadaran akan pentingnya
penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta kurangnya usaha untuk
menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri masing-masing individu merupakan
penyebab awal generasi bangsa melakukan penyimpangan- penyimpangan termasuk
penyimpangan etika politik.
2. Krisis moral yang terjadi dalam lingkungan masyarakat Indonesia
Moral adalah istilah manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai
nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah
hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Bermunculan sikap acuh tak acuh, tidak jujur dan selalu bertindak curang selalu
mewarnai kegiatan politik dewasa ini. Manusia seakan melupakan budaya bangsa
Indonesia yang selalu menjungjung tinggi moral dalam bersikap baik di lingkungan
masyarakat maupun bernegara. Kesadaran moral serta tanggung jawab terhadap manusia
lain atau masyarakat perlahan mulai hilang tergantikan oleh sikap individualistik.
3. Longgarnya kepercayaan dan pemahaman individu terhadap agama yang dianutnya
Longgarnya pegangan terhadap agama sudah menjadi tragedi di dunia maju,
dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga
keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol,
larangan-larangan dan suruhan- suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya
pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada
didalam dirinya. Sehingga manusia cenderung bersikap menyimpang karena mereka
sudah meninggalkan nilai-nilai agama yang dahulu pernah dipahami.
4. Tidak adanya pengawasan serta hukum yang tegas
Hukum hanya bersifat normatif dan tidak secara efektif dan otomatis menjamin
agar setiap anggota masyarakat taat kepada norma-normanya. Oleh karena itu yang
secara efektif dapat menentukan kekuasaan masyarakat hanyalah yang mempunyai
kekuasaan untuk memaksakan kehendaknya, dan lembaga itu adalah negara. Tetapi
apabila seluruh aparat negara atau aparat pemerintahan sendiri mempunyai niat untuk
tidak mematuhi aturan yang berlaku maka sulit mewujudkan hukum yang tegas.

Referensi
Redaksi Suara Desaku. 2020. Ideologi Komunisme Terlarang Hidup Di Bumi Pancasila.
https://swaradesaku.com/ideologi-komunisme-terlarang-hidup-di-bumi-pancasila/.
(Diakses 06 Oktober 2020)
Aida Mardatillah. 2020. Pemerintah Tegaskan Larangan Paham Komunisme Sudah Final.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5ee71056d2d84/pemerintah-tegaskan-
larangan-paham-komunisme-sudah-final/. (Diakses 06 Oktober 2020)

E. Coba anda Jelaskan faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dalam


membangun etika politik di Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila?
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan etika politik yaitu : Ketidakpahaman
dan ketidakmampuan masyarakat memahami Pancasila sebagai konsep etika politik, krisis moral
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat Indonesia, longgarnya kepercayaan dan pemahaman
individu terhadap agama yang dianutnya, dan tidak adanya pengawasan serta hukum yang tegas.

Referensi
Saintif. 2020. Ideologi Pancasila (Pengertian, Makna, dan Fungsinya) lengkap.
https://saintif.com/ideologi-pancasila/. (Diakses 06 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai