469 1442 1 PB PDF
469 1442 1 PB PDF
JurnalIlmu
IlmuKeperawatan
KeperawatanJiwa
JiwaVolume
Volume33No
No1,1,Hal
Hal4747– –52,
52,Februari 2020
Februari 2020 e-ISSN 2621-2978
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2685-9394
ABSTRAK
Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang terjadi secara bertahap dan progresif
disebabkan oleh kematian sel neuron. Bertambahnya usia, cidera kepala traumatis, depresi, penyakit
kardiovaskular dan serebrovaskular, usia orang tua yang lebih tinggi, merokok, riwayat keluarga
demensia dapat meningkatkan risiko penyakit. Alzheimer tidak dapat disembuhkan, namun terdapat
beberapa obat yang dapat mengatasi gejala simptomatis dari penyakit ini seperti inhibitor colinesterase
dan N-metil D-aspartat (NMDA) parsial. Astaxanthin diketahui memiliki kandungan antioksidan dan
antiinflamasi sepuluh kali lebih kuat dari kelompok karoten lain. Sehingga dapat menjadi
neuroprotektor dengan meningkatkan pembersihan Aβ, melindungi viabilitas sel dari kerusakan yang
disebabkan oleh Ab25-35, dan menghambat ekspresi IL-1b dan TNF-a. Tujuan dari tinjauan pustaka
ini adalah untuk melaporkan temuan ilmiah terbaru tentang peran protektif dan kuratif astaxanthin
pada otak manusia terhadap peradangan saraf, stres oksidatif dan, lebih umum, pada efek
menguntungkan bagi pasien dengan gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer. Metode yang
digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melaui database NCBI dan Google Scholar.
Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 1997 sampai tahun 2019 dengan 24 sumber
pustaka. Tema yang dikumpulkan terkait dengan mekanisme neuroprotektor astaxanthin terhadap
Alzheimer. Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu astaxanthin dapat mencegah
kerusakans sel otak sebagai pencegahan Alzheimer.
ABSTRACT
Alzheimer's is a neurodegenerative disease that occurs gradually and progressively caused by
neuronal cell death. Increasing age, traumatic head injury, depression, cardiovascular and
cerebrovascular diseases, higher age of parents, smoking, family history of dementia can increase
disease. Alzheimer's cannot be cured, but there are some drugs that can overcome the symptomatic of
this disease such as colinesterase inhibitors and partial N-methyl D-aspartate (NMDA). astaxanthin
has higher antioxidant and anti-inflammatory properties than other carotene groups. Can be used as a
neuroprotector by increasing Aβ regulation, protecting cell viability from damage caused by Ab25-35,
and inhibiting the repair of IL-1b and TNF-a. The purpose of this literature evaluation is to report the
latest scientific findings on the protective and curative role of astaxanthin in the human brain against
nerve inflammation, oxidative stress and, more generally, on beneficial effects for patients with
neurodegeneratives such as Alzheimer's. The method used in this article is article searching through
the NCBI database and Google Scholar. Last year the library sources were from 1997 to 2019 with 24
library sources. The theme collected is related to the astaxanthin neuroprotector transition to
Alzheimer's. The results of the synthesis of articles that have been found is that astaxanthin can
prevent brain cell damage as against Alzheimer's.
47
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 47 – 52, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
kardiovaskular dan serebrovaskular, usia orang sistem kekebalan tubuh mereka dan
tua yang lebih tinggi, merokok, riwayat meningkatkan kesuburan hewan tersebut
keluarga demensia, dan kehadiran alel APOE (Galasso et al., 2018). Astaxanthin memiliki
e4 diketahui meningkatkan risiko penyakit aktivitas antioksidan sepuluh kali lebih kuat
Alzheimer (Liljegren et al., 2018). Penyakit dari kelompok karoten lain yaitu beta karoten,
Alzheimer merupakan penyebab umum cantaxanthin, lutein, dan zeaxanthin (Naguib,
demensia yang ditandai dengan kegagalan 2000). Astaxanthin juga memiliki efektifitas
kognitif ringan yang lama kelamaan menjadi hingga 500 kali lebih baik dalam pencegaan
berat hingga kehilangan fungsi kognitif (Bird, oksidasi lemak dan 550 lebih kuat dalam
2018). Di berbagai belahan dunia penyakit meredam singlet oksigen dibandingkan dengan
demensia dan kerusakan kognitif lainnya vitamin E (Capelli & Cysewski, 2007). Pada
berujung pada terjadinya disabilitas pada lanjut banyak penelitian dalam beberapa tahun
usia. Terjadi satu kasus demensia baru setiap terakhir telah menunjukkan peran Astaxanthin
tiga detik. Tahun 2015 diperkirakan terdapat dalam penghambatan terhadap stres oksidatif
46,8 juta orang di seluruh dunia yang dan peradangan, serta proses berbahaya
terdiagnosis demensia atau Orang Dengan berdasarkan banyak penyakit kronis. Selain itu,
Demensia (ODD). Diproyeksikan akan astaxanthin juga memberikan efek
meningkat menjadi 74,7 juta di tahun 2030 dan perlindungan yang kuat pada otak manusia;
131,5 juta ODD di tahun 2050 (Alzheimer's struktur kimianya yang unik memungkinkan
Disease International, 2015). Sementara di untuk dengan mudah melintasi sawar darah
Indonesia belum tersedia data mengenai otak (Galasso et al., 2018).
prevalensi demensia pada tingkat populasi.
Hasil studi demensia di DIY tahun 2015 Tujuan dari tinjauan pustaka ini penting
menunjukkan prevalensi demensia orang dilakukan untuk melaporkan penelitian terbaru
berumur 60 tahun atau lebih sebesar 20,1%. tentang peran protektif dan kuratif astaxanthin
Proporsi demensia responden lanjut usia pada otak manusia terhadap peradangan saraf,
Provinsi Bali mencapai 32%. (Suriastini et al., stres oksidatif dan, lebih umum, pada efek
2018). menguntungkan bagi pasien dengan gangguan
neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer
selain pengobatan simptomatik yang tersedia. METODE
Dua kategori obat disetujui untuk pengobatan Metode yang digunakan dalam penulisan
penyakit Alzheimer yaitu: inhibitor artikel ini adalah literature review. Sumber
kolinesterase dan antagonis N-metil D-aspartat pustaka yang digunakan dalam artikel ini
(NMDA) parsial (Hussein et al., 2018). melibatkan 24 pustaka baik yang berasal dari
Mengingat bahwa kerusakan oksidatif dan buku, jurnal nasional atau internasional,
peningkatan inflamasi saraf secara kritis terkait maupun website. Penelusuran sumber pustaka
dengan patogenesis dari kehilangan neuron dalam artikel ini melalui database NCBI dan
besar-besaran pada penyakit neurodegeneratif, Google Scholar dengan kata kunci Alzheimer,
efek neuroprotektif dari senyawa alami, seperti Astaxanthin, Neuroprotector. Pemilihan artikel
astaxanthin, memiliki perhatian khusus sebagai sumber pustaka dilakukan dengan melakukan
pengobatan tambahan dan pencegahan untuk peninjauan pada judul dan abstrak yaitu
penyakit ini (Cho et al., 2018). membahas tentang pengaruh neuroprotektor
astaxanthin terhadap pencegahan penyakit
Astaxanthin adalah karotenoid yang memiliki Alzheimer. Tahun penerbitan sumber pustaka
kandungan tinggi antioksidan dan dalam penulisan artikel ini adalah 1997 hingga
antiinflamasi yang diproduksi oleh terutama tahun 2019.
biota laut diantaranya alga hijau
Haematococcus pluvialis, pada beberapa jenis HASIL
ikan, pada kelompok krustasea, dan pada ragi Astaxanthin dapat mengurangi neurotoksisitas
Phaffia rhodozyma (Naguib, 2000). Warna dalam model kultur sel penyakit Alzheimer.
kemerahan pada astaxanthin memberikan Sel-sel PC12 dilindungi dari sitotoksisitas yang
warna pada daging ikan salmon, udang, lobster diinduksi oleh fragmen β-amiloid. Singkatnya,
yang memakan organisme penghasil Astaxanthin sepenuhnya tidak beracun.
astaxanthin, yang membantu melindungi Sebaliknya, spesies Ab25-35 yang mengalami
48
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 47 – 52, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
oligomer mengungkapkan efek neurotoksik dan p-NF-κB p65, IL-6 dan MAPK) (Kim et
yang menonjol pada sel PC12. Astaxanthin al., 2010). Temuan ini memvalidasi pemberian
berhasil melindungi viabilitas sel dari astaxanthin sebagai terapi tambahan untuk
kerusakan yang disebabkan oleh Ab25-35. pencegahan penyakit Alzheimer, karena
Untuk memelihara sel untuk bertahan hidup, karotenoid ini mampu melemahkan aktivasi
Astaxanthin menghambat ekspresi IL-1b dan mikroglial dan akibatnya pelepasan sitokin
TNF-a (Chang et al., 2010). pro-inflamasi. Efek ini memiliki dampak
positif pada integritas neuron, terutama pada
Astaxanthin juga meningkatkan pembersihan orang tua, yang cenderung menunjukkan
β-amiloid dari otak dengan meningkatkan peningkatan peradangan di otak (Satoh et al.,
transkripsi LRP-1 dan ABCA1 dalam BCEC 2009).
otak 3xTg AD (Alzheimer’s Disease).
Astaxanthin mempengaruhi tidak hanya PEMBAHASAN
pembersihan tetapi juga generasi β-amiloid Penyakit Alzheimer adalah penyakit
karena kedua obat mengalihkan proses protein degeneratif otak dan penyebab paling umum
prekursor amiloid (APP) menuju jalur non- dari demensia. Hal ini ditandai dengan
amilloidogenik dengan mengurangi BACE-1 penurunan memori, bahasa, pemecahan
(aktivitas) dan β-amiloid/oligomer di mBCEC masalah dan keterampilan kognitif lainnya
dan di wilayah otak yang lebih dalam (Fanaee- yang mempengaruhi kemampuan seseorang
Danesh et al., 2019). untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Penurunan ini terjadi karena sel-sel saraf
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wen et al. (neuron) di bagian otak yang terlibat dalam
menyelidiki efek neuroprotektif astaxanthin fungsi kognitif telah rusak dan tidak lagi
pada toksisitas ex-situ oksidatif yang diinduksi berfungsi normal (Alzheimer's Disease
glutamat dalam sel HT22 hipokampus tikus International, 2015).
melalui ekspresi HO-1 yang bergantung pada
Nrf2. Hasil menunjukkan bahwa astaxanthin Alzheimer dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu
adalah senyawa aktif biologis yang predemensia, dimana terjadi gangguan kognitif
menjanjikan untuk pengobatan gangguan ringan, defisit memori, serta apatis. Demensia
neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer. onset awal, terjadi gangguan bahasa, kosakata,
Jumlah glutation dalam plasma memiliki gangguan persepsi, gangguan koordinasi,
korelasi dengan tingkat keparahan disfungsi gangguan kognitif, dan aktivitas pasif.
kognitif pada pasien Alzheimer (Wen et al., Demensia sedang, terjadi deteorisasi progresif,
2015). tidak mampu baca dan tulis, gangguan memori
jangka panjang, parafasia, emosi tidak stabil,
Eksperimen dengan tikus transgenik ganda delusi, dan inkonensia urin. Demensia tahap
yang diadministrasikan dengan astaxanthin dan lanjut, yaitukehilangan kemampuan untuk
varian yang disintesis Astaxanthin diester mandiri, kehilangan verbal total, agresif atau
asam-asilasi (AST-DHA) yang disintesis apatis ekstrim, deteorisasi masa otot dan
selama 2 bulan menunjukkan bahwa AST- mobilitas, tidak dapat makan (Kumar & Tsao,
DHA mungkin merupakan agen terapi 2018).
potensial untuk pencegahan penyakit
Alzheimer. Dalam penelitian ini, Uji Radial 8- Beberapa faktor risiko telah dikaitkan dengan
Arm Maze, Water Maze Test, Penentuan penyakit Alzheimer. Bertambahnya usia adalah
Konsentrasi β-amiloid, dan analisis western faktor risiko terpenting untuk penyakit
blot dilakukan (Che et al., 2018). Alzheimer. Cidera kepala traumatis, depresi,
penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular,
Efek anti-inflamasi serupa dari astaxanthin usia orang tua yang lebih tinggi, merokok,
dijelaskan dalam penelitian lain, menggunakan riwayat keluarga demensia, dan kehadiran alel
model eksperimental yang berbeda. Secara APOE e4 diketahui meningkatkan risiko
khusus, astaxanthin (50 μM) mengurangi penyakit Alzheimer. Pendidikan tinggi,
pelepasan mediator inflamasi dalam sel-sel penggunaan estrogen oleh wanita, penggunaan
mikroglial teraktivasi (garis sel BV-2), melalui agen anti-inflamasi, dan latihan aerobik yang
modulasi faktor-faktor yang terlibat dalam teratur diketahui dapat mengurangi risiko
kaskade NF-κB (misalnya, p-IKKα, p-IκBα, penyakit Alzheimer (Liljegren et al., 2018).
49
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 47 – 52, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
50
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 47 – 52, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Bird, T.D. (2018). Alzheimer disease Furr, H.C., Clark, R.M.(1997). Intestinal
overview. GeneReviews [Internet] absorption and tissue distribution of
tersedia dari: carotenoids. J Nutr Biochem. 8:364–
51
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 1, Hal 47 – 52, Februari 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Galasso, C., Orefice, I., Pellone, P., Cirino, P., Lorenz, R.T. and Cysewski, G.R. (2000).
Miele, R., Lanora, A. Brunet, C., Commercial potential for
Sansone, C. (2018) On the Haematococcus microalgae as a natural
neuroprotective role of astaxanthin: new source of astaxanthin. Trends
perspectives. Mar Drugs. Aug; 16(8): Biotechnol. 18, 160–167.
247. doi: 10.3390/md16080247
Naguib, Y.M.A. (2000). Antioxidant activities
Guerin, M., Mark, E.H., and Miguel, O. of astaxanthin and related carotenoid
(2003). Haematococcus astaxanthin: biosynthetic genes during maturation in
applications for human health and citrys fruit. Journal of American Society
nutrition. Trends In Biotechnology of Plant Biologist. 2 (134): 824-37
Vol.21 No.5 May.
Odeberg, J., Lignell, A., Pettersson, A.,
Hussein, W., Sağlık, B.N., Levent, S., Korkut, Höglund, P. (2003). Oral bioavailability
B., Ilgın, S., Özkay, Y., Kaplancıklı, of the antioxidant astaxanthin in humans
Z.A. (2018) Synthesis and biological is enhanced by incorporation of lipid
evaluation of new cholinesterase based formulations. Eur J Pharm Sci.
inhibitors for alzheimer's disease. Jul; 19(4):299-304.
Molecules. Aug 14;23(8).
Satoh A., Tsuji S., Okada Y., Murakami N.,
Kim Y.H., Koh H.K., Kim D.S. (2010). Down- Urami M., Nakagawa K., Ishikura M.,
regulation of IL-6 production by Katagiri M., Koga Y., Shirasawa T.
astaxanthin via ERK-, MSK-, and NF- (2009). Preliminary clinical evaluation
κB-mediated signals in activated of toxicity and efficacy of a new
microglia. Int. Immunopharmacol. astaxanthin-rich Haematococcus
10:1560–1572. doi: pluvialis extract. J. Clin. Biochem. Nutr.
10.1016/j.intimp.2010.09.007 44:280–284. doi: 10.3164/jcbn.08-238.
Khoury, R., Grysman, N., Gold, J., Patel, K., Schachter A.S., Davis K.L. (1999). Guidelines
Grossberg, G.T. (2018). The role of 5 for the appropriate use of cholinesterase
HT6-receptor antagonists in Alzheimer's inhibitors in patients with Alzheimer's
disease: an update. Expert Opin Investig disease. CNS Drugs. 11:281–288
Drugs. Jun; 27(6):523-33
Suriastini, W., Turana Y, Suryani L K.,
Koutsilieri, E., Scheller, C., Tribl, F., Riederer, Sukadana, W., Sikoki, B.,Witoelar, F., et
P. (2002). Degeneration of neuronal al. (2018). Laporan hasil studi demensia
cells due to oxidative stress--microglial bali 2018. Bali; Universitas Udayana.
contribution. Parkinsonism Relat
Disord.Sep; 8(6):401-6. Wen X., Huang A., Hu J., Zhong Z., Liu Y., Li
Z., Pan X., Liu Z. (2015).
Kumar, A., Tsao, J.W. (2018). A review of Neuroprotective effect of astaxanthin
alzheimer disease. StatPearls Publishing against glutamate induced cytotoxicity
LLC. in HT22 cells: Involvement of the
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NB Akt/GSK-3β pathway. Neuroscience.
K499922/ Sep 10; 303():558-68.
52