Anda di halaman 1dari 3

3.

A. PENGERTIAN MENYIMAK

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar
dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang
terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang
tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan:
1983)
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan
mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada
kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar.
Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti
unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak
mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan
simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan,
perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa
menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan
melebihi unsur perhatian.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).

B. TUJUAN MENYIMAK

Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan
menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan inspirasi
5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

Pengertian membaca permulaan


Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa
sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan
menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh
karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga
mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Empat aspek keterampilan berbahasa dalam dua kelompok kemampuan
(Muchlisoh, 1992: 119) :
1. Keterampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi ketrampilan
membaca dan menyimak.
2. Keterampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi ketrampilan
menulis dan berbicara.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan
kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis, baik
dalam situasi resmi non resmi, kepada siapa, kapan, dimana, untuk tujuan apa.
bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada
tercapainya kemahirwacanaan.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan
kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk
memperoleh keterampilan atau kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan
ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa
dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk
memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan
membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan kosakata untuk memberi
arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa. Membaca permulaan
merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk
pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses
kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal
untuk memahami makna suatu kata atau kalimat (Nuryati, 2007).

2. Tujuan membaca permulaan


Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah
agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca
permulaan juga dijelaskan dalam (Depdikbud, 1994:4) yaitu agar “Siswa dapat
membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat“.
Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I Sekolah Dasar dilakukan dalam dua
tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan
buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Pembelajaran membaca dengan buku
merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan
pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai