Anda di halaman 1dari 7

Model Pembelajaran di Era Covid-19

Kegiatan proses pembelajaran di akhir semester dua dan awal semester


satu pada tahun 2020 ini mengalami sebuah kendala yang cukup meresahkan
dan menyusahkan semua masyarakat termasuk dalam kalangan pendidikan
mengalami dampaknya baik dari segi kegiatan-kagiatan yang sifatnya rutinitas
atau pun bahkan yang bersifat berkala. Peristiwa ini tidak hanya ada di negara
kita, yaitu Indonesia, akan tetapi sudah menjalar dan menjamur ke seluruh
penjuru negara-negara yang ada di dunia. Negara Indonesai yang berada di
kawan Asia Tenggar tak luput dari wabah tersebut, sehingga negara Indonesia
sendiri merasa tercekam dengan penyakit yang sedang merebah dari kota ke
plosok desa bahkan ke daerah pedalaman yaitu pengunungan.

Penyakit yang sedang merebah dan melanda bangsa Indonesia sudah


masuk akhir bulan pebruari 2020. Namun baru terungkap dan dinyatakan ada di
wilayah Iindoensia tepatnya pada bulan Maret 2020 sampai sekarang. Penyakit
ini, umumnya dipanggil dan dikenal oleh masyarakat adalah Corona. Penyakit
Corona merupakan salah satu penyakit berupa virus yang membuat orang-orang
meninggal dengan ditunjukkan beberapa tanda-tanda seperti merasa perih di
dada, pusing, bola mata merah, mual-mual dan bahkan kekebelan tubuh
semakin dragtis menurun. Itulah gejala terhadap seorang pasien apabila orang
tersebut jika kesehatan dan imunnya tidak kuat maka dengan mudah virus
tersebut menembus pertahanan tubuh manusia. Sehingga semua masyarakat
dan pemerintah merasa tercekam dengan kedatangan virus ini karena dengan
mudah dapat menularkan kepada orang lain dan dari sebuah perkumpulan atau
komunitas tertentu jika melakukan interaksi secara fisik. Oleh karena itu,
hubungan jarak kontak fisik (fisical distancing) menjadi sebuah pemicu agar
tidak mudah tertular atau menularkan penyakit tersebut terhadap orang lain.

Dalam masa pandemi covid-19 ini. Juga berdampak terhadap pendidikan


terutama dalam hal kegiatan proses pembelajaran di sekolah atau pun di
madrasah. Proses kegiatan belajar mengajar tersebut adalah bagian terpenting
dalam menyampaikan berbagai kepentingan dalam pembelajaran terutama untuk
mentransfer ilmu pengetahuan, pembimbingan karakter dan memberikan
evaluasi sebagai bentuk menentukan hasil belajar peserta didik selama

1
mengikuti pembelajaran. Namun faktanya adalah sangat berbeda tidak seperti
biasanya, artinya kegiatan proses pembelajaran ini tidak bisa dilakukan secara
tatap muka akan tetapi bisa dilakukan secara online melalui via jaringan internet.

Dalam hal ini, pemerintah, sekolah, masyarakat, dan orang tua


mengalami banyak kendala dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik
untuk dapat belajar secara normal. Namun demikian, semua unsur elemen baik
dari masyarakat, orang tua dan pemerintah tidak hanya diam begitu saja. Akan
tetapi mencari sebuah solusi untuk keluar dari zona yang tidak nyaman ini.

Untuk memberikan pembelajaran secara intens kepada peserta didik,


pemerintah dan sekolah/madrasah merancang kegiatan pembelajaran ini dengan
sedemikian rupa agar peserta didik tetap mendapatkan pengetahuan walaupun
tidak maksimal. Adapun model pembelajaran yang bisa dilakukan di era pandemi
covid-19 ini adalah tiga cara atau model pembelajaran di antaranya adalah;

1. Model Pembelajaran dalam jaringan internet yaitu dinamakan


pembelajaran daring atau bisa dikatakan pembelajaran online,
2. Model pembelajaran di luar jaringan internet yaitu dinamakan luring
pembelajaran tanpa jaringan internet atau bisa dikatakan secara offline.
3. Model pembelajaran kombinasi (blended learning) yaitu kedua model
pembelajaran itu dikombinasikan secara tatap muka (face to face) dan
dilakukan secara daring (online) artinya pembelajaran bisa dilakukan
dengan cara guru keliling (guling) ke tempat-tempat dimana peserta didik
bisa dijumpai oleh para pendidiknya bisa dikatakan model pembelajaran
guling namun awal melalui dunia maya atau menggunakan media sosial.

Berdasarkan model pembelajaran blended learning di atas ada cara-cara


tersendiri dalam menggunakannya. Bahwa pembelajaran di masa pandemic
covid-19 ini cukup strategis pula dalam menjalankan program-program
pembelajaran di sekolah atau pun di madrasah di antaranya adalah;

1. Model pembelajaran daring atau online.


sebagai seorang guru untuk memberikan materi kepada peserta didik dan
untuk bisa melakukan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan secara
online dengan menggunakan media sosial seperti Whats app, zoom cloud

2
meeting, webexs, classroom, kinemaster, dan beberapa media lainnya.
Dari sisi pengunaan media pembelajaran ini juga memberikan dampak
positif juga terhadap guru, peserta didik dan orang tua. Bagi guru sendiri
media yang telah disediakn dijaringan dapat menambah pengetahuan
dalam menggunakan media sosial sebagai sarana penyambung
informasi, pesan dan pembelajaran kepada peserta didik secara online.
Bagi orang tua juga bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman
dalam pemanfaatan di media sosial itu sebagai saran komunikasi dan
sarana pembelajaran untuk anak agar bisa mendapatkan pembelajaran
dari guru. Hal ini pula juga memberikan wawasan kepada orang tua
terhadap pentingnya suatu media untuk menerima kemanfaatan dan
kepedulain bahwa IT sangat berguna bagi siapa saja dalam berinteraksi
dan berkomunikasi di dunia maya. Kemudian, bagi peserta didik, media
sosial tidak hanya untuk bermain dalam hal interaksi pribadi namun dapat
digunakan dalam media pembelajaran dengan tujuan dapat membantu
diri peserta didik yaitu bisa belajar atas arahan, bimbingan dan
pengajaran dari seorang guru walaupun itu hanya sebatas di dunia maya.
Namun hal ini, tidak mengurangi rasa percaya diri peserta didik dalam
belajar.
2. Model pembelajaran luring atau offline.
Pada pembelajaran luring ini guru dan peserta didik bisa berinteraksi dan
berkomunikasi di dalam satu perkumpulan namu di luar lembaga
pendidikan atau bisa dilaksanakan di tempat-tempat yang telah
ditentukan bersama dengan dalih mengikuti protocol kesehatan agar tidak
menyebabkan sebuah kloster baru dalam penyebaran covid-19. Artinya
pembelajaran sifat hanya dengan durai belajara dua jam pelajaran
dengan materi singkat dan pemberian tugas untuk dibawa pulang dan di
hari berikutnya tugas tersebut disetor dan dikoreksi oleh seorang guru di
rumahnya.
3. Model pembelajaran bersifat kombinasi ( blended learning) yaitu melalui
daring dan luring ini bisa dilakukan oleh seorang guru yaitu berkunjung
atau menjumpai peserta didik di berbagai tempat berdasarkan
kesepakatan bersama dan melalui pesan singkat dengan memberikan
materi dan tugas agar anak bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan

3
sang guru bisa dikatakan dengan model pembelajaran
konvesional/tradisonal menuju pembelajaran modern (online). Melihat
dari awal pola yang digunakan dalam pembelajaran adalah teachers
centered learning berubah menjadi students centered learning. Artinya
proses kegiatan belajar mengajar di awal mengutamakan guru yang lebih
aktif sehingga siswa pasif, kemudian dirubah pola tersebut ke dalam
pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga dalam kegiatan proses
belajar mengajar siswanya yang lebih aktif daripada gurunya.

Dengan model pembelajaran yang telah dilakukan oleh seorang guru


terhadap peserta didik tentunya tidak hanya sekedar memberikan materi namun
diharapkan adalah hasil belajar peserta didik selama mengikuti kegiatan
pembelajaran yang sifatnya sangat terbatas oleh ruang dan waktu. Hasil belajar
peserta didik tentunya memiliki keunikkan tersendiri dalam mencapai sebuah
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dapat di-break down melalui
pengembangan indiKator pencapaian kompetensi yang sudah terencana dan
dikonsep sedemikian rupa dalam penyusunan kurikulum darurat di setiap satuan
lembaga pendidikan.

Esensinya kurikulum darurat ini merupakan salah satu petikan dan


rujukan dari kurikulum yang sudah dikonsep secara akurat, kontekstual dan
akuntabelitas kehabsahannya serta dapat dimplementasikan di setiap satuan
lembaga pendidikan, baik di bawah naungan kementerian pendidikan nasional
maupun kementerian agama. Mulai dari level pendidikan pra sekolah sampai
dengan tingkat atas. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum darurat selama masa
pandemic covid-19 tidaklah keseluruhan diakomodir hanya sebagai inti yang
akan diberikan terutama dalam bidang pendidikan keagamaan, pendidikan
karakter dan pendidikan kebangsaan.

Dari tiga unsur inilah yang akan menjadi sebuah penilaian utama
terhadap hasil belajar peserta didik selama masa pandemi covid -19. Hasil
belajar ini merupakan sebuah laporan kegiatan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang guru terhadap peserta didik selama mengikuti kegiatan
pembelajaran.

4
Sementara sebagai orang tua wali peserta didik juga mempunyai andil
besar dalam menetukan keberhasil daripada hasil belajar putra-putrinya yang
sedang belajar dari rumah. Artinya merupakan tempat kedua dari sekolah untuk
belajar yang selalu diharapkan dan dapat didampingi oleh orang tua ketika
mereka sedang belajar. Dari sisi ini, orang bisa memantau, menyimak,
memperhatikan, membimbing dan mengarahkannya sesuai dengan instruksi dari
sekolah. namun kenyataannya, orang tua mengalami beberap kendala selama
mendampingi putra-putrinya di rumah, seperti orang tidak paham dengan materi
yang dipelajari putra-putrinya, karena pendidikan orang tua sangat rendah dan
bahkan tidak tuntas sekolah, orang tua sibuk dengan tugasnya sendiri, anak
kadang kala sulit dibimbing oleh orang tua, jaringan media sulit karena faktor
sinyal kurang mendukung, kurangnya sarana media tidak memadai apalagi di
daerah pedalaman, keterbatas pembiayaan dalam pembelian paket kouta
internet dan lain sebagainya.

Dengan demikian, sebagai kecil seorang guru menggunakan sistem


pembelajaran guru keliling dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud dan
tujuan untuk tetap memberikan pelayanan pembelajaran secara singkat dan
padat walaupun hanya sekedar dibatasi waktu dalam tatap muka. Tindakan ini
juga direspon positif oleh wali murid agar tetap dilakukan secara kontinyu agar
anak-anak bisa dan tetap mengenyam pendidikan secara berkesinmabungan
dan tetap mendapatkan pendidikan secara normal walaupun suasana dalam
tatanan baru (new normal).

Sementara bagi guru juga mendapat keuntungan dalam mengajar kepada


peserta didik dengan berkunjung ke rumah-rumah mereka seperti bisa
silaturrohim, menginformasikan keberadaan kemampuan anak kepada wali
murid, bisa memberikan dukungan baik secara moral maupun material sehingga
orang tahu bagaimana teknis memberikan motivasi belajar dan memberikan
sarana media belajar sebagai bentuk penunjang belajar putra-putrinya di rumah
selama era pandemi covid-19.

Sukses dan tidaknya hasil belajar peserta didik dalam masa era tatanan
baru ini tergantung pada dukungan orang tua, sekolah, guru dan tersedianya
sarana dan prasarana media belajar. Karena itu semua merupakan unsur

5
penunjang dalam mencapai suatu keberhasilan peserta didik dalam belajar
secara mandiri.

Upaya menanamkan kemandirian kepada peserta didik tidak diberikan


begitu saja namun perlu dibimbingan secara intensif agar mereka membiasakan
diri untuk melaksanakan tugasnya, mampu mengembangkan pola fikirnya lebih
maju dan percaya diri. Hal ini membutuhkan stimulan bagi peserta didik agar
dapat mendongkrak semangat yang luar biasa melalui tehnik-tehnik yang cukup
jitu.

6
Hasan, lahir pada tanngal 27 September 1976 di Desa
Sumberkatimoho kec. Krejenga Kab.Probolinggo Provensi
Jawa Timur. Putra pertama dari pasangan Bapak Buhar
dan almarhumah Ibunda Napsiyah. Sekarang dikarunia
putra pertama bernama Syarfidil Hamidil Hasan dan putri
kedua bernama Ummi Kholifatul Hasan dari pasangan Nyonya Romlayati, S.Pd.
Jenjang pendidkan yang sudah ditempuh MI 1991, MTs 1994, MANU 1997,
pernah kuliah di IAIN Sunana Ampel Surabaya Prodi D II PAI 2001, lalu di
Universitas Negeri Jember Prodi D II PGSD 2003, dan Menyelesaiakan Strata
Satu di UT Malang Prodi PGSD 2007, dan kemudian melanjutkan ke Strata Dua
(S2) di IAI Nurul Jadid Paiton dengan Konsentrasi PAI 2013. Kemudian
pengalaman mengajar di beberapa jenjang pendidikan dari tingkat, SD/MI,
SMP/MTs, MA dan sampai di PT Swasta di Kab. Probolinggo dari 1997-2015.
adapun prestasi yang pernah diraih diantaranya; juara I guru prestasi SD/MI
2007 Tingkat Kecamatan, Juara I guru prestasi MI 2009 Tingkat Kab.
Probolinggo, dan Juara III guru prestasi MI 2010 Tingkat Propensi Jawa Timur,
dan juara I lomba guru Bahasa Inggris pada lembaga PKBM tingkat Kab.
Probolinggo 2011. Adapun karir yang pernah ditekuni dari awal adalah menjadi
guru dan sekarang menjadi pengawas RA/MI (2016-sekarang) status sebagai
PNS/ASN di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab.Probolinggo.
sementara keorganisasian yang pernah jalani di antaranya, LP Mar’arif Cabang
Kota Kraksaan Kab.Probolinggo, Team Bulletin Al-Ikhbar NU Kota Kraksaan,
Ketua PKBM Kec.Krejengan Kab.Probolinggo, karya tulis berupa buku dengan
judul; Buku Saku Pondok Romadlan, dan Buku Team Pengembang kurikulum
Aswaja LP Ma’arif, beberapa Artikel dan jurnal berjudul, Implementasi Model
Pembelajaran CTL dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pendidikan
Agama Islam menurut Perspektif Filsafat Islam, Pengaruh Masyarakat Ekonomi
Asean Terhadap Pendidikan di Indonesia, dan sekarang menjadi pengurus IGI
di bidang koordinator LITBANG di Kab. Probolinggo masa Hikmat 2020-2025.
Motto: Jadilah orang yang bermanfaat bagi sesama agar hidup ini lebih
bermkana.

Anda mungkin juga menyukai