1
mengikuti pembelajaran. Namun faktanya adalah sangat berbeda tidak seperti
biasanya, artinya kegiatan proses pembelajaran ini tidak bisa dilakukan secara
tatap muka akan tetapi bisa dilakukan secara online melalui via jaringan internet.
2
meeting, webexs, classroom, kinemaster, dan beberapa media lainnya.
Dari sisi pengunaan media pembelajaran ini juga memberikan dampak
positif juga terhadap guru, peserta didik dan orang tua. Bagi guru sendiri
media yang telah disediakn dijaringan dapat menambah pengetahuan
dalam menggunakan media sosial sebagai sarana penyambung
informasi, pesan dan pembelajaran kepada peserta didik secara online.
Bagi orang tua juga bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman
dalam pemanfaatan di media sosial itu sebagai saran komunikasi dan
sarana pembelajaran untuk anak agar bisa mendapatkan pembelajaran
dari guru. Hal ini pula juga memberikan wawasan kepada orang tua
terhadap pentingnya suatu media untuk menerima kemanfaatan dan
kepedulain bahwa IT sangat berguna bagi siapa saja dalam berinteraksi
dan berkomunikasi di dunia maya. Kemudian, bagi peserta didik, media
sosial tidak hanya untuk bermain dalam hal interaksi pribadi namun dapat
digunakan dalam media pembelajaran dengan tujuan dapat membantu
diri peserta didik yaitu bisa belajar atas arahan, bimbingan dan
pengajaran dari seorang guru walaupun itu hanya sebatas di dunia maya.
Namun hal ini, tidak mengurangi rasa percaya diri peserta didik dalam
belajar.
2. Model pembelajaran luring atau offline.
Pada pembelajaran luring ini guru dan peserta didik bisa berinteraksi dan
berkomunikasi di dalam satu perkumpulan namu di luar lembaga
pendidikan atau bisa dilaksanakan di tempat-tempat yang telah
ditentukan bersama dengan dalih mengikuti protocol kesehatan agar tidak
menyebabkan sebuah kloster baru dalam penyebaran covid-19. Artinya
pembelajaran sifat hanya dengan durai belajara dua jam pelajaran
dengan materi singkat dan pemberian tugas untuk dibawa pulang dan di
hari berikutnya tugas tersebut disetor dan dikoreksi oleh seorang guru di
rumahnya.
3. Model pembelajaran bersifat kombinasi ( blended learning) yaitu melalui
daring dan luring ini bisa dilakukan oleh seorang guru yaitu berkunjung
atau menjumpai peserta didik di berbagai tempat berdasarkan
kesepakatan bersama dan melalui pesan singkat dengan memberikan
materi dan tugas agar anak bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan
3
sang guru bisa dikatakan dengan model pembelajaran
konvesional/tradisonal menuju pembelajaran modern (online). Melihat
dari awal pola yang digunakan dalam pembelajaran adalah teachers
centered learning berubah menjadi students centered learning. Artinya
proses kegiatan belajar mengajar di awal mengutamakan guru yang lebih
aktif sehingga siswa pasif, kemudian dirubah pola tersebut ke dalam
pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga dalam kegiatan proses
belajar mengajar siswanya yang lebih aktif daripada gurunya.
Dari tiga unsur inilah yang akan menjadi sebuah penilaian utama
terhadap hasil belajar peserta didik selama masa pandemi covid -19. Hasil
belajar ini merupakan sebuah laporan kegiatan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang guru terhadap peserta didik selama mengikuti kegiatan
pembelajaran.
4
Sementara sebagai orang tua wali peserta didik juga mempunyai andil
besar dalam menetukan keberhasil daripada hasil belajar putra-putrinya yang
sedang belajar dari rumah. Artinya merupakan tempat kedua dari sekolah untuk
belajar yang selalu diharapkan dan dapat didampingi oleh orang tua ketika
mereka sedang belajar. Dari sisi ini, orang bisa memantau, menyimak,
memperhatikan, membimbing dan mengarahkannya sesuai dengan instruksi dari
sekolah. namun kenyataannya, orang tua mengalami beberap kendala selama
mendampingi putra-putrinya di rumah, seperti orang tidak paham dengan materi
yang dipelajari putra-putrinya, karena pendidikan orang tua sangat rendah dan
bahkan tidak tuntas sekolah, orang tua sibuk dengan tugasnya sendiri, anak
kadang kala sulit dibimbing oleh orang tua, jaringan media sulit karena faktor
sinyal kurang mendukung, kurangnya sarana media tidak memadai apalagi di
daerah pedalaman, keterbatas pembiayaan dalam pembelian paket kouta
internet dan lain sebagainya.
Sukses dan tidaknya hasil belajar peserta didik dalam masa era tatanan
baru ini tergantung pada dukungan orang tua, sekolah, guru dan tersedianya
sarana dan prasarana media belajar. Karena itu semua merupakan unsur
5
penunjang dalam mencapai suatu keberhasilan peserta didik dalam belajar
secara mandiri.
6
Hasan, lahir pada tanngal 27 September 1976 di Desa
Sumberkatimoho kec. Krejenga Kab.Probolinggo Provensi
Jawa Timur. Putra pertama dari pasangan Bapak Buhar
dan almarhumah Ibunda Napsiyah. Sekarang dikarunia
putra pertama bernama Syarfidil Hamidil Hasan dan putri
kedua bernama Ummi Kholifatul Hasan dari pasangan Nyonya Romlayati, S.Pd.
Jenjang pendidkan yang sudah ditempuh MI 1991, MTs 1994, MANU 1997,
pernah kuliah di IAIN Sunana Ampel Surabaya Prodi D II PAI 2001, lalu di
Universitas Negeri Jember Prodi D II PGSD 2003, dan Menyelesaiakan Strata
Satu di UT Malang Prodi PGSD 2007, dan kemudian melanjutkan ke Strata Dua
(S2) di IAI Nurul Jadid Paiton dengan Konsentrasi PAI 2013. Kemudian
pengalaman mengajar di beberapa jenjang pendidikan dari tingkat, SD/MI,
SMP/MTs, MA dan sampai di PT Swasta di Kab. Probolinggo dari 1997-2015.
adapun prestasi yang pernah diraih diantaranya; juara I guru prestasi SD/MI
2007 Tingkat Kecamatan, Juara I guru prestasi MI 2009 Tingkat Kab.
Probolinggo, dan Juara III guru prestasi MI 2010 Tingkat Propensi Jawa Timur,
dan juara I lomba guru Bahasa Inggris pada lembaga PKBM tingkat Kab.
Probolinggo 2011. Adapun karir yang pernah ditekuni dari awal adalah menjadi
guru dan sekarang menjadi pengawas RA/MI (2016-sekarang) status sebagai
PNS/ASN di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab.Probolinggo.
sementara keorganisasian yang pernah jalani di antaranya, LP Mar’arif Cabang
Kota Kraksaan Kab.Probolinggo, Team Bulletin Al-Ikhbar NU Kota Kraksaan,
Ketua PKBM Kec.Krejengan Kab.Probolinggo, karya tulis berupa buku dengan
judul; Buku Saku Pondok Romadlan, dan Buku Team Pengembang kurikulum
Aswaja LP Ma’arif, beberapa Artikel dan jurnal berjudul, Implementasi Model
Pembelajaran CTL dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Pendidikan
Agama Islam menurut Perspektif Filsafat Islam, Pengaruh Masyarakat Ekonomi
Asean Terhadap Pendidikan di Indonesia, dan sekarang menjadi pengurus IGI
di bidang koordinator LITBANG di Kab. Probolinggo masa Hikmat 2020-2025.
Motto: Jadilah orang yang bermanfaat bagi sesama agar hidup ini lebih
bermkana.