DISUSUN OLEH :
Dedi Irawan
06121281823060
Dosen Pembimbing :
Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunia yang diberikan-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah kami. Shalawat serta salam tak henti-henti nya kita
sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman yang sangat gelap ke zaman yang terang-benderang seperti sekarang ini.
Kami ucapakan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu
dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “METODE PENGUJIAN KEKERASAN”.
Kami berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman untuk kita semua yang membaca nya, agar sama-sama untuk ke
depannya dapat memperbaiki dan menambah isi makalah ini agar lebih baik lagi.
Kami tahu masih banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah
kami.
Inderalaya, 17 September2020
Dedi Irawan
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode gores
Dilakukan dengan cara mengukur kedalaman atau lebar goresan pada benda
uji dengan cara menggoreskan permukaan benda uji dengan material pembanding.
Indentor yang biasa digunakan adalah jarum yang terbuat dari intan. Namun,
metode ini tidak cocok untuk logam yang skala kekerasannya tinggi. Selain itu
kemampu-ulangannya rendah karena tidak akurat.Metode ini tidak banyak
digunakan dalam dunia metalurgi, tapi masih dalam dunia mineralogi. Metode ini
dikenalkan oleh Friedrich Mohs yaitu dengan membagi kekerasan material di
dunia ini berdasarkan skala (yang kemudian dikenal sebagai skala Mohs). Skala
ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, sebagaimana
dimiliki oleh talc, hingga skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana
yang dimiliki oleh intan. Dalam skala Mohs urutan nilai kekerasan material di
dunia diwakili oleh :
1. talc 6. orthoclase
2. gypsum 7. quartz
3. calcite 8. topaz
4. fluorite 9. corundum
5. apatite 10. Diamond
Prinsip pengujian :
Bila suatu mineral mampu digores oleh orthoclase (6) tetapi tidak mampu
digores oleh apatite(5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5 dan 6.
Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa metode ini memiliki kekurangan utama
berupa ketidakakuratan nilai kekerasan suatu material.
Bila kekerasan mineral-mineral diuji dengan metode lain, ditemukan bahwa nilai
nilainya berkisar antara 1-9 saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang
besar.
3. Metode Indentasi
Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan
indentor dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Kekerasan suatu
material ditentukan oleh dalam ataupun luas area indentasi yang dihasilkan
(tergantung jenis indentor dan jenis pengujian). Berdasarkan prinsip bekerjanya
metode uji kekerasan dengan cara indentasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Metode Brinell
Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A.Brinell pada tahun 1900.
Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras
(hardened steel ball) dengan beban dan waktu indentasi tertentu. Hasil penekanan
adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung diameternya dibawah
mikroskop khusus pengukur jejak. Pengukuran nilai kekerasan suatu material
diberikan oleh rumus:
2P
BHN =
(( D) (D - D2 - d 2 )
dimana : P adalah beban (Kg)
D diameter indentor (mm)
d diameter jejak (mm).
Prinsip pengujian adalah sama dengan Brinell, walaupun jejak yang dihasilkan
berbentuk bujursangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan skala pada
mikroskop pengukur jejak. Nilai kekerasan suatu material diberikan oleh:
1.854 P
VHN =
d2
Kerugiannya :
Pengujian ini tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian
tersebut lama, memerlukan persiapan permukaan benda uji yang teliti, dan rentan
terhadap kesalahan perhitungan panjang diagonal.
c. Metode Rockwell
Indentor yang digunakan kerucut intan dengan sudut yang dibentuk muka
intan 120o. Pembebanan dilakukan dengan dua tahap; tahap pertama adalah
pembebanan minor kemudian pembebanan mayor. Nilai kekerasan ditentukan
dengan perbandingan kedalaman kedua tahap pembebanan. Berbeda dengan
metode Brinell dan Vickers dimana kekerasan suatu bahan dinilai dari diameter
atau diagonel jejak yang dihasilkan, maka metode Rockwell merupakan uji
kekerasan dengan pembacaan langsung (direct reading). Metode ini banyak
dipakai dalam industri karena pertimbangan praktis. Variasi dalam beban dan
indentor yang digunakan membuat metode ini memiliki banyak macamnya.
Metode yang paling umum dipakai adalah Rockwell B (dengan indentor bola baja
berdiameter 1/6 inci dan beban 100 kg) dan Rockwell C (dengan indentor intan
dan beban 150 kg). Walaupun demikian lainnya biasa dipakai. Oleh karenanya
skala kekerasan Rockwell suatu material harus dispesifikasikan dengan jelas.
Tabel Skala pada Metode Uji Kekerasan Rockwell
d. Kekerasan Knoop
Merupakan salah satu metode micro-hardness, yaitu uji kekerasan untuk
benda uji yang kecil. Nilai kekerasan Knoop adalah pembebanan dibagi dengan
luas penampang yang terdeformasi permanen. Jejak yang dihasilkan sekitar
0.01mm – 0.1 mm dan beban yang digunakan berkisar antara 5 gr – 5 Kg.
Permukaan benda uji harus benar-benar halus.
METODE
1. Hoytom macrohardness tester (metode Brinell, Vickers dan Rockwell)
2. Buehler Micromet 2100 series microhardness tester (metode Vickers)
3. Micrometer & Measuring microscope
4. Sampel uji silinder pejal dan uji tarik (besi tuang, baja, tembaga dan
aluminium)
Permukaan benda kerja harus bersih dari kerak dan kotoran lainnya.
Posisi permukaan spesimen diusahakan tegak lurus dengan arah indentasi.
Permukaan spesimen harus diam statis sebelum diberi beban tekan.
Ketebalan spesimen paling tidak 10 kali diameter indentor.
Jarak antar titik pengukuran harus lebih besar dari 3 kali diameter indentor.
Jarak titik pengukuran dari tepi spesimen paling tidak 3 kali diameter indentor.
FLOW CHART
Metode Brinell dan Vickers (sample silinder pejal)
tidak
Ukur diameter
jejak indentor
Selesai
ya
Material lain
tidak
Selesai
Lakukan preload
Material lain
ya
tidak
Selesai
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA