Anda di halaman 1dari 8

 JAYAPRANA DAN LAYONSARI

Alkisah, di sebuah desa di Negeri Kalianget, Bali, hiduplah sebuah


keluarga miskin dan serbaberkekurangan. Keluarga itu terdiri dari
sepasang suami istri yang memiliki dua anak laki-laki dan seorang anak
perempuan.

Setela kejadian itu yang tersisa hanya Jayaprana. Oleh karena tidak
kuat menjalani hidup seorangdiri, Jayaprana itu memberanikan
diri menghadap Raja Kalianget dan memohon agar diangkatmenjadi anak
sang raja. Jayaprana sungguh beruntung karena Raja Kalianget
mengabulkan permintaannya untuk menjadikan nya anak angkat.
Sejak itulah, Jayaprana mengabdi kepada Raja Kalianget.
Meski demikian,Jayaprana tetap tinggal dirumah peninggalan orang
tuanya. Ia seorang anak angkat yang baik dan sangat rajin. Setiap pagi-
pagi sekali ia sudah berangkat ke istana untuk menjalankan tugas-
tugasnya sebagai abdi raja.

Waktu terus berjalan. Jayaprana telah tumbuh menjadi seorang pemuda


yang tampan.Karena itulah, ia menjadi idola para dayang-dayang istana.
Suatu ketika, Raja Kalianget punmenitahkan Jayaprana untuk memilih
seorang dayang-dayang istana untuk dijadikan istri.
Raja Kalianget : ‘’Jayaprana, apakah kau
tidak berniat untuk menikahi salah satu dayang di
kerajaan ini?”
 
Jayaprana : “Ampun, ayah! tiang
bukan bermaksud untuk menolak titah ayah. Tiang ingin menikah, tapi bukan
dengan dayang-dayang istana, jika diperkenankan, izinkanlah tiang
untuk mencari calon istri diluar istana ini.’
 
Raja Kalianget : “baiklah Jayaprana jika itu yang kau inginkan. Ak
u pun tidak akan
menghalangimu untuk memilih calon istri yang sesuai dengan pilihan
hatimu.”
 Pada keesokan harinya Jayaprana berjalan-jalan ke pasar yang terletak
di depan istanauntuk melihat gadis yang lalu-lalang. Setiba di pasar, ia
sengaja duduk di depan pasar untuk melihat gadis-gadis yang lewat di
depannya. Tak berapa lama kemudian, tampak kejauhan seorang gadis
berjalan melenggang dengan mengenakan pakaian cukup sederhana.
Gadis itumemiliki paras yang cantik dan senyum yang manis dan
mempesona. Si gadis berjalan ke pasar sambil menunduk malu-malu dan
matanya sesekali melirik ke sekelilingnya. Jayaprana pun terpesona saat
melihat gadis yang cantik jelita itu
Jayaprana ; “klee cantik beut cewe tu nok , siapa tu ya dimana ya dia
tinggal hmmm” (ucapnya dalam hati)
 Kecantikan paras Layonsari benar-benar memikat hati
Jayaprana. Pandangannya terusmengikuti lenggang gadis itu sampai
lewat di depannya. Sementara itu, Layonsari yang merasadiperhatikan
tiba-tiba mengalihkan pandangannya kepada Jayaprana.
Layonsari : “mihh siapasih cowo tu terus lirik kan matanya ke aku, bikin
baper ekeee deh” (sambil berlagak centil dan sok cantik)
Jayaprana pun sengaja melintas di hadapan Layonsari atau bisa disebut
modus lalu sepasang mata punbertemu seakan saling menyapa dan saling
berbicara dengan bahasa jiwa.
Jayaprana : “mih emejinggg , beautiful girl , hatiku seraba sudah
menjadi miliknya apakah ini yang namanya cinta pandangan pertama?
(bicara di dalam hati)
Layonsari : “yaampun ganteng nyooo cowo yang satu ni bikin baper plus
plus deh ah” (bicara dalam hati)
Pandangan pertama itu telah membuat mereka saling jatuh hati. Meski
demikian,Jayaprana sebagai anak muda tentu berharap cintanya tidak
kandas di tengah jalan. Demikianpula yang dirasakan oleh
gadis itu.Setelah gadis itu berlalu dan menyelinap di balik keramaian
orang di dalam pasar,Jayaprana segera mencari informasi perihal gadis
itu kepada orang-orang di sekitarnya.
Jayaprana : “permisi geg cantik boleh tiang nanya ? kenal sama cewe
yang di sebelah sana ?”
Luh Siti : “tiang gak kenal bli”
Jayaprana : “eh gus gus boleh nanya? gus tau ga siapa cewe yang itu?”
Nyoman klepon : “yang itu? Ohh dia namanya I Komang Layonsari bli ,
dia putrinya Jero bendesa di Banjar Sekar nike”
Setelah memperoleh keterangan bahwa gadis itu bernama Layonsari,
putri Jero Bendesa dari BanjarSekar, ia pun bergegas ke istana untuk
melapor kepada Raja Kalianget. Mendengar laporan itu,Raja Kalianget
segera menulis sepucuk surat untuk Jero Bendesa
Raja Kalianget : “Besok pagi
-pagi kamu antar surat ini
ke rumah orang tua gadis itu.”
Jayaprana : “Baik ayah.”
 Keesokan hari, pagi-pagi sekali Jayaprana mengantar surat dari raja itu
ke rumah JeroBendesa.
Jayaprana : “Selamat pagi Jero Bendesa, tiang kesini untuk
mengantarkan sepucuk surat dari Raja Kalianget.”
Jero Bendesa : “Baiklah, suksma ya”
Setelah membaca surat itu dalam hati, dan mengetahui isinya,
Jero Bendesa pun setuju jika putrinya menikah dengan Jayaprana. Isi
surat itu kemudian ia sampaikan kepada putrinya yang sedang duduk
di sampingnya.
Jero Bendesa : “Bagaimana putriku , apakah kamu bersedia menikah
dengan Jayaprana?”
 Layonsari hanya tersenyum malu-malu. 
Layonsari : “yess akhirnya di lamar juga sama si ganteng”(bicara di dalam hati,
saat itu rasa sangat gembira dari hati si layonsari sampai-sampai ia terjatuh lalu
jayaprana menyelamatkannya)
Jayaprana : “hati hati luh”
Layonsari : “eh eh maaf bli, makasi ya” (layonsari pun makin baper)
Walaupun tak terucap jawaban apapun dari sang gadis pujaan, namun
Jayaprana mengerti bahwa lamarannya tidak bertepuk sebelah tangan.
Setelah itu, Jayaprana memohon diri kembali ke istana untuk menyampaikan
berita itukepada Raja Kalianget
Jayaprana : “tiang mohon ijin untuk kembali ke kerajaan.”
Jero Bendesa : “Baiklah nak, hati-hati di jalan.”
 Setibanya di Kerajaan, Jayaprana pun langsung melapor kepada
Raja Kalianget
Jayaprana : “Lapor ayah! Lamaran tiang diterima oleh keluarga gadis
itu.” (memakai nada kegirangan)
 Mendengar laporan itu, Raja Kalianget pun langsung mengumumkan kepada
seluruhkeluarga istana bahwa perkawinan Jayaprana dan Layonsari akan
dilaksanakan
Raja Kalianget : “Saya Raja Kalianget mengumumkan bahwa pernikahan
Jayaprana dan Layonsari akan dilaksanakan pada hari selasa Legi, Wuku
Kuningan di halaman istana”
Saat hari pesta perkawinan itu tiba, Jayaprana bersama patih dan
punggawa istana serta masyarakat sedesanya menuju ke rumah Jero Bendesa
untuk menjemput calon istrinya.Setelah melalui berbagai macam cara dalam
upacara di rumah itu, kedua mempelai kemudiandiiringi ke istana. Ketika
rombongan pengantin tiba di depan istana, kedua mempelai memohondoa
restu kepada Raja Kalianget. Saat kedua mempelai memberi hormat di
hadapannya, sangraja hanya membisu. Ia terpesona melihat kecantikan
Layonsari.
Raja Kalianget : “mih dewe cantiknyooo calon mantu ku”(bicara di dalam
hati)
Rupanya Raja Kalianget jatuh hatikepada calon istri anak angkatnya itu.
Dari situlah muncul niat buruknya untuk merebut Layonsari
dariJayaprana.Setelah pesta perkawinan itu usai, Jayaprana bersama
istrinya pun memohon diri untukkembali kerumahnya.
Jayaprana : “Aku dan istriku memohon ijin ayah untuk kembali ke rumah
kami.”
Raja Kalianget : “Baiklah hati hati ya nak”
 Setelah keduanya pergi, Raja Kalianget segera mengumpulkan seluruh
patihnya untuk meminta pertimbangan tentang bagaimana cara
menghabisi nyawa Jayaprana secara diam-diam
Raja Jayaprana :”Jika Layonsari
tidak segera menjadi permaisuriku, maka aku akan menjadi
gila!”
 Mendengar ucapan sang raja, seorang patih yang bernama
I Saunggaling memberikanpertimbangan bahwa raja harus menitahkan
Jayaprana kembali ke Celuk Terima untukmenyelidiki perahu yang
hancur dan orang-orang Baco yang menembak binatang di kawasan
Pengulan. Rencana ini hanya merupakan siasat agar mereka bisa menghabisi nyawa
Jayaapranatanpa sepengetahuan orang lain, termasuk Layonsari.
I Saunggaling : “Rajaku Kalianget, aku memiliki
pertimbangan bahwa kau harus menitahkanJayaprana agar kembali ke Celuk
Terima untuk menyelidiki perahu yang hancur dan orang-orang Baco yang
menembak binatang di kawasan Pengulan. Rencana ini hanya merupakansiasat
agar kami bisa menghabisi nyawa Jayaaprana tanpa sepengetahuan orang lain,
termasuk Layonsari. “
 Perimbangan Patih Saunggaling itu pun diterima oleh sang
raja. Beberapa harikemudian, Raja Kalianget pun memanggil Jayaprana
agar menghadap ke balai penghadapan.Mendapat panggilan tersebut,
Jayaprana pun segera menghadap sang raja yang terhamatdihormatinya
Jayaprana : “Ampun, ayah. Ada apa gerangan tiang diminta untuk
menghadap?”
 
Raja Kalianget : “Ada tugas penting untukmu. Besok pagi
-pagi kamu harus berangkat ke CelukTerima untuk menyelidiki perahu
yang kandas dan kecauan-kekacauan yang terjadi disana!”
 
Jayaprana : “Baiklah esok pagi tiang akan ke celuk terima”
 Tanpa merasa curiga sedikit pun, Jayaprana langsung saja menerima
perintah itu dansegera kembali ke rumahnya untuk menyampaikan berita
itu kepada sang istri.
Jayaprana : “Sayangku istriku, tiang diperintahkan oleh Raja
Kalianget agar kembali ke Celuk Terima untukmenyelidiki perahu yang
hancur dan orang-orang Baco yang menembak binatang di kawasan
Pengulan.”
Layonsari : “benarkah sayangku suamiku ? “
Jayaprana : “iya sayangku “
Layonsari : “baik baik disana ya sayangku , jangan nakal jaga mata jaga
hati nggih”
 Mendengar berita itu, Layonsari tiba-tiba mendapat firasat buruk.
Apalagi tadi malam iabermimpi melihat rumah mereka dihanyutkan
oleh banjir besar. Karena alamat-alamat burukitulah ia meminta agar
Jayaprana membatalkan keberangkatannya ke Celuk Terima.
Layonsari : “suamiku, sebaiknya batalkan saja niat mu itu
. tiang khawatir terjadi sesuatu yangtidak diinginkan pada mu suamiku
” (ujar Layonsari dengan cemas)
Jayaprana : “Tidak, istriku. Ini perintah raja. tiang harus berangkat.
Don’t worry be happy,kematian ada di tangan tuhan.”
 Keesokan harinya berangkatlah Jayaprana ke Celuk Terima
bersama patih I Saunggaling dan sejumlah prajurit istana. Saat mereka
melewati sebuah hutan lebat. Dan mulailah patih itu menjalankan misi
dan tujuan nya.
Ciaaaaatttttttt............(adegan pertarungan hebat patih dan jayaprana)
 Patih I Saunggaling menikam Jayaprana atas perintah Raja Kalianget.
Keris patih itu tepat mengenai lambung kiriJayaprana hingga tewas
seketika. Setelah itu, Patih Saunggaling bersama rombongannya kembali
ke istana untuk menyampaikan kabar palsu bahwa Jayaprana tewas
karena diserangperampok.
I Saunggaling : “Rajaku, anakmu Jayaprana telah tiada karena Jayapran
a tewas diserang oleh perampok.”
Raja kalianget : apaaaa?!!!!!! (memasang mimik kaget dan akting nangis)
 Menengar kabar itu, Layonsari tidak langsung mempercayainya. Ia tahu
bahwasuaminya dibunuh atas perintah raja. Meskipun demikian, ia tidak
bisa berbuat apa-apa karenatidak berdaya menentang raja seorang diri.
Ia hanya bisa berdoa semoga kejahatan RajaKalianget mendapat balasan
dari yang maha kuasa.Keesokan hari, Raja Kalianget datang menemui
Layonsari brsama pengawal pengawalnya. Dihadapan layonsari, ia
berpura-pura sedih atas kematian Jayaprana.
Raja Kalianget : “Aku turut berduka atas kematian suamimu, agar kau
bisa cepat melupakan suamimu, maukah kau menikah denganku?”(sambil
membawa setangkai bunga dan bersujud di hadapan layonsari)
 Layonsari : “sorry dulu, Baginda. tiang belum bisa melupakan suami
tiang.”
Raja Kalianget : “Apa katamu?!!!!!!”
 Mendengar jawaban penolakan itu, Raja Kalianget menjadi murka. Ia
langsung menariktangan Layonsari agar ikut bersamanya ke istana pada
saat itu, Layonsari mencabut keris yangterselip di pinggang sang raja.
Layonsari : “Lebih baik tiang mati daripada harus menikah dengan orang
yang telahmembunuh suamiku yang tersayang,” ucap Layonsari seraya
menikam dirinya dengan keris itu.
Raja kalianget : “Jangan Jangan itu berbahaya itu bisa melukaimu .
tidakkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!!!!”
 Raja Kalianget barusaja ingin mencegatnya namun tubuh Layonsari
sudah tergeletak ditanah. Melihat Layonsari tewas, sang rajapun
menjadi kalap ia langsung menyerang setiaporang yang mendekatinya.
Kejadian itu berlangsung berhari-hari sehingga banyak orangmenjadi
korban karena tikaman kerisnya. Perilaku Raja Kalianget tersebut
benar-benarmeresahkan seluruh rakyat negeri itu. Akhirnya, para
punggawa kerajaan memutuskan untukmenagkap sang raja dan
memasukkannya ke dalam penjara.
Tokoh tokoh :
Budi sebagai Jayaprana
Mirah sebagai Layonsari
Aldi sebagai Raja Kalianget
Mely sebagai Jero Bandesa
Cahyana sebagai seorang patih raja I Sawunggaling
Adi sebagai prajurit, Nyoman klepon
Lia sebagai Luh siti , dayang dayang kerajaan
Okta sebagai dayang dayang kerajaan

Anda mungkin juga menyukai