Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) ISSN: 2301-9271 1

Studi Eksperimen Pengaruh Penambahan Gas HHO Pada Bahan


Bakar Kerosene Terhadap Distribusi Temperatur Nyala Api
Kompor Tekan (Blowtorch) Menggunakan Generator HHO Tipe
Kering
I Putu Ari Saputra dan Djoko Sungkono Kawano
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: hdkawano@me.its.ac.id

Abstrak—Gas HHO diproduksi melalui proses elektrolisa air elektroda. Maka dari itu penelitian dilakukan untuk
dimana hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menambah energy mendapatkan lahu produksi gas HHO dan efisiensi generator
pada berbagai keperluan pembakaran, bahkan mampu HHO yang diinginkan.
mengurangi pemakaian bahan bakar utama yaitu kerosene.
Dimotivasi dari penelitian terdahulu oleh Brillyano[4]
Dalam eksperimen ini ingin diketahui bagaimana pengaruh
penambahan gas HHO pada pemakaian kompor tekan yang menggunakan generator HHO berukuran 167mm x
(blowtorch) berbahan bakar kerosene. Penelitian menggunakan 167mm indirect dan PWM (Pulse Width Modulation)
generator gas HHO dry cell, elektroda berbentuk plat dengan generator tipe kering (dry tipe), dalam penelitian ini
berdimensi 150mm x 150mm dimana masing-masing elektroda menggunakan generator HHO berukuran 150mm x 150mm
berjumlah 21 plat SS 316L yang tersusun dari 4 cell dimana tipe kering (dry tipe) dengan penambahan plat netral. Gas
setiap cell nya terdapat 4 plat netral dan kerosene yang
HHO yang dihasilkan akan digunakan untuk campuran
dihubungkan dengan blowtorch dengan cara mixing
menggunakan ejector variasi yang dilakukan dalam penelitian kerosene pada kompor blowtorch dan bagaimana daya hasil
adalah penghasilan gas HHO dengan pemakaian KOH yang kerja kompor blowtorch.
berbeda-beda. Campuran gas HHO dan kerosene diharapkan
dapat menghasilkan temperatur api yang terbaik dan daya
yang terbaik dari blowtorch. II. URAIAN PENELITIAN
Dari penelitian ini didapatkan performa generator HHO A. Konsep Pembakaran
dengan efisiensi tertinggi sebesar 86.01 % dengan
menggunakan KOH sebesar 10 gram per liter aquades dan Pembakaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi secara
yang terendah didapat pada generator yang menggunakan kimiawi dari unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar
KOH sebesar 20 gram per liter aquades yaitu sebesar 79.36 %. (reaksi oksidasi) yang berlangsung secara cepat atau lambat
Kompor blowtorch dengan bahan bakar kerosin dan gas HHO pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam pembakaran,
memiliki temperatur lidah api yang lebih panas dibandingkan diharapkan bisa memperoleh pembebasan dari semua panas
dengan menggunakan bahan bakar kerosin murni. Besarnya
daya yang dihasilkan oleh gas HHO sebesar 0,72% dari
yang dikandung bahan bakar, menekan jumlah panas yang
besarnya daya total yang dihasilkan kerosin ditambah gas hilang karena tidak sempurnanya pembakaran dan adanya
HHO meningkatkan temperatur lidah api sebesar 300 0C. panas yang diserap oleh udara pembakaran.
B. Teori Api
Kata Kunci—Kompor, blowtorch, kerosene, HHO, drycell. Definisi api adalah ” Pengembangan sendiri yang
bertahan pada suatu daerah pembakaran yang dilokalisasi
pada kecepatan subsonic.” Ada beberapa kata kunci pada
I. PENDAHULUAN
definisi ini. Pertama, diperlukan api yang dilokalisasi, yaitu

A KIBAT dari ketersediaan minyak bumi yang semakin


menurun ini membuat manusia berusaha mencari jalan
keluar yaitu dimulai dengan menghemat penggunaan
api menempati hanya bagian kecil dari campuran
pembakaran pada satu waktu sembarang. Kata kunci kedua
adalah subsonic. Gelombang pembakaran yang terpotong-
minyak bumi sebagai bahan bakar mencari bahan bakar potong (discrete) bergerak secara subsonic yang disebut
alternatif yang mudah didapat, mudah diolah, dan nantinya dengan deflagrasi (pembakaran cepat).
dapat mengurangi keterhgentangun manusia akan minyak
bumi sebegai sumber energii di dunia dewasa ini, C. Klasifikasi Api
peningkatan akan teknologi membuat semua menjadi Menurut cara percampuran dan reaksi (penyalaan) bahan
mungkin salah satunya adalah hidrogen-oksigen dimana bakar dan oxidizer, api dikategorikan menjadi :
teknologi ini berbahan dasar air yang banyak tersedia di 1. Premixed Flame
negara kita. Premixed flame akan terjadi bila reaktan tercampur
Setelah proses elektrolisis air merupakan salah satu sempurna pada tingkat molekul sebelum terjadinya
cara untuk memisahkan unsur kimia dari air (H2O) menjadi reaksi kimia yang signifikan. Contoh sederhana tentang
hydrogen (H2) dan oksigen (O2). Alat yang digunakan untuk premixed flame sering dijumpai pada bunsen burner.
proses tersebut adalah generator HHO namun dalam 2. Diffusion Flame (Non-premixed)
percobaannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi Premixed flame akan terjadi bila reaktan tercampur
jumlah gas HHO yaitu arus listrik, jenis dan jumlah katalis sempurna pada tingkat molekul sebelum terjadinya
dalam larutan, dan luas penampang pada masing-masing reaksi kimia yang signifikan. Contoh sederhana tentang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 2

premixed flame sering dijumpai pada bunsen burner. P=VxI


Tabel 2.
Karakteristik Bahan Bakar Gas HHO

No Karakteristik Nilai
3
1 Densitas (kg/Nm ) 0,0899
2 Boiling Point (0.1013Mpa)(K) 20.390
3 Nilai Kalor Bawah (MJ/kg) 120
4 Nilai Kalor Atas (MJ/kg) 141,86

Gambar 1. Premixed flame dan Diffusion Flame (Non-premixed)

2. Laju Produksi Gas HHO ( )


D. Udara Pembakaran Produk utama proses elektrolisa air pada generator gas
Pembakaran membutuhkan udara sebagai pengoksidasi HHO adalah gas HHO sehingga untuk mengetahui seberapa
bahan bakar, unsur utama yang diperlukan adalah oksigen. baik kerja dari generator HHO, untuk itu perlu diketahui
Oksigen murni hanya digunakan pada proses-proses khusus berapa banyak gas HHO yang dihasilkan oleh generator
seperti proses pengelasan dan pemotongan logam. Pada tersebut. Untuk menghitung mass flowrate gas HHO dapat
proses pembakaran oksigen didapat dari udara. dicari dengan persamaan berikut:
Komposisi udara 21% Oksigen dan 79% Nitrogen.
Dengan pendekatan ini perbandingan mol Nitrogen terhadap
oksigen adalah 3.76, artinya untuk sekian jumlah tertentu dengan perumusan Debit Produksi gas HHO:
udara pembakaran terdiri dari 1 mol oksigen dan 3.76 mol Q=V/t
Nitrogen.
3. Efisiensi Generator Gas HHO (ηHHO), [%]
E. Minyak Tanah Efisiensi merupakan perbandingan antara energi yang
Bahan bakar kompor rumah tangga yang selama ini berguna dengan energi yang diberikan pada suatu sistem.
digunakan masyarakat adalah minyak tanah. Minyak tanah Pada generator HHO, hasil yang berguna adalah produk
yang dijual bebas di Indonesia memiliki sifat pada tabel di elektrolisis air berupa gas HHO yang didapatkan pada reaksi
bawah: penguraian air (H2O):
2 H2O (l) → 2 H2(g) + O2(g) = + 285,84 kJ/mol adalah
F. Gas HHO
Gas HHO merupakan produk dari elektrolisa air murni reaksi endoterm yang menghasilkan energi entalpi yang
(H2O) dimana molekul air murni dipecah menjadi 2 molekul dibutuhkan untuk memecah molekul H20 menjadi H2 dan O2
hidrogen (H2) dan 1 molekul oksigen (O2). Proses bernilai positif (+). Energi entalpi yang dihasilkan adalah:
elektrolisis air dapat terjadi beberapa reaksi antara lain = + 285,84 x 103
asam, basa maupun dengan setengah reaksi asam ataupun Sedangkan energi ikatan yang dibutuhkan adalah melalui
basa (alkaline electrolysis). Dapat dilihat pada persamaan penurunan persamaan gas ideal pada kondisi STP :
Tabel 1. pV = n T
Karakteristik Bahan Bakar Minyak Tanah Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang
No Karakteristik Nilai diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu
molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam
1 Specific Grafity (60/60)0F 0,835 kilojoule per mol (kJ mol-1). Untuk menghilangkan nilai per
2 Titik Nyala 105
3 Nilai Kalor Bawah (kJ/kg) 43650 mol dari entalpi dan menyamakan nilai input dari daya
4 Nilai Kalor Atas (kJ/kg) 46581 dengan satuan watt (J/s), maka volume gas dan mol diberi
5 Smoke Point (mm) 16 satuan per waktu. Perumusannya sebagai berikut:
Px = x xT
reaksi kimia berikut:
didapatkan: .
 Reaksi reduksi di katoda (-): 2H2O(l) + 2e−→ H2(g) + 2OH−(aq)
 Reaksi oksidasi di anoda (+): 4OH−(aq)→ O2(g) + 2H2O(l) + 4e−
 Reaksi keseluruhan : 2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g) Maka,
Gas hidrogen mempunyai beberapa karakteristik yaitu : η = x100%
tidak berwarna, mudah terbakar (flammable), lebih ringan
dari udara, dan sangat mudah bereaksi dengan zat kimia = x 100%
lainnya.
G. Parameter Unjuk Kerja Generator HHO
Adapun untuk karakteristik dari parameter unjuk kerja H. Kompor Tekan
yang perlu diketahui adalah sebagai berikut: Kompor bertekanan, minyak tanah disimpan dalam bejana
1. Daya yang Dibutuhkan Generator HHO (PHHO) bertekanan (diatas tekanan atmosfir) yang berfungsi untuk
Daya yang dibutuhkan generator HHO untuk mendorong minyak ke nozzel burner.
menghasilkan gas HHO dengan melalui proses elektrolisis.
Perumusan untuk mencari daya yang dibutuhkan adalah:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 3

Gambar 3. Kompor Bertekanan

I. Daya Kompor
Daya suatu kompor berbanding langsung dengan
konsumsi bahan bakar kompor tersebut. Kompor yang Gambar 7. Skema Pengujian Temperatur Api Minyak Tanah ditambah
gas HHO
memiliki daya tinggi akan mengkonsumsi bahan bakar yang
tinggi, sebaliknya kompor dengan daya rendah akan
mengkonsumsi bahan bakar yang rendah pula. Tingkat daya IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
ini akan menunjukkan kapasitas suatu kompor untuk A. Analisa Data Generator Gas HHO
mentransfer minyak tanah dari tangki minyak tanah ke Adapun dari pengujian generator HHO ini, didapatkan
ruang bakar melalui sumbu–sumbu. Besarnya daya kompor analisa data generator HHO tipe dry cell dengan dimensi
dihitung dengan persamaan: 150mm x 150mm menggunakan variasi KOH 10 gram per
mf xE liter aquades dan 20 gram perliter aquades. Sebagai berikut :
P kW 
t
1) Arus yang dibutuhkan generator HHO.

III. METODOLOGI PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimental dengan melakukan percobaan guna
mendapatkan perbandingan temperatur lidah api dan daya
bahan bakar pada pembakaran blowtorch berbahan bakar
kerosin murni dengan kerosin yang ditambahkan gas
hidrogen yang dihasilkan dari generator HHO tipe kering.
Penelitian ini juga membandingkan performa dari Gambar 8. Grafik Arus Generator HHO terhadap fungsi waktu
generator HHO dengan KOH 10 gram per liter aquades dan
20 gram per liter. Gambar 5, gambar 6, dan gambar 7 Dari gambar 8 didapatkan penggunaan arus listrik
merupakan skema pengujian dalam penelitian: yang paling besar terdapat pada pengujian generator yang
menggunakan KOH 20 gram per liter aquades yaitu sebesar
24.82 ampere. Kemudian pada pengujian generator yang
menggunakan KOH 10 gram per liter aquades menggunakan
arus listrik sebesar 18.78 ampere. Ini disebabkan karena
KOH 20 gram per liter aquades yang dilarutkan ke air
terlalu banyak sehingga dibutuhkan energi yang besar juga
untuk melakukan proses elektrolisis.

2) Daya yang dibutuhkan generator HHO

Gambar 5. Skema Pengujian gas HHO

Gambar 9. Grafik Daya Generator HHO terhadap fungsi waktu

Dari hasil gambar 9 yang didapatkan penggunaan


daya yang paling besar terdapat pada pengujian generator
yang menggunakan KOH 20 gram per liter aquades yaitu
Gambar 6. Skema Pengujian Temperatur Api Minyak Tanah sebesar 320.178 watt. Sedangkan untuk KOH 10 gram per
liter aquades menghasilkan daya yang kecil yaitu sebesar
251.652 watt. Generator yang menggunakan KOH sebesar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 4

20 gram per liter aquades membutuhkan daya yang paling menggunakan KOH sebesar 10 gram per liter aquades yaitu
tinggi karena dibanding dengan KOH 10 gram per liter sebesar 9.09569 kg/s. Generator yang menggunakan KOH
aquades. Hal ini karena pada KOH 20 gram semakin 20 gram per liter aquades memiliki nilai laju produksi gas
bertambahnya waktu maka temperatur elektrolit akan yang terbesar karena daya listrik yang dugunakan juga besar
meningkat, hal ini mengakibatkan nilai konduktivitas dari dibanding dengan KOH 10 gram per liter aquades. Dalam
cairan elektrolit tersebut akan semakin meningkat pengujian, generator yang menggunakan KOH 20 gram per
diakibatkan karena air yang digunakan proses elektrolisis liter aquades membutuhkan waktu 23 detik untuk 500cc gas
semakin berkurang namun kadar elektrolitnya tetap HHO. Sehingga dapat diketahui bahwa nilai dari laju
sehingga larutan menjadi jenuh dan membutuhkan arus yang produksi gas HHO memiliki nilai yang paling besar.
besar diikuti dengan daya yang besar.
5) Efisiensi yang dihasilkan generator HHO
3) Temperatur Elektrolit yang dihasilkan generator HHO

Gambar 12. Grafik Efisiensi Generator HHO terhadap fungsi waktu


Gambar 10. Grafik Temperatur Elektrolit Generator HHO terhadap
fungsi waktu
Nilai efisiensi tertinggi dari gambar 12 yaitu pada
generator dengan menggunakan KOH 10 gram per liter
Dari gambar 10, kenaikkan temperatur yang relatif
aquades yaitu sebesar 86.016 % sedangkan pada
sama ditunjukkan oleh generator yang menggunakan KOH
penggunaan KOH sebesar 20 gram per liter aquades
10 gram per liter aquades dan 20 gram per liter aquades.
memiliki nilai efisiensi sebesar 79.364 %. Efisiensi tertinggi
Namun pada generator yang menggunakan KOH 20 gram
dicapai oleh generator yang menggunakan KOH sebesar 10
per liter mengalami peningkatan temperatur pada menit ke 5
gram per liter aquades, hal ini terjadi karena dengan KOH
sampai ke 35 yaitu sebesar 27 0C sampai 35 0C dari menit ke
tersebut efektif dan menghasilkan gas HHO yang cukup
40 sampai 75 relatif lebih landai dan stabil kenaikkannya
cepat walaupun tidak tercepat namun memiliki daya yang
yaitu sebesar 35 0C sampai 38 0C ini dikarenakan bahwa
minimal. Karena juga meminimalkan panas yang dihasilkan
temperatur elektrolit sudah mencapai temperatur steady.
sehingga pemanfaatan daya untuk proses elektrolisis jadi
Pada generator yang menggunakan KOH 10 gram per liter
lebih maksimal.
aquades trend grafik mengalami kenaikkan pada menit ke 5
sampai menit ke 50 yaitu sebesar 26 0C sampai 34 0C dari
B. Analisa Kompor Tekan (Blowtorch)
menit ke 55 sampai menit ke 75 trend grafik temperatur
relative stabil yaitu 34 0C sampai 36 0C. generator yang
1) Pengukuran Temperatur Api
menggunakan KOH sebesar 20 gram per liter aquades
Adapun dari pengujian kompor uji memiliki model api
memilki temperatur yang tinggi dibandingkan dengan KOH
yang berbeda. pengaruh penambahan gas HHO dan tanpa
10 gram per liter aquades ini dikarenakan pada KOH 20
menggunakan gas HHO Di dalam api sendiri terdapat
gram per liter aquades membutuhkan daya yang besar untuk
daerah-daerah panas yang mempunyai besar temperatur
melakukan proses elektrolisis dimana ketika daya yang
yang berbeda. Untuk dapat mengetahui daerah api yang
besar akan diikuti dengan temperatur yang tinggi pula yang
optimal. Maka akan ditampilkan bagaimana kontur
diakibatkan oleh sebagian daya dikonversi menjadi panas.
temperatur pada kompor uji dengan menggunakan tools
ORIGIN 8.5.1.
4) Laju Produksi yang dihasilkan generator HHO

Gambar 11. Grafik Laju Produksi Gas HHO terhadap fungsi waktu

Laju produksi gas HHO dari gambar 11 yang Gambar 13. Distribusi temperatur menggunakan bahan bakar kerosin
mempunyai nilai terbesar yaitu pada generator yang
menggunakan KOH 20 gram per liter aquades yaitu sebesar
10.6775 kg/s. Sedangkan untuk generator yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 5

Gambar 16. Grafik Daya Kompor Tekan (Blowtorch)

Gambar 14. Distribusi temperature menggunakan bahan bakar kerosin Dilihat dari gambar 16, terlihat adanya kenaikkan daya
dicampur gas HHO bahan bakar yang cukup signifikan hal ini dikarenakan laju
aliran produksi gas HHO (ṁ HHO) dimana menggunakan
Pada gambar 14 kompor blowtorch berbahan bakar elektrolit 10 gram KOH per liter aquades cukup besar yaitu
kerosin mencapai titik api tertinggi pada jarak 25cm dari 9.09569 mg/s sehingga untuk melakukan proses
nozzle yaitu sebesar 877 0C dan setelah melewati titik pembakaran tidak perlu membutuhkan kerosin terlalu
puncak, temperatur api mengalami penurunan. banyak. Penambahan daya HHO sebesar 0.72 % dari daya
total yang dihasilkan kerosin ditambah dengan gas HHO
Api yang dihasilkan dari pencampuran antara
meningkatkan temperatur lidah api sebesar 3000C. Pipa
kerosin dengan gas HHO seperti gambar 15 ternyata
kuningan spiral mendapat panas yang lebih besar dari
menghasilkan api yang jauh lebih panas dari kerosin murni.
kerosin ditambah dengan gas HHO dibanding dengan
Titik puncak tertinggi dari panas lidah api juga sedikit lebih kerosin murni. Dimana uap kerosin yang dihasilkan dari
mundur dibandingkan kerosin murni yaitu pada jarak 18cm hasil pembakaran kerosin dan gas HHO memiliki luasan
dari nozzle. Hal ini terjadi karena nilai kalor dari hidrogen butir yang lebih kecil sehingga lebih mudah terbakar
lebih tinggi dari kerosene dan juga akibat temperatur api
yang lebih tinggi membuat penguapan kerosin menjadi lebih
halus setelah melewati pipa. V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Pada campuran kerosin dengan gas HHO terjadi Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
peningkatan temperatur api. Hal ini terjadi karena ṁ HHO ini adalah sebegai berikut :
semakin besar dan gas yang bercampur semakin banyak. Ini 1. Arus mengalami peningkatan seiring dengan
bisa saja memungkinkan temperatur lidah api bisa melebihi bertambahnya waktu dimana digunakan untuk proses
temperatur yang dimiliki oleh campuran kerosin dengan gas elektrolisa air. Pada generator gas HHO berdimensi
HHO yaitu sebesar 1218 0C. 150mm x 150mm didapat pada pengujian dengan KOH
20 gram per liter aquades memiliki arus listrik yang
lebih tinggi yaitu sebesar 24.832 ampere dibandingkan
dengan menggunakan KOH 10 gram per liter aquades
yaitu sebesar 18.78 ampere.
2. Daya generator gas HHO mengalami peningkatan
(a) (b) seiring dengan bertambahnya arus listrik yang
Gambar 15. Visualisasi Api : (a) Kerosin dan (b) Kerosin + HHO digunakan uuntuk proses elektrolisa air. Pada generator
gas HHO berdimensi 150mm x 150mm didapat pada
Dapat dilihat dari visualisasi api, api hasil dari pengujian dengan KOH 20 gram per liter aquades
pembakaran kerosin murni berwarna merah-orange dengan memiliki Daya listrik yang lebih tinggi yaitu sebesar
sedikit kuning muda, sedangkan pada campuran dengan 320.178 watt dibandingkan dengan menggunakan
hydrogen, warna api berwarna merah-orange namun KOH 10 gram per liter aquades sebesar 251.652 watt.
didominasi oleh warna kuning muda. Secara teori, warna 3. Temperatur elektrolit pada generator gas HHO tipe
merah-orange mempunyai panjang gelombang yang jauh kering terus meningkat seiring dengan lamanya waktu
lebih panjang dibandingkan dengan kuning muda dan pengujian. Temperature elektrolit yang paling tinggi
temperatur panas dari warna merah-orange jauh lebih kecil terjadi pada pengujian generator gas HHO dengan
dibandingkan kuning muda. Itulah sebabnya campuran menggunakan KOH 20 gram per liter aquades yaitu
kerosene dengan gas HHO menghasilkan api yang lebih didapatkan nilai temperaturnya sebesar 38 0C selama
panas dibandingkan kerosene murni. 75 menit pengujian, sedangkan pada pengujian yang
menggunakan KOH sebesar 10 gram per liter aquades
2) Pengukuran Temperatur Api didapatkan nilai temperature sebesar 36 0C selama 75
Terjadinya peningkatan dari bahan bakar yang dihasilkan menit pengujian.
oleh blowtorch dapat dilihat dari banyaknya bahan bakar 4. Laju produksi gas HHO menunjukkan semakin
yang digunakan dan nilai kalor dari suatu bahan bakar. meningkat seiring dengan waktu pengujian yang
Kerosin mempunyai nilai kalor bawah sekitar 43.650.000 semakin lama. Hasil laju produksi yang terbesar
J/kg, sedangkan hydrogen mempunyai nilai kalor tiga kali diperoleh dari generator gas HHO yang menggunakan
lebih tinggi dibanding kerosin yaitu sebesar 119.950.000 KOH sebesar 20 gram per liter aquades yaitu sebesar
J/kg. 10.6775 mg/s sedangkan pada pengujian yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 6

menggunakan KOH sebesar 10 gram per liter aquades


didapat laju produksi sebesar 9.09569 mg/s.
5. Nilai efisiensi mengalami kenaikkan seiring dengan
waktu pengujian yang semakin lama. Pada generator
gas HHO berdimensi 150mm x 150mm dimana
menggunakan KOH sebesar 20 gram per liter aquades
didapat nilai efisiensi sebesar 79.364 %. Nilai
efisiesnsi tertinggi didapat dari hasil pengujian
generator dengan menggunakan KOH sebesar 10 gram
per liter aquades yaitu 86.016 %.
6. Pada pengujian temperatur lidah api dari kompor
blowtorch bahwa bahan bakar kerosin murni memiliki
temperatur yang lebih rendah, yaitu bernilai 877 0C
dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar
campuran kerosin dengan gas HHO yaitu sebesar 1218
0
C.
7. Penambahan daya bahan bakar HHO terhadap bahan
bakar kerosin, mampu menaikkan temperatur api lebih
dari 300 0C. penghematan ini sangat membantu
masyarakat dalam melakukan kesehariannya yang
berhubungan dengan pengaplikasian kompor..

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada penyusunan Tugas Akhir, penulis menerapkan ilmu
yang didapat selama kuliah di Teknik Mesin. Penulis tidak
akan mampu menyelesaikan Tugas Akhir tanpa bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh elemen
Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar –
Teknik Mesin ITS khususnya Bapak Prof. Dr. Ir. H. Djoko
Sungkono K., M.Eng.Sc. dan Ibu Vivien Supandani, ST.,
M.Eng Sc.Ph.D.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Gaikwad, K.s. 2004. “Development of a Solid Electrolyte for
Hidrogen Production”, Engineering University of South Florida.
[2] Cobb, H.M., 1999. “Steel Product Manual: Stainless Steel”.
Warrendale P.A: Iron & Steel Society.
[3] Hidayatullah,P. dan Mustari,F. 2008, Bahan Bakar Air,Ufuk Press,
Jakarta.
[4] Agni, Brillyano 2012, “Studi Ekperimen Pengaruh Pencampuran Gas
Hidrogen dari Generator HHO Tipe Kering dengan Bahan Bakar
Kerosene Pada Distribusi Temperatur Nyakla Api Kompor Tekan
Blowtorch”, Tugas Akhir, Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai