ITS Paper 39017 2112105010 Paper PDF
ITS Paper 39017 2112105010 Paper PDF
Abstrak—Gas HHO diproduksi melalui proses elektrolisa air elektroda. Maka dari itu penelitian dilakukan untuk
dimana hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menambah energy mendapatkan lahu produksi gas HHO dan efisiensi generator
pada berbagai keperluan pembakaran, bahkan mampu HHO yang diinginkan.
mengurangi pemakaian bahan bakar utama yaitu kerosene.
Dimotivasi dari penelitian terdahulu oleh Brillyano[4]
Dalam eksperimen ini ingin diketahui bagaimana pengaruh
penambahan gas HHO pada pemakaian kompor tekan yang menggunakan generator HHO berukuran 167mm x
(blowtorch) berbahan bakar kerosene. Penelitian menggunakan 167mm indirect dan PWM (Pulse Width Modulation)
generator gas HHO dry cell, elektroda berbentuk plat dengan generator tipe kering (dry tipe), dalam penelitian ini
berdimensi 150mm x 150mm dimana masing-masing elektroda menggunakan generator HHO berukuran 150mm x 150mm
berjumlah 21 plat SS 316L yang tersusun dari 4 cell dimana tipe kering (dry tipe) dengan penambahan plat netral. Gas
setiap cell nya terdapat 4 plat netral dan kerosene yang
HHO yang dihasilkan akan digunakan untuk campuran
dihubungkan dengan blowtorch dengan cara mixing
menggunakan ejector variasi yang dilakukan dalam penelitian kerosene pada kompor blowtorch dan bagaimana daya hasil
adalah penghasilan gas HHO dengan pemakaian KOH yang kerja kompor blowtorch.
berbeda-beda. Campuran gas HHO dan kerosene diharapkan
dapat menghasilkan temperatur api yang terbaik dan daya
yang terbaik dari blowtorch. II. URAIAN PENELITIAN
Dari penelitian ini didapatkan performa generator HHO A. Konsep Pembakaran
dengan efisiensi tertinggi sebesar 86.01 % dengan
menggunakan KOH sebesar 10 gram per liter aquades dan Pembakaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi secara
yang terendah didapat pada generator yang menggunakan kimiawi dari unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar
KOH sebesar 20 gram per liter aquades yaitu sebesar 79.36 %. (reaksi oksidasi) yang berlangsung secara cepat atau lambat
Kompor blowtorch dengan bahan bakar kerosin dan gas HHO pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam pembakaran,
memiliki temperatur lidah api yang lebih panas dibandingkan diharapkan bisa memperoleh pembebasan dari semua panas
dengan menggunakan bahan bakar kerosin murni. Besarnya
daya yang dihasilkan oleh gas HHO sebesar 0,72% dari
yang dikandung bahan bakar, menekan jumlah panas yang
besarnya daya total yang dihasilkan kerosin ditambah gas hilang karena tidak sempurnanya pembakaran dan adanya
HHO meningkatkan temperatur lidah api sebesar 300 0C. panas yang diserap oleh udara pembakaran.
B. Teori Api
Kata Kunci—Kompor, blowtorch, kerosene, HHO, drycell. Definisi api adalah ” Pengembangan sendiri yang
bertahan pada suatu daerah pembakaran yang dilokalisasi
pada kecepatan subsonic.” Ada beberapa kata kunci pada
I. PENDAHULUAN
definisi ini. Pertama, diperlukan api yang dilokalisasi, yaitu
No Karakteristik Nilai
3
1 Densitas (kg/Nm ) 0,0899
2 Boiling Point (0.1013Mpa)(K) 20.390
3 Nilai Kalor Bawah (MJ/kg) 120
4 Nilai Kalor Atas (MJ/kg) 141,86
I. Daya Kompor
Daya suatu kompor berbanding langsung dengan
konsumsi bahan bakar kompor tersebut. Kompor yang Gambar 7. Skema Pengujian Temperatur Api Minyak Tanah ditambah
gas HHO
memiliki daya tinggi akan mengkonsumsi bahan bakar yang
tinggi, sebaliknya kompor dengan daya rendah akan
mengkonsumsi bahan bakar yang rendah pula. Tingkat daya IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
ini akan menunjukkan kapasitas suatu kompor untuk A. Analisa Data Generator Gas HHO
mentransfer minyak tanah dari tangki minyak tanah ke Adapun dari pengujian generator HHO ini, didapatkan
ruang bakar melalui sumbu–sumbu. Besarnya daya kompor analisa data generator HHO tipe dry cell dengan dimensi
dihitung dengan persamaan: 150mm x 150mm menggunakan variasi KOH 10 gram per
mf xE liter aquades dan 20 gram perliter aquades. Sebagai berikut :
P kW
t
1) Arus yang dibutuhkan generator HHO.
20 gram per liter aquades membutuhkan daya yang paling menggunakan KOH sebesar 10 gram per liter aquades yaitu
tinggi karena dibanding dengan KOH 10 gram per liter sebesar 9.09569 kg/s. Generator yang menggunakan KOH
aquades. Hal ini karena pada KOH 20 gram semakin 20 gram per liter aquades memiliki nilai laju produksi gas
bertambahnya waktu maka temperatur elektrolit akan yang terbesar karena daya listrik yang dugunakan juga besar
meningkat, hal ini mengakibatkan nilai konduktivitas dari dibanding dengan KOH 10 gram per liter aquades. Dalam
cairan elektrolit tersebut akan semakin meningkat pengujian, generator yang menggunakan KOH 20 gram per
diakibatkan karena air yang digunakan proses elektrolisis liter aquades membutuhkan waktu 23 detik untuk 500cc gas
semakin berkurang namun kadar elektrolitnya tetap HHO. Sehingga dapat diketahui bahwa nilai dari laju
sehingga larutan menjadi jenuh dan membutuhkan arus yang produksi gas HHO memiliki nilai yang paling besar.
besar diikuti dengan daya yang besar.
5) Efisiensi yang dihasilkan generator HHO
3) Temperatur Elektrolit yang dihasilkan generator HHO
Gambar 11. Grafik Laju Produksi Gas HHO terhadap fungsi waktu
Laju produksi gas HHO dari gambar 11 yang Gambar 13. Distribusi temperatur menggunakan bahan bakar kerosin
mempunyai nilai terbesar yaitu pada generator yang
menggunakan KOH 20 gram per liter aquades yaitu sebesar
10.6775 kg/s. Sedangkan untuk generator yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 5
Gambar 14. Distribusi temperature menggunakan bahan bakar kerosin Dilihat dari gambar 16, terlihat adanya kenaikkan daya
dicampur gas HHO bahan bakar yang cukup signifikan hal ini dikarenakan laju
aliran produksi gas HHO (ṁ HHO) dimana menggunakan
Pada gambar 14 kompor blowtorch berbahan bakar elektrolit 10 gram KOH per liter aquades cukup besar yaitu
kerosin mencapai titik api tertinggi pada jarak 25cm dari 9.09569 mg/s sehingga untuk melakukan proses
nozzle yaitu sebesar 877 0C dan setelah melewati titik pembakaran tidak perlu membutuhkan kerosin terlalu
puncak, temperatur api mengalami penurunan. banyak. Penambahan daya HHO sebesar 0.72 % dari daya
total yang dihasilkan kerosin ditambah dengan gas HHO
Api yang dihasilkan dari pencampuran antara
meningkatkan temperatur lidah api sebesar 3000C. Pipa
kerosin dengan gas HHO seperti gambar 15 ternyata
kuningan spiral mendapat panas yang lebih besar dari
menghasilkan api yang jauh lebih panas dari kerosin murni.
kerosin ditambah dengan gas HHO dibanding dengan
Titik puncak tertinggi dari panas lidah api juga sedikit lebih kerosin murni. Dimana uap kerosin yang dihasilkan dari
mundur dibandingkan kerosin murni yaitu pada jarak 18cm hasil pembakaran kerosin dan gas HHO memiliki luasan
dari nozzle. Hal ini terjadi karena nilai kalor dari hidrogen butir yang lebih kecil sehingga lebih mudah terbakar
lebih tinggi dari kerosene dan juga akibat temperatur api
yang lebih tinggi membuat penguapan kerosin menjadi lebih
halus setelah melewati pipa. V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Pada campuran kerosin dengan gas HHO terjadi Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
peningkatan temperatur api. Hal ini terjadi karena ṁ HHO ini adalah sebegai berikut :
semakin besar dan gas yang bercampur semakin banyak. Ini 1. Arus mengalami peningkatan seiring dengan
bisa saja memungkinkan temperatur lidah api bisa melebihi bertambahnya waktu dimana digunakan untuk proses
temperatur yang dimiliki oleh campuran kerosin dengan gas elektrolisa air. Pada generator gas HHO berdimensi
HHO yaitu sebesar 1218 0C. 150mm x 150mm didapat pada pengujian dengan KOH
20 gram per liter aquades memiliki arus listrik yang
lebih tinggi yaitu sebesar 24.832 ampere dibandingkan
dengan menggunakan KOH 10 gram per liter aquades
yaitu sebesar 18.78 ampere.
2. Daya generator gas HHO mengalami peningkatan
(a) (b) seiring dengan bertambahnya arus listrik yang
Gambar 15. Visualisasi Api : (a) Kerosin dan (b) Kerosin + HHO digunakan uuntuk proses elektrolisa air. Pada generator
gas HHO berdimensi 150mm x 150mm didapat pada
Dapat dilihat dari visualisasi api, api hasil dari pengujian dengan KOH 20 gram per liter aquades
pembakaran kerosin murni berwarna merah-orange dengan memiliki Daya listrik yang lebih tinggi yaitu sebesar
sedikit kuning muda, sedangkan pada campuran dengan 320.178 watt dibandingkan dengan menggunakan
hydrogen, warna api berwarna merah-orange namun KOH 10 gram per liter aquades sebesar 251.652 watt.
didominasi oleh warna kuning muda. Secara teori, warna 3. Temperatur elektrolit pada generator gas HHO tipe
merah-orange mempunyai panjang gelombang yang jauh kering terus meningkat seiring dengan lamanya waktu
lebih panjang dibandingkan dengan kuning muda dan pengujian. Temperature elektrolit yang paling tinggi
temperatur panas dari warna merah-orange jauh lebih kecil terjadi pada pengujian generator gas HHO dengan
dibandingkan kuning muda. Itulah sebabnya campuran menggunakan KOH 20 gram per liter aquades yaitu
kerosene dengan gas HHO menghasilkan api yang lebih didapatkan nilai temperaturnya sebesar 38 0C selama
panas dibandingkan kerosene murni. 75 menit pengujian, sedangkan pada pengujian yang
menggunakan KOH sebesar 10 gram per liter aquades
2) Pengukuran Temperatur Api didapatkan nilai temperature sebesar 36 0C selama 75
Terjadinya peningkatan dari bahan bakar yang dihasilkan menit pengujian.
oleh blowtorch dapat dilihat dari banyaknya bahan bakar 4. Laju produksi gas HHO menunjukkan semakin
yang digunakan dan nilai kalor dari suatu bahan bakar. meningkat seiring dengan waktu pengujian yang
Kerosin mempunyai nilai kalor bawah sekitar 43.650.000 semakin lama. Hasil laju produksi yang terbesar
J/kg, sedangkan hydrogen mempunyai nilai kalor tiga kali diperoleh dari generator gas HHO yang menggunakan
lebih tinggi dibanding kerosin yaitu sebesar 119.950.000 KOH sebesar 20 gram per liter aquades yaitu sebesar
J/kg. 10.6775 mg/s sedangkan pada pengujian yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2301-9271 6
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gaikwad, K.s. 2004. “Development of a Solid Electrolyte for
Hidrogen Production”, Engineering University of South Florida.
[2] Cobb, H.M., 1999. “Steel Product Manual: Stainless Steel”.
Warrendale P.A: Iron & Steel Society.
[3] Hidayatullah,P. dan Mustari,F. 2008, Bahan Bakar Air,Ufuk Press,
Jakarta.
[4] Agni, Brillyano 2012, “Studi Ekperimen Pengaruh Pencampuran Gas
Hidrogen dari Generator HHO Tipe Kering dengan Bahan Bakar
Kerosene Pada Distribusi Temperatur Nyakla Api Kompor Tekan
Blowtorch”, Tugas Akhir, Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.