Asuhan Keperawatan
Anemia
Kelompok 1:
Aden Nurlianda
Dasliana
Depika
Miranda Ristirini
M. Hendrik Kurniawan
Nadia Ulfia
Nilda Rizkiani
Rani Febriani
Risma Amanda
Yolanda salvia
Definisi Anemia
Menurut berbagai teori :
Anemia adalah salah penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sam[ai
bawah rentang sampai nilai yang berlaku untuk orang sehat (Behraman E
Ricarard,IKA Nelson,2012). Anemia adalah berkurangnya hb sehingga di
bawah nulai normal jumlah SDM,kualitas Hb,volume,Packed red blood cell
(hematrokrit) per 100 ml,darah (Slviya A.Price.2006).
Anemia adalah suatu cerminan rendahnya suatu organ tubuh.secara fisiologis
anemia merupakan kekurangan Hb untuk menggakut oksigen ke jaringan
tubuh. Anemia juga merupakan suatu proses patologik yang mendasari
proses patologik (Smetzer C Suzane,Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah
Brunner dan Sunddarth.935).
Etiologi
Klasifikasi Anemia
Bedasarkan penyebabnya anemia Berdasarkan usia,jenis kelamin,dan
dikelompokan menjadi beberapa jenis yang paling sering di temukan
1. Anemia akibat perdarahan 1. Anemia defisenai besi
7. Diet kaya zat besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
8. Pemberian vitamin B12 dan melakukan tranfusi darah jika mengalami perdarahan
Komplikasi dari anemia
Anemia dapat menyebabkan daya tahan tubuh anak menurun akibat nya anak
akan mengalami
1. mudah terkena infeksi
2. batuk pilek mudah flu atau mudah terkena infeksi saluran nafas
3. jantung juga menjadi lelah, karena harus memompa darah lebih kuat
4. jika pada ibu hamil dengan anemia,jika lambat ditangani dan bekelanjutan
dapat menyebabkan kematian yang beresiko pada janin
5. anemia juga dapat mengganggu organ lainya seperti otak.
Cara mencegah agar anak terhindar dari
anemia
1. Memberikan makanan yang bernutrisi dan bergizi seimbang
2. Jika anak masi menyusui usahakan untuk tidak memberikan susu formula
atau kedua duanya sebelum usia 1 tahun,karena asi memiliki kandungan zat
besi yang lebih rendah dibandingkan susu formula,namun pencernaan bayi
lebih mampu menyerap zat besi besi dari pada susu formula.
3. Bila anak sudah siap untuk mengonsumsi makanan padat (MPASI),maka
bisa memberikan asupan zat besi tambahan dari makanan yang kaya akan
zat besi, seperti daging, ikan, sayur sayuran.
4. Jika anak sudah cukup besar kita dapat berikan asupan zat besi untuk
tambahan dari suplemen multivitamin untuk anak.
Pengkajian ( fokus )
1. Identitas klien dan keluarga
2. Keluhan utama (Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan
pucat, kelelahan, kelemahan, pusing.)
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Keadaan kesehatan saat ini
6. Riwayat keluarga
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : keadaan tampak lemah sampai sakit berat.
Kesadaran :
Composmentis koopetaratif sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran apatis,
somnolen, spoor, coma.
Tanda-tanda vital
TD : Tekanan darah menurun ( N : 90-110 / 60-70mmHg ).
N : Frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah ( N : 60-100 x/i ).
S : Bisa meningkat atau menurun ( 36,5 – 37,2℃ )
RR : Meningkat ( Anak N : 20 -30 x/i ).
TB dan BB
Pemeriksaaan head toe to
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah ( Pria:4,7 hingga 6,1 juta sel darah merah
Wanita :4,2 hingga 5,4 juta sel darah merah
Anak-anak:4,0 hingga 5,5 juta sel darah merah )
Riwayat Sosial
Kebutuhan Dasar
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
Data Psikologis
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna / absorbs nutrisi yang diperlukan untuk pembuatan
SDM normal
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan pengiriman oksigen ke
jaringan.
Ansietas berhubungan dengan prosedur diagnostic / transfuse.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat
misalnya penurunan hemoglobin, penurunan granulosit
Resume kasus
Seorang anak (An. B) berusia 2 tahun berjenis kelamin laki-laki dibawa orang tuanya ke RSA pada
tanggal 22 desember 2015. Ibu mengeluhkan aktivitas berkurang sejak 4 hari yang lalu, lemas, nafsu
makan menurun , sesak nafas, dan tampak pucat. Didapatkan hasil pemeriksaan fisik konjungitva
anemis, akral teraba dingin, pucat, CRT > 3 detik, TD 70/50 mmHg, nadi 90x/m, RR 33x/m,T 36,5 0 C.
Hasil pemeriksaan lab Didapatkan HB 7 gr/dl, WBC 11,07 L, HCT 20.1%, PLT 695 x 103 kadar besi
serum 40 mg/dl. Anak didiagnosa Anemia Defisiensi Besi.
Pengkajian
Nama klien : An. B
Usia :2 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Dx Medis : Anemia Defisiensi Besi
Data Subjektif : ibu An. B mengeluhkan aktivitas anak berkurang sejak 4 hari yang lalu, lemas, nafsu
makan menurun, sesak napas, dan tampak pucat.
Data Objektif :
Keadaan Umum : Lemas
Tingkat Kesadaran : Composmentis E:4 M;6 V:5 = 15
Tanda-tanda Vital
TD : 70/50 mmHg RR : 33x/m
T : 36,50C BB : 7 kg
N : 90x/m TB : 63 cm
Inspeksi : konjungtiva Anemis,pucat
Palpasi : Akral dingin, CRT>3 detik
Data Tambahan :-
Pemeriksaan Diagnostik :
Laboratorium :
2. WBC 11,07 L
3. HCT 20.1%
5. KBS : 40 Mg/dl
Analisa Data
N Data Etiolog Masalah keperawatan
O
1. Ds: bu An. B mengeluhkan aktivitas anak Ketidakseimbangan antara Intoleransi aktivitas
berkurang sejak 4 hari yang lalu, lemas. suplai dan kebutuhan oksigen
RR : 33x/m
T : 36,50C
N : 90x/m
2. Ds :bu An. B mengeluhkan nafsu makan anak Faktor psikologis ( mis, stress, Resiko defisit nutrisi
menurun keengganan untuk makan)
Do : konjungtiva Anemis,pucat
3. Ds : : bu An. B mengeluhkan sesak napas, dan Penurunan kosentrasi Perfusi perifer tidak efektif
tampak pucat. hemoglobin (sdki,2017 )
Do :
RR : 33x/m HB: 7