LANDASAN TEORI
A. Asma
1. Pengertian Asma
oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan
dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat
rangsangan(Alsagaff, 2010)
sesak).
14
2. Klasifikasi Asma
a. Step 1 (Intermitten)
Biasanya tidak ada gejala retraksi iga ketika bernapas. Gejala malam
2X dalam sebulan. Fungsi paru PEF atau PEV1 Variabel PEF 80%
atau <20 %.
dalam sebulan. Fungsi paru PEF atau PEV1 Variabel PEF 80% atau
20% 30%.
Fungsi paru PEF atau PEV1 Variabel PEF 60% - 80% atau > 30%.
paru PEF atau PEV1 Variabel PEF 60% atau > 30%.
Asma alergik
pencetus asma.
alergen anti inflamasi non steroid lainya, pewarna rambut dan agen
c. Asma gabungan
nonalergik.
3. Etiologi
presdiposisi
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma jika
b. Faktor presipitasi
1) Alergen
polusi.
2) Perubahan cuaca
3) Stress
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah
4) Lingkungan kerja
tekstil, pabrik asbes atau polisi lalul intas. Gejala ini membaik
aktifitas tersebut.
kronik.
4. Patofisiologi
serbuk tanamana dan lainya. Asma juga dapat terjadi karena adanya
stimulasi agent psikis seperti kecemasan dan rasa takut. Pada suatu
serangan asma otot-otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan
saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggung jawab terhadap awal
yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu
halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang. Tetapi asma juga
bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama
terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca
dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskanya histamin dan
leukotrien.
Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala
yang di timbulkan berupa batuk-batuk pada pagi hari, siang hari, dan
atau mengi) rasa tertekan di dada, dan gangguan tidur karena batuk atau
sesak napas atau susah bernapas. Gejala ini terjadi secara reversibel dan
respirasi, asap rokok dan stress (GINA, 2004). Gejala asma dapat menjadi
ras.
7. Manifestasi klinik
Gejala klasik pada asma bronchial ini adalah sesak napas, mengi
yang lebih berat gejala- gejala yang timbul adalah sianosis, gangguan
suara serak, (b) pembesaran kelenjar dileher dan kepala bagian belakang
bawa, (c) Sering lebam kebiruan pada kaki atau tangan seperti bekas
seperti tergigit nyamuk, (d) Sering menggosok mata, hidung dan telinga
berlebihan, (e) Nyeri otot dan tulang belulang malam hari, (i) Sering
reflek, sering muntah, nyeri perut, sariawan, lidah sering putih atau kotor,
nyeri gusi atau gigi, mulut berbau, air liur berlebihan dan bibir kering, (h)
Sering buang air besar (>2 kali/hari), sulit buang air besar (obstipasi),
kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang
angin, (i) Kepala, telapak kaki atau tangan sering teraba hangat atau
dingin, (j) Sering berkeringat berlebih, (k) mata gatal, timbul bintik di
tumbuh rambut berlebih di kaki dan tangan, keputihan dan (m) sering sakit
8. Penatalaksanaan Asma
a. Pengendalian asma
1) Pengetahuan
2) Monitor
hal apa saja yang mungkin terjadi terhadap penderita asma dengan
(GINA, 2005).
(Controller):
1) Glukokortikosteroid Inhalasi
Jenis obat ini digunakan selama satu bulan atau lebih untuk
2) Glukokortikosteroid Oral
Mekanisme kerja obat dan fungsi obat ini sama dengan obat
4) 2-Agioinst Inhalasi
5) B2-Agonist Oral
6) Teofiline
otot polos bronki dan pembuluh darah pulmonal. Obat ini dapat
7) Leukotriens
asma:
a) 2- Agoinst Inhalasi
2005).
b) 2- Agionst Oral
c) Antikolinergic
(GINA, 2005).
2003; Kwekkeboom, 2005; Lane & Arcinesgas, 2007; Geng & Ikiz,
2009).
bernapas kurang dari 10 kali permenit dengan fase ekshalasi yang panjang
terapi pernapasan:
menarik napas
ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi dan
olah raga. Bagi penderita asma, olah raga diperlukan untuk memperkuat
d. Meningkatkan sirkulasi.
trapezius
stimulasi saraf simpatis pada slow deep breathing juga berdampak pada
otak lebih banyak sehingga perfusi jaringan otak diharapkan lebih adekuat
belum jelas, namun menurut hipotesanya napas dalam dan lambat yang
unsur saraf yang menuju ke modulasi sistem saraf dan penurunan aktivitas
Kwekkeboom, 2005; Lane & Arcinesgas, 2007; Geng & Ikiz, 2009).
Latihan napas dalam dan lambat secara teratur akan meningkatkan respons
1. Pengertian
yang dapat dicapai saat ekspirasi paksa dalam waktu tertentu (Bagian
paksa dari kapasitas total paru. Ini biasa digunakan untuk mendeteksi
APE untuk laki laki dewasa sekitar 500-700 L/menit, sedangakan untuk
pada saluran nafas besar (Rasmin, et al, 2001), sehingga dapat dipakai
2008). Agar pemeriksaan dapat dikerjakan dengan baik dan benar maka
sekuat tenaga melalui alat tersebut (Yunus, 1993). Pengukuran arus puncak
(Barcala,2008)
nilai APE prediksi yang dibuat sesuai jenis kelamin, usia,tinggi badan,
yang diinterpretasikan dengan sistem zona traffic light. Zona hijau bila
dini untuk suatu penyakit yang dalam beberapa kasus mungkin menunjukkan
penurunan fungsi paru-paru 1-3 hari sebelum gejala pernapasan lain menjadi
jelas. Tinggi badan, jenis kelamin dan usia merupakan hal yang dapat
menunjukkan hasil perkiraan dari nilai peak flow. (Febriana et.al, 2009).
positif dalam dada selama ekspirasi. Hal ini tidak terjadi pada saat
demikian udara akan mudah masuk paru tetapi terperangkap di dalam paru
berjalan baik
dengan Peak Flow Meter ini dianjurkan pada (DEPKES RI, 2007) :
persisten usia di atas > 5 tahun, terutama bagi pasien setelah perawatan
mengancam jiwa.
Jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, dan body surface
1) Jenis kelamin
paru yang lebih besar dari pada perempuan. Kapasitas vital rata-
rata pria dewasa muda lebih kurang 4,6 liter dan permpuan muda
kurang lenih 3,1 liter, meskipun nilai-nilai jauh lebih besar pada
2) Umur
usia itu faal paru terus menurun sesuai dengan bertambahnya usia
3) Tinggi Badan
(Alsagaff, 1993)
a. Spirometer
alat spirometer terdiri dari sebuah silinder yang berada dalam sebuah
dengan ruang udara. Karena nafas masuk dan ke luar ruang udara
maka silinder terangkat/naik dan turun, dan suatu grafik akan terlihat
paru maka udara dalam paru-paru telah dibagi menjadi 4 volume dan 4
kapasitas.
yaitu kecepatan aliran udara maksimal yang terjadi pada tiupan paksa
maksimal(Oceandy D, 1995)
Prinsip kerja peak meter alat ini hanya dapat mengukur APE,
dapat dilakukan penderita sendiri atau dibantu orang lain. Sampai saat
ini, alat aku yang di pakai untuk pengukuran APE ini adalah wright
(1959). Cara kerja alat ini berdasarkan azaz mekanika, dimana deras
arus udara di ukur dengan gerakan piston yang terdorong oleh arus
pegas, maka setelah arus berhenti, oleh gaya tarik balik (recoil) piston
jangkauan piston terjauh. Nilai APE di baca pada titik jarum penunjuk
tersebut.
Peak flow meter ini tidak hanya dapat digunakan di rumah sakit
Lebih lanjut peak flow meter dapat memberikan peringatan lebih awal
APE ini memiliki nilai yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
meter
sekuat mungkin.
D. Kerangka teori
Farmakologi
a. Bronkodilator Peningkata
n respirasi
b. Teofiline
rate
c. Glukokortikost
eroid inhalasi
Bronkokontrik
Faktor si
presipitasi
a. Alergen
Timbul serangan Penurunan
b. Perubahan peak flow
asma
cuaca rate/ APE
c. Stress
d. Lingkungan
e. Aktivitas Peningkatan
pembentukan
lendir/sekret
Farmakologi
d. Bronkodilator
e. Teofiline
f. Glukokortikos
teroid inhalasi
H. Hipotesis Penelitian
kerangka konsep diatas dapat dirumuskan suatu Hipotesis penelitian ini yaitu :