ISBN : 978-602-6483-89-8
Penerbit :
i
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunianya, sehingga Prosiding Seminar Nasional Tahunan V 2018
Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat dapat
tersusun dan diterbitkan. Prosiding ini merupakan kumpulan makalah dan hasil presentasi
yang telah dilaksanakan selama berlangsungnya Seminar Nasional Tahunan V 2018 yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Desember 2018 di Hotel Mercure Banjarmasin. Seminar
Nasional Tahunan V 2018 mengangkat tema “Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang
Teknik Sipil dan Lingkungan Menyongsong Era Industri 4.0” Dengan diangkatnya tema
tersebut peserta dapat memahami mengenai konsep yang menekankan pada pola digital
economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lainnya.
Sebagai Keynote Speaker dalam acara seminar ini kami mengundang Guru Besar
Bidang Keahlian Struktur Universitas Gajah Mada, Guru Besar Bidang Keahlian Manajemen
dan Rekayasa Air FTSL Institut Teknologi Bandung, serta Dosen Universitas Lambung
Mangkurat Bidang Keahlian Geoteknik. Kepada Bapak/Ibu Para Narasumber/Pembicara
kami ucapkan banyak terimakasih atas kesediaannya mengisi materi pada acara seminar
ini. Sedangkan sebagai peserta seminar hadir sekitar 210 orang, berasal dari kalangan
para peneliti, praktisi, ilmuwan, akademisi dan mahasiswa. Atas partisipasi Bapak/Ibu
dalam Seminar Nasional Tahunan V 2018 kami ucapkan banyak terimakasih.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak (sponsor, pendukung dan media
partner) yang telah terlibat. Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan dan
penyajian buku ini masih jauh dari kata sempurna serta terdapat berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, perkenankan kami memohon maaf atas kekurangan tersebut.
Demikian secara singkat yang dapat panitia sampaikan, ucapan terimakasih dan
penghargaan yang tinggi kami haturkan kepada semua pihak yang turut membantu
suksesnya pelaksanaan kegiatan seminar sampai penerbitan Prosiding ini. Semoga Prosiding
ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta seminar khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Banjarmasin, Desember 2018
Ketua Pelaksana
ii
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................. i
Studi Analisis Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan pada Jalan Bukit Kaminting Palangka
Raya
Desi Riani, Sutan Parasian Silitonga dan Riska Resita .............................................................. 1
Analisis Potensi Bahaya Rockfall Menggunakan Pendekatan Rockfall Hazard Rating System
pada Lereng Jalan Negara Km 133-139, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Fadhilla Akbar .................................................................... 9
Analisis Sistem Kerja Manajemen Konstruksi dalam Proyek Pembangunan Gedung Rumah
Sakit Daerah Sultan Suriansyah Tahap II Di Kota Banjarmasin
Ruliana Febrianty ..................................................................................................................... 28
Analisis Faktor Efisiensi Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Kelompok pada Pembangunan
Dermaga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
Akhmad Gazali ......................................................................................................................... 35
Beban Gempa Seismik Menggunakan Peta Gempa Indonesia 2017 di Kalimantan Selatan
Eka Purnamasari ....................................................................................................................... 46
Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Kota di Pusat Terminal Antasari Kota Banjarmasin
Robiatul Adawiyah ................................................................................................................... 55
Analisis Tingkat Produktivitas Pekerjaan Pondasi Bored Pile dengan Metode Unit Completed
(Studi Kasus Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Kalimantan dan Pulau Laut Site
Batulicin)
Irwan Azhar .............................................................................................................................. 62
Pengaruh Suhu Material Agregat Kasar dan Pasir dalam Campuran Adukan terhadap Mutu
Beton
Hudan Rahmani ........................................................................................................................ 81
Pengaruh Arah dan Rambatan Retak Terhadap Nilai Kekuatan Geser Tanah
Hutagamissufardal dan Adriani ................................................................................................ 93
iii
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Studi Pemanfaatan Kayu Karet sebagai Material Cap Terowongan Tambang Bawah Tanah di
Desa Pualam Sari, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan
Adip Mustofa ..........................................................................................................................100
Studi Peningkatan Tahanan Geser Tanah Lempung Lunak Menggunakan Metode Navfac
DM.7.0 dan Model Skala Laboratorium
Rusdiansyah ............................................................................................................................111
Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggunakan Pendekatan Metode Slope Mass Rating :
Studi Kasus Jalan Negara Km 133 Sampai 139, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Dan Muhammad Jawad ...................................................123
Sifat Fisik Komposit Papan Semen Berbahan Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Dengan
Perlakuan Perendaman NaOH
Henry Wardhana dan Ninis Hadi Haryanti .............................................................................134
Potensi Kebudayaan Kawasan Permukiman Tepian Sungai Sebagai Daya Tarik Wisata Kota
(Studi Kasus: Kelurahan Seberang Mesjid Kota Banjarmasin)
Noor Aina, Fitri Wulandari, Humairoh Razak ........................................................................153
Analisis Penentuan Nilai EMP Kendaraan Pada Persimpangan Jalan Ahmad Yani dan Jalan
Karang Rejo di Banjarbaru
Utami Sylvia Lestari dan Novia Ulfah Haika ........................................................................172
Analisis dan Potensi Penataan Ruang Terbuka di Kawasan Permukiman Tepian Air Kota
Banjarmasin
Evan Elianto Supar dan Annisa ..............................................................................................181
Aproksimasi Potensi Penurunan Dasar Sungai dan Defisit Sedimen Sungai Bermeander pada
Penggal Sungai Seruyan di Desa Hanau Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah
Nomeritae, Raden Haryo Saputra ...........................................................................................188
iv
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
SUSUNAN JADWAL PEMAKALAH SEMINAR NASIONAL TAHUNAN V
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2018
PARALEL 1
v
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
PARALEL 2
Desi Riani, Sutan Parasian Studi Analisis Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan
2.
Silitonga dan Riska Resita pada Jalan Bukit Kaminting Palangka Raya
Fitri Wulandari Dan Evan Identifikasi Citra Kampung Sasirangan sebagai Dasar
7.
Elianto Supar Perancangan Kawasan
vi
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
PARALEL 3
vii
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
ANALISIS DAN POTENSI PENATAAN RUANG TERBUKA
DI KAWASAN PERMUKIMAN TEPIAN AIR
KOTA BANJARMASIN
ABSTRAK
Kota dengan identitas tepian air memiliki beragam keunikan, baik melalui setting fisik
keruangan maupuan nilai budaya dan tradisinya, salah satunya adalah Kota Banjarmasin.
Perkembangan kota yang semakin kompleks menuntut pemenuhan kebutuhan dasar. Desakan
kebutuhan dan keterikatan erat terhadap sungai, kemudian yang menjadikan banyak
terdapatnya kawasan permukiman pada kawasan tepian sungai di Kota Banjarmasin. Seiring
perkembangan, kawasan permukiman tepian sungai berkembang dengan keberagaman serta
kompleksitasnya sehingga kemudian muncul kawasan dengan dugaan kawasan permukiman
kumuh di kawasan tepian air. Salah satu indikator dugaan berupa ketersediaan ruang terbuka
pada kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan ruang terbuka di
kawasan permukiman tepian air Kota Banjarmasin. Penelitian menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan melalui perbandingan literatur pustaka dan kondisi empiris. Hasil
dari penelitian ini analisis ketersediaan ruang terbuka kawasan permukiman tepian air di
Kota Banjarmasin serta potensi optimalisasi terhadap penyediaan ruang terbuka di kawasan
permukiman tepian air.
1. PENDAHULUAN
Kota Banjarmasin dicitrakan sebagai Kota Seribu Sungai, dengan banyaknya jumlah sungai
yang membelah kota. Total terdapat 102 sungai dan anak sungai yang terdapat di Kota
Banjarmasin, berdsarkan Surat Keputusan Walikota Banjarmasin No. 158 Tahun 2011 tentang
Penetapan Sungai sebagai Falisitas Umum dan Aset Pemerintah Kota. Keberadaan sungai
menjadi urat nadi kota sejak dahulu, melalui sistem transportasi, perdagangan, dsb. Banyak
bukti sejarah yang tedapat disepanjang tepian sungai Kota Banjarmasin, antara lain Masjid
Sultan Suriansyah di tepi sungai Kuin dan beberapa rumah tradisional di Kawasan Sungai
Jingah di tepian Sungai Martapura.
181
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Umumnya kawasan permukiman tepian sungai memiliki kepadatan yang tinggi dengan
hubungan kekeluargaan warga yang dekat satu sama lain. Sebagian besar kawasan
permikiman padat di tepian sungai ini bahkan dikategorikan sebagai kawasan kumuh,
berdasarkan Surat Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 460 tahun 2015 tentang
Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh Kota Banjarmasin Tahun 2015. Terdapat sekitar
549,70 Ha kawasan permukiman kumuh yang tersebar di 5 kecamatan di Kota Banjarmasin,
sebagian besarnya terdapat di kawasan tepian sungai. Jika ditinjau berdasarkan Surat Edaran
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
40 Tahun 2016 Tentanf Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) -program
pemerintah yang berkonsentrasi pada penuntasan kekumuhan- indikator kawasan permukiman
kumuh dan perumahan kumuh mencakup kondisi bangunan tidak memenuhi syarat serta
kondisi sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat, meliputi (1) kondisi bangunan, (2)
jalan lingkungan, (3) kondisi lingkungan, (4) penyediaan air bersih/minum, (5) pengelolaan
persampahan, (6) pengelolaan air limbah, (7) pengamanan kebakaran, dan (8) ruang terbuka
hijau. Ruang terbuka merupakan salah satu indikator penting dalam keberhasilan peningkatan
kualitas permukiman kumuh. Disamping itu menurut UU Nomor 26 Tahun 2007
mengamanatkan peneyediaan ruang terbuka minimal sebesar 30% disetiap wilayah dan kota
di Indonesia.
Ruang Terbuka
Menurut Hakim (dalam Pramudito, 2013), ruang terbuka merupakan ruang yang berada diluar
bangunan yang dapat menampung aktivitas tertentu manusia, baik secara individu atau secara
kelompok. Menurut Trancik (1986), ruang terbuka adalan ruang keras (hard space) yang
dibatasi oleh dinding arsitetkrural serta digunakan untuk aktifitas sosial dan ruang lunak (soft
space) didominasi oleh lingkungan alam seperti kebun, jalur hijau dan taman. Ruang terbuka
secara umum dimanfaatkan untuk mewadahi aktifitas masyarakat yang berada diluar ruangan,
dengan elemen yang dapat terdiri dari perkerasan maupun vegetasi.
Menurut Hakim (2003) ruang terbuka sebagai wadah kegiatan bersama, dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu ruang terbuka umum dan ruang terbuka khusus. Ruang terbuka umum
dapat dilihat dari bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak diluar massa bangunan, dapat
dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga), dan memberi kesempatan untuk
bermacam-macam kegiatan (multi fungsi), misalnya jalan, pedestrian, taman lingkungan,
plaza lapangan olahraga, taman kota dan taman rekreasi. Sedangkan ruang terbuka khusus
memiliki juga terletak di luar massa bangunan, pemanfaatannya untuk kegiatan terbatas dan
dipergunakan untuk keperluan khusus/ spesifik, contohnya taman rumah tinggal, taman
lapangan upacara, daerah lapangan terbang, dan daerah untuk latihan kemiliteran.
Ditinjau dari kegiatannya ruang terbuka dapat dibagai menjadi dua jenis, yaitu ruang terbuka
pasif dan ruang terbuka pasif (Hakim, 2003). Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang
mempunyai unsur-unsur kegiatan manusia didalamnya misalkan, bermain, olahraga, jala-
jalan. Ruang terbuka aktif dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan
remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi. Ruang terbuka pasif, adalah ruang
terbuka yang didalamnya tidak mengandung unsur-unsur kegiatan manusia misalkan,
penghijauan tepian jalur jalan, penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran
sungai, ataupun penghijauan daerah yang bersifat alamiah. Ruang terbuka pasif ini lebih
berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka.
182
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Ruang terbuka ditinjau dari sifatnya dikelompokkaan menjadi 2, yaitu ruang terbuka
lingkungan dan ruang terbuka antar bangunan (Hakim, 2003). Ruang terbuka lingkungan
merupakan ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum. Ruang
terbuka antar bangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh massa bangunan. Ruang
terbuka ini dapat bersifat umum atau pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.
Menurut Rob Krier (1997) berdasarkan bentuknya ruang terbuka dapat dikelompokkan
menjadi, bentuk koridor dan lapangan. Ruang terbuka dengan bentuk koridor pada umumnya
hanya mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang terbuka jalan, bentuk
ruang terbuka sungai. Sedangkan ruang terbuka bentuk lapangan mempunyai batas
disekelilingnya, seperti lapangan upacara, alun-alun, lapangan olahraga, dsb.
Menurut Mentayani (2016), identitas arsitektur tepian sungai di Banjarmasin terdiri dari
rumah lanting, rumah bantaran sungai dan rumah tepian sungai, titian, dermaga/batang,
batang dan jamban, dan budaya kehidupan masyarakat di tepian sungai. Sedangkan
permukiman tepian sungai Kota Banjarmasin menurut Mentayani (2016) terdiri dari, (1) Pola
hunian mengikuti bentuk sungai, akses dan orientasi bangunan mengutamakan sungai sebagai
area depan. (2) Adanya jembatan, jembatan ringkap, dermaga, batang, jamban dan titian
sebagai bagian elemen arsitektur sungai. (3) Transportasi sungai dan budaya kehidupan sungai
menjadi gambaran keseharian masyarakatnya. (4) Besarnya kesadaran, pengetahuan, dan
ketergantungan akan fungsi dan peran sungai. (5) Besarnya ketergantungan terhadap fungsi
dan peran sungai dalam kehidupan sehari, seperti ekonomi, sosial dan budaya (penunjang
transportasi, penunjang mata pencaharian, sumber air untuk kebutuhan sehari hari, dan lain-
183
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
lain). (6) Posisi sungai dan jalan sebagai elemen yang dominan adalah ketika adanya
koeksistensi sungai dan jalan dalam elemen-elemen permukiman maupun aktivitas
masyarakatnya.
2. METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian berada pada kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin
terutama pada kawasan permukiman tepian sungai. Terdapat beberapa kawasan yang menjadi
fokus amatan, meliputi Kawasan Sungai Jingah, Kawasan Seberang Mesjid, Kawasan Kuin
dan Kawasan Alalak. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan metode
kualitatif. Menurut Priadmaja, et el (2017) metode kualitatif merupakan prosedur penelitian
uang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari objek amatan melalui pendekatan
deduktif.
Penelitian ini berfokus pada indikator ruang terbuka terutama pada kawasan permukiman
tepian sungai. Isu penyediaan ruang terbuka menjadi penting dikarenakan memiliki
keterkairan terhadap dua tujuan pentingm yaitu pemenuhan amanat undang-undang dan
pengentasan kekumuhan pada kawasan permukiman. Kawasan permukiman tepian sungai
tumbuh menjadi kawasan permikiman dengan kepadatan tinggi, sehingga perlu adanya
penyediaan ruang terbuka sebgai salah satu standar minimum pelayanan. Sehingga
permasalahan penilitian fokus pada analisis dan potensi ruang terbuka di kawasan
permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan kajian terhadap pustaka yang
relevan. Langkah ini dilakukan guna memperoleh informasi akurat sebagai pangkah
menjawab pemasalahan penelitian. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap data lapangan,
melalui langkah pengelompokan data, penafsiran data secara keseluruhan, dialog data
terhadap deskripsi teori, kemudiaan dilakukan penyajian kembali berupa kesimpulan dan
temuan penelitian. Penyajian kembali data dapat berupa tabel, gambar, bagan maupun
deskripsi.
Ruang terbuka hijau merupakan salah satu indikator dalam penilaian kekumuhan disebuah
kawasan permukiman. Variabel dari ruang terbuka hijau dalam indikator tersebut adalah
ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka dalam sebuah kawasan. Kawasan
permukiman kumuh di Kota Banjarmasin sebagian besar berada di tepian sungai Kota
Banjarmasin, hal ini mengindikasikan kawasan permukiman tepian sungai yang memiliki
kepadatan tinggi.
184
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
pada bagian tepian sungai dapat mencapai hingga lima lapisan bangunan dengan beragam
fungsi.
Berdasarkan hasil amatan, ruang-ruang luar pada kawasan permukiman tepian sungai di Kota
Banjarmasin ini berdasarkan jenisnya digolongkan sebagai ruang terbuka aktif. Dilihat dari
keterlibatan aktifas dari masyarakat yang memafaatkan kawasan tersebut. Beberapa kawasan
selain dimafaatkan sebagai fungsi sosial, ruang-ruang antar bangunan ini dimafaatkan sebagai
penggerak ekonomi dengan adanya warung atau toko sederhana. Sebagai dukungan kegiatan
ruang-ruang luar bangunan ini dapat diberikan tambahan vegetasi sebagai upaya penghijauan,
serta fitur-fitur pendukung seperti penerangan, pagar keamanan, tempat sampah, dsb. Bentuk
ruang terbuka yang terdapat di kawasan permukiman tepian sungai umumnya berbentuk
koridor terutama pada jaringan titian dan jalan. Sedangkan pada area batang dan jamban
berbentuk lapangan walaupun ukurannya kecil. Pada jaringan titian dan jalan yang menjadi
185
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
pembatas ruang berupa dinding bangunan, sedangkan pada area batang dan jamban pembatas
ruang dapat berupa dinding bangunan dan sungai.
Gambar2. Potensi Ruang Terbuka di Kawasan Permukiman Tepian Sungai di Kota Banjarmasin
4. KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
186
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
Permukiman Vernakular di Banjarmasin. In: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Uiversitas Brawijaya. Seminar Nasional – Semesta Arsitektur Nusantara 4, Malang,
Indonesia 17-18 November 2016. Universitas Brawijaya: Malang.
Noor, Bani Muchamad. dan Mentayani, Ira, 2002. Karakteristik Perumahan di Tepi Sungai
Martapura Tinjauan Aspek Fisik Tradisional. INFO-TEKNIK, 3 (1), pp.1-7.
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Banajrmasin Tahun 2013-2032.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyar Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
Pramudito, Sidhi. 2013. Analisis Pola Tata Ruang Terbuka Tepian Sungai Winongo di
Kampung Budaya Bangunrejo. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI. (10) 4, pp. 239-254.
Priadmaja, Adji Prama. Anisa. Prayogi, Lutfi. 2017. Penerapan Konsep Transit Oriented
Development (TOD) pada Penataan Kawasan di Kota Tangerang. Jurnal Arsitektur
PURWARUPA, 1(2), pp. 53-60.
Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 40 Tahun 2016 Tentanf Pedoman Umum Program Kota Tampa Kumuh
(Kotaku)
Surat Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 158 Tahun 2011 tentang Penetapan Sungai
sebagai Falisitas Umum dan Aset Pemerintah Kota.
Surat Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 460 tahun 2015 tentang Penetapan Lokasi
Permukiman Kumuh Kota Banjarmasin Tahun 2015.
187