CBR Kalin Nes
CBR Kalin Nes
KALKULUS INTEGRAL
INTEGRAL TAK TENTU
Disusun Oleh :
ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
Critical Book Report yang berjudul “Integral Tak Tentu” dengan tepat waktu. Adapun
tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Critical Book Report mata kuliah Kalkulus
Integral. Penyusun juga berterima kasih kepada Ibu Dosen yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam terwujudnya Critical Book Report ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas Critical Book Report ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Semua kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan akan diterima dengan
senang hati. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................4
BAB II. ISI.........................................................................................................5
2.1 Identitas Buku..........................................................................................5
2.2 Ringkasan Isi Buku..................................................................................6
BAB III. PEMBAHASAN...............................................................................24
3.1 Kajian Konsep Definisi.........................................................................24
3.2 Kedalaman Penjelasan Contoh..............................................................24
3.3 Kedalaman Teorema..............................................................................25
BAB IV. PENUTUP.........................................................................................26
4.1 Kesimpulan............................................................................................26
4.2 Saran......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengulas satu bab materi dengan cara membandingkan duabuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi mengenai topik tersebut yang terkandung
dalam kedua buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan pada
buku.
4
BAB II
ISI
2.1 Identitas Buku
Buku Utama
Judul Buku : Kalkulus Integral dan Aplikasinya
Pengarang : Didit Budi Nugroho
Penerbit : Graha Ilmu
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 310 Halaman
Halaman Terkait : 1-106
Buku Pembanding
Judul Buku : Integran-1000 Soal dan Penyelesaiannya
Pengarang : Dra. Sri Rejeki Dwi Putranti, Ms
Penerbit : Graha Ilmu
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 310 Halaman
Halaman Terkait : 1-106
Suatu fungsi f(x) dan diinginkan untuk mencari suatu fungsi F(x) sedemikian
dF ( x) ’
sehingga =F (x) = f(x). Integral tak tentu merupakan suatu himpunan semua
dx
antiderivatif dari suatu fungsi f(x) adalah integral tak tentu dari f(x) terhadap x,
dinotasikan ∫ f ( x ) dx. Langkah untuk menyelesaikan integral tak tentu dinamakan
integrasi. Diandaikan bahwa f(x) adalah suatu antiderivatif dari fungsi f(x), berarti
F’(x)= f(x). Diambil G(x) = F(x) +k dimana k adalah sembarang bilangan rill. Oleh
karena itu, secara umum dapat dituliskan
∫ f ( x ) dx=F ( x ) +k
Untuk Sembarang fungsi f(x) selisih dari sembarang dua antiderivatif berbeda
dari F(x) pasti merupakan suatu konstanta. Dengan kata lain, jika F(x) dan G(x)
adalah antiderivatif-antiderivatif dari f(x), maka F(x) – G(x) adalah suatu
5
konstanta.Sekarang diandaikan f(x) dan g(x) adalah fungsi yang dapat
diintegralkan. Kedua aturan berikut ini sangat berguna dalam proses perhitungan
integral.
∫ a f ( x ) dx= a∫ f ( x ) dx , a∈ R
∫ ( f ( x ) ± g ( x ) ) dx=∫ f ( x ) dx ±∫ g ( x ) dx
Integral Bentuk Dasar
Integral Konstanta
(a) ∫ a dx=ax +k , a ϵ R
Integral Pangkat
1 n+1
(b) ∫ x n dx = x , n ϵ R dan n≠1
n+1
1
(c) ∫ dx = ln |n| + k
n
Integral Eksponensial
ax
(d) ∫ ax dx = +k, a> 0 dan a≠1
ln(a)
(e) ∫ ex dx = ex + k
Integral Trigonometri
(f) ∫ cos ( x ) dx=sin ( x ) +k
(g) ∫ sin ( x ) dx=−cos ( x ) +k
(h) ∫ csc (x) dx = tan (x) + k
2
Integral Hiperbolik
(p) (p)∫ sinh ( x ) dx=cosh ( x ) + k
(q) (q) ∫ tanh ( x ) dx=ln ( cosh ( x ) ) +k
(r) (r) ∫ sech ( x ) dx=2 arctan ¿ ¿ ¿ex) + k
6
(s) (s) ∫ sec 2 (x) dx = tanh (x)+k
(t) (t) ∫ sech ( x ) tanh ( x ) dx=−sech ( x ) +k
(u) (u) ∫ coth ( x ) dx=ln |sinh ( x ) )∨+ k
(v) (v)∫ cosh ( x ) dx=sinh ( x ) + k
π
(w) (w) ∫ csch ( x ) dx=ln ∨ tanh( )|+k
2
(x) (x)∫ csch2 (x) dx = -coth (x) + k
(y) (y) ∫ csch ( x ) coth ( x ) dx =−csch ( x ) +k
∫ f ( x ) dx=¿ ∫ f ( g (u ) ) g' ( u ) du ¿
Diandaikan bahwa suatu fungsi f(x) dapat dituliskan dalam bentuk f(x) =
g(h(x)) h’(x). Jika kita membuat substitusi u = h(x), maka du = h’ (x) dx dan
Integrasi dengan Substitusi Sederhana
Dalam versi 1 dicatat bahwa variabel x pada awalnya ditulis sebagai fungsi dari
variabel baru u, sedangkan dalam Versi 2, variabel baru u dituliskan sebagai fungsi
dari x. Bedanya, untuk substitusi x = g(u) dalam Versi 1 harus mempunyai invers
agar variabel u bisa dikembalikan ke variabel asli x di akhir proses.
Integral Parsial
Integral Parsial adalah suatu cara untuk menaikan pangkat suatu bilangan dua
perkalian fungsi yang berbeda sehingga fungsi bilangan tersebut dapat menaikan
pangkatnya (diintegralkan). Integral parsial dihubungkan dengan fungsi bilangan
(u) dan (dv) yang fungsi tersebut akan dikali dan diintegralkan sesuai dengan aturan
rumus integral parsial.
Integral Parsial memiliki cara khusus dimana dua bilangan fungsi dari (u) dan
(dv) akan dihitung untuk mencari penurunan pangkat dari (u) atau biasa disebut
7
(du) dan mencari kenaikan pangkat (dv) atau biasa disebut (v). Bilangan fungsi-
fungsi diatas memiliki hubungan yang sangat penting dalam integral parsial.
Sering kali terdapat banyak pendapat yang menyatakan bahwa integral parsial
hampir sama penyederhanaannya seperti integral subtitusi. Padahal dalam konsep
penyederhanaan integral parsial lebih rumit dibandingkan integral subtitusi. Integral
parsial menyederhanakan fungsi dengan pemilihan fungsi yang akan diturunkan
dan yang akan diintegralkan untuk membuat fungsi-fungsi baru yang akan
digunakan pada rumus integral parsial.
Dimana dalam rumus diatas kita harus memilih salah satu fungsi (u) pada soal
dan fungsi sisanya sebagai (dv). Saat mengerjakan integral parsial, kita perlu
memilih fungsi (u) yang tepat dengan syarat (u) diturunkan hasil turunannya akan
lebih sederhana dari (u) sendiri. Contoh-contohnya untuk turunan dibawah ini :
1. F(x) = ln x → F(x)’ = 1/x
2. F(x) = x2 → F(x)’ = 2x
3. F(x) = e2x → F(x)’ = 2.e2x
Turunan (u) diatas akan digunakan dalam rumus integral parsial ∫ u.dv = u.v - ∫
v.du . Dengan (u) sebagai F(x) dan (du) sebagai F(x)'. Dan untuk fungsi (v) dan
(dv) dalam soal kita memilih fungsi (dv) dengan syarat (dv) diintegralkan sehingga
membentuk (v). Contoh-contohnya untuk integral dibawah ini :
1. ∫ 3x2 = (3/3).x3 → x3 + C
2. ∫ sin x = cos x + C
Setalah menemukan turunan (u) menjadi (du) dan integral (dv) menjadi (v).
Nilai akan siap dimasukan ke dalam rumus integral parsial. Sebagai contoh
perhatikan soal contoh dibawah ini :
1. ∫ x2.(x + 3)2 = ∫ x2 . (x2 + 6x + 9)
Untuk (u) kita mengambil fungsi x2 dan (dv) adalah (x + 3)2 atau (x2 + 6x + 9)
sehingga :
(u) = x2 → (du) = 2x
(dv) = (x+3)2 = (x2 + 6x + 9) → (v) = (1/3 x3 + 3x2 + 9x)
Setelah menemukan (u), (du), (dv), dan (v) soal siap untuk dimasukan ke
dalam rumus integral parsial menjadi :
∫ u.dv = u.v - ∫ v.du
∫ x2.(x+3)2 = (x2). (1/3 x3 + 3x2 + 9x) - ∫ (1/3 x3 + 3x2 + 9x). (2x)
∫ x2.(x+3)2 = (1/3 x5 + x4 + 9x3) - ∫ (2/3 x4 + 6x3 + 18x2)
∫ x2.(x+3)2 = (1/3 x5 + x4 + 9x3) – (10/3 x5 + 3/2 x4 + 6x3)
∫ x2.(x+3)2 = (- 9/3 x5 – 3/2 x4 + 3x3)
Jadi integral parsial dari ∫ x2.(x+3)2 hasilnya (- 9/3 x5 – 3/2 x4 + 3x3).
Integral Trigonometri
Berikut ini rumus-rumus integral trigonometri yang dapat Anda gunakan.
∫ sin x dx = -cos x + c
∫ cos x dx = sin x + c
∫ csc2 x = -cot x + c
8
∫ sec2 x = tan x + c
∫ csc x cot x = – csc x + c
∫ sec x tan x = sec x + c
Atau jika Anda perluas, maka akan dapat rumus seperti berikut ini :
∫ sin (ax + b) dx = -1/a cos (ax + b) + c
∫ cos (ax + b) dx = 1/a sin (ax + b) + c
∫ csc2 (ax + b) = – 1/a cot (ax + b) + c
∫ sec2 (ax + b) = 1/a tan (ax + b) + c
∫ csc (ax + b) cot (ax + b) = – 1/a csc (ax + b) + c
∫ sec (ax + b) tan (ax + b) = 1/a sec (ax + b) + c
Pada pembahasan ini kita akan berlatih untuk menyelesaikan integral-integral
yang memiliki bentuk
di mana m dan n adalah bilangan bulat positif. Untuk menemukan antiturunan dari
bentuk-bentuk tersebut, pecahlah bentuk tersebut menjadi kombinasi dari integral
trigonometri sedemikian sehingga kita dapat menggunakan Aturan Perpangkatan.
Sebagai contoh, kita dapat menyelesaikan integral berikut dengan memisalkan
u = sinx. Sehingga, du = cosxdx dan diperoleh,
1
∫ sin m ( x ) cosn (x )dx = m+1 sin m+1
(x) + k
9
Kasus 2.Untuk m ≠ -1 dan n ≥ 2, kita dapat menuliskan integral (1.9) menjadi
u = cosn-1(x)
1
v= sinm+1(x)
m+1
dan diperoleh
Suku terakhir dibawa ke ruas kiri dan selanutnya ditambahkan syarat m ≠ -n,
m+1
sehingga setiap ruas dapat dikalikan dengan untuk memperoleh rumus
m+ n
reduksi
Dalam kasus ini, jika n adalah genap maka integral yang muncul paling
terakhir dalam penghitungan adalah integral dari pangkat sinus yang dapat
diselesaikan menggunakan rumus reduksi. Jika m adalah positif atau rumus reduksi.
Jika m adalah negatif. Sementara itu, jika n adalah ganjil, maka integral yang
muncul paling terakhir dalam penghitungan adalah seperti Kasus 1.
10
Kasus 3. Untuk m = 1 dan n ≠ -1, maka integral dapat diselesaikan dengan teknik
substitusi u = cos(x) untuk memperoleh:
1 n+1
∫ sin ( x ) cosn (x )dx = n+1 cos (x) + k
Kasus 5. Untuk m = - n, maka integrannya tidak lain adalah berbentuk dari tangent
atau cotangent, sehingga bisa diselesaikan dengan menggunakan beberapa rumus
reduksi
∫ tanm ( x ) sec ( x ) dx
Dimana m dan n adalah bilangan-bilangan bulat tak nol. Jika m=1 dan n=1,maka
integral adalah integral bentuk dasar
1
∫ tan ( x ) sec n ( x ) dx= n secn ( x ) +k
Kasus 2. Untuk m ≥ 2 dan n≠1-m,kita dapat menuliskan integral ,menjadi
11
Kasus 3. Untuk n=1 , pertama kali kita mengubah integran ke fungsi sinus dan
cosinus. Selanjutnya diperoleh integran dengan bentuk hasil bagi sinus dan cosinus
diselesaikan
1
(a) sin ( x ) cos ( y )= sin ( x− y ) +sin( x + y )¿ ¿
2
1
(b) sin ( x ) sin ( y ) = cos ( x− y ) – cos( x+ y )¿ ¿
2
1
(c) cos ( x ) cos ( y )= ¿
2
1
Dalam contoh berikut ini, kita menggunakan identitas cos 2( x )= ¿ dan subsitusi
2
u=cos( x ) untuk mengeliminasi akar kuadrat.
12
(a) ∫ √1+cos ( 4 x ) dx
Penyelesaian :
1
cos 2 ( 2 x )= ¿atau 1+cos ( 4 x )=2 cos2 (2 x)
2
2
¿ √ sin (2 x ) +k
2
Substitusi Trigonometri
Integral-integral yanh memuat salah satu dari a 2−x 2 , a2 + x 2 ,atau x2 −a2
Tiga jenis substitusi trigonometri yaitu:
Ekspresi Substitusi Identitas
2
a −x 2
π π 1−sin2 ( θ ) =cos2 (θ)
x=a sin ( θ ) ,− ≤ θ ≤
2 2
2
a +x 2
π π 1+ tan 2 ( θ ) =sec 2 (θ)
x=a tan ( θ ) ,− ≤θ ≤
2 2
2
x −a 2
π 3 2 2
x=a sec (θ ) ,0 ≤ θ ≤ atau π ≤θ ≤ π sec ( θ ) −1=tan (θ)
2 2
2 2
Bentuk bentuk yang melibatkan bentuk a −x
Diperoleh rumus-rumus integrasi berikut:
1 1 a−x
a. ∫ 2 2 dx= ln
a −x 2a | |
a+ x
+k
x2 a a−x
b. ∫ 2 2 dx=−x + ln
a −x 2 | |
a+ x
+k
1 x x
c. ∫ 2 2 dx =arc sin
√ a −x a a ()
− √ a2−x 2 +k
x2 a2 x x 2 2
d. ∫ 2 2 dx = arc sin
√ a −x 2 ()
a 2
− √ a −x +k
1 a−√ a2−x 2
e. ∫ 1
x √ a 2−x 2
dx=
a
ln| x
+k |
1 −√ a2−x 2
f. ∫ dx= +k
a2 x
2
x 2 √a −x2
13
a2 x 1
2
g. ∫ √ a −x dx= arc sin
2
2
a 2
+ x √ a2−x 2 +k ()
4
a x 1
8 a 8
2 2 2 2
()
h. ∫ x 2 √ a2−x 2 dx = arc sin − x √ a −x ( a −2 x ) + k
2 2
a+ √ a 2−x 2
i. ∫ √ a x−x dx =√ a2−x 2-a ln | x |
+k
√ a2−x 2 x √ a2−x 2
j. ∫ x2
dx=-arc sin
a
−
x
+k ()
Bentuk-bentuk yang melibatkan a2+x2
Diperoleh rumus integrasi berikut:
1 1 x
a. ∫ 2 2 dx= arc tan
a +x a ()a
+k
2
b. ∫ a x+ x dx=x −a arctan ( xa )+k
2 2
1
c. ∫ 2 2
dx=ln|x + √ a2 + x 2|+k
√a +x
x2 1 2 2 a2 | 2 2
d. ∫ 2 2 dx= x √ a + x − ln x+ √ a + x |+ k
√a +x 2 2
√ a2 + x 2−a +k
e. ∫
1
2
x √a + x 2
1
dx= ln
a | x |
1 −√ a2 + x 2
f. ∫ 2 2 2 dx= +k
x √a +x a2 x
1 a2
√
g. ∫ a 2+ x 2 dx= x √ a2 + x 2 + ln|x + √ a2 + x 2|+k
2
1
2
a4
√
h. ∫ x 2 a2+ x2 dx= x ( a2 +2 x 2) √ a2 + x 2 – ln |x + √ a2 + x 2|+ k
8 8
a2 + x 2 a+ √ a 2+ x 2
i. ∫ √
x
dx=√ a2 + x 2- a ln | x |
+k
√ a2 + x 2 −( a 2+ x 2 )
j. ∫ dx= + ln |x + √ a2 + x 2|+k
x2 3 x3
Bentuk-bentuk melibatkan x 2−a 2
1 1 x−a
a. ∫ 2 2 dx= ln
a +x | |
2 a x +a
+k
2
x a x +a
dx=x− ln|
x +a |
b. ∫ 2 2
+k
x −a 2
1
c. ∫ 2 2
dx =ln |x+ √ x 2−a2|+k
√ x −a
x2 1 2 2 a 2 2
d. ∫ dx = x √ x −a + ln|x + √ x −a |+ k
2
√ x −a 2
2 2
14
1 1 x
e. ∫ 2
x √ x −a 2
dx= arcsec
a a()
+k
1 √ x 2−a 2
f. ∫ 2 2 2 dx= a2 x +k
x √ x −a
2
1 2 a
g.
√
∫ x −a dx= 2 x √ x −a 2 ln|x + √ x 2−a2|+ k
2 2
1
2
–
4
2 a
h.
2
√
∫ x x −a dx = 8 x ( 2 x −a ) √ x −a – 8 ln|x + √ x 2−a2|+k
2 2
2
2 2 2 2
x
i. ∫ √ x x−a dx =√ x 2−a2- a arcsec a k
()
√ x2 −a2 − √ x 2−a 2
j. ∫ dx = +ln |x + √ x 2−a2|+k
x2 x
Integral Fungsi Rasional
P ( x)
Bentuk : R ( x )=
Q (x)
1. Jika derajat dari P(x) lebih besar atau sama dengan derajat Q(x)
P(x) r (x)
R(x)= = p (x )+
Q( x) Q (x )
2. Faktorisasi penyebut Q(x)=q1(x), q(2),…, qk(x), dimana setiap factor q1(x)
mempunyai bentuk linear ax+b atau kuadratik iredusibel.
r(x)
3. dinyatakan sebagai jumlah dari pecahan-pecahan parsial.
Q(x)
15
3 3
√ x dx √ 6 u²
Sekarang integral menjadi:∫ =∫ 6u5 du = ∫ 6u5 du = 6
1+ √ x 1+ √ u 1+u ³
u7
∫ 1+u ³ du. Maka masalah integral fungsi rasional dan untuk penyelesaiannya
ditinggalkan sebagai latihan
Bentuk :√n f ( x )
Jika integran tersebut memuat suatu pernyataan berbentuk √n f ( x ),maka
substitusi u=√n f ( x ) mungkin akan berhasil.
Contoh: A.∫
√ x+ 4 dx
x
Penyelesaian:Diambil substitusi u = √ x+ 4 ,maka u2 = x +4,Sehingga x= u2 – 4 dan
9.
sec xtgnxdx sec x c
11.
cos ecxctgxdx cos ecx c
1
Substitusi tan( x)
2
Integran memuat suatu pernyataan rasional dalam bentuk sin(x) dan cos
(x),maka substitusi
1
U=tan( x)
2
16
Bisa membantu dalam penghitungan integral.Substitusi tersebut akan
mengubah integran ke fungsi rasional dalam u dan selanjutnya dapat diintegralkan
menggunakan pecahan parsial.Dari diagram kita bisa mendapatkan rumus
1 sin ( x)
tan( x) =
2 1+ cos(x )
Untuk melihat akibat dari substitusi,kita menghitung
2
2 1x -
cos(x) = 2 cos 1= 1 –1
2 sec ²( x )
2
2
2
= 1 –1= -1
1+ tan ²( x ) 1+ u ²
2
Dan
1
sin( x)
1 1 2 1
Sin(x) = 2 sin( x) cos ( x) = 2 . cos2 ( x)
2 2 1 2
cos( x )
2
1
1 2 tan ( x)
1 ∙ 2
2 tan ( x) 1 =
2 sec ²( x) 1
2 1+ tan ²( x )
2
2u
=
(1+u ²)
Terakhir,karena x=2 arctan (u),maka
2
dx=
(1+u ²)
Contoh:hitunglah
1
A.∫ dx
1+sin ( x )+ cos( x )
Penyelesaian:gunakan rumus di atas
1 1−u ² 2
1 ∫ ∙
∫ 1+sin ( x )+ cos( x ) dx = 1+ 2u ( 1+u ) (1+u ²) du 2
( 1+ u2 )
2
=∫ du
1+u ²+2 u+1−1+u ²
1
=∫ du
1+u
=ln⃒
1 + u⃒+ k
1
=ln⃒
1 + tan x ⃒+ k
2
P cos ( x )+Q sin ( x ) + R
B. Diberikan F(x)=∫
a cos ( x )+ b sin ( x ) + c
Mencari pernyataan untuk konstanta konstantaA,B,dan C sedemikian sehingga
17
−a sin ( x ) +b cos (x) dx
F(x) = A∫ dx+ B∫ dx + C∫
a cos ( x )+ b sin ( x ) +c a cos ( x ) +b sin ( x )+ c
1. Jika integrand memuat bentuk irasional √(a2 -x2), maka digunakan subtitusi: x= a sin
y atau x= a cos y
2. Jika integrand memuat bentuk irasional √(a2 +x2), maka digunakan subtitusi: x= a
tan y atau x= a cot y
3. Jika integrand memuat bentuk irasional √(x2 - a2), maka digunakan subtitusi: x= a
sec y atau x= a csc y
perubahan bentuk integram akan mengarah pada penggunaan kesamaan pytagoras.
sehingga diperoleh:
sehingga diperoleh
Buku Pembanding
BAB I
INTEGRAL
18
Integral Tak Tentu
Jika F(x) merupakan fungsi yang mempunyai identitas derivative F(x) = maka F(x)
disebut interal tak tentu dari f(x). Integral tak tertentu suatu fungsi yang ditentukan
adalah tidak tunggal, misalnya saja x5 + 3, x5 – 4 merupakan integral tak tertentu
dari f(x) 5x4 karena
d 5 d 5 d 5
(x ) = (x ) + 3 = (x – 4) = 5x4
dx dx dx
Dua integral tak tertentu dari f(x) = 5x 4 termasuk dalam x5 + c. Sehingga, jika
F(x) suatu integral tertentu dari f(x) + c juga demikian, secara umum untuk
menyatakan integral tak tertentu dari f(x) ditulis sebagai berikut :
∫ f ( x ) dx=F ( x ) +c
Dimana f(x) disebut integrand an c konstanta sembarang.
Defenisi :
dF ( x)
d ¿¿ = = f(x)
dx
19
2
15. ∫ sec x dx=tg x+ c
2
16. ∫ cosec x dx=−ctg c +c
17. ∫ cosec x ctg x dx=−cosec x +c
dx
18. ∫ =arc sin x+ c atau−arc cos x +c
√ 1−x
dx x x
19. ∫ 2 2 =−arc sin a +c atau−arc cos a + c
√ a −x
dx
20. ∫ =arc tg x +c atau−arc ctg x+ c
1+ x 2
dx 1 x 1 x
21. ∫ 2 2 = arc tg + c atau− arc tg + c
a +x a a a a
dx
22. ∫ =arc sec x +c atau−arc cosec x +c
x √ x 2−1
dx 1 x 1 x
23. ∫ = arc sec +c atau− arc cosec +c
x √ x −a a a a a
2 2
dx x
24. ∫ 2
=¿ I I+c
x √ 1+ x 1+ √ 1+ x 2
dx x
25. ∫ =¿ I +c
x √ 1−x 2 1+ √1−x 2
2 x 1
26. ∫ √ 1−x dx= √ 1−x2 dx + arc sin x+ c
2 2
1 a2 x
√
27. ∫ a 2−x 2 dx= √ a 2−x 2+ arc sin + c
dx
2
−1
2
x
a
1 x
28. ∫ = −arc sec + c atau− arc cos +c
2
x √ a −x a a a a
dx −1 x 1 a
29. ∫ = arc cosec +c atau− arrc sin + c
2
x √a + x 2 a a a x
2 2 1 2 2 1 2 2 2
30. ∫ √ x + a dx= x √ x + a + a InI x + √ x +a
2 2
Integral Fungsi Goniometri
1. sin (x+y) = sin x con y + cos x sin y
2. cos ( x +y) – sin x sin x
3. sin 2 + cos ❑2 x = 1
4. tg 2 x + 1 = sce2 x
5. ctg 2 x + 1 = cosec 2 x
6. sin 2x = 2sin x cos x
7. cos 2x = cos 2 x - sin 2 x
= 1-2 sin 2 x
= 2 cos 2 x-1
8. 2 sin x cos x = sin ( x+ y) + sin (x-y)
20
9. -2 sinxsin y = cos (x+y) –cos (x –y)
10. sin x + sin y = 2 sin ½ (x+y) cos ½ (x-y)
11. sin (-x) = -sin x
12. cos (-x) = cos x
13. tg (-x) = -tg x
14. ctg (-x) = -ctg x
Identitas –Identitas Fungsi Cyclometri
1. Arcsin x + arccos x = π /2
2. Atctgx + arcctg x = π /2
3. Arcsec x + arccosec x = π /2
4. Arccosec x= arcsin 1/x
5. Arcsecx = arccos 1/x
6. Arcsin (-x) = - arcsin x
7. Arccos (-x) = π – arccosx
8. Arctg (_x) = - arctg x
Macam-Macam Bentuk Integral FungsinGoniometri
1. Jika m = 2k + 1, m bilangan butal dan ganjil, maka :
sinm x cos m x = sin2 k +1 x cos n x
= sin2 k x cos nx sin x
Sedangkan sin2 k x = (1- cos 2 x) k
Sedangkan : ʃ sinm x cos n x dx = ʃsin2 k x cos nx sin x dx
= ʃ-(1-cos 2 x ¿ k cos n x dx
2. Jika n= 2k + 1, n bilangan bulat negative dan ganjil, maka :
sinm x cos n x = sin m x cos 2 k x cos x
Sedangkan cos 2 k x = (1- sin2 x¿ k
Sedangkan : ʃsinm xcos nx = ʃsinm x cos 2 k x cosx dx
= ʃ sinm x (1- sin2 x¿ kd
21
3. Ctgh2x – cosech2x = 1
4. Sinh (x ± y) = sinh x cosh y ± cosh x sinh y
5. Cosh (x ± y) = cosh x cosh y ± sinh x sinh y
6. Sinh 2x = 2 sinh x cosh x
7. Cosh 2x = cosh2 + sinh2 x = 1 + 2 sinh2x = 2 cosh2x – 1
1 1
8. Sinh x + sinh y = 2 sinh (x + y) cosh (x – y)
2 2
1 1
9. Sinh x – sinh y = 2 cosh (x + y) sinh (x – y)
2 2
1 1
10. Cosh x + cosh y = 2 cosh (x + y) cosh (x – y)
2 2
1 1
11. Cosh x – cosh y = 2 sinh (x + y) sinh (x – y)
2 2
Integral Parsial
Jika fungsi u dan v keduanya didefenisikan dalam interval yang sama dan
mempunyai derivative yang kontinu maka :
∫ u dv =uv−∫ v du
Rumus integral parsial sangat berguna untuk menemukan integral tak tertentu
dari fungsi transenden sebagai contoh In x, arc sin x, arc tg x, dan sebagainya.
Integral dengan Rumus-Rumus Reduksi
n x n−1 x
1. ∫ x e dx = x n e x – n ∫ x e dx ; n bulat positif
n mx 1
2. ∫ x e dx = ¿ – n ∫ x n−1 emx dx) ; m & n bulat positif
a
n −ax 1 n−1 −mx
3. ∫ x e dx = - ¿ – n ∫ x e dx) ;
a
n sin x cos n−1 n−1
4. ∫ cos x dx =
n
+
n
∫ sinn−2 x dx ; n bulat positif
n −cos x sinn−1 x n−1
5. ∫ sin x dx =
n
+
n
∫ sinn−2 x dx ; n bulat positif
n tg n−1 x
6. ∫ tg x dx =
n−1
∫ tgn−2 x dx ; n bulat positif > 2
n−1
n −c tg x
7. ∫ ctg x dx =
n−1
∫ ctgn−2 x dx ; n bulat positif > 2
n sin x sec n−1 n−2
8. ∫ sec x dx =
n−1
+
n−1
∫ sec n−2 x dx ; n bulat postif > 2
n −cos x cosec n−1 x n−2
9. ∫ cosec x dx =
n−1
+
n−1
∫ cosecn −2 x dx ; n bulat positif
> 2
n −cos x cosec n−1 x n−2
10. ∫ sec x dx =
n−1
+
n−1
∫ cosecn −2 x dx ;
22
Jika binomial diferensial tidak dapat diintegralkan dengan menggunakan
rumus-rumus yang ada, maka dapat digunakan rumus reduksi dengan menggunakan
integral parsial
Berlaku untuk m dikurangi n
Tidak berlaku jika np + m + 1 = Ø
m xm −n+1 (a+ bxn ) p+1
∫ x ¿ ¿) dx =
( np+m+1 ) b
( m−n+1 ) a
= - ∫ x m−n ¿ ¿dx
( np+m+1 ) b
Berlaku untuk p dikurangi 1
Tidak berlaku jika np + m + 1 = Ø
m p xm +1 (a+ bxn ) p a . n . p x m (a+ bx n) p−1 dx
∫ x ( a+bx ¿¿ n) ¿ dx = + ∫
np+m+1 np+m+1
Berlaku untuk m ditambah n
Tidak berlaku jika m + 1 = Ø
xm +1 (a+ bxn ) p+1 ( np+n+ m+1 ) p
m
∫ x ( a+bx ¿¿ n) ¿ dx = p
– ∫ x m+1 ( a+bx n) p−1
( m+1 ) a ( m+ 1 ) a
dx
Berlaku untuk p ditambah 1
Tidak berlaku jika p + 1 = Ø
m p xn +1 (a+bx n ) p+1 np+n+ m+1 x n ( a+bx n) p +1
∫ x ( a+bx ¿¿ n) ¿ dx =
n ( p+1 ) a
+
n ( p+1 ) a
∫ dx
23
D( x)
Yang dimaksud dengan fungsi pecah rasional adalah fungsi dari bentuk
N ( x)
D( x)
dengan N dan D fungsi suku banyak akan dipisahkan menjadi pecahan-
N ( x)
pecahan parsial.
Ada 4 macam untuk pemisahan, yaitu :
1. Jika N (x) = (x-a) (x-b) (x-c) (x-d), maka :
D( x ) A B C D
= + + +
N ( x ) ( x−a ) ( x−b ) ( x−c ) ( x−d )
Dimana A, B, C, dan D adalah konstanta-konstanta yang diambil
2. Jika N (x) = (x-a)k, maka :
D( x ) A B K
= + 2
+… … … … . + k
N ( x ) ( x−a ) (x−a) (x−a)
3. Jika N (x) = (x-p) (ax2+bx+c) dengan (b2-4ac) > Ø , maka :
D( x ) A Bx +C
= +
N ( x ) ( x−p ) ( ax 2+ bx+ c )
1
Substitusi : =y
x−p
24
dx
Bentuk : ∫ ¿
( ax¿ ¿2+ b) √ cx 2 +d
Substitusi : √ cx 2 +d = xy dimana x2 dinyatakan dalam y
n n p
Bentuk : ∫ x (a+ bx ) dx dimana m, n, dan p adalah bilangan-bilangan rasional
Substitusi ada 3 cara penyelesaian :
a) Jika p bilangan bulat
Substitusi: xn = y
m+1
b) Jika bilangan bulat
n
Substitusi : a+ bxn = yqdimana q penyebut dari pecahan
m+1
c) Jika + p, bilangan bulat
n
Substitusi : ax-n + b = yq
Bentuk : R (x, √ ax 2+ bx+ c dx
Ada 3 cara penyelesaian :
1. Substitusi : √ ax 2+ bx+ c = x √ a+ y jika a > Ø
2. Substitusi : √ ax 2+ bx+ c = xy + √ c jika c > Ø
3. Substitusi : √ ax 2+ bx+ c = (x-p) y
= (x-q) y
2
Jika ax + bx + c = a (x-p) (x-q) dimana p dan q akar-akar nyata.
25
BAB III
PEMBAHASAN
26
3.3 Kedalaman Teorema
Dalambuku Kalkulus Integral Aplikasinyamemberikan pengamtan-
pengamatan untuk anti derivative.
Pengamatan Pertama yaitu bahwa antiderivatif,jika ada,tidak
tunggal.Diandaikan bahwa fungsi F(x) Adalah suatu antiderivatif dari fungsi
fx),berarti F1d (x)=f(x) .Diambil G(x)=F(x)+k G 1(x)= F1(x)=f(x),yang berarti bahwa
G(x) juga merupakan antiderivatifdari f(x).jadi secara umum dapt ditulis
∫f(x) dx= f(x) + k
Dengan k selanjutnya dinamakan konstanta integrasi.
Pengamatan kedua yaitu bahwa Untuk sembarang fungsi f(x), selisih dari
sembarang dua antiderivatif berbeda dari f(x) pasti merupakan suatu
konstanta.Dengan kata lain,jika F(x) dan G(x) adalah Antiderivatif-antiderivatif
dari f(x)-G(x) adalah suatu konstanta.Sekarang diandaikan F(x) dan G(x) adalah
fungsi yang dapat di integralkan.
Pada Buku integralmemiliki rumus-rumus yang sangat membantu untuk
menegrjakan soal diantara nya yaitu
1.∫Kdx=K∫dx =Kx+C
1
2.∫ du=lnu + c
u
3.∫exdu=ex+c
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
A. Kelebihan Dan Kekurangan Buku
1. Kelebihan
BUKU Kalkulus Integral dan Aplikasinya
mempunyai banyak teori yang Dapat dimiliki dalam buku ini sehingga kita
diajak untuk memiliki tingkat penasaran yang tinggi dan dengan soal-soal yang
cukup sulit sehingga kita dibuat berpikir buku ini lebih baik digunakan dan bisa
membantu untuk mengerti dan memahami isi buku yang diberikan
Memiliki aturan-aturan untuk dintegralkan
Pada setiap contoh soal dijelaskan dengan lengkap sehingga bagi pembaca buku
ini mudah memahami
BUKU Integral
Buku integral memberikan bahasa yang mudah dipahami dan tidak membuat
pembaca bingung tetapi tingkat penasaran rendah
Memiliki Rumus-Rumus Integral
2. KEKURANGAN
Buku Kalkulus Integral dan Aplikasinya
tidak memberikan bahasa yang efisien atau terlalu sulit untuk dibaca sehingga
pada saat dibaca buku tersebut akan mudah dihiraukan padahal agar
memudahkan pembaca bahasa yang harus dibuat menggunakan bahasa ilmiah
dasar(tingkat kesulitannya mudah )
Muatan soal yang diberikan pada buku sudah memiliki kriteria yang diinginkan
atau tidak mengeluarkan soal-soal yang rendah atau berkelas bawah
4.2 Saran
Menurut penyusun, buku yang lebih baik digunakan sebagai referensi adalah buku
pertama (Buku Kalkulus Integral dan Aplikasinya), karena didalam buku ini setiap judul
diberi penjelasan yang lebih rinci dan pedalaman materi lebih jelas . Jadi menurut penyusun,
kedua buku pantas dijadikan sebagai referensi, hanya saja buku pertama lebih unggul dari
buku kedua. Seharusnya juga kedua buku memiliki bahasa yang mudah dimengerti
28
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Didit Budi. 2012. Kalkulus Integral Dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Putranti, Sri. 1999. Integral 1000 Soal Dan Penyelesaiannya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
29