Anda di halaman 1dari 11

RESUME STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR(SOP) 12 SISTEM

Rabu, 7 Oktober 2020

Pembimbing Mata Kuliah : Ns. Wilda Fauzia, M. Kep

Disusun Oleh:

Bethani Putri J 1908124

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2020/2021
DAFTAR ISI
SISTEM ENDOKRIN...........................................................................................................................2
SISTEM PENGINDRAAN...................................................................................................................5
SISTEM MUSKOLOKELETAL..........................................................................................................8

SISTEM ENDOKRIN

1. Pemeriksaan Kelenjar Tiroid

Pemeriksaan Kelenjar Tirod

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Ketua STIKES Karya Husada Semarang

2|RESUME SOP 12 SISTEM


STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom
PENGERTIAN a. Pemeriksaan kelenjar thyroid adalah pemeriksaan yg dilakukan
dengan cara inspeksi (pengamatan) dan palpasi (perabaan) pada kiri-
kanan trachea pasien untuk mengetahui apakah ada pembesaran
kelenjar thyroid atau tidak
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mengetahui apakah
pasien mengalami pembesaran kelenjar thyroid atau tidak

KEBIJAKAN 1. pada penderita dengan keluhan pembesaran leher


2. subyek dengan keluhan hipertiroidisme maupun hipotiroidisme
3. pada ibu hamil dan anak sekolah di daerah rawan defisiensi
yodium

PETUGAS Perawat Bethany


PERALATAN 1. Penuntun belajar untuk melakukan pemeriksaan (palpasi) kelenjar
tiroid
2. Cahaya yang cukup
Tahap Orientasi
PROSEDUR 1. Memberi salam
PELAKSANAAN 2. Menanyakan adanya keluhan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepasien atau keluarga
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
5. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kelenjar
thyroid pada pasien

Tahap Kerja
6. Mencuci tangan.
7. Petugas meminta pasien berdiri/duduk tepat didepan petugas
menghadap sumber cahaya
8. Petugas duduk/berdiri setinggi rata-rata pasien, dan
membelakangi sumber cahaya
9. Petugas melakukan pengamatan di daerah kiri-kanan trachea
pada lokasi kelenjar thyroidpasien dengan jarak > 1 meter
10. Petugas mengamati dengan teliti kiri-kanan trachea pasien,
apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid atau tidak.
11. Petugasmendekatdan meminta pasien mendongak penuh dan

3|RESUME SOP 12 SISTEM


menelan ludah (amati ada pembesaran yang bergerak ke
kiri/kanan Trachea atau tidak)
12. Petugas melakukan palpasi dari depan dengan menggunakan dua
ibujari di kiri-kanan trachea dari bawah keatas. Tandai jika ada
pembesaran teraba (cocokan dengan besar ibujari kiri pasien
13. Petugas pindah di belakang pasien untuk melakukan palpasi dari
belakang
14. Petugas meletakkan dua jari telunjuk dan dua jari tengahnya pada
masing-masing lobus di kiri-kanan trachea daribawahkeatas
15. Petugas menandaijikaadapembesaranteraba.
16. Petugas mencocokan pembesaran kelenjar thyroid dengan ibujari
kiri tangan pasien.
a. Bila salah satu atau kedua lobus kelenjar lebih kecil dari ibu
jari kiri tangan pasien berarti hasilnya normal
b. Bila salahsatu atau kedua lobus kelenjar lebih besar dari ibu
jari kiri tangan pasien berarti hasilnya pasien mengalami
pembesaran kelenjar thyroid

Tahap Terminasi
17. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
18. Merapikan kembali pasien
19. Cuci tangan
Tahap Evaluasi
20. Menjelaskan hasil dari pemeriksaan kepada pasein
Tahap Dokumentasi
21. Mencatat respon klien setelah pemebrian injeksi insulin.
22. Mencatat hasil dari pemeriksaan secara rinci (bagian, besarnya
kelenjar)
23. Mencatat tanggal dan waktu tindakan
INTERPRETASI Hasil pemberian insulin
PROSEDUR Klasifikasi kelenjar thyroid:

 Grade 0: Tidak teraba juga tidak tampak


 Grade1: Pada posisi leher normal kelenjar thyroid tidak tampak
membesar, tapi palpasi teraba lebih besar daripada ujung ibu jari
kiri pasien
 Grade 2: Pada posisi leher normal ketika pasien menelan,

4|RESUME SOP 12 SISTEM


kelenjar thyroid nampak nyata
Patient safety
Sebelum dilakukan tindakan menanyakan kesediaan pasien.
Menjaga privasi pasien
Mengkaji ulang keluhan pasien terkait kesehatannya
Komunikasi
Selama tindakan melakukan komunikasi dua arah yang tujuannya
membangun kepercayaan dan hubungan yang baik sengan pasien
Dokumentasi
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan sebagai acuan tindakan dan
terapi selanjutnya
DOKUMEN
TERKAIT

SISTEM PENGINDRAAN
2. Irigasi Mata

Irigasi Mata
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/3
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL Ketua STIKES Karya Husada Semarang
PROSEDUR
Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom
PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencuci kantung
konjungtiva mata dengan cara mengalirkan cairan biasanya aquadest secara
terus menerus dengan memakai semprotan atau pipet.
TUJUAN Untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari dalam mata.
KEBIJAKAN 1. Cedera kimiawi pada mata

5|RESUME SOP 12 SISTEM


2. Benda asing dalam mata
3. Inflamasi mata
4. Trauma pada mata 
5. kemasukkan benda asing

6. infeksi akut pada mata


7. cedera dekontaminasi kimia
8. pembersihan debris (misal : debu) dari mata

PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Kom steril 
2. cairan yang diharapkan atas theraphy dari dokter (NaCL 0.9% atau
aquadest)
3. irigator : Pipet steril / spuit steril tanpa jarum yang mana jarum diganti
dengan IV chateter tanpa jarum.
4. lakmus (penguji pH) untuk yang terpajan asam basa
5. tromol berisi kassa
6. bengkok
7. handuk
8. Kapas sublimat
Fase Orientasi
PROSEDUR 1. Ucapkan salam
PELAKSANAAN 2. Persiapan klien
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Jaga privacy klien

Fase Kerja
1. Cuci tangan
2. atur posisi pasien miring 
3. menggunakan sarung tangan
4. letakkan bengkok dibawah mata 
5. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang telah
dibasahi cairan irigan, dengan arah dari kanus dalam ke kanus luar
6. isi pipet / spuit dengan cairan irigasi yang steril
7. Dengan perlahan, retraksi kelopak mata dengan telunjuk dan ibu jari
tangan non mayoritas (umumnya kiri)
8. alirkan cairan irigasi dengan tekanan rendah dari arah dalam keluar

6|RESUME SOP 12 SISTEM


dengan jarak 2cm dari atas mata
9. Arahkan cairan irigan ke semua arah pada jikalau mata anterior, dari
kanus dalam ke kanus luar. Lanjutkan tindakan hingga air yang keluar
dari mata tampak bersih.
10. Tangan dominan mengalirkan cairan irigasi dengan tekanan rendah ke
kantung konjungtiva bawah dari kantus dalam ke arah kantus luar
dengan jarak 2cm.
11. Menganjurkan untuk melihat keatas dan menutup mata
12. Melakukan irigasi secara bersih.
13. Mengeringkan kelopak mata dan daerah wajah dengan kapas bulat.
14. Melepas kapas penutup telinga.
15. Menutup mata dengan kassa steril.
16. Melepas sarung tangan.
17. rapikan pasien dan lingkungan nya
18. bersihkan alat dan kembalikan pada daerah semula
19. cuci tangan

Tahap terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
(buram/jelas/sakit)
Dokumentasi
Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien
INTERPRETASI Hasil irigasi mata
PROSEDUR Benda asing yang mengganggu mata menjadi hilang dan pandangan mata
semakin jelas
Patient safety
Selalu membaca ulang rekam medis pasien sebelum melaksanakan tindakan
dan mengulang data pasien tepat sebelum melaksanakan.
Komunikasi
Menjalin komunikasi dengan pasien selama tindakan
Dokumentasi
Mendokumentasikan hasil tes sebagai acuan penatalaksanaan selanjutnya
DOKUMEN Robbins & Kumar, 2015, Buku Ajar Patologi II edisi 4, EGC, Jakarta
TERKAIT

7|RESUME SOP 12 SISTEM


SISTEM MUSKOLOKELETAL
3. Perawatan Gips

Perawatan Gips
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan terhadap luka dengan pemasangan gips

8|RESUME SOP 12 SISTEM


untuk mencegah terjadinya risiko infeksi dan meningkatkan kenyamanan
fisik dan psikologis bagi klien tanpa menimbulkan trauma baru.
TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk merawat gips tanpa menimbulkan trauma
baru.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami masalah yang mengharuskan
menggunakan gips

PETUGAS Perawat Bethany


PERALATAN 1. Bak instrumen steril berisi: balutan kasa, kom untuk larutan
antiseptik atau larutan pembersih.
2. Larutan garam faal (NaCl 0,9%) atau air
3. Sarung tangan bersih
4. Sarung tangan sekali pakai
5. Plaster
6. Tempat sampah.

Fase Orientasi
PROSEDUR
a. Ucapkan salam
PELAKSANAAN
b. Persiapan klien
c. Jelaskan prosedur pada pasien
d. Jaga privacy klien
e. Jaga/atur pakaian yang menyebabkan hambatan
pergerakan

f. Anjurkan klien berbaring dalam posisi yang nyaman

Fase Kerja

1. Cuci tangan
2. Susun semua peralatan yang diperlukan dan dekatkan pada
pasien
3. Tutup ruangan atau tirai tempat tidur
4. Ambil kantung sekali pakai dan buat lipatan diatasnya
5. Letakkan kantung dalam jangkauan area kerja anda
6. Bantu klien pada posisi yang nyaman. Instruksikan klien
untuk tidak menyentuh area gips atau peralatan steril
7. Gunakan sarung tangan bersih.
8. Buka balutan gips, kemudian buang kasa balutan tersebut
pada tempat yang telah disediakan sebelumnya.

9|RESUME SOP 12 SISTEM


9. Inspeksi keadaan luka, perhatikan kondisinya.
10. Perhatikan bau yang timbul pada luka dan gips, daerah yang
terdapat noda, daerah hangat, dan daerah yang tertekan.
11. Gunakan sarung tangan steril.
12. Bersihkan kotoran pada permukaan dengan kasa yang basah.
13. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah yang
telah disediakan
14. Keringkan area yang telah dibersihkan dengan kasa yang
kering.
15. Buang kasa yang telah digunakan pada tempat sampah yang
telah disediakan.
16. Jika terdapat noda, dapat dihilangkan dengan selapis semir
sepatu putih.
17. Pasang kembali gips dan balut kembali dengan menggunakan
kasa balutan yang baru.
18. Segara laporkan bila pasien merasakan nyeri yang menetap,
perubahan sensasi, berkurangnya kemampuan menggerakkan
jari tangan dan kaki yang terbuka, perubahan warna, dan
temperatur kulit.
19. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah
disediakan
20. Buang semua bahan yang telah dipakai dan bantu klien pada
posisi yang nyaman
21. Cuci tangan
22. Catat pada catatan perawat mengenai hasil observasi pada
gips. Dokumentasikan perawatan gips yang telah dilakukan,
termasuk pernyataan respon klien.

Fase Terminasi
1. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
2. Membereskan alat
3. Melepaskan handscoon dan mencuci tangan
4. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan.
5. Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada
klien.
6. Menginspeksi tempat perawatan dan mengamati apakah

10 | R E S U M E S O P 1 2 S I S T E M
terjadi pembengkakan atau muncul tanda infeksi.

Fase Dokumentasi

1. Mencatat respon klien setelah tindakan perawatan GIPS.


2. Mencatat kondisi tempat perawatan GIPS.
3. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan perawatan GIPS.

INTERPRETASI Hasil perawatan Gips ;


PROSEDUR anggota gerak pasien menjad lebih lemas, dan pasien semakin terlatih
bergerak
Patient safety ;
Sebelum melaksanakan tindakan, menjaga privasi dan keamanan serta
kenyamanan pasien
Komunikasi ;
Selalu menjalin komunikasi teraupetik selama tindakan
Dokumentasi ;
Selalu mendokumentasikan setiap kemajuan yang ditunjukkan pasien
DOKUMEN Tim Keperawatan Dasar PSIK UNHAS. 2008. Penuntun Praktikum
TERKAIT Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia II. Makassar: Progaram Studi
Keperawatan Fakultas Kedokteran UNHAS.

11 | R E S U M E S O P 1 2 S I S T E M

Anda mungkin juga menyukai