Anda di halaman 1dari 68

MODUL PEMBELAJARAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


KLIEN ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH :
SUSANA NURTANTI, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN : 0606128201

AKPER GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI


2018/2019

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 1


Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL 1
LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
VISI MISI 5
KATA PENGANTAR 6
A. PENDAHULUAN 7
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN 8
C. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN 8
D. KEGIATAN BELAJAR 1
1. Uraian dan Contoh Konsep Teori Isolasi Sosial 9
a. Pengertian 9
b. Rentang Respon Sosial 10
c. Karakteristik Pelaku 11
d. Proses terjadinya masalah 12
2. Rangkuman 21
3. Latihan Soal 22
4. Umpan Balik 22
E. KEGIATAN BELAJAR 2 23
1. Uraian dan Contoh 23
a. Asuhan Keperawatan 23
b. Diagnosa Keperawatan 23
c. Tindakan Keperawatan 23
d. Tabel Rencana Tindakan Keperawatan 26
e. SP Komunikasi untuk Pasien 29
f. SP Komunikasi untuk Keluarga 38
2. Latihan Kasus Role Play
a. Kasus dan petunjuk kegiatan Role Play 46
b. Format penilaian Roleplay 47
3. Umpan Balik 62

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 3


F. KUNCI JAWABAN 63
DAFTAR PUSTAKA

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 4


VISI DAN MISI

Visi program studi

Menjadi Program Studi penghasil tenaga perawat vokasi yang profesional


di era global dan unggul dalam bidang keahlian keperawatan dasar di tahun
2020

Misi program studi

1. Menyelenggarakan pendidikan D3 Keperawatan dengan menggunakan


kurikulum berbasis kompetensi,
2. Melaksanakan penelitian di bidang keperawatan dengan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan,
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang
kesehatan yang terus menerus sebagai upaya meningkatkan status
kesehatan masyarakat yang optimal
4. Mengembangkan sumber daya, sarana dan prasarana yang mendukung
tercapainya suasana akademik yang kondusif

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 5


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan kasih
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul
keperawatan jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa pada klien dengan
isolasi sosial. Modul ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa untuk
proses belajar mengajar praktikum Diploma III keperawatan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya modul ini karena bantuan


dan dukungan dari beberapa pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu proses
penyusunan modul ini sampai dengan selesai. Penulis menyadari bahwa
penyusunan modul ini masih jauh dari sempurna, sehingga mengharapkan
saran, masukkan dan kritik yang membangun dalam usaha perbaikan
selanjutnya.

Wonogiri, 2016

Penulis

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 6


A. PENDAHULUAN

Modul ini merupakan mata rantai materi perkuliahan ilmu


keperawatan jiwa. Dalam modul ini akan dijelaskan tentang asuhan
keperawatan jiwa pada klien dengan isolasi sosial. Seluruh proses
asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial mulai dari konsep
teori, pengkajian, pohon masalah, diagnosa keperawatan, intervensi
dan strategi komunikasi dengan pasien.
Isolasi sosial merupakan suatu kondisi kesendirian yang dialami
oleh individu dan diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu
keadaan yang negatif atau mengancam (Towsend, 2008). Isolasi sosial
adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan atau
mengharapkan untuk melibatkan orang lain, akan tetapi tidak dapat
membuat hubungan tersebut (Carpenito, 2004). Sedangkan menurut
Kim (2006) isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami individu
dan dirasakan sebagai beban oleh orang lain dan sebagai keadaan yang
negatif atau mengancam.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah isolasi sosial adalah
perawat menguasai konsep asuhan keperawatan pasien dengan isolasi
sosial. Oleh sebab itu di dalam modul ini telah diuraikan banyak hal
tentang konsep asuhan keperawatan lengkap dengan strategi
pelaksanaan berkomunikasi secara terapeutik pada pasien dengan
isolasi sosial.
Modul tentang asuhan keperawatan pada klien isolasi sosial
akan mengantarkan pembaca pada pengertian tentang isolasi sosial.
Pengertian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan
pemahaman yang memadai tentang pentingnya memahami asuhan
keperawatan pada klien dengan isolasi sosial.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 7


B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian isolasi sosial

2. Mahasiswa mampu menjelaskan rentang respon sosial pada klien


dengan isolasi sosial

3. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik perilaku pada klien


dengan isolasi sosial

4. Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya masalah pada


klien dengan isolasi sosial

5. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan klien dengan


isolasi sosial mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi

C. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN


Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 8


D. KEGIATAN BELAJAR 1 :
1. URAIAN DAN CONTOH KONSEP TEORI ISOLASI
SOSIAL

MATERI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI

a. PENGERTIAN
Isolasi sosial merupakan suatu kondisi individu Isolasi sosial
merupakan suatu kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang
negatif atau mengancam (Towsend, 2008). Isolasi sosial adalah suatu
keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan atau
mengharapkan untuk melibatkan orang lain, akan tetapi tidak dapat
membuat hubungan tersebut (Carpenito, 2004). Sedangkan menurut
Kim (2006) isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami individu
dan dirasakan sebagai beban oleh orang lain dan sebagai keadaan yang
negatif atau mengancam.

b. RENTANG RESPON SOSIAL


Rentang Respon Sosial
respon adaptif Respon
maladaptif

Solitut Kesepian Manipulasi

Otonomi Menarik diri Impulsif

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 9


Kebersamaan Ketergantungan Narkisme

Saling ketergantungan

Gambar. 1.1 Rentang respon sosial, (Stuart and Sundeen, 1998)

Keterangan dari rentang respon sosial :


1) Solitut (Menyendiri) : Solitut atau menyendiri merupakan respon
yang dibutuhkan seseorang untuk merenung apa yang telah
dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara untuk menentukan
langkahnya.
2) Otonomi : Kemampuan individu untuk menentukan langkahnya.
Pikiran, perasaan dalam hubungan sosial
3) Kebersamaan (Mutualisme) : Perilaku saling ketergantungan dalam
membina hubungan interpersonal
4) Saling ketergantungan (Interdependent) : Suatu kondisi dalam
hubungan interpersonal dimana hubungan tersebut mampu untuk
saling memberi dan menerima
5) Kesepian : Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak
adanya perhatian dengan orang lain atau lingkungannya
6) Menarik diri : kondisi dimana seseorang tidak dapat
mempertahankan hubungan dengan orang lain atau lingkungannya
7) Ketergantungan (Dependent) : suatu keadaan individu yang tidak
menyendiri, tergantung pada orang lain
8) Manipulasi : Individu berinteraksi pada diri sendiri atau pada tujuan
bukan berorientasi pada orang lain/tidak dapat dekat dengan orang
lain
9) Impulsive : keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan
sesuatu. Mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat
diandalkan

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 10


10) Narkisme : Secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian. Individu akan marah jika orang lain tidak
mendukungnya. (Townsend M.C 2010).

c. KARAKTERISTIK PERILAKU
Karakteristik perilaku isolasi yang dapat ditemukan antara lain :
Karakteristik Mayor
1) Mengekspresikan perasaan kesepian, dan penolakan.
2) Keinginan untuk kontak lebih banyak dengan orang lain tetapi tidak
mampu
3) Melaporkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial
4) Menggambarkan kurang hubungan yang berarti (Carpenito-Moyet,
2007)
Karakteristik Minor
1) Merasakan waktu berjalan lambat
2) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mengambil keputusan
3) Perasaan tidak berguna
4) Perasaan penolakan
5) Kurang aktifitas secara verbal maupun fisik
6) Tampak depresif, cemas atau marah
7) Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
8) Sedih, afek dangkal
9) Tidak komunikatif
10) Menarik diri
11) Kontak mata buruk
12) Larut dalam pikiran dan ingatan sendiri

d. PROSES TERJADINYA MASALAH


Karena isolasi sosial adalah status subjektif, semua pengaruh yang
membuat perasaaan seseorang menjadi kesepian harus divalidasi karena

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 11


penyebabnya bervariasi dan individu menunjukan kesepiannya dalam cara
yang berbeda-beda (Carpenito-Moyet, 2007). Keadaan isolasi sosial dapat
diakibatkan dari berbagai situasi, dan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kehilangan hubungan yang telah terbentuk atau
kegagalan untuk mempertahankan hubungan ini (Carpenito-Moyet, 2007).
Penyebab dari isolasi sosial adalah harga diri rendah yaitu perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap
diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial,
merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai
diri, (Carpenito, 2000).
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, Diturunkan melalui
kromosom orang tua (kromosom keberapa masih dalam
penelitian). Diduga kromosom no.6 dengan kontribusi genetik
tambahan nomor 4, 8, 15 dan 22. Pada anak yang kedua orang
tuanya tidak menderita, kemungkinan terkena penyakit adalah
satu persen. Sementara pada anak yang salah satu orangtuanya
menderita kemungkinan terkena adalah 15%. Dan jika kedua
orangtuanya penderita maka resiko terkena adalah 35 persen.
2) Kembar identik beresiko mengalami gangguan sebesar 50%,
sedangkan kembar fraternal beresiko mengalami gangguan
15%.
3) Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan
konsumsi oksigen pada saat dilahirkan, prematur, preeklamsi,
malnutrisi, stres, ibu perokok, alkohol, pemakaian obat-
obatan, infeksi, hipertensi dan agen teratogenik. Anak yang
dilahirkan dalam kondisi seperti ini pada saat dewasa (25

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 12


tahun) mengalami pembesaran ventrikel otak dan atrofi kortek
otak.
4) Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa.
5) Keadaan kesehatan secara umum: obesitas, kecacatan fisik,
kanker, inkontinensia sehingga menjadi malu, penyakit
menular AIDS.
6) Sensitivitas biologi: riwayat gangguan obat, riwayat terkena
infeksi dan trauma kepala serta radiasi dan riwayat
pengobatannya. Ketidakseimbangan dopamin dengan
serotonin neurotransmitter.
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada
transmitter 3 kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos
karena menggangu fisiologi otak
b. Psikologis
1) Adanya riwayat rusaknya struktur di lobus frontal yang
menyebabkan suplay oksigen dan glukosa terganggu dimana
lobus tersebut berpengaruh kepada proses kognitif sehingga
anak mempunyai intelegensi dibawah rata rata dan
menyebabkan kurangnya kemampuan menerima informasi
dari luar.
2) Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak
mampu berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal),
gagap, riwayat kerusakan yang mempunyai fungsi bicara.
Misalnya trauma kepala dan berdampak kerusakan pada area
broca dan area wernich.
3) Moral: Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat
mempengaruhi moral individu, misalnya keluarga broken
home, ada konflik keluarga ataupun di masyarakat

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 13


4) Kepribadian: orang yang mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan yang tinggi dan menutup diri.
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
a) Orang tua otoriter, selalu membandingkan yang
mengambil jarak dengan anaknya, penilaian negatif yang
terus menerus.
b) Anak yang diasuh oleh orang tua yang suka cemas, terlalu
melindungi, dingin dan tidak berperasaan.
c) Penolakan atau tindak kekerasan dalam rentang hidup
klien.
d) Konflik orang tua, disfungsi sistem keluarga
e) Kematian orang terdekat, adanya perceraian
f) Takut penolakan sekunder akibat obesitas, penyakit
terminal, sangat miskin dan pengangguran.
g) Riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan
penyalahgunaan obat, perilaku yang tidak matang, pikiran
delusi, penyalahgunaan alkohol.
6) Konsep diri : ideal diri yang tidak realistis, harga diri rendah,
idetitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif.
7) Motivasi : adaya riwayat kegagalan dan kurangnya
penghargaan
8) Pertahanan psikologis, ambang toleransi terhadap stres yang
rendah, riwayat gangguan perkembangan sebelumnya.
9) Self control : tidak mampu melawan terhadap dorongan
untuk menyendiri.
c. Sosial budaya
1) Usia : Ada riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai.
2) Gender : riwayat ketidakjelasan identitas dan kegagalan
peran gender

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 14


3) Pendidikan : pendidikan yang rendah dan riwayat putus
sekolah atau gagal sekolah.
4) Pendapatan : penghasilan rendah
5) Pekerjaan : stressfull dan beresiko tinggi
6) Status sosial : Tuna wisma, kehidupan terisolasi (kehilangan
kontak sosial, misalnya pada lansia)
7) Latar belakang budaya : tuntutan sosial budaya tertentu
adanya stigma masyarakat, budaya yang berbeda (bahasa
tidak dikenal)
8) Agama dan keyakinan : riwayat tidak bisa menjalankan
aktivitas keagamaan secara rutin.
9) Keikutsertaan dalam politik : Riwayat kegagalan berpolitik.
10) Pengalaman sosial : perubahan dalam kehidupan, misalnya
bencana, kerusuhan. Kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan
dan ketidakutuhan keluarga.
11) Peran Sosial : Isolasi sosial, perilaku kekerasan, harga diri
rendah, halusinasi, defisist perawatan diri, dan waham :
khususnya usia lanjut, stigma negatif dari masyarakat,
praduga negatif dan stereotipi, perilaku sosial tidak diterima
oleh masyarakat.
2. Faktor Presipitasi
a. Nature
1) Biologi
a) Dalam enam bulan terakhir mengalami penyakit infeksi
otak (echepalitis) atau trauma kepala yang mengakibatkan
lesi daerah frontal, temporal dan limbic sehingga terjadi
ketidakseimbangan dopamin dan serotonin
neurotransmitter.
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi
ditandai dengan penurunan BB, rambut rontok, anoreksia,

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 15


bulimia nervosa yang berdampak pada pemenuhan
glukosa di otak yang dapat mempengaruhi fisiologi otak
terutama bagian fungsi kognitif.
c) Sensivitas biologi : putus obat atau mengalami obesitas,
kecatatan fisik, kanker dan pengobatannya dapat
menyebabkan perubahan penampilan fisik.
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang
dapat mempengaruhi metabolisme di otak sehingga
mempengaruhi fisiologis otak.
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan
struktur di lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan
glukosa terganggu sehingga mempengaruhi kemampuan
dalam memahami informasi.
b) Ketrampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap,
mengalami kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara.
c) Dalam enam bulan terakhir tinggal dilingkungan yang
dapat mempengaruhi moral : lingkungan keluarga yang
broken home, konflik atau tinggal dalam lingkungan
dengan perilaku sosial yang tidak diharapkan.
d) Konsep diri : Harga diri, perubahan penampilan fisik.
e) Self kontrol : tidak mampu melawan dorongan untuk
menyendiri.
f) Kepribadian : mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan yang tinggi, menutup diri.
3) Sosial budaya
a) Usia : Dalam enam bulan terakhir alami ketidaksesuaian
tugas perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan
dalam penyelesaian tugas perkembangan.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 16


b) Gender : enam bulan terakhir alami ketidakjelasan
identitas dan kegagalan peran gender (model peran
negatif)
c) Pendidikan : dalam enam bulan terakhir mengalami putus
sekolah dan gagal sekolah.
d) Pekerjaan : pekerjaan stressfull dan beresiko atau tidak
bekerja (PHK)
e) Pendapatan : penghasilan rendah atau dalam enam bulan
terakhir tidak mempunyai pendapatan atau terjadi
perubahan status kesejateraan.
f) Status sosial : Tuna wisma dan kehidupan isolasi, tidak
mempunyai sistem pendukung.
g) Agama dan keyakinan : tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin. Terdapat nilai – nilai sosial di
masyarakat yang tidak diharapkan.
h) Kegagalan dalam berpolitik : kegagalan dalam berpolitik.
i) Kejadian sosial saat ini : perubahan dalam kehidupan :
perang bencana, kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan,
kesulitan mendapatkan pekerjaan, sumber-sumber
personal yang tidak adekuat akibat perang, bencana.
j) Peran sosial : dalam enam bulan terakhir isolasi sosial,
perilaku kekerasan, harga diri rendah, halusinasi, defisist
perawatan diri, dan waham, diskriminasi dan praduga
negatif, ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain.
b. Origin
Internal : Kegagalan persepsi individu terhadap sesuatu yang
diyakini dalam hubungan sosial.
Eksternal : kurangnya dukungan sosial dan dukungan masyarakat
pada klien untuk melakukan hubungan sosial.
c. Time

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 17


1) Waktu terjadinya stressor pada waktu yang tidak tepat.
2) Stressor terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap.
3) Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dengan
stressor yang lain saling berdekatan.
d. Number
1) Number stress lebih sari satu (banyak)
2) Stress dirasakan sebagai masalah yang berat
3. Penilaian terhadap Stressor
a. Kognitif
1) Mengatakan tidak berguna, mengatakan ada penolakan
dengan lingkungan.
2) Ketidakmampuan konsentrasi dan pengambilan keputusan.
3) Kehilangan rasa tertarik untuk melakukan sesuatu dan
mengatakan waktu berjalan lambat.
4) Mengatakan keinginan kontak lebih banyak dengan orang lain
tetapi tidak mampu.
5) Melaporkan ketidakamanan dalam situasi sosial.
6) Melaporkan tidak adanya hubungan yang berarti (tidak
mempunyai teman akrab).
7) Mengatakan nilai yang diterima oleh masyarakat tetapi tidak
mampu menerima nilai dari kultur dominan.
8) Ketidakmampuan membuat tujuan hidup.
9) Mengatakan ketidakmampuan untuk memenuhi pengharapan
orang lain.
b. Afektif
1) Merasa sedih dan efek dangkal/datar
2) Merasa tertekan, cemas atau marah
3) Merasa kesepian yang dibebankan pada orang lain dan
perasaan ditolak oleh lingkungan.
4) Merasa tidak aman ditengah tengah orang lain.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 18


5) Merasa tidak memperdulikan orang lain.
c. Fisiologis
1) Ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin dan serotonin.
2) Peningkatan efineprin dan non efineprin.
3) Peningkatan denyut nadi, TD, pernafasan jika terjadi
kecemasan
4) Gangguan tidur.
d. Perilaku
1) Kontak mata buruk atau tidak ada kontak mata
2) Negativsm, kurang aktifitas baik fisik atau verbal.
3) Banyak melamun, larut dengan pikiran dan ingatan sendiri.
4) Penampilan tidak sesuai dan perilaku aneh dan tidak dapat
diterima oleh masyarakat.
5) Dipenuhi dengan pikiran-pikiran sendiri, repetif (perilaku
yang ulang-ulang)
6) Melakukan pekerjaan tidak tuntas adanya ketidaksesuaian
minat imatur dan aktifitas untuk usia dan tahap
perkermbangan.

e. Sosial
1) Menarik diri
2) Sulit berinteraksi dan tidak berkomunikasi
3) Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain di dekatnya.
4) Mencari kesempatan untuk sendiri atau berada dalam suasana
subkultur
5) Penunjukan bermusuhan dalam suara dan perilaku.
6) Ketidakmampuan dalam berpartisipasi dalam sosial.
7) Acuh terhadap lingkungan
8) Curiga terhadap orang lain

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 19


9) Tidak tertarik terhadap segala aktifitas yang sifatnya
menghibur

4. Sumber Koping
a. Personal ability
1) Tidak komunikatif dan cenderung menarik diri
2) Kesehatan umum klien, terdapat catatan
3) Ketidakmampuan mengambil keputusan dan memecahkan
masalah
4) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak kuat
5) Pengetahuan tentang masalah isolasi rendah
6) Integritas ego yang tidak adekuat
b. Sosial suport
1) Tidak adanya orang terdekat yang mendukung keluarga,
teman, kelompok.
2) Hubungan antar individu, keluarga dan masyarakat tidak
adekuat
3) Komitmen dengan jaringan sosial tidak adekuat
c. Material asset
1) Adanaya perubahan status kesejahteraan
2) Ketidakmampuan mengelola kekayaan
3) Tidak punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan
4) Tidak memiliki kekayaan dalam bentuk barang berharga.
d. Positif belief
1) Distres spiritual
2) Tidak memiliki motivasi untuk sembuh
3) Penilaian negatif tentang pelayanan kesehatan
4) Tidak menganggap apa yang dialami merupakan sebuah
masalah.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 20


5. Mekanisme Koping.
a. Konstruktif
b. Destruktif : Regresi, proyeksi, Denial, Withdrawal, introyeksi,
represi, disosiasi.

2. RANGKUMAN

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh


individu dan diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu
keadaan yang negatif atau mengancam (Towsend, 2008).
Karakteristik Mayor antara lain adalah mengekspresikan perasaan
kesepian, dan penolakan, keinginan untuk kontak lebih banyak dengan
orang lain tetapi tidak mampu, melaporkan ketidaknyamanan dalam
situasi sosial, menggambarkan kurang hubungan yang berarti
(Carpenito-Moyet, 2007).
Karakteristik Minor antara lain adalah merasakan waktu berjalan
lambat, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mengambil
keputusan, perasaan tidak berguna, perasaan penolakan, kurang
aktifitas secara verbal maupun fisik, tampak depresif, cemas atau
marah, kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya,
sedih, efek dangkal, tidak komunikatif, menarik diri, kontak mata
buruk, larut dalam pikiran dan ingatan sendiri.
Proses terjadinya masalah isolasi sosial di pengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain adalah faktor predisposisi dan faktor
presipitasi yang terdiri dari faktor biologis, faktor psikologis, dan
faktor sosial budaya. Penilaian seseorang terhadap stressor juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kognitif, afektif,
fisiologis, perilaku,dan sosial. Beberapa sumber koping antara lain
adalah personal ability, sosial support, material asset, positif belief.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 21


Selanjutnya untuk mekanisme koping nya adalah konstruktif dan
destruktif.

3. LATIHAN SOAL

Jawablah pertanyaan essay di bawah ini dengan tepat!


a. jelaskan pengertian isolasi sosial!
b. Sebutkan dan jelaskan rentang respon sosial pada isolasi sosial!
c. Sebutkan dan jelaskan karakteristik perilaku pada isolasi sosial!
d. Sebutkan sumber – sumber koping pada isolasi sosial!
e. Sebutkan mekanisme koping pada isolasi sosial!

4. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban yang ada di bagian
akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar 1
dengan rumus sebagai berikut :
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar setiap nomor adalah 20
x 5 = 100 x 100 %).
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali       =          90 – 100%
Baik                 =          80 – 89%
Cukup             =          70 – 79%
Kurang            =          0 – 69%
 
Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan
ke Kegiatan Belajar 2. Bagus. Namun bila tingkat penguasaan masih di
bawah 80 % harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 terutama pada
bagian yang belum dikuasai.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 22


E. KEGIATAN BELAJAR 2 : URAIAN DAN CONTOH ASUHAN
KEPERAWATAN

a. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ISOLASI


SOSIAL
Asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial adalah tindakan
keperawatan terapeutik mulai dari pengkajian, analisa data, penentuan
masalah keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan
evaluasi yang dilaksanakan pada klien dengan isolasi sosial.

b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial

c. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan untuk klien.
a. Tujuan :
1) Pasien mampu mengenal penyebab isolasi, keuntungan
memiliki teman, kerugian tidak memiliki teman.
2) Pasien mampu berkenalan dengan perawat atau pasien lain.
3) Pasien mampu bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan
harian.
4) Pasien mampu berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja
dan sebagainya.

b. Tindakan keperawatan :
1) Mengkaji dan mendiskusikan isolasi sosial : penyebab isolasi
sosial, siapa yang serumah, siapa yang dekat dengan klien,
siapa yang tidak dekat dengan klien, keuntungan punya teman
dan bercakap-cakap, kerugian tidak punya teman dan tidak
bercakap-cakap dan melatih berkenalan.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 23


2) Melatih pasien berkenalan dengan 2 orang saat melakukan
kegiatan harian.
3) Melatih pasien berkenalan dengan 4 orang dalam melakukan
kegiatan harian berkelompok.
4) Melatih cara bicara sosial seperti belanja ke warung.

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga.


1. Tujuan
a. Keluarga mampu menjelaskan isolasi sosial: pengertian, tanda
dan gejala dan proses terjadinya masalah.
b. Keluarga mampu mengenal masalah dalam merawat pasien
isolasi social dan melatih keluarga dalam membimbing pasien
berkenalan dan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
harian.
c. Keluarga mampu merawat dengan melatih bicara sosial.
d. Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan dan melakukan follow up ke fasilitas
pelayanan kesehatan secara teratur.

2. Tindakan
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
isolasi (gunakan booklet), memberi kesempatan keluarga untuk
memutuskan perawatan pasien, menjelaskan merawat isolasi
social dan melatih dua cara merawat : berkenalan dan
melakukan kegiatan harian.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 24


b. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien
berbicara (makan, sholat bersama) dan latih cara membimbing
pasien berbicara dan memberi pujian.
c. Jelaskan cara melatih pasien bercakap-cakap dalam melakukan
kegiatan sosial berbelanja, dan melatih keluarga mendampingi
pasien berbelanja.
d. Jelaskan tanda-tanda kambuh, follow up ke PKM / RSJ, dan
rujukan.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 25


d.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama Klien : DX Medis :


No CM : Ruangan :

No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi SP Pasien Intervensi SP Keluarga
Isolasi Sosial TUM : Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain
SP 1
TUK : 1. Setelah . . . X interaksi 1. Identifikasi penyebab 1. Diskusikan masalah
1. Klien dapat klien dapat berinteraksi isolasi social yang dirasakan dalam
membina dengan orang lain dengan 2. Diskusikan keuntungan
merawat pasien
hubungan saling menunjukan tanda-tanda : berinteraksi dengan
percaya a. Wajah cerah, orang lain menjelaskan
2. Klien mampu tersenyum 3. Diskusikan kerugian pengertian, tanda dan
menyebutkan b. Pasien mau berkenalan bila tidak berinteraksi
gejala, proses
penyebab dengan perawat/tamu dengan orang lain
menarik diri c. Pasien mau berkenalan 4. Latih pasien berkenalan terjadinya isolasi
3. Klien mampu dengan pasien lain dengan perawat atau (gunakan booklet),
menyebutkan d. Pasien mampu tamu memberi kesempatan
keuntungan berbicara dengan baik 5. Latih pasien berkenalan
berhubungan dan lancar dengan pasien lain keluarga untuk
sosial dan e. Pasien dapat meminta 6. Masukan pada jadwal memutuskan
kerugian dengan baik dan sopan kegiatan untuk latihan perawatan pasien,
menarik diri f. Pasien dapat menjawab berkenalan
menjelaskan merawat
4. Klien dapat pertanyaan dengan baik
melaksanakan dan benar SP 2 isolasi social dan
hubungan sosial 1. Evaluasi kegiatan melatih dua cara

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 26


secara bertahap berkenalan (berapa merawat : berkenalan
5. Klien mampu orang beri pujian) dan melakukan
menjelaskan 2. Latih cara berbicara saat
kegiatan harian.
perasaanya melakukan kegiatan
setelah harian (latih 2 kegiatan) 2. Jelaskan kegiatan
berhubungan 3. Masukan pada jadwal rumah tangga yang
sosial kegiatan untuk latihan
dapat melibatkan
6. Klien mendapat berkenalan 2 – 3 orang
dukungan pasien, perawat dan pasien berbicara
keluarga dalam tamu, berbicara saat (makan, sholat
memperluas melakukan kegiatan
bersama) dan latih cara
hubungan sosial harian
7. Klien dapat membimbing pasien
memanfaatkan SP 3 berbicara dan memberi
obat dengan baik 1. Evaluasi kegiatan pujian.
latihan berkenalan
(berapa orang) dan 3. Jelaskan cara melatih
bicara saat melakukan pasien bercakap-cakap
kegiatan harian. Beri dalam melakukan
pujian
kegiatan sosial
2. Latih cra berbicara saat
melakukan kegiatan berbelanja, dan
harian 9 2 kegiatan melatih keluarga
baru
mendampingi pasien
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latih berbelanja.
berkenalan 4 – 5 orang, 4. Jelaskan tanda-tanda
berbicara saat
kambuh, follow up ke
melakukan 4 kegiatan
harian PKM / RSJ, dan
rujukan.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 27


SP 4
1. Evaluasi kegiatan
latihan berkenalan,
bicara saat melakukan
4 kegiatan harian. Beri
pujian
2. Latih cara bicara social:
meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan lebih dari 5
orang, orang baru,
berbicara saat
melakukan kegiatan
harian di sosialisasi

SP 5
1. Evaluasi kegiatan
latihan berkenalan ,
berbicara saat
melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi.
Beri pujian
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang
telah mandiri
4. Nilai apakah sosialisasi
isolasi social teratasi.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 28


e. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI UNTUK PASIEN

SP 1 pasien :
Pengkajian : penyebab isolasi social siapa yang serumah. Siapa yang dekat
dengan klien, siapa yang tidak dekat dengan klien, keuntungan punya teman
dan bercakap-cakap, kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap,
latih cara berkenalan.

Orientasi :
Salam terapeutik
“Selamat pagi Ibu, Saya Rina perawat dari RSJM, Nama Ibu siapa? Senang
dipanggil apa? Tujuan saya kemari adalah ingin membantu menyelesaikan
masalah yang bu Susi hadapi.
Evaluasi validasi
“Bagaimana perasaan Ibu Susi hari ini?”
Kontrak (topik, tempat dan waktu)
“Baiklah, sekarang kita akan diskusi tentang bagaimana hubungan Ibu Susi
dengan orang disekitar sini. Berapa lama kita akan diskusi? Mau dimana?”

Kerja
”Dengan siapa Ibu Susi tinggal dirumah? Siapa yang paling dekat?” Apa yang
menyebabkan Ibu Susi dekat dengan orang tersebut? “Siapa anggota keluarga
dan teman yang bpk/ibu merasa tidak dekat?”. “Apa yang membuat Ibu tidak
dekat dengan orang lain?”.
“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan
orang lain?”
“Apakah yang menghambat Ibu dalam bertaman atau bercakap-cakap dengan
orang lain?”

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 29


“Menurut Ibu apa saja keuntungannya kalau mempunyai teman? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya Bu? Ya, apa
lagi? (Sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya
tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah Ibu belajar bergaul dengan orang
lain?
Nah, untuk memulainya sekarang ibu Susi latihan berkenalan dengan saya
dulu.. “Begini lho Bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita ucapkan salam
selamat pagi sambil berjabat tangan, sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita sukai, alamat kita, hobi kita. Contoh: Nama Saya Bu Rina,
senang dipanggil Rina, rumah Pracimantoro, hobi memasak.” “Selanjutnya
Ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?, rumahnya di mana? Hobinya
apa?” Ayo Bu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Ibu. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali.” “Setelah berkenalan
dengan orang tersebut Ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan Ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya. Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan
bercakap-cakap dengan pasien lain? (didampingi pasien saat bercakap-cakap)

Terminasi
Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berkenalan ini?”
Evaluasi obyektif
“Coba Ibu peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!”
“Baik bu, dalam satu hari mau berapa kali ibu berlatih bercakap-cakap dengan
orang lain baik itu perawat atau pasien lain? Dua kali? Baiklah jam berapa Ibu
akan latihan?

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 30


Rencana Tidak Lanjut
Ini ada jadwal kegiatan, kita isi jam 11.00 dan 15.00 kegiatan Ibu adalah
bercakap-cakap dengan pasien atau perawat. Jika Ibu melakukanya sendiri
tanpa diingatkan Ibu tulis M (Mandiri), jika masih harus diingatkan tulis B
(Bantuan), dan jika ibu tidak melakukan ditulis T (Tergantung). Kita mulai
dari besok ya Bu…tanggal 2 Oktober 2013.

Kontrak yang akan datang


“Besok kita bertemu lagi. Kita akan berbincang-bincang tetang pengalaman
Ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap
dengan topik tertentu.
Waktunya seperti sekarang ini. Tempatnya di sini saja.
Selamat pagi Bu . . . .

Latihan 2 untuk pasien:


Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (Pasien dengan 2 orang
lain), latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian.

Orientasi
Salam terapeutik
“Selamat pagi Ibu Susi . .”, masih ingat dengan saya? Coba saya suster siapa?
Sampai hari ini masih senang dipanggil Ibu Susi?
Kontrak waktu dan tempat?
“sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita aka berbincang-bincang.
Berapa lama kita bercakap-cakap? Dimana tempatnya Bu?
Evaluasi
“Apakah sudah mulai mau berkenalan dengan orang lain? Dengan siapa saja?
Bagaimana perasaan setelah mulai berkenalan?”

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 31


Kontrak topik
“baiklah hari ini kita akan latihan bagaimana berkenalan dan bercakap-cakap
dengan 2 orang lain”
Tujuan
Tujuan hari ini adalah melakukan latihan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan 2 orang serta latihan bercakap saat melakukan 2 kegiatan harian.

Kerja
“Baiklah hari ini saya datang dengan 2 teman saya perawat. Ibu bisa memulai
berkenalan . . .”
“Apakah ibu masih ingat bagiman caranya? . .”(beri pujian jika pasien masih
ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan)
“Nah…silahkan ibu mulai…”(fasilitasi perkenalan antar pasien dan kader)…
“Wah…bagus sekali, selain nama, alamat, hoby, apakah ada yang ingin ibu
ketahui tentang ibu Wati dan Ani?...”(bantu pasien mengembangkan topik
pembicaraan)
“Wah bagus sekali”
“Nah Bu, apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Tidak ada?”
“Bagaimana kalau kita menemani anak Kiki dikamar? Sambil membereskan
tempat tidur ibu bisa bercakap-cakap dengan Kiki…mari Bu…”(dampingi
pasien merapikan tempat tidur)…
“Apa yang ingin ibu bincangkan dengan Kiki…Oh tentang cara mencuci
seprai…silahka bu…”(Jika pasien diam,dapat dibantu perawat)
“Coba ibu tanya apa yang menyebabkan Kiki selalu merapikan tempat tidur?...
apakah untuk menjaga kerapihan…silahkan bu, apa lagi yang ingin ibu
bincangkan silahkan”

“Oke, sekarang bereska tempat tidur sudah selesai, bagaimana kalau sekarang
ibu bersama kiki sapu lantai… sambil bercakap-cakap yah bu”(perawat

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 32


mendampingi, jika percakapan tidak berjalan, perawat bisa memotivasi
keluarga untuk aktif bertanya pada pasien)

Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berkenalan dengan perawat dan bercakap-
cakap dengan kiki saat bereskan tempat tidur dan menyapu bersama?”

Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?”
Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana jika ditambahkan lagi di jadwal kegiatan ibu, kegiatan berkenalan
atau bercakap-cakap setiap memasak dan mencuci piring bersama anak ibu?”
Kontrak yang aka datang
“Mau jam berapa ibu latih? Bagaimana jika hari rabu, jam 15.00 saya akan
datang lagi untuk mendampingi ibu berkenalan dengan 4 orang lain dan
latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian lain, selamat pagi bu”

Latihan 3 untuk pasien :


Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (Pasien dengan 4-5 orang),
latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian baru

Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu Rina?”
Kontrak waktu dan tempat
Sesuai janji kita kemarin berapa lama kita diskusi? Tempatnya dimana bu?
Evaluasi
Bagaiaman perasaanya hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian?

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 33


Validasi
Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan orang lain? Apa
kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana degan jadwal
berkenalan dan bercakap-cakapnya, apakah sudah dilakukan? Bagus.
Kontra topik
Hari ini saya mendampingi ibu berkenalan atau bercakap cakap dengan
tetangga ibu, serta bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan
kegiatan harian.
Tujuan
Untuk hari ini kita akan berlatih dengan 4-5 orang dan latihan bercakap-cakap
saat melakukan 2 kegiatan harian yang baru.

Kerja
“Baiklah bu, bagaimana kita ke halaman depan, disana ada kegiatan senam
pagi dan ada lebih dari lima orang yang ada disana”.
“Apakah ibu sudah siap bergabung dengan banyak orang? Nah bu,
sesampainya disana, ibu langsung bersalaman dan memperkenalkan diri
seperti yang sudah kita pelajari, ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa
orang-orang disana senang dengan kedatangan ibu… baik bu…kita berangkat
sekarang…”.(selanjutnya perawat mendampingi pasien di kegiatan senam,
sampai dengan kembali keruangan).
“Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman lain yang ada
diruangan”
“Kegiatan apa yang ingin dilakukan? Oh mau mencuci dan menyiram
tanaman…baik dengan siapa ibu ingin didampingi? Teman ibu kiki? Baiklah
… kegiatan mencuci dan menyiram tanaman yah bu (perawat mengajak kiki
untuk menemani pasien merapihkan mencuci piring dan menyiram tanaman
kemudian memotivasi pasien dan kiki bercakap-cakap)

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 34


Terminasi
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dan bercakap-cakap dengan ibu-
ibu kader? Kalau setelah merapihkan kamar bagaiamana? Apa pengalaman
yang menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah manfaatnya kita
bergabung dengan orang banyak?
Evaluasi objektif
“Coba sebutkan 4 orang yag sudah diajak berkenalan?”
“Coba sebutkan topik apa yang dibicarakan saat kegiatan mencuci piring dan
menyiram tanaman”
Rencana tindak lanjut
“Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal.
Jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat mencuci piring dan menyiram tanaman
kita cantumkan di jadwal ibu ya… setiap jam berapa ibu akan berlatih?”
Kontrak yang akan datang
Baiklah kapan kita bertemu lagi? Di mana? Untuk mendampingi ibu dalam
melakukan bincang-bincang saat jajan.

Latihan Sp 4 Mengevaluasi kemampuan beerinteraksi. Melatih cara berbicara


saat melakukan kegiatan sosial

Orientasi
Salam Terapeutik
Selamat pagi bu Susi…
Kontrak waktu dan tempat
Sesuai janji kita kemarin berapa lama kita diskusi? Tempatnya dimana bu?
Evaluasi
Bagaiamana perasaanya hari ini? Masih ada perasaan kesepian, rasa enggan
bicara dengan orang lain?

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 35


Validasi
Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah dilakukan? Dilakukan sambil
bercakap-cakap kan bu? Sudah berapa orang baru yag ibu kenal? Dengan
tetangga bagaimana? Apakah sudah bercakap-cakap juga. Bagaimana
perasaanya setelah melakukan semua kegiatan? Wah… ibu memang luar
biasa.
Kontrak topik
Baiklah bu, sesuai dengan janji saya minggu lalu, hari ini saya akan
mendampingi ibu dalam berbelanja atau latihan saat melakukan kegiatan
sosial…berapa lama bu? Tempatnya di warung Bu Siti di depan jalan ya Bu?

Kerja
Baiklah apakah ibu sudah mempunyai daftar belanjaan? (sebaiknya sudah
dipersiapkan oleh pasien dan temannya). Baik uangnya sudah dibawa bu?
Mari bu kita berangkat
(komunikasi saat ditempat jajanan diruang perawatan berbeda)
Nah bu, caranya pertama-tama ibu ucapkan salam untuk ibu Siti, setelah itu
ibu bertanya pada ibu siti apakah barang-barang yang ibu perlukan tersedia di
warung bu Siti, jika ada pertanyaan dar ibu siti dijawab ya. . . setelah selesai,
minta bu Siti menghitung total harga pembelajaan ibu, ibu bayar dengan
ucapkan terima kasih pada bu Siti… nah, sekarang silahkan ibu mulai…
(perawat mendampingi pasien)

Terminasi
Evaluasi subjektif
“Bagaiaman perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat berbelanja?
Apa pengalaman yang menyenangkan?
Evaluasi objektif
“Coba sebutkan 4 orang yang sudah diajak berkenalan”
“Coba sebutkan topik apa yang dibicaraka saat jajan”

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 36


Rencana Tidak Lanjut
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan
melakukan kegiatan bercakap-cakap saat belanja? Belanja setiap kali ada
kebutuhan yang harus ibu beli.
Kontrak yang akan datang
Baik bu, kita bertemu lagi besok jam 10.00 ditempat ini lagi ya, kita akan latih
kemampuan bicara sosial lainnya.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 37


d. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI UNTUK
KELUARGA

Sp Keluarga
Orientasi
“Assalamualaikum bapak/ibu?”
“Perkenalakan saya perawat T………saya bertugas merawat anak
bapak/ibu. Nama bapak/ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?”
“Bagaiaman perasaan bapak/ibu hari ini?”
Evaluasi
“Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kondisi yang dialami oleh
bapak/ibu?
Validasi
“Bagaiamana bapak/ibu merawat anak bapak/ibu selama dirumah
sebelum dibawa ke rumah sakit?”
Kontrak waktu dan tempat
“Baiklah bapak/ibu, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang
kondisi anak bapak/ibu dan cara perawatannya”
“Bagaiaman kalau kita diskusi disini saja? Berapa lama bapak/ibu punya
waktu? Setengah jam?”
Topik
“Baiklah bapak/ibu, pada pertemua hari ini kita akan mendiskusikan
tentang kondisi yang dialami oleh anak bapak/ibu dan cara
merawatnya?”
Tujuan
Tujuannya adalah supaya bapak/ibu memahami masalah yang dialami
oleh anak bapak/ibu dan mengetahui cara merawatnya.
Fase kerja
Baiklah bapak/ibu… apa masalah yang bapak/ibu alami dalam merawat
anak bapak/ibu? Apa yang sudah dilakukan selama ini?

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 38


“Masalah yang dialami oleh anak bapak/ibu disebut isolasi sosial,.
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain”
“Adapun tanda dan gejala dari isolasi sosial adalah tidak mau bergaul
dengan orang lain, mengurung diri, wajah sering menunduk dan
tidak mau menatap lawan bicara”
“Proses terjadinya isolasi sosial biasanya karena pernah ada pengalaman
yang mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain,
misalnya tidak dihargai atau berpisah dengan orang terdekat”
“Adapun cara merawat anak bapak/ibu adalah membina hubungan saling
percaya yaitu dengan menunjukan sikap sayang dan peduli.
Selanjutnya jangan biarkan anak bapak/ibu sendiri. Buatlah
rencana harian/jadwal bercakap-cakap dengan orang lain, libatkan
sholat bersama, makan bersama, melakukan kegiatan secara
bersama-sama”
Nah bagaiaman apabila kita latihan untuk melakukan cara yang tadi
telah kita bicarakan
“begini bapak/ibu contohnya………….”
“Nah sekarang coba bapak/ibu memperagakan cara berkomunikasi yang
telah saya contohkan. Bagus sekali bapak/ibu. Bapak/ibu telah
mempergakan dengan baik”
Terminasi
“Baiklah ibu waktunya sudah setengah jam. Bagaimana perasaan
bapak/ibu setelah kita latihan?”
“Coba bapak/ibu ulangi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial, tanda
dan gejala dari isolasi sosial, proses terjadinya dan bagaimana
merawatnya?”
“bagus sekali, bapak/ibu sudah dapat menyebutkan kembali cara
merawat perawatan anak bapak/ibu”

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 39


Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu kembali untuk berbincang-
bincang tentang kegiatan yang dapat dilakukan dengan melibatkan
anak bapak/ibu?

SP untuk keluarga : melatih cara merawat dengan melatih


berkomunikasi saat kegiatan sosial

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala isolasi, validasi


kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan harian dan rumah tangga. Menjelaskan cara melatih
bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan sosial berbelanja, dan melatih
keluarga mendampingi pasien berbelanja. Anjurkan keluarga membantu
pasien melakukan kegiatan sosial sesuai jadwal dan berikan pujian

Orientasi
Selamat pagi mbak Tina? Bagaimana perasaan mbak Tina pagi ini?
Keadaan ibu bagaimana mba? Bagaimana dengan latihan mendampingi ibu
mba Tina kenalan dan bercakap-cakap sambil memasak dan mencuci
piringnya? Apakah sudah dipraktekan? Baiklah mba, sesuai dengan janji kita
minggu lalu, hari ini saya akan mengajarkan mbak Tina bagaimana caranya
mengatasi isolasi sosial yang dialami ibu mbak Tina melalui komunikasi saat
melakukan kegiatan berbelanja. Berapa lama kita berlatih? Tempatnya di
mana mbak?

Kerja
Nah mba Tina, ibu mbak Tina kan sudah mulai nyaman berkenalan
dengan orang baru, bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian atau
kegiatan rumah tangga. Nah sekarang saatnya ibu mbak Tina memperluas
kemampuan bersosialisasinya dengan lingkungan sekitar, misalnya
bersosialisasi saat menabung di Bank, belanja di pasar, atau pergi kek kantor

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 40


Pos. untuk hari ini kita akan melatih ibu mbak Tina berbelanja ke warung. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya sebaiknya ibu mba Tina
sudah punya daftar barang yag dibutuhkan beserta berapa banyak barang
tersebut dibutuhkan. Saat berbelanja ibu Tina harus memiliki kemampuan
meminta sesuatu, dan menjawab pertanyaan pemilik warung. Nah bagaimana
mbak Tina? Bisa kita latih ibu mba Tina sekarang…(perawat dan keluarga
menemui pasien dan bersama-sama berlatih berbelanja ke warung)

Terminasi
Bagaimana perasaan mba Tina setelah melatih ibu mbak Tina
berbelanja? Bisa mbak Tina sebutkan kembali apa saja yang harus
diperhatikan dalam melatih ibu mba Tina berkomunikasi dalam kegiatan
sosial? Baik mbak Tina, setelah ini bu Tina harus damping ibu mba Tina
dalam melaksanakan kegiata berbelanja, dan tetap bantu ibu mba Tina
berkenalan dengan orang baru atau bercakap-cakap dengan orang yang sudah
dikenal. Minggu depan saya akan datang lagi, saya akan memberikan
penjelasa perawatan terhadap bu Tina setelah perawat tidak lagi mengunjungi
ibu mba Tina ke rumah. Selamat pagi mba Tina.

SP untuk keluarga : Melatih Keluarga Memanfaatkan Fasilitas


Kesehatan untuk follow up Pasien Isolasi sosial

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala Isolasi sosial


dan validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien. Berikan
pujian atas upaya yang telah dilakukan keluarga, jelaskan follow up ke Pusat
Kesehatan Masyarakat, tanda kambuh, rujukan dan anjurkan keluarga
membantu pasien melakukan kegiatan sesuai jadwal dan memberikan pujian.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 41


Orientasi
Salam Terapeutik
Orientasi
“Selamat pagi mba Tina…..”
Kontrak waktu da tempat?
“sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berbincang-bincang.
Berapa lama kita bercakap-cakap? Dimana tempatnya bu? Baiklah 45 menit
yah, tempatnya mau di mana?”

Evaluasi
Bagaimana perasaannya hari ini?
Validasi
Mba, masih ingat yang kita bicarakan tentang-tentang pertemuan yang lalu?
Benar sekali bagaimana membantu ibu mba Tina berkenalan, bercakap-cakap
saat melakukan aktivitas harian dan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sosial. Apa yang sudah ibu lakukan? Bagus sekali

Kontrak topik
Bu…Masih ingat apa yang akan dibicarakan pada hari ini bu? Iya benar…
tindak lanjut ke Puskesmas, tanda kekambuhan. Berapa lama kita bicara bu?

Kerja
Mbak Tina, saat ini ibu mba Tina sudah mampu berkenalan dengan orang lain,
bercakap-cakap dengan keluarga saat melakukan kegiatan harian, dan
melakukan kegiatan sosial. Untuk selanjutnya harap mbak Tina bisa
mendampingi ibu mbak Tina berobat ke Poliklinik RSJ sebulan sekali. Nah,
mbak Tina juga perlu memahami tanda kekambuhan pada ibu mbak Tina
seperti Susi tidak mau berinteraksi, enggan melakukan kegiatan harian, dan
kegiatan sosial, atau kalau intensitas berkomunikasi mulai menurun. Jika ini
terjadi maka ibu harus segera membawa ibu mbak Tina ke RSJ walaupun

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 42


belum jadwal kontrol. Jika kondisi ibu mbak Tina lebih menurun seperti sikap
mematung, kontak mata tidak ada sama sekali, dan tidak bisa diatasi di tingkat
Puskesmas, maka ibu Tina akan kami rujuk ke Rumah Sakit Jiwa.

Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mba Tina setelah kita diskusi?”
Evaluasi Obyektif
Bisa mba Tina sebutkan lagi apa tanda-tanda kekambuhan? Apa yang harus
mbak Tina lakukan jika ibu mbak Tina mengalami kekambuhan

Rencana Tindak Lanjut


Nah mbak Tina juga jangan lupa ibu terus memotivasi dan mendampingi ibu
mbak Tina untuk bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian dan kegiatan
sosial, dan ingat untuk tetap berobat ke Poliklinik dan segera bawa ibu mbak
Tina ke Poliklinik bila ada tanda-tanda kekambuhan. Selamat pagi mbak Tina.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 43


EVALUASI TANDA DAN GEJALA, KEMAMPUAN KLIEN PADA
KELUARGA DENGAN DIAGNOSA ISOLASI SOSIAL

Nama Pasien :
Nama Perawat : Ruang :
NO ASPEK PENILAIAN TANGGAL EVALUASI
I TANDA DAN GEJALA
1 Tidak ada kontak mata
2 Berdiam diri di kamar
Tidak melakukan keegiatan sehari-
3
hari
4 Murung, afek tampul
Tidak berhubungan dengan orang
5
lain
6 Menyendiri
7 Sedih
Tidak berinteraksi dengan orang lain
8
dan tidak berkomunikasi
9 Tidak mempunyai tema karab
II KEMAMPUAN PASIEN
Mampu mengenali isolasi sosial,
perilaku kekerasan, harga diri
1 rendah, halusinasi, defisist perawatan
diri, dan waham, pengertian, tanda
dan gejala
Mampu menyebutkan keuntungan
2
punya tema dan bercakap-cakap
Mampu menyebutkan kerugia tidak
3
punya teman dan bercakap-cakap
Mampu berkenalan dengan pasien
4
dan perawat atau tamu
Mampu berlatih cara berbicara saat
5
melakukan kegiatan harian
Mampu berlatih cara melakukan
kegiatan sosial seperti berbelanja,
6
meminta sesuatu, menjawab
pertanyaan
III KEMAMPUAN KELUARGA
Mampu mengenalmasalah yang
dirasakan keluarga dalam
1
merawatpasien dengan cara yang
dilakukan untuk mengatasi masalah
2 Mampu mengenal masalah isolasi

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 44


sosial, perilaku kekerasan, harga diri
rendah, halusinasi, defisist perawatan
diri, dan waham; pengertian, tanda
gejala dan akibat
Mampu menyebutkan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial, perilaku
3 kekerasan, harga diri rendah,
halusinasi, defisist perawatan diri,
dan waham
Mampu membimbing pasien cara
4
berkenalan
Mampu melatih dan membimbing
5
pasien berbicara dan memberi pujian
Mampu melatih pasie melakukan
6 kegiatan soosial seperti berbelanja,
meminta sesuatu, dll
Memodifikasi lingkungan yang
sesuai bagi pasien dengan isolasi
7 sosial, perilaku kekerasan, harga diri
rendah, halusinasi, defisist perawatan
diri, dan waham
Mampu melakukan follow up pasien
dengan isolasi sosial, perilaku
8 kekerasan, harga diri rendah,
halusinasi, defisist perawatan diri,
dan waham
Mengenal tanda gejala yang
memerlukan rujukan serta
9
melakukan rujukan

,20……

Evaluator

( )

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 45


2. LATIHAN KASUS ROLEPLAY

a. Kasus :

Seorang perempuan, nama Nn. S, usia 35 tahun, dirawat di RS Jiwa Surakarta


sejak 1 minggu yang lalu. Menurut keterangan dari keluarga, klien dirawat di
RS. Jiwa karena sering menyendiri di kamar, tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain sejak 3 bulan yang lalu. Keluarga mengatakan hal tersebut terjadi
karena klien di PHK dari kantornya sejak 6 bulan. Selain itu klien pernah
gagal menikah 1 tahun yang lalu. Hasil pengkajian perawat menunjukkan
klien tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, tidak mau makan dan
minum, kadang kadang bicara dan tertawa sendiri, tatapan mata klien kosong,
selalu menunduk dan menyendiri.

b. Petunjuk pelaksanaan kegiatan roleplay :

1) Buatlah kelompok kecil terdiri dari dua mahasiswa.

2) Masing – masing mahasiswa akan berperan sebagai perawat dan


sebagai pasien dengan isolasi sosial secara bergantian.

3) Lakukan sikap komunikasi terapeutik yaitu duduk berhadapan, jarak


kurang lebih satu lengan, pertahankan sikap terbuka dan kontak mata
yang baik.

4) Siapkan modul asuhan keperawatan dengan isolasi sosial sebagai


panduan komunikasi role play.

5) Bacalah kasus dengan cermat dan teliti

6) Siapkan format penilaian untuk kegiatan role play

7) Lakukan kegiatan roleplay asuhan keperawatan pada klien dengan


isolasi sosial.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 46


c. Format penilaian Roleplay

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ISOLASI SOSIAL SP 1

STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
Membina hubungan saling percaya, mengenal penyebab
PENGERTIAN isolasi social, keuntungan memiliki teman, kerugian tidak
memiliki teman, dan melatih cara berkenalan
Pasien mampu membina hubungan sosial dengan orang
TUJUAN
lain secara bertahap
KEBIJAKAN Pasien mengalami isolasi social : menarik diri
PETUGAS Perawat
Jadwal kegiatan harian
Kursi untuk pasien dan perawat
PERALATAN
Meja
Alat tulis
PROSEDUR 1. Tahap PraInteraksi
PELAKSANAAN a. Mengecek catatan keperawatan pasien
b. Menguasai komunikasi terapeutik dan strategi
pelaksanaan
c. Menyiapkan alat
2.Tahap Orientasi
a. memberi salam terapeutik dan berkenalan
Memberikan salam
Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
Memanggil nama panggilan yang disukai klien Memanggil
nama panggilan yang disukai klien
Menyampaikan tujuan interaksi
b. Melakukan evaluasi dan validasi data
Menanyakan perasaan klien hari ini
memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien
c. melakukan kontrak
Waktu
Tempat
Topik
3.Tahap Kerja
a. Mengkaji dan mendiskusikan isolasi social :
Penyebab isolasi social
Siapa yang serumah dengan klien
Siapa yang tidak dekat dengan klien

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 47


Keuntungan punya teman dan bercakap – cakap
Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap – cakap
b. Melatih cara berkenalan dengan orang lain
c. Meminta klien mempraktekkan cara berkenalan
d. Memberikan reinforcement positif
4.Tahap terminasi
a. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :
Evaluasi subyektif
Evaluasi obyektif
b. Melakukan Rencana tindak lanjut
c. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya :
Waktu
Tempat
Topic
5.Sikap Terapeutik
a. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
b. membungkuk ke arah kliendengan sikap terbuka dan
rileks
c. mempertahankan jarak terapeutik
6.Teknik Komunikasi
a. Menggunakan kata - kata yang mudah dimengerti
b. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY ISOLASI SOSIAL SP 1

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 48


NAMA MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL PENILAIAN :
KOMPETENSI DASAR : Memberi penilaian pada role play mahasiswa
N
O ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI
Y
A FASE ORIENTASI A TIDAK

1.memberi salam terapeutik dan berkenalan  


a. Memberikan salam 2    

b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien 2    


c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien 2    

d. Menyampaikan tujuan interaksi 2    


2. Melakukan evaluasi dan validasi data    

a. Menanyakan perasaan klien hari ini 2    


b. memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien 4    

3. melakukan kontrak    
a. Waktu 2    

b. Tempat 2    
c. Topik 2    
B FASE KERJA    
1. Mengkaji dan mendiskusikan isolasi social :

a. Penyebab isolasi social 2


b. Siapa yang serumah dengan klien 2

c. Siapa yang tidak dekat dengan klien 2


d. Keuntungan punya teman dan bercakap – cakap 2    
e. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap –
cakap 2

2. Melatih cara berkenalan dengan orang lain 10


3. Meminta klien mempraktekkan cara berkenalan 10

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 49


4. memberikan reinforcement positif 10    
C FASE TERMINASI    

1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan    


a. Evaluasi Subyektif 3    

b. Evaluasi Obyektif 3    
2. Melakukan rencana tindak lanjut 5    

3. melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya :    


a. waktu 2    

b. Tempat 2    
c. Topik 2    

D SIKAP TERAPEUTIK    
1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata 3    
2. membungkuk ke arah kliendengan sikap terbuka
dan rileks 2    

3.mempertahankan jarak terapeutik 4    


E TEHNIK KOMUNIKASI    

  1. Menggunakan kata - kata yang mudah dimengerti 2    


  2. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat 5    

  JUMLAH 100    

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 50


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ISOLASI SOSIAL SP 2

STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pasien berkenalan dengan orang lain seorang perawat
Pasien mampu membina hubungan social dengan orang
TUJUAN
lain secara bertahap yaitu seorang perawat
KEBIJAKAN Pasien mengalami isolasi social : menarik diri

PETUGAS Perawat

PERALATAN Jadwal kegiatan harian

PROSEDUR 5. Tahap PraInteraksi


PELAKSANAAN Mengecek catatan keperawatan pasien
Menguasai komunikasi terapeutik dan strategi
pelaksanaan (SP 2)
Menyiapkan alat
6. Tahap Orientasi

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 51


memberi salam terapeutik dan berkenalan
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama
klien
c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien
Memanggil nama panggilan yang disukai klien
d. Menyampaikan tujuan interaksi
Melakukan evaluasi dan validasi data
a. Menanyakan perasaan klien hari ini
b. memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien
melakukan kontrak
a. Waktu
b. Tempat
c. Topik
7. Tahap Kerja
a. Melatih cara berkenalan dengan orang lain yaitu
seorang perawat
b. Meminta klien mempraktekkan cara berkenalan
c. Memberikan reinforcement positif
8. Tahap terminasi
Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :
a. Evaluasi subyektif
b. Evaluasi obyektif
Melakukan Rencana tindak lanjut
Melakukan kontrak pertemuan berikutnya :
a. Waktu
b. Tempat
c. Topic
9. Sikap Terapeutik
a. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
b. membungkuk ke arah kliendengan sikap terbuka
dan rileks
c. .mempertahankan jarak terapeutik
10. Teknik Komunikasi
a. Menggunakan kata - kata yang mudah
dimengerti
b. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 52


FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY ISOLASI SOSIAL SP 2
NAMA MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL PENILAIAN :
KOMPETENSI DASAR : Memberi penilaian pada role play mahasiswa
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI

A FASE ORIENTASI YA TIDAK


1.memberi salam terapeutik dan berkenalan  

a. Memberikan salam 2    
b. Mengingatkan nama perawat dan klien 2    
c. Memanggil nama panggilan yang disukai
klien 2    

d. Menyampaikan tujuan interaksi 2    


2. Melakukan evaluasi dan validasi data    

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 53


a. Menanyakan perasaan klien hari ini 2    
b. memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien 4    

3. melakukan kontrak    
a. Waktu 2    

b. Tempat 2    
c. Topik 2    

B FASE KERJA    
a. Melatih cara berkenalan dengan orang lain
yaitu seorang perawat 10
b. Meminta klien mempraktekkan cara
berkenalan 20
c. memberikan reinforcement positif 10    

C FASE TERMINASI    
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan    

a. Evaluasi Subyektif 3    
b. Evaluasi Obyektif 3    

2. Melakukan rencana tindak lanjut 5    


3. melakukan kontrak untuk pertemuan
berikutnya :    
a. waktu 2    

b. Tempat 2    
c. Topik 2    

D SIKAP TERAPEUTIK    
1. Berhadapan dan mempertahankan kontak
mata 3    
2. membungkuk ke arah kliendengan sikap
terbuka dan rileks 2    
3.mempertahankan jarak terapeutik 4    

E TEHNIK KOMUNIKASI    
1. Menggunakan kata - kata yang mudah
dimengerti 2    

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 54


2. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat 5    
  JUMLAH 100    

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ISOLASI SOSIAL SP 3

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 55


STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pasien berkenalan dengan 4 – 5 orang
Pasien mampu membina hubungan social dengan orang
TUJUAN
lain secara bertahap dengan 4 – 5 orang
KEBIJAKAN Pasien mengalami isolasi social : menarik diri
PETUGAS Perawat
PERALATAN Jadwal kegiatan harian
11. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek catatan keperawatan pasien
b. Menguasai komunikasi terapeutik dan strategi
pelaksanaan (SP 3)
c. Menyiapkan alat
12. Tahap Orientasi
memberi salam terapeutik dan berkenalan
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama
klien
c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien
Memanggil nama panggilan yang disukai klien
d. Menyampaikan tujuan interaksi
Melakukan evaluasi dan validasi data
PROSEDUR a. Menanyakan perasaan klien hari ini
PELAKSANAA b. memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien
N melakukan kontrak
a. Waktu
b. Tempat
c. Topik
3.Tahap Kerja
a. Melatih cara berkenalan dengan orang lain yaitu
4-5 orang
b. Meminta klien mempraktekkan cara berkenalan
c. Memberikan reinforcement positif
4.Tahap terminasi
Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :
a. Evaluasi subyektif
b. Evaluasi obyektif
Melakukan Rencana tindak lanjut
Melakukan kontrak pertemuan berikutnya :

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 56


a. Waktu
b. Tempat
c. Topic
5.Sikap Terapeutik
a. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
b. membungkuk ke arah kliendengan sikap terbuka
dan rileks
c. .mempertahankan jarak terapeutik
6.Teknik Komunikasi
a. Menggunakan kata - kata yang mudah
dimengerti
b. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY ISOLASI SOSIAL SP 3

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 57


NAMA MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL PENILAIAN :
KOMPETENSI DASAR : Memberi penilaian pada role play mahasiswa
N
O ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI
TIDA
A FASE ORIENTASI YA K

  1.memberi salam terapeutik dan berkenalan  


  a. Memberikan salam 2    

  b. Mengingatkan nama perawat dan klien 2    


c. Memanggil nama panggilan yang disukai
  klien 2    
  d. Menyampaikan tujuan interaksi 2    

  2. Melakukan evaluasi dan validasi data    


  a. Menanyakan perasaan klien hari ini 2    

  b. memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien 4    


  3. melakukan kontrak    

  a. Waktu 2    
  b. Tempat 2    

  c. Topik 2    
B FASE KERJA    
a. 1.Melatih cara berkenalan dengan orang lain
yaitu 4-5 orang 10
b. 2.Meminta klien mempraktekkan cara
berkenalan dalam kelompok 20

  c. 3.Memberikan reinforcement positif 10    


C FASE TERMINASI    

  1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan    


  a. Evaluasi Subyektif 3    

  b. Evaluasi Obyektif 3    

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 58


  2. Melakukan rencana tindak lanjut 5    
3. melakukan kontrak untuk pertemuan
  berikutnya :    
  a. waktu 2    

  b. Tempat 2    
  c. Topik 2    

D SIKAP TERAPEUTIK    
1. Berhadapan dan mempertahankan kontak
  mata 3    
2. membungkuk ke arah kliendengan sikap
  terbuka dan rileks 2    
  3.mempertahankan jarak terapeutik 4    

E TEHNIK KOMUNIKASI    
1. Menggunakan kata - kata yang mudah
  dimengerti 2    
  2. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat 5    

  JUMLAH 100    

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 59


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ISOLASI SOSIAL SP 4

STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
Pasien melakukan kegiatan social bersama orang lain
PENGERTIAN
yaitu berbelanja
Pasien mampu membina hubungan social dengan orang
TUJUAN
lain yaitu kegiatan social berbelanja
KEBIJAKAN Pasien mengalami isolasi social : menarik diri
PETUGAS Perawat
1. Jadwal kegiatan harian
2. Daftar belanjaan
PERALATAN 3. Uang
4. Barang belanjaan peralatan mandi : sabun mandi,
sikat gigi, pasta gigi, shampo
PROSEDUR 1. Tahap PraInteraksi
PELAKSANAA a. Mengecek catatan keperawatan pasien
N b. Menguasai komunikasi terapeutik dan strategi
pelaksanaan (SP 4)
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
memberi salam terapeutik dan berkenalan
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 60


c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien
Memanggil nama panggilan yang disukai klien
Menyampaikan tujuan interaksi
a. Melakukan evaluasi dan validasi data
b. Menanyakan perasaan klien hari ini
c. memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien
melakukan kontrak
a. Waktu
b. Tempat
c. Topik
3. Tahap Kerja
a. Melatih pasien untuk melakukan kegiatan social
misalnya : berbelanja
b. Meminta klien mempraktekkan kegiatan social
yang dilatih yaitu berbelanja
c. Memberikan reinforcement positif

4. Tahap terminasi
Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan :
a. Evaluasi subyektif
b. Evaluasi obyektif
Melakukan Rencana tindak lanjut
Melakukan kontrak pertemuan berikutnya :
a. Waktu
b. Tempat
c. Topic
5. Sikap Terapeutik
a. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
b. membungkuk ke arah kliendengan sikap terbuka
dan rileks
c. .mempertahankan jarak terapeutik
6. Teknik Komunikasi
a. Menggunakan kata - kata yang mudah dimengerti
b. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 61


FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY ISOLASI SOSIAL SP 4
NAMA MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL PENILAIAN :
KOMPETENSI DASAR : Memberi penilaian pada role play mahasiswa

NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI


TIDA
A FASE ORIENTASI YA K
  1.memberi salam terapeutik dan berkenalan  

  a. Memberikan salam 2    
  b. Mengingatkan nama perawat dan klien 2    

  c. Memanggil nama panggilan yang disukai klien 2    


  d. Menyampaikan tujuan interaksi 2    

  2. Melakukan evaluasi dan validasi data    


  a. Menanyakan perasaan klien hari ini 2    

  b. memvalidasi dan mengevaluasi masalah klien 4    


  3. melakukan kontrak    

  a. Waktu 2    

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 62


  b. Tempat 2    
  c. Topik 2    

B FASE KERJA    
1. Melatih pasien untuk melakukan kegiatan social
misalnya : berbelanja 10
2. Meminta klien mempraktekkan kegiatan social
yang dilatih yaitu berbelanja 20
  3. Memberikan reinforcement positif 10    

C FASE TERMINASI    
  1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan    

  a. Evaluasi Subyektif 3    
  b. Evaluasi Obyektif 3    

  2. Melakukan rencana tindak lanjut 5    


  3. melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya :    

  a. waktu 2    
  b. Tempat 2    

  c. Topik 2    
D SIKAP TERAPEUTIK    
  1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata 3    
2. membungkuk ke arah kliendengan sikap terbuka
  dan rileks 2    
  3.mempertahankan jarak terapeutik 4    

E TEHNIK KOMUNIKASI    
  1. Menggunakan kata - kata yang mudah dimengerti 2    

  2. menggunakan tehnik komunikasi yang tepat 5    


  JUMLAH 100    

3. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 63


Lakukan penilaian pada format roleplay yang telah tersedia. Ukurlah
tingkat penguasaan materi kegiatan belajar 2 dengan rumus sebagai
berikut:
Tingkat penguasaan = total nilai adalah 100 x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali       =          90 – 100%
Baik                 =          80 – 89%
Cukup             =          70 – 79%
Kurang            =          0 – 69%
 
Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan
ke Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus. Namun bila tingkat penguasaan
masih di bawah 80 % harus mengulangi Kegiatan Belajar 2 terutama
pada bagian yang belum dikuasai.

F. KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 1

1. Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negatif
atau mengancam.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 64


Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu
kebutuhan atau mengharapkan untuk melibatkan orang lain, akan tetapi
tidak dapat membuat hubungan tersebut.
Isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami undividu dan dirasakan
sebagai beban oleh orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau
mengancam.
2. Keterangan dari rentang respon sosial :
a. Solitut (Menyendiri) : Solitut atau menyendiri merupakan respon yang
dibutuhkan seseorang untuk merenung apa yang telah dilakukan
dilingkungan sosialnya dan suatu cara untuk menentukan langkahnya.
b. Otonomi : Kemampuan individu untuk menentukan langkahnya.
Pikiran, perasaan dalam hubungan sosial
c. Kebersamaan (Mutualisme) : Perilaku saling ketergantungan dalam
membina hubungan interpersonal
d. Saling ketergantungan (Interdependent) : Suatu kondisi dalam
hubungan interpersonal diaman hubungan tersebut mampu untuk
saling memberi dan menerima
e. Kesepian : Kondisi diaman seseorang merasa sendiri, sepi, tidak
adanya perhatian dengan orang lain atau lingkungannya
f. Menarik diri : kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan
hubungan dengan orang lain atau lingkungannya
g. Ketergantungan (Dependent) : suatu keadaan individu yang tidak
menyendiri, tergantung pada orang lain
h. Manipulasi : Individu berinteraksi pada diri sendiri atau pada tujuan
bukan berorientasi pada orang lain/tidak dapat dekat dengan orang lain
i. Impulsive : keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan
sesuatu. Mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan
j. Narkisme : Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan
dan pujian. Individu akan marah jika orang laintidak mendukungnya.
(Townsend M.C 2010).

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 65


3. karakteristik perilaku
Krakteristik perilaku isolasi sosial yang dapat ditemukan antara lain :
Karakteristik Mayor
a. Mengekspresikan perasaan kesepian, dan penolakan.
b. Keinginan untuk kontak lebih banyak dengan orang lain tetapi tidak
mampu
c. Melalporkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial
d. Menggambarkan kurang hubungan yang berarti (Carpenito-Moyet,
2007)
Karakteristik Minor
a. Merasakan waktu berjalan lambat
b. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mengambil keputusan
c. Perasaan tidak berguna
d. Perasaan penolakan
e. Kurang aktifitas secara verbal maupun fisik
f. Tampak depresif, cemas atau marah
g. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
h. Sedih, efek dangkal
i. Tidak komunikatif
j. Menarik diri
k. Kontak mata buruk
l. Larut dalam pikiran dan ingatan sendiri
4. sumber – sumber koping :
a. Personal ability
1) Tidak komunikatif dan cenderung menarik diri
2) Kesehatan umum klien, terdapat catatan
3) Ketidakmampuan mengambil keputusan dan memecahkan
masalah
4) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak kuat
5) Pengetahuan tentang masalah isolasi rendah

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 66


6) Integritas ego yang tidak adekuat
b. Sosial suport
1) Tidak adanya orang terdekat yang mendukung keluarga, teman,
kelompok.
2) Hubungan antar individu, keluarga dan masyarakat tidak adekuat
3) Komitmen dengan jaringan sosial tidak adekuat
c. Material asset
1) Adanya perubahan status kesejahteraan
2) Ketidakmampuan mengelola kekayaan
3) Tidak punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan
4) Tidak memiliki kekayaan dalam bentuk barang berharga.
d. Positif belief
1) Distres spiritual
2) Tidak memiliki motivasi untuk sembuh
3) Penilaian negatif tentang pelayanan kesehatan
4) Tidak menganggap apa yang dialami merupakan sebuah masalah.
5. Mekanisme Koping.
c. Konstruktif
d. Destruktif : Regresi, proyeksi, Denial, Withdrawi, introyeksi,
represi, disosiasi.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 67


Carpenito, L. J.C. (2004). Hannbook of nursing disgnosis ed.10. USA:
Lippincott Williams & Wilikins.

Keliat, B. A & Akemat. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC.

Km, M.J. Mc Farland, G.K, dan Mclane, A.M. (2006). Diagnosa


Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

Stuart & Sundeen. (1991). Principles and practice of psychiatric nursing.


Mosby Year Book. Missouri

Stuart, Gail W. (2009). Principles and practice of psychiatric nursing ed.8.


Phildelphia: Elsevier Mosby.

Townsend, Mary C. (2008). Essentials of psychiatric mental health nursing


ed.8. F. A. Davis Company. Philadelphia

Townsend, M.C. (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana


Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Modul Askep Jiwa Isolasi Sosial oleh Susana N, S.Kep.,Ns.,M.Kes Page 68

Anda mungkin juga menyukai