TINJAUAN TEORI
A. Pengertian PostPartum
Postpartum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil, masa postpartum berlangsung selama
kira-kira 6 minggu (Siti Saleha, 2013)
Menurut Departemen Kesehatan RI dalam Padila (2014), postpartum atau masa
postpartum adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan
sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya masa
postpartum kurang lebih 6 minggu.
Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Istilah post
partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke enam setelah melahirkan. Masa post
partum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi, 2012).
D. Komplikasi postpartum
1. Perdarahan
Perdarahan yaitu darah yang keluar lebih dari 500-600ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir menurut Eny dan Diah (2009).
Perdarahan dibagi menjadi dua yaitu:
a) Perdarahan postpartum primer yaitu pada 24 jam pertama akibat Antonia
uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri
b) Perdarahan postpartum sekunder yaitu terjadi setelah 24 jam. Penyebab
perdarahan sekunder adalah sub involusio uteri, retensio sisa plasenta, infeksi
postpartum
2. Infeksi
Infeksi masa postpartum (puerpuralis) adalah infeksi pada genetalia setelah
persalinan, ditandai dengan kenaikan suhu hingga mencapai 38℃ atau lebih
selama 2 hari selama 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24
jam pertama. Infeksi postpartum mencakup semua peradangan yang disebabkan
oleh masuk kuman-kuman atau bakteri kedalam alat genetalia pada waktu
persalinan dan postpartum (Mitayani, 2011). Infeksi postpartum dapat
disebabkan adanya alat yang tidak steril, luka robekan jalan lahir, perdarahan,
preeklamsia, dan kebersihan daerah perineum yang kurang terjaga. Infeksi masa
postpartum dapat terjadi karena beberapa factor pemungkin, antara lain
pengetahuan yang kurang, gizi, pendidikan, dan usia.
a) Pengetahuan
Menurut ambarwati (2010), pengetahuan adalah segala apa yang diketahui
berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Pengalaman
yang didapat dapat berasal dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
yang di dapat dari orang lain.
b) Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan mempengaruhi pengetahuan ibu
karena ibu yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih rendah akan
sulit menerima masukan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2012)
c) Usia
Usia berpengaruh terhadap imunitas. Penyembuhan luka yang terjadi pada
orang tua sering tidak sebaik pada orang yang muda. Hal ini disebabkan
suplai darah yang kurang baik, status nutrisi yang kurang atau adanya
penyakit penyerta seperti diabetes mellitus. Sehingga penyembuhan luka
lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada usia tua
d) Gizi
Proses fisiologi penyembuhan luka perineum bergantung pada tersedianya
protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral renik zink dan
tembaga. Kolagen adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang
diperoleh fibroblast dari protein yang dimakan. Vitamin C dibutuhkan
untuk mensintesis kolagen. Vitamin A dapat mengurangi efek negative
steroid pada penyembuhan luka
2) Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepatnya
tenaga kesehatan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidur
membimbing secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Hal ini
dilakukan bertahap. Ambulasi dini tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan
penyulit misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan
sebagainya.
Keuntungan dari ambulasi dini
a. Ibu merasa lebih sehat
b. Fungsi usus dan kandung kemih lebih baik
c. Memungkinkan kita mengajarkan ibu untuk merawat bayinya
d. Tidak ada pengaruh buruk terhadap proses pasca persalinan, tidak
memengaruhi penyembuhan luka, tidak menyebabkan perdarahan,
tidak memperbesar kemungkinan prolapses atau retrotexto uteri.
3) Eliminasi
Setelah 6 jam postpartum diharapkan ibu dapat berkemih, jika kandung
kemih penuh atau lebih dari 8 jam belum berkemih disarankan melakukan
katerisasi. Hal-hal yang menyebabkan kesulitan berkemih (retensio urine) pada
postpartum.
Berkurangnya tekanan Intraabdominal :
a. Otot-otot perut masih lemah
b. Edema dan uretra
c. Dinding kandung kemih kurang sensitive
d. Ibu postpartum diharapkan bisa defekasi atau buang air besar setelah
hari kedua postpartum, jika hari ketiga belum defekasi bisa diberi obat
pencahar oral atau rektal
4) Kebersihan diri
Pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
Karena itu kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat
penting untuk tetap terjaga. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh terutama perineum
b. Mengajarkan ibu cara membersihkan alat kelamin dengan sabun dan
air dari depan ke belakang
c. Sarankan ibu ganti pembalut setidaknya dua kali sehari
d. Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan alat kelamin
e. Jika ibu mempunyai luka episotomi atau luka jahit pada alat kelamin,
menyarankan untuk tidak menyentuh daerah tersebut.
2. Lochea
Lochea adalah cairan berasal dari kavum urteri dan vagina selama masa
postpartum atau dalam masa nifas (Siti Saleha, 2009). Berikut ini, beberapa jenis
lokia.
a. Lokia Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, desidus, verniks kaseosa, lanugo, meconium
berlangsung 2 hari postpartum
b. Lokia Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan
berlangsung 3-7 hari postpartum
c. Lokia serosa berwarna kuning karena mengandung serum, jaringan
desidua, leukosit dan eritrosit berlangsung 7-14 hari postpartum
d. Lokia Alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua
berlangsung 14 hari- 2 minggu berikutnya.
e. Lokia purulenta terjadi infeksi, keuar cairan seperti nanah berbau
busuk
f. Lokia statis yaitu lokia tidak lancer keluarnya
3. Endometrium
Perubahan terjadi dengan timbulnya thrombosis, degenerasi dan nekrosis
di tempat implantasi plasenta. Bekas implantasi plasenta karena kontraksi
sehingga menonjol ke kavum uteri, hari 1 endometrium tebal 2,5 mm,
endometrium akan rata setelah hari ke 3.
4. Serviks
Setelah persalinan serviks menganga, setelah 7 hari dapat dilalui 1 jari,
setelah 4 minggu rongga bagian luar kembali normal. Serviks mengalami
involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat
dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks
mentup.
6. Mamae/payudara
Semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
Ada 2 mekanisme : produksi susu, sekresi susu atau let down
Selama kehamilan jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya
mempersiapkan makanan bagi bayi. Pada hari ketiga setelah melahirkan efek
prolactin pada payudara mulai dirasakan, sel acini yang menghasilkan ASI mulai
berfungsi. Ketika bayi menghisap putting, oksitosin merangsang ensit let down
(mengalirkan) sehingga menyebabkan ejeksi ASI. Adapun beberapa perubahan
payudara yang dapat terjadi meliputi:
a) Penurunan kadar progresteron secara cepat dengan
peningkatan hormone prolactin
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi
pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan
c) Payudara menjadi besar dank eras sebagai tanda mulainya
proses laktasi
7. Sistem pencernaan
Setelah persalinan 2 jam ibu merasa lapar, kecuali ada komplikasi
persalinan, tidak ada alasan menunda pemberian makan. Konstipasi terjadi
karena psikis takut BAB karena ada luka jahit perineum.
8. Sistem perkemihan
Pelvis ginjal teregang dan dilatasi selama kehamilan, kembali normal
akhir minggu ke-4 setelah melahirkan. Kurang dari 40% wanita postpartum
mengalami proteinuria non patologis, kecuali pada kasus preeklamsi.
9. Sistem Muskulosketal
Ligamen, fasia, diafragma pelvis meregang saat kehamilan, berangsur-
angsur mengecil seperti semula.