Anda di halaman 1dari 22

UPAYA MEMPERTAHANKAN

ERGONOMIC PADA POSISI


BERBARING, DUDUK, BERDIRI DAN
BERJALAN SERTA UPAYA MENCEGAH
HAZARD PSIKOSOSIAL
Anastasia Yovi(30120118002) Fransisca Aditya (30120118014)
Muhammad Paris (30120118034) Nurul Pratiwi (30120118037)
Silvia Dwi Ananda(30120118040) Theresia Novianty(30120118042)
Tian Juliannisa(30120118043) Yurike Clara Radja(30120118050)
DEFINISI ERGONOMI

• Ergonomi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos.


Ergon memiliki arti kerja dan Nomos memiliki arti hukum; jadi
Ergonomi itu sendiri secara garis besar adalah studi tentang
manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih sehat,
aman dan nyaman (Arif, 2009).
• Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor
manusia seoptimal-optimalnya. (Dr. Suma’mur P.K, M.Sc : 1989
hal 1 ).
• Ergonomi adalah studi tentang manusia yang menghasilkan
pekerjaan dan lingkungan yang serasi serta produktif dan
efisien
TUJUAN ERGONOMI

• 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan


meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental),
mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan
kerja
• 2. Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan
meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja,
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system
kebersamaan dalam tempat kerja.
• 3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-
aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem
manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem
manusia-mesin.
RUANG LINGKUP ERGONOMI

• 1. Tehnik
• 2. Fisik
• 3. Pengalaman psikis
• 4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan
gerakan otot dan persendian
• 5. Sosiologi
• 6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take,
dan aktifitas otot
• 7. Desain, dll
MANFAAT ERGONOMI

• 1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.


• 2. Menurunnya kecelakaan kerja.
• 3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
• 4. Stress akibat kerja berkurang.
• 5. Produktivitas membaik.
• 6. Alur kerja bertambah baik.
• 7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
• 8. Kepuasan kerja meningkat.
ERGONOMI POSISI BERBARING

• Dorsal rackbike (tergeletak di belakang), rawan (berbaring


pada perut).
• Sims (semi-rawan-berbaring di samping [biasanya kiri] —
dengan atas lutut tertekuk).
• Fowler di (tergeletak di belakang, dengan kepala tinggi), lutut-
dada atau genupectoral (berbaring di lutut, dengan dada
beristirahat di tempat tidur).
• Dorsal lithotomy (tergeletak di belakang, dengan kaki di
sanggurdi), dan lateral (berbaring di samping).
• Trendelenburg's (posisi kepala-down — berbaring dengan
kepala lebih rendah dari kaki).
ERGONOMI POSISI DUDUK
ERGONOMI POSISI BERDIRI
ERGONOMI POSISI BERJALAN
ERGONOMU MENGANGKAT PASIEN
P E N YA K I T YA N G T I M B U L A K I B AT E R G O N O M I
YA N G S A L A H

• Algias
• Osteo articulardeiatins
• Rasa nyeri pada otot dan tendon
• Iritasi pada cabang saraf tepi
KOMPLIKASI

• Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma
Disorder)
• Trauma pada jaringan timbul karena :
• Overexertion : Proses penggunaan yang berlebihan.
• Overstretching : Proses peregangan yang berlebihan.
• Overcompression : Proses penekanan yang berlebihan.
• Contoh-contoh dari CTD :
• Tendinitis (tendon yang meradang dan nyeri)
• Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pada bahu meradang)
• Tenosynovitis (pembengkakan pada tendon dan sarung tenson)
• Carpal Tunnel Syndrome
• Epicondylitis (peradangan pada tendon di siku)
• White finger (pembuluh darah di jari rusak)
DEFINISI HAZARD

• Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang


mempunyai kemungkinan mengakibatan kerugian baik pada
harta benda, lingkungan, maupun manusia (Budiono, 2003).
• Menurut Suardi (2005), bahaya atau hazard adalah sesuatu
yang berpotensi menjadi penyebab kerusakan. Ini dapat
mencakup substansi, proses kerja dana tau aspek lainnyadari
lingkungan kerja.
• Hazard adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan
cedera (injury) atau kerusakan (damage) baik manusia,
property dan setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada satupun
yang terlepas dari resiko bahaya.
JENIS- JENIS HAZARD

• Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak yang dapat
menimbulkan dampak seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur dan lain-lain.
• Electrical Hazard, bahaya yang berasal dari arus listrik.
• Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak dan korosif.
• Biology Hazard, bahaya yang berkaitan dengan mahkluk hidup yang berada di lingkungan
kerja seperti virus, bakteri, tanaman, binatang yang dapat meninfeksi atau memberikan
reaksi negatif pada manusia.
• Psikososial Hazard, bahaya yang berkaitan dengan aspek social psikologis maupun organisasi
pada kegiatan dan lingkungan kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan
mental fisik.
• Ergonomic Hazard, bahaya yang berkaitan dengan desain tempat kerja, postur tubuh dan
desain pekerjaan yang dilakukan.
HAZARD PSIKOSOSIAL

• Bahaya atau Hazard psikososial kerja dapat didefinisikan


sebagai aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan
manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan
dengan lingkungan social kerja yang berpotensi dapat
menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik – fisiologi
pekerja (Cox & Griffiths, 2002).
• Potensi bahaya atau Hazard psikososial ditempat kerja antara
lain sebagai berikut :

Jenis Contoh
Job Content Kurangnya variasi atau pendeknya siklus kerja, kerja yang dibagi
dalam bagian-bagian kecil atau kurang bermakna, kemampuan
pekerja lebih tinggi dibandingkan tugas yang diberikan
kepadanya, ketidakpastian status pekerjaan, pekerjaan yang
secara rutin harus berinteraksi dengan berbagai karakter
manusia.
Beban kerja dan Beban kerja berlebih atau kurang, kecepatan mesin (mechine
Kecepatan kerja pacing), terus-menerus berhadapan dengan tenggat waktu yang
singkat (continually subject to deadlines).
Jadwal Kerja Kerja gilir, kerja malam , jadwal kerja yang tidak fleksibel, jam
kerja yang tidak pasti, jam kerja panjang,
unsociable hours.
Kontrol Pertisipasi rendah dalam pengambilan keputusan, tidak ada
Lingkungan dan Peralatan Ketersediaan peralatan yang tidak memadai,
peralatan yang kurang cocok, atau pemeliharaan
peralatan yang tidak memadai, keadaan lingkungan
kerja yang penuh sesak, pencahayaan yang buruk,
bising berlebihan.
Budaya dan Fungsi Komunikasi yang buruk, kurangnya dukungan untuk
Organisasi pemecahan masalah dan pengembangan diri
Hubungan Antarpribadi di Isolasi social atau fisik, hubungan yang buruk dengan
Tempat Kerja atasan, konflik antarpribadi, kurangnya dukungan social,
bullying, pelecehan.
Peran dalam Organisasi Ketidakjelasan peran (role ambiguity), konflik peran (role
conflict), dan adanya tanggung jawab terhadap orang-orang
(responsibility for people).
Pengembangan Karir Karir yang tidak jelas dan mandek, kurang promosi atau
promosi berlebihan, bayaran yang buruk, ketidakamanan
PENCEGAHAN HAZARD PSIKOSOSIAL

• Elimination
• Substitution
• Minimasi
• Engineering Control
• Administrative Control
• Supervisi
• APD
KESIMPULAN

• Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja


saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat,
produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang
baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat
berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di
Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun
lintas sektor terkait dalam pembinaannya.
• Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-
aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan manajemen kerja,
serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan
sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan
pada psikologi dan fisik-fisiologi pekerja ( Cox & Griffiths,
2002 ) dalam Research on Work-Related Stress 2002. Bahaya
psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh
terhadap konflik fisik dan karyawan sehari-hari, jika seorang
karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini dengan baik
maka karyawan tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan,
jenuh, stress dan akan mengalami gangguan serta keluhan
penyakit serta menurunkan produktivitas kerja keryawan.
• Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspek-aspek psikologis ketenaga kerjaan yang kurang baik
atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya,
sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang
diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni
dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai