Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sherly Rana Nur Fikriyah

NIM : 201501042
Dosen Pengampu : Putri Sekar Hapsari S.Sn., M.A
PERBAIKAN UAS ERGONOMI 2021

Jawaban
1. Jelaskan hubungan interior dengan lingkungan kerja !
Jawaban : 1nterior yang nyaman dan aman dapat mempengaruhi kenyamanan dalam
bekerja dan mampu meningkatkan produktivitas kerja pada lingkungan kerja. Fasilitas
ergonomi yang ergonomis dapat memberikan otak bisa berpikir dengan jernih dan
cemerlang
Produktivitas kerja adalah ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari seorang
tenaga kerja dalam satuan waktu untuk mencapai hasil atau prestasi kerja secara efektif
dan efisien dengan sumber daya yang digunakan.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dengan
pekerjaannya untuk menghasilkan sistem kerja yang optimal, untuk evaluasi dan
perancangan alat kerja, prosedur, lingkungan, organisasi yang EASNE (Efektif, Aman,
Sehat, Nyaman dan Efisien. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon dan
nomos. Ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Dan
Ergonomi di tempat kerja ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi untuk
mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal dan efisien.
Ada beberapa alasan, mengapa perlu menerapkan Ergonomi? yaitu tingginya keluhan
dan gangguan otot rangka sebagai penyakit akibat kerja: sakit bahu, pinggang,
pergelangan tangan selain itu kecelakaan kerja masih tinggi akibat kelelahan dan
rancangan display & tombol mesin serta prosedur kerja yang tidak ergonomis. Dan
sering terjadi human error, izin sakit pekerja masih tinggi, cacat produksi masih tinggi
dan tingkat kenyamanan kerja masih rendah serta tingkat produktivitas masih rendah.

Tujuan utama dari diterapkannya ergonomi yaitu untuk memahami atau memperoleh
pengetahuan mengenai interaksi antara manusia dengan segala hal yang ada di sekitar
manusia terkait dengan pekerjaan dapat mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan
performa keseluruhan pada sistem kerja.
Berikut di bawah ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi Lingkungan
Kerjayang
berhubungan dengan interior adalah sebagai berikut:
1) Penerangan
Baik buruknya penerangan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan kenyamanan
karyawan dalam bekerja. Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan akan
membantu menciptakan semangat dan kegairahan kerja. Penerangan disini bukan
terbatas pada penerangan listrik, tetapi termasuk juga penerangan dari sinar matahari.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang karyawan sering kali membutuhkan


penerangan yang cukup, apabila pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dalam proses
pengerjaanya. Sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan hendaknya tidak
menimbulkan silau. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah penerangan yang terlalu
besar akan menyebabkan suhu ruangan yang akan naik dan menimbulkan udara yang
pengap dan tidak nyaman. Begitu juga ketika penerangan yang masuk ke dalam
ruangan kurang, maka karyawan akan lekas lelah, mengantuk dan kemungkinan
pekerjaan banyak keliru.

2) Warna
Warna dan komposisi warna yang digunakan akan memengaruhi keadaan jiwa
karyawan. Komposisi warna yang kurang tepat dapat menggangu pemandangan
sehingga akan menimbulkan rasa tidak senang atau kurang mengenakkan bagi yang
memandang. Sedangkan penggunaan warna yang tepat pada dinding ruangan dan
alat-alat lainnya dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja karyawan dan
ketenangan bekerja para karyawan akan terpelihara.

3) Temperatur
Temperatur yang nyaman akan membuat karyawan bekerja dengan nyaman dan
mampu menghasilkan output sesuai dengan yang diharapankan.

4) Sirkulasi Udara

Sirkulasi atau pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan pikiran.
Pertukaran udara yang cukup dalam ruang kerja sangat diperlukan apabila ruang
tersebut penuh dengan karyawan. Sistem sirkulasi udara yang baik akan menyegarkan
fisik dan psikis karyawan, sebaliknya sirkulasi udara yang buruk akan menimbulkan
rasa pengap, sehingga mudah menimbulkan kelelahan dan emosi bagi karyawan.
6) Tata ruang
Tata ruang atau penataan ruangan yang ada di dalam ruang kerja akan memengaruhi
kenyamanan karyawan dalam bekerja.

7) Kebersihan lingkungan kerja


Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja dan
kenyamanan seorang karyawan. Lingkungan kerja yang bersih dapat mempengaruhi
semangat dan kegairahan kerja. Bagi seorang karyawan, lingkungan kerja yang bersih
akan menimbulkan rasa senang. Dan rasa senang ini dapat mempengaruhinya
semangat bekerja. Namun setiap karyawan harus ikut sertanggung jawab untuk
menjaga kebersihan tempat mereka bekerja.

8) Kebisingan
Kebisingan dapat menggangu konsentrasi karyawan dalam bekerja. Jika karyawan
sedang fokus mengerjakan tugasnya tentu tidak senang mendengarkan suara yang
bising. Dengan terganggunya konsentrasi ini akibat dari kebisingan yang terjadi maka
pekerjaan yang dilakukan akan banyak menimbulkan kesalahan/kekeliuran dan
kerusakan, sehingga berpotensi merugikan perusahaan. Perusahaan hendaknya dapat
meminimalisir atau menghilangkan suara bising yang muncul di sekitar kantor.

9) Getaran Mekanis (getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanik)


Getaran alat mekanik yang mengenai tubuh akan mengganggu konsentrasi karyawan
dalam bekerja, cepat menimbulkan kelelahan, serta menimbulkan beberapa penyakit
seperti mata, syaraf, peredaran darah, tulang, dan lain-lain.

10) Bau-bauan
Bau-bauan yang terlalu menyengan akan mengganggu kenyamanan karyawan
sehingga akan mempengaruhi konsentrasi dan kinerja karyawan.

11) Dekorasi
Dekorasi juga akan mempengaruhi kinerja dari karyawan. Dekorasi yang bagus dan
nyaman akan membuat karyawan nyaman dalam bekerja sehingga menghasilkan
output yang tinggi begitu juga sebaliknya.
2. Jelaskan tentang standarisasi lingkungan kerja !
Jawaban : yaitu pengukuran dan pengndalian lingkungan kerja dengan menerapkan K3
agar mencegah adanya kesalahan dan ketidaknyamanan pada lingkungan kerja.
Perbandingan anatara dimensi manusia dengan dimensi pada lingkungan kerja.
Standar K3 juga mengatur kualitas udara dalam ruangan (indoor air quality) untuk
mewujudkan tempat kerja yang aman, sehat, dan nyaman sehingga tercipta
produktivitas kerja yang terus meningkat.
1. Desain Kerja
Tujuan Desain Kerja atau Work Design adalah untuk memperoleh alokasi fungsi yang
sesuai dengan jenis pekerjaan.

Dengan hal ini akan didapatkan sebuah sistem kerja yang aman, sehat, nyaman dan
efisien.

Faktor Desain Kerja


Ada 3 faktor didalam desain kerja yang ergonomi yaitu :

2. Task Demands
Task Demands (Tuntutan tugas)
Faktor ini tergantung pada:

- Task and Material Characteristics, ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin,
tipe, kecepatan dan irama kerja.
- Organization Characteristics, berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, kerja
malam dan bergilir, cuti dan libur, manajemen.
- Environmental Characteristics, berkaitan dengan manusia rekan kerja, suhu dan
kelembaban, bising, getaran, penerangan, norma, kebiasaan, bahan-bahan pencemar.
- Work Capacity (Kemampuan kerja)
Kemampuan kerja ditentukan oleh :
* Personal Capacity, meliputi usia jenis kelamin, antropometri, pendidikan,
pengalaman, agama, kesehatan, kesegaran tubuh.
* Physiological Capacity, meliputi kemampuan dan daya tahan cardiovaskuler, syaraf
otot, panca indera.
* Psychological Capacity, berhubungan dengan kemampuan mental, waktu reaksi,
kemampuan adaptasi, stabilitas emosi, daya tahan stress.
* Biomechanical Capacity, berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan
persendian, tendon dan jalinan tulang.
Performance (Kinerja)
Hal ini sangat tergantung pada rasio dari besarnya tuntutan tugas dengan besarnya
kemampuan seseorang.

Bila tuntutan tugas melebihi kemampuan sesorang atau kapasitas kerjanya maka hasil
akhir yang didapat berupa : ketidaknyamanan, cedera, rasa sakit, penyakit dan tidak
produktif.

3. OWAS
Merupakan kependekan dari : Ovako Working Analysis System.

OWAS adalah suatu metode ergonomi yang digunakan untuk mengevaluasi postural
stress yang terjadi pada sesorang ketika sedang bekerja.

Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada bagian punggung, tangan, kaki dan
berat badan.

3. Apa yang kalian ketahui tentang norma desain ?


Jawaban : Norma desain adalah aturan untuk perancangan pada interior untuk aktivitas
dan istirahat manusia sehingga harus ada kesesuaian bentuk dan dimensi lingkungan
kerja. Kesesuaian ini dapat berupa kesesuaian statis dan dinamis. Penerapan norma
desain ini untuk pencapaian kenyamanan lingkungan kerja
Norma desain mencakup antara lain :
1. Fungsi
untuk menciptakan objek, sistem, struktur, atau komponen yang bermanfaat bagi
manusia.
2. Bahan
Alat dan material pembuatan desain
3. Teknik
Cara penggunaan dan pembuatan suatu desain
4. Estetik
Nilainkeindahan suatu desain
Menurut fungsinya Norma Desain terbagi menjadi :
-NORMA TUBUH MANUSIA
-NORMA PENANGANAN
-NORMA BENDA
-NORMA INDUSTRI
-PEMANFAATAN RUANG

4. Jelaskan tentang norma penerapan ilmu Ergonomi !


Jawaban : Aturan aturan atau hal hal yg bersamgkutan dengan ergonpmi adalah ilmu
penerapan. lmu Ergonomi merupakan ilmu penerapan sebagai upaya perbaikan
lingkungan kerja agar dapat lebih baik dalam menghadapi keterbatasan kemampuan
manusia agar mencapai produktivitas kerja.
Untuk dapat memahami dan mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya ergonomi,
maka harus diketahui bahwa tubuh manusia adalah merupakan satu sistem yang utuh,
yang terdiri dari berbagai subsistem yang secara sendiri – sendiri ataupun secara
bersama – sama (terkoordinasi) akan memberikan kekhususan tertentu terhadap
tenaga kerja yaitu :
- Sistem kerangka manusia
- Sistem otot
- Sistem syaraf
- Sistem pengindera penglihatan
- Sistem pengindera pendengaran
- Sistem pengindera penciuman
- Sistem pengindera suhu
- Sistem pengindera rasa

5. Sistem manusia mesin


Yang harus diperhatikan dalam hubungan ini antara lain adalah :
- Faktor manusia
- Faktor informasi
- Faktor jenis alat pengendali

Pembebanan Kerja Fisik


Kerja fisik atau sering juga disebut kerja otot adalah yang menyebabkan gerakan otot
– otot, terhadap tubuh banyak otot lebih kurang 45% dari berat tubuh. Gerakan otot
terjadi bila otot bekerja dengan cara mengerut (kontraksi), dimana otot menjadi lebih
panjang. Untuk berkontraksi dibutuhkan tenaga yang dapat diperoleh dan hasil proses
kimiawi cadangan tenaga dalam otot yang adalah berasal dan zat – zat yang dibawa
oleh darah keotot . dikenal dua macam kerja otot yaitu :
1. Kerja otot statis yaitu kerja otot yang menetap untuk periode waktu tertentu,
dimana pembuluh darah akan tertekan dan peredaran darah berkurang, sehingga sangat
melelahkan.
2. Kerja otot dinamis, yaitu kerja otot yang rytmis dan berirama, dimana
pengerutan dan pengendoran terjadi silih berganti, bekerja sebagai pompa peredaran
dalam berjalan sesuai dengan tingkat kontraksi otot.

Pembebanan fisik yang dibenarkan adalah tidak melebih 30% - 40% dan kemampuan
kerja maksimum tenaga kerja dalam waktu 8 jam sehari. Pembenanan yang lebih besar
hanya dapat diperkenankan untuk waktu lebih singkat dan ditambah dengan waktu
istirahat yang sesuai dengan pertambahan beban kerja yang diterima oleh tenaga kerja.

Dalam hal ini, beban fisik mengangkat dan mengangkut maka beban berat yang
diperkenankan untuk tenaga kerja Indonesia adalah 40 kg dan apabila dilakukan lebih
dari 1 kali, harus disesuaikan lagi. Kemampuan kerja fisik maksimum sulit ditentukan
sehingga sering dipakai parameter denyut nadi, dimana diusahakan agar tidak melebihi
30 – 40 denyut per menit diatas nadi sebelum kerja. Cara mengangkut dan
mengangkat yang benar harus memenuhi dua aturan kerja yaitu :
- Beban kerja diusahakan menekan pada otot tungkai secara kuat dan sedapat
mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah disebabkan dan pembebanan.
- Kekuatan gerakan badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Mengangkat & Mengangkut


Pada pekerjaan dan mengangkut, efisiensi kerja dan pencegahan terhadap kerusakan
tulang belakang harus mendapat perhatian yang cukup. Mengangkat dan mengangkut
beban tulang belakang bertambah dari atas kebawah dan tersebar pada ruas – ruas
tulang pinggang. Diantara ruas – ruas tulang belakang terdapat lempengan antara ruas
tulang yang tersusun sebagian dan bahan – bahan cair kental, fungsi lempeng adalah
seperti hantal dan juga memberikan sifat lentur pada tulang belakang. Faktor – faktor
yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah :
- Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan kondisi
lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dan lain – lain.
- Keterampilan bekerja.
- Peralatan kerja beserta keamanan.

Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi dua prinsip kinetis
yaitu :
- Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin
otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan.
- Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Kelelahan
Banyak definisi tentang kelemahan, tetapi secara garis besarnya dapat dikatakan bahwa
kelelahan ini merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum
terjadi pada setiap individu, yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan
aktivitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua hal, yaitu : akibat kelelahan
fisiologis (fisik atau kimiawi) dan akibat kelelahan psikologis (mental dan fungsional)
dan bisa bersifat subjektif (akibat perubahan – perubahan dalam perasaan dan
kesadaran.
Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan fisiologis
dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang
mengkonsumir bahan bakar dan memberikan output berupa tenaga yang berguna untuk
melaksanakan aktivitas sehari – hari.
Kelelahan pada tenaga kerja akan mengakibatkan antara lain : menurunnya perhatian,
perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sukar berfikir, penurunan kemauan
atau dorongan untuk bekerja dan berkurangnya efisiensi kegiatan fisik dan mental dan
lain – lain, yang sering menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja sebagai akibat
kurangnya kewaspadaan.

Pengendalian lingkungan kerja


Tempat kerja (workplace) adalah merupakan suatu tempat dimana tenaga kerja akan
menghabiskan sebagian besar waktunya sehari – hari. Sehingga kemungkinan atau
risiko bahaya yang terdapat di tempat kerja akan mengancam dan menyerang tenaga
kerja untuk waktu yang lama, serta dapat membawa bahaya tersebut kerumah bila
faktor kebersihan kurang mendapat perhatian/pemeliharaan.
Oleh karena itu pengendalian lingkungan kerja untuk menciptakan suatu lingkungan
yang nyaman, aman, sehat, selamat dan serasi merupakan hal yang mutlak harus
mendapat perhatian dalam upaya menciptakan suasana kerja yang ergonomis.

Anda mungkin juga menyukai