Anda di halaman 1dari 8

KERJA DAN KELETIHAN Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk

mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan . Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan. penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H.Emerson adalah Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan. Dan menurut Soekartawi (1989:29), mengemukakan bahwa efisiensi pemasaran akan terjadi jika: 1. Biaya pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan 2. Pemasaran dapat lebih tinggi terlalu tinggi. 4. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran. Adapun untuk mencari tingkat efisiensi dapat digunakan rumus sebagai berikut : Efisiensi = Input Target/Input Aktual >=1 Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan terjadi efisiensi. Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual kurang daripada 1 (satu), maka efisiensi tidak tercapai. Pengertian Kerja Sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Kelelahan/Fatique Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita 3. Prosentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak

harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut : 1. Kelelahan fisik Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup. 2. Kelelahan yang patologis Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya. 3. Psikologis dan emotional fatique Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja. 4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi APLIKASI ERGONOMI 1. Posisi duduk/bekerja dengan duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. ada beberapa persyaratan : - Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya. - Tidak menimbulkan gangguan psikologis. - Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan. 2. Posisi bekerja dengan berdiri : Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Berdiri dengan posisi yang benar, dengan tulang punggung yang lurus dan bobot badan terbagi rata pada kedua kaki. 3. Proses bekerja Ukuran yang benar akan memudahkan seseorang dalam melakukan pekerjaannya, tetapi sangat disayangkan akibat postur tubuh yang berbeda, perlu pemecahan masalah

terutama di negara-negara berkembang yang menggunakan peralatan import sehingga perlu disesuaikan kembali, misalnya tempat kerja yang harus dilakukan dengan berdiri sebaiknya ditambahkan bangku panjang setinggi 10-25 cm agar orang dapat bekerja sesuai dengan tinggi meja dan tidak melelahkan. Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur 4. Penampilan tempat kerja Mungkin akan menjadi baik dan lengkap bila disertai petunjuk-petunjuk berupa gambargambar yang mudah diingat, mudah dilihat setiap saat. Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata. 5. Mengangkat beban Terutama di negara berkembang mengangkat beban adalah pekerjaan yang lazim dan sering dilakukan tanpa dipikirkan efek negatifnya, antara lain : kerusakan tulang punggung, kelainan bentuk otot karena pekerjaan tertentu, prolapsus uteri, prolapsus ani ataupun hernia, dll. Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan berulang-ulang Pemeriksaan kelelahan : Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya. Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan. Contoh aplikasi sehari-hari: Seorang satpam yang bekerja 3x24 jam. Maka akan cepat sekali terkena keletihan dibandingkan dengan pekerja freelance, yang dapat mengakibatkan gejala psikosomatik seperti sakit kepala,badan terasa lemas, daya tahan tubuh menurun.berat badan menurun,dll.

Menurut International Ergonomics Association, Ergonomi berasal dari dua kata; ERGON (Kerja) dan NOMOS (Ilmu Pengetahuan), yakni suatu studi tentang aspek manusia dalam kaitannya dengan lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen serta desain atau perancangan untuk mendapatkan suatu suasana kerja yang dapat sesuai dengan pemakainya (manusia). Secara singkat dapat dikatakan bahwa, ergonomi merupakan suatu penyesuaian yang dilakukan manusia terhadap tugas pekerjaannya dengan kondisi tubuh manusia itu sendiri, tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat stress serta beban kerja yang akan dihadapi manusia dalam pekerjaannya. Lingkungan kerja yang tidak sehat akan menjadi beban tambahan bagi kerja dan atau bagi karyawan, misalnya : a. Penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup dapat menyebabkan keletihan mata. b. Kegaduhan dan bising dapat mengganggu konsentrasi, mengganggu daya ingat dan menyebabkan kelelahan psikologis. c. Gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernapasan dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh yang akhirnya menurunkan daya kerja. d. Binatang, khususnya serangga (nyamuk, kecoa, lalat, dan sebagainya) disamping mengganggu konsentrasi kerja juga merupakan pemindahan (vektor) dan penyebab penyakit. e. Alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis (tidak sesuai dengan ukuran tubuh) akan menyebabkan kelelahan kerja yang cepat. f. Hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat menimbulkan kebosanan,tidak betah kerja dan sebagainya yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Maka agar faktor-faktor diatas tidak menjadi beban tambahan kerja, faktor lingkungan tersebut dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan gairah kerja, misalnya : a. Penerangan / pencahayaan yang cukup, standar penerangan tempat kerja setara dengan 100-200 kaki lilin. Penggunaan lampu neon (fluorecent) dianjurkan karena kesilauan rendah, tidak banyak bayangan, dan suhu rendah.

b.

Dekorasi warna di tempat kerja. Warna atau cat tembok mempunyai arti penting dalam kesehatan kerja. Warna merah padam misalnya, dapat merangsang seseorang bekerja lebih cepat daripada warna biru.

c. Ruangan yang diberi pendingin (AC) akan menimbulkan efisiensi kerja namun suhu yang terlalu dingin juga akan mengurangi efisiensi. d. Bebas serangga (lalat, nyamuk, kecoa) dan bebas dari bau-bauan yang tidak sedap. e. Penggunaan musik di tempat kerja, dan sebagainya. Definisi Kerja, merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesinya, dan dengan sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Pengeluaran tersebut berupa energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap individu atau manusia mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam melakukan pekerjaannya yang pasti mempunyai perberbeda dengan seseorang yang lain meskipun pendidikan dan pengalamannya sama serta bekerja pada suatu pekerjaan ataupun tugas yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas yang dimiliki orang tersebut berbeda. Kemampuan tenaga kerja pada umumnya dapat diukur dari keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan (anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam melaksanakan pekerjaan. Penggunaan tenaga dan mental atau jiwa yang efisien, berarti beban kerjanya relatif rendah. Maka dari itu efesiensi kerja sangat penting dalam mengkaji kinerja karyawan, khususnya agar para pekerja tidak mengalami kelelahan dalam waktu cepat dalam bekerja. Karena suatu efisiensi kerja berkaitan dengan pelaksanaan atau kegiatan yang dilakukan manusia dari pekerjaannya. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dapat dinilai dari segi besarnya sumber maupun biaya untuk mencapai suatu hasil dari kegiatan yang dijalankan. Efisiensi dapat diartikan juga,merupakan perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Oleh karena itu suatu perusahaan sekiranya dapat membuat suatu system ataupun memperhatikan suatu efisiensi dari suatu

pekerjaan yang dilakukan oleh manusia agar kinerjanya dapat lebih maksimal, dan tentunya tidak menimbulkan efek lelah yang terjadi dalam waktu yang singkat. Sutau efisiensi kerja dapat dirancang dengan proses dengan benar, respon suatu reaksi, daya ingat jangka pendek, rasa kewaspadaan. Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan kerja biasanya terjadi pada para pekerja yang mempunyai rutinitas yang sama dan berlangsung terus menerus bahkan setiap hari, dan biasanya timbul saat pekerjaan sedang berlangsung dan saat suatu pekerjaan sudah terselesaikan. Kelelahan kerja akan meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, dalam waktu yang lama akan menimbulkan RSI (repetition strain injuries) yaitu nyeri otot, tulang tendon, dll yang diakibatkan oleh pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive). Berikut jenis-jenis dari kelelahan: Kelelahan otot : Merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot, didalam suasana kerja dengan otot statis,aliran darah menurun, asam laktat terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan otot lokal dikarenakan beban otot tidak merata pada sejumlah jaringan tertentu, dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja seseorang. Rasa bosan : Merupakan manifestasi dari reaksi adanya suasana monoton, faktor ini sering timbul dalam industri niaga dengan kondisi kerja yang berulang-ulang Kelelahan secara umum : perasaan adanya kelelahan secara umum ditandai dengan berbagai kondisi antara lain : Kelelahan Visual (pengelihatan) Kelelahan seluruh tubuh Kelelahan mental Kelelahan urat syaraf Stress dan rasa malas bekerja Kuantitas dan Kualitas output Flicker-fusion

Kelelahan yang terjadi, secara umum menggambarkan berkurangnya suatu keinginan pekerja dalam melakukan pekerjaannya, sehingga dapat memberikan dampak negative bagi kinerjanya. Factor yang biasanya dapat menyebabkan terjadinya kelelahan secara umum, karena; monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton), intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status kesehatan, dan gizi. Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di dalam tubuh manusia dan menimbulkan perasaan lelah yang dapat menyebabkan seseorang berhenti bekerja (beraktivitas). Kelelahan dapat diatasi dengan beristirahat untuk menyegarkan tubuh. Apabila kelelahan tidak segera diatasi dan pekerja dipakasa untuk terus bekerja, maka kelelahan akan semakin parah dan dapat mengurangi produktivitas pekerja. Kelelahan sama halnya dengan keadaan lapar dan haus sebagai suatu mekanisme untuk mendukung kehidupan. Grandjean (1988) juga mengklasifikasikan kelelahan ke dalam 7 bagian yaitu: 1. Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban fisik yang berlebihan 2. Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan mental atau intelektual 3. Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan 4. Pekerjaan yang bersifat monoton 5. Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka panjang 6. Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan memulai periode tidur yang baru Terdapat teori tentang kelelahan, teori yang popular ialah teori kimia dan teori syaraf pusat.

Teori kimia menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energy dan meningkatnya sisa metabolism sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot. Sumamur menyatakan bahwa produktivitas mulai menurun setelah empat jam bekerja terus menerus (apapun jenis pekerjaannya) yang disebabkan oleh menurunnya kadar gula di dalam darah. Itulah sebabnya istirahat sangat diperlukan minimal setengah jam setelah empat jam bekerja terus menerus agar pekerja memperoleh kesempatan untuk makan dan menambah energy yang diperlukan tubuh untuk bekerja.

Teori syaraf pusat menjelaskan bahwa bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi menyebabkan dihantarkannya rangsangan syaraf melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel syaraf menjadi berkurang dan menyebabkan menurunnya kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta gerakan atas perintah menjadi lambat. Sehingga semakin lambat gerakan seseorang menunjukkan semakin lelah kondisi seseorang.

Pengukuran Kelelahan Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuranpengukuran yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Grandjean (1993) dalam Tarwaka et al (2004) mengelompokkan metode pengukuran kelelahan dalam beberapa kelompok, yaitu: 1. Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan 2. Uji psikomotor 3. Uji hilangnya kelipan (flicker-fusion test) 4. Perasaan kelelahan secara subjektif 5. Uji mental Kaitannya dengan ergonomi ialah dari sisi aplikasi atau penerapannya dalam melakukan efisiensi kerja, yakni bagaimana seorang ahli ergomoni menciptakan, menyusun ataupun membuat sesuatu yang digunakan oleh manusia menjadi efisien serta dapat menyesuaikan dengan keadaan manusia agar tidak terjadi eror dalam bekerja khususnya mengalami kelelahan, yang dapat berdampak pada output, hasil atau kinerja seorang pekerja tersebut. Bentuk penerapannya misalnya seperti; Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, Proses Kerja, Tata letak tempat kerja, ataupun dalam mengangkat beban yang dilakukan pekerja.

Anda mungkin juga menyukai