Anda di halaman 1dari 15

A.

Rencana Tindakan Keperawatan


Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi
TUM TUK
1. Defisit perawatan diri : Pasien tidak 1. Klien dapat mebina Bina hubungan saling
kebersihan diri, mengalami defisit hubungan saling percaya dgn
berdandan, makan, perawatan diri. percaya. menggunakan prinsip
BAB/BAK. Kriteria Evaluasi : komunikasi terapeutik :

Dalam berinteraksi 1. Sapa pasien dengan


klien menunjukan ramah, baik verbal
tanda-tanda maupun non verbal.
percaya pada 2. Perkenalkan diri
perawat: dengan sopan.
a. Wajah cerah, 3. Tanyakan nama
tersenyum. lengkap dan nama
b. Mau panggilan yang di
berkenalan. sukai pasien.
c. Ada kontak 4. Jelaskan tujuan
mata. pertemuan. Jujur
d. Menerima dan menepati janji.
kehadiran 5. Tunjukkan sikap
perawat. empati dan
e. Bersedia menerima pasien
menceritakan apa adanya.
perasaannya. 6. Beri perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
pasien.

2. Klien mampu Melatih pasien cara-


melakukan cara perawatan
kebersihan diri kebersihan diri :
secara mandiri. 1. Menjelasan
pentingnya
menjaga
kebersihan diri.
2. Menjelaskan alat-
alat untuk
menjaga
kebersihan diri.
3. Menjelaskan cara-
cara melakukan
kebersihan diri.
4. Melatih pasien
mempraktekkan
cara menjaga
kebersihan diri

3. Klien mampu Melatih pasien


melakukan berdandan/berhias :
berhias/berdandan 1. Untuk pasien laki-
secara baik. laki latihan
meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir
rambut
c. Bercukur
2. Untuk pasien
wanita, latihannya
meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir
rambut
c. Berhias

4. Pasien mampu Melatih pasien makan


melakukan makan secara mandiri :
dengan baik. 1. Menjelaskan cara
mempersiapkan
makan.
2. Menjelaskan cara
makan yang tertib.
3. Menjelaskan cara
merapihkan
peralatan makan
setelah makan.
4. Praktek makan
sesuai dengan
tahapan makan
yang baik.

5. Pasien mampu Mengajarkan pasien


melakukan melakukan BAB/BAK
BAB/BAK secara secara mandiri :
mandiri. 1. Menjelaskan
tempat BAB/BAK
yang sesuai.
2. Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB dan
BAK.
3. Menjelaskan cara
membersihkan
tempat BAB dan
BAK

B. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pada Pasien
a) Tujuan Keperawatan
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2) Pasien mampu melakukan berhias secara baik
3) Pasien mampu melakukan melakukan makan dengan baik.
4) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri.
b) Tindakan Keperawatan
1) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara :
(a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
(b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
(c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
(d) Melatih pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri.
2) Membantu pasien latihan berhias
Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan wanita. Pada pasien laki-
laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur,
sedangkan pada pasien perempuan, latihan meliputi latihan berpakaian,
menyisir rambut, dan berhias/berdandan.
3) Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara :
(a) Menjelaskan cara mempersiapkan makanan.
(b) Menjelaskan cara makan yang tertib.
(c) Menjelaskan cara merapikan peralatan makam setelah makan.
(d) Mempraktikan cara makan yang baik.
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan cara :
(a) Menjelaskan tempat BAB?BAK yang sesuai.
(b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
(c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
SP 1 pasien : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.

SP 2 pasien : melatih pasien berhias (laki-laki : berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur.
Perempuan : berpakaian, menyisir rambut, dan berhias).

SP 3 pasien : mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri (menjeaskan tempat


BAB/BAK yang sesuai, menjeaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK,
menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK).

SP 4 pasien : melatih pasien makan secara mandiri (menjelaskan cara mempersiapkan


makan, menjelaskan cara makan yang tertib, menjeaskan cara merapikan peralatan makan
setelah makan, praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik).

2. Tindakan Keperawatan pada Keluarga


a) Tujuan Keperawatan
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit
perawatan diri.
b) Tindakan Keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri
yang baik, perawat harus melakukan tindakan agar keluarga dapat meneruskan
melatih dan mendukung pasien sehingga kemampuan pasien dalam perawatan
diri meningkat. Tindakan yang dapat perawat lakukan adalah sebagai berikut.
1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.
2) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma.
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah
disepakati).
5) Anjrkan keluarga untuk memberikan pujian ats keberhasilan pasien dalam
merawat diri.
6) Bantu keluarga melatih cara merawat pasien defisit perawatan diri.
SP 1 Keluarga memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah
perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit
perawatan diri.
SP 2 Keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien.
SP 3 Keluarga : membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

C. Evaluasi
EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI dan KELUARGANYA

Nama :

Ruangan :

Nama perawat :

Petunjuk :

Berilah tanda checklist (√) jika pasien mampu melakukan kemampuan di bawah ini. Tuliskan
tanggal setiap dilakukan supervisi.

Tanggal
No. Kemampuan

A. Pasien
1. Menyebutkan pentingnya kebersihan
diri.
2. Menyebutkan cara membersihkan
diri.
3. Mempraktikan cara membersihkan
diri dan memasukkan dalam jadwal.
4. Menyebutkan makan yang baik.
5. Mempraktikan cara makan yang baik
dan memasukkan dalam jadwal.
6. Menyebutkan cara BAB/BAK yang
baik.
7. Mempraktikan cara BAB/BAK yang
baik dan memasukkan dalam jadwal.
8. Menyebutkan cara berdandan
9. Mempraktikkan cara berdandan dan
memasukkan dalam jadwal.
B. Keluarga
1. Menyebutkan pengertian perawatan
diri dan proses terjadinya masalah
defisit perawatan diri.
2. Menyebutkan cara merawat pasien
defisit perawatan diri.
3. Mempraktikan cara merawat pasien
defisit perawatan diri.
4. Membuat jadwal aktivitas dan
meminum obat pasien di rumah
(perencanaan pulang).

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT dalam MERAWAT PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama Pasien :

Ruangan :

Nama perawat :

Petunjuk :

a. Berilah tanda checklist (√) pada tiap kemampuan yang ditampilkan.


b. Evaluasi tindakan keperawatan untuk setiap SP dilakukan menggunakan instrumen
Evaluasi Penampilan Klinik Perawat MPKP.
c. Masukan nilai tiap Evaluasi Penampilan Klinik Perawat MPKP ke dalam baris nilai
SP.
Tanggal
No. Kemampuan

A. Pasien
SP 1 Pasien
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri.
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan
diri.
3. Membantu pasien mempraktekkan
cara menjaga kebersihan diri.
4. Mengajukan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Nilai SP 1 Pasien
SP 2 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Membantu pasien mempraktikan cara
makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Nilai SP 3 Pasien
SP 3 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien.
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3. Membantu pasien mempraktikan cara
eliminasi yang baik dan memasukkan
dalam jadwal.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Nilai SP 3 Pasien
SP 4 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan.
3. Membantu pasien mempraktikan cara
berdandan.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Nilai SP 4 Pasien
B. Keluarga
SP 1 Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala defisit perawatan diri, dan jenis
defisit perawatan diri yang dialami
pasien beserta proses terjadinya.
SP 2 Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktikan cara
merawat langsung pasien dengan
defisit perawatan diri.
2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung pasien defisit
perawatn diri.
Nilai SP Keluarga
SP 3 Keluarga
1.
Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning).

2. Menjelaskan tindak lanjut pasien


setelah pulang.
Nilai SP 3 Keluarga
Total Nilai: SP Pasien + SP
Keluarga
Nilai Rata-Rata

B. INTERVENSI ISOLASI SOSIAL

A. Diagnosa I : Isolasi sosial

Tum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain.

Tuk I :klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi :
 Beri salam terapeutik

 Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat

berkenalan

 Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap berinteraksi


 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

 Buat kontak interaksi yang jelas

Tuk II : klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Intervensi :

 Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri

 Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaan yang menyebabkan klien tidak mau bergaul.

 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya

Tuk III : klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang

lain

dan kerugian berinteraksi dengan orang lain

Intervensi :

 Mengkaji pengetahuan klien tentang keuntungan memiliki teman

 Memberi kesempatan klien untuk berinteraksi dengan orang lain

 Mendiskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi

dengan orang lain

 Memberi pujian terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain tentan kerugian

apabila tidak

 Mengkaji pengetahuan klien berinteraksi dengan orang lain


Tuk IV : Klien Dapat Melaksanakan Interaksi Sosial secara bertahap.

Intervensi :

 Mengkaji kemapuan klien membina hubungan dengan orang lain

 Memperagakan cara berhubungan atau berinteraksi dengan orang

lain

 Mendorong klien untuk berinteraksi dengan orang lain

 Memberi pujian klien terhadap keberhasilan yang telah dicapai

 Membantu klien mengevaluasi keuntungan menjalin hubungan

sosial

 Mendiskusikan jadwal harian dapat dilakukan bersama klien dalam

mengisi waktu, yaitu berinteraksi dengan orang lain

Tuk V :Klien Dapat Mengungkapkan Perasaannya setelah berinteraksi

dengan orang lain.

Intervensi :

 Mendorong klien mengungkapkan perasaannya bila berinteraksi

dengan orang lain

 Mendiskusikan bersama klien tentang perasaannya setelah

berinteraksi dengan orang lain

 Memberi pujian atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan

keuntungan berinteraksi dengan orang lain


Tuk VI : Klien dapat menggunakan system pendukung atau

keluarga. Intervensi :

 Membina hubungan saling percaya kepada keluarga

 Mendiskusikan tentang :

a. Perilaku menarik diri

b. Penyebab perilaku menarik diri

c. Akibat yang terjadi apabila perilaku menarik diri tidak

ditanggapi

d. Cara keluarga menghadapi perilaku menarik diri

e. Mendorong anggota keluarga untuk memberi dukungan

kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain

Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah

Tum :Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal dan

mampu meningkatkan harga dirinya.

Tuk I : klien dapat membina hubungan saling

percaya. Intervensi :

 Bersalaman panggil nama

 Menyebutkan nama perawat sambil berjabat tangan

 Menjelaskan maksud hubungan interaksi

 Menjelaskan kontrak yang akan dibahas

 Melakukan kontak singkat tapi sering


Tuk II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

Intervensi :

 Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

 Setiap bertemu hindarkan diri memberi penilaian negatif

 Mengutamakan memberi pujian positif

Tuk III :Kklien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Intervensi :

 Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dimiliki

dapat digunakan sebelum sakit

 Mendiskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan

penggunaannya

Tuk IV :Klien dapat menetapkan, merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

Intervensi :

 Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap

hari sesuai dengan kemampuan

 Mengingatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

 Memberi contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan


Tuk V :Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi klien dan

kemampuannya.

Intervensi :

 Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap

hari sesuai dengan kemampuan

 Memberi kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan yang

direncanakan.

 Memberi pujian atas keberhasilan klien

Tuk V I : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Intervensi :

 Mendiskusikan mengenai tanda-tanda harga diri rendah

 Menganjurkan keluarga klien mengenal tanda-tanda dan cara

menghargai klien

 Keluarga tidak membedakan dengan anggota keluarga yang lain

Diagnosa 3 : Gangguan persepsi sensori :Halusinasi

Tum :Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi

halusinasi.

Tuk :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengenal halusinasinya

3. Klien dapat mengontrol halusinasi


4. Klien memiliki cara mengatasi seperti yang telah didiskusi

5. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi

6. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Intervensi :

 Membina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi terapeutik

 Menyapa dengan ramah klien

 mempererkenalkan diri dengan sopan

 Bertanya nama lengkap klien

 Menjelaskan tujuan pertemuan

 Jujur dan tepat janji

 Menunjunjukkan sikap empati

 Memberi perhatian pada klien

 Membantu antu klien mengenal halusinasi

 Mendiiskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan halusinasi

 Mengidentifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi

halusinasi

 Memberi beri pujian pada klien

Anda mungkin juga menyukai