Anda di halaman 1dari 13

DEFINISI, FUNGSI DAN TUJUAN PENGARAHAN DALAM

PERPEKTIF MANAJEMAN

 A. Pengertian Pengarahan

Fungsi pengarahan (directing = actuating = leading = penggerakan)


adalah fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam
proses manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana,
organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan maka proses
manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Penerapan fungsi ini sangat
sulit, rumit, dan kompleks, karna karyawan tidak dapat dikuasai
sepenuhnya. Hal ini disebabkan karyawan adalah mahluk hidup yang
punya pikiran, perasaan, harga diri, cita-cita dan lain-lainnya.
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimana pun
canggih atau andalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan (manusia) ikut
berperan aktif melaksanakannya.
Fungsi pengarahan ini adalah ibarat kunci strater mobil, artinya mobil baru
dapat berjalan jika kunci starternya telah melaksanakan fungsinya.
Demikian juga proses manajemen, baru terlaksana setelah fungsi
pengarahan diterapkan.
Defini fungsi pengarahan ini dikemukakan para penulis sebagai berikut.
Pengarahan adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja
sama dengan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.[1]
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginanya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan.
Menurut KAMUS KOMPETISI “Pengarahan adalah keinginan untuk
membuat orang lain untuk mengikuti keinginanya” sedangkan menurut
DASAR-DASAR MANAJEMEN “pengarahan adalah suatu fungsi
kepemimpinan manajer untuk meningkatkan kualitas”
Menurut Saure dan Dislainer dalam Wanadiana (2010), pengerahan
merupakan petunjuk untuk melaksanakan sesuatu atau perintah resmi
seseorang pimpinan kepada bawahanya berupa petunjuk untuk
melaksanakan sesuatu.
Pengarahan adalah fungsi Managemen yang berhubungan dengan
kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan
bekerja efektif secara efisien, agar terwujudnya tujuan dan perusahaan,
karyawan bahkan masyarakat.
Pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk
menggerakan, membimbing, mengatur segala kegiatan yang telah diberi
tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat
dilakukan secara persuasif atau bujukan dan instrufi, tergantung cara mana
yang paling baik.
Pengarahan (Perintah) adalah suatu instruksi resmi dari seseorang
atasan kepada karyawannya untuk mengerjakan atau untuk tidak
melakukan sesuatu, guna merealisasikan tujuan dari sebuah
perusahaan [2]

Pengarahan (Perintah) adalah suatu instruksi resmi dari seseorang


atasan kepada karyawannya untuk mengerjakan atau untuk tidak
melakukan sesuatu, guna merealisasikan tujuan dari sebuah
perusahaan.Pengarahan ini dapat dilakukan dengan cara peruasif atau
bujukan dean instruktif, tergantung cara mana yang paling efektif.
Pengarahan dimaksud efektif, jika dipersiapkan dan dikerjakan dengan
baik serta benar oleh karyawan yang ditugasi untuk itu .
Pokok-pokok masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan atau
directing adalah:
1. Tingkah laku manusia (human behavior)
2. Hubungan manusiawi (human relation)
3. Komunikasi (communition)
4. Kepemimpinan (leadership)
Keempat pokok maslah diatas satu persatu dijelaskan dibawah ini.
G.R.Terry
Actuating issetting all members of the grup to want to achive and to
strike to achive theobjective willingly and keeping with the managerial
planning and organizingefforts.
Artinya: Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok
agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian. [3]

Koontz dan O’Donnel


Directing andleading are the interpersonal aspects of managing by
which subordinate are ledto understand and contribute effectively and
efficiency to the attainment ofenterprise objectives.
Artinya: pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individu
yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan
untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata
Jadi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, menggerakan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi
tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. [4]
           
Keempat pokok masalah tersebut satu persatu dijelaskan dibawah ini.

1. Tingkah lakumanusia (human behavior)

Manajemen adalah mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang


lain. Ini berarti pimpinan menyuruh para bawahanya untuk mengerjakan
sebagian dari tugas-tugasnya dalam mencapai tujuan perusahaan
pimpinanan dalam membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong
gairah kerja para bawahanya, perlu memahami tingkah laku manusia.
Tingkah laku manusia dapat kita ketahui dengan mempelajari psikologi,
sosiologi, antropologi, psikologi sosial, dan psikologi manajemen.
Manusia dalam berkelompok mempunyai latar belakang yang heterogen
seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, agama, kebudayaan, kepentingan,
dsb. Tetapi disamping perbedaan ini juga terdapat persamaan, seperti
kebutahan (needs) untuk makan, minum, keamanan, keturunan atau
biologis. Persamaan kebutuhan inilah yang membentuk kerjasama dan
hidup yang berkelompok.
Needs (kebutuhan) adalah yang diperlukan oleh setiap orang,
sedang wants (keinginan) adalah yang ditentukan oleh cita-cita seseorang.
Para penulis yang mengemukakan tingkah laku manusia, yaitu :
• Elton Mayo dan Fritz Roethlisberger dengan teorinya Human Science
Theory
• Douglas McGregor dengan teori XY
• D. Yung dengan teori Introvert Extrovert dan Ambivertnya
• Robert Own dan Andrew dan Uro, dengan Heredity dan Enviroment
• Clare W. Graves, dengan tipe-tipe tingkah laku manusia
• Dr. Thoshitaka Nomi, dengan teori golongan darah

2. Hubungan manusiawi (human relation)

Hubungan manusiawi adalah hubungan antara orang orang yang di


lakukan dalam suatu organisasi. Jadi bukan hubungan dalam arti
kekeluargaan.
Dalam kehidupan berkelompok atau organisasi ini harus di dasarkan atas
kebutuhan, kepentingn, hormat menghormati, saling membutuhkan dan
kerja sama di antara semu pihak untuk mencapai tujuan. Kerja sama ini
akan terbentuk dan terjalin dengan baik, jika ada pengetahuan tentang
kebersamaan, saling menuntungkan dan adanya kesediaan mengorbankan
diri dari kepentinganya masing-masing. Jadi hubungan manusiawi atau
social ini tercipta dan terbina dengan baik, jika dilakukan secara
manusiawi, saling membutuhkan, saling menguntungkan, hormat
menghormati, cinta mencintai dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
3. Komunikasi (communition)

Komunikasi merupakan hal yang paling terpenting dalam


manajemen, karna proses manajemen baru terlaksana jika komunikasi
berlangsung atau di lakukan. Di berikannya perintah, laporan, informasi,
berita, saran dan menjalin hubungan hubungan hanya dapat di lakukan
dengan komunikasi saja, tanpa komunikasi oroses manajemen tidak
terlaksana.

4. Kepemimpinan (leadership)

Ini penting. Bahkan sangat penting. Untuk dipelajari oleh


manajemen. Khususnya manajemen puncak. Atau pihak yang punya
bawahan. Sukses tidaknya pengarahan: terserah pemimpinnya. Terserah
kepemimpinnya.
Pemimpin adalah orangnya. Kepemimpinan: gaya memimpinnya. Gaya
mengarahkannya, gaya koordinasinya, gaya membina anak buahnya. Agar
mereka mau melakukan apa yang diinginaknnya.
Harus tahu: kapan tegas, kapan santun. Harus mengerti: kapan instruksi,
kapan motivasi.
Pengalaman sangat berpengaruh terhadap sifat kepemimpinan seseorang.

B. Motivasi

1.      Definisi Motivasi

Motivasi adalah aktifitas perilaku yang bekerja dalam usaha


memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Untuk memahami lebih
dalam definisi motivasi ada baiknya kita melihat beberapa pen dapat para
ahli berikut ini:
§  Chung dan Meggison menyatakan bahwa “motivation is definate as atau
goal – directed behavior, it concerns the level of effort one exerts in
persuing a goal... it’s cosely performance (motivasi dirumuskan sebagai
perilaku yang ditunjukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkah
usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan...
motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan performasi pekerjaan)
§  Disisi lain menurut Santoso Suroso ”motivasi adalah suatu set atau
kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk
bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu
(spesific goal directed way)
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan

atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi
motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita
memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan
seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya
ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang
sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu alasan atau dorongan
yang bisa berupa kata-kata, motivation training, keyakinan dari dalam diri
sendiri, pengaturan mindset, dan atau keadaan yang mendesak untuk
dapat melakukan atau menghasilkan sesuatu, dan untuk memperoleh
semangat untuk tetap terus bekerja.
Dalam mewujudkan alasan untuk beraksi (motivasi), maka diperlukan
stimulus (pendorong). Stimulus (pendorong) itu sendiri ada dua macam,
yaitu:
1.      High Class yang berupa tarikan (pull).
2.      Low Class yang berupa dorongan (push).

Jika kedua-duanya digabungkan, maka akan diperoleh suatu energy


yang besar dan akan membangkitkan rasa semangat dalam diri seseorang.
Sebagai contoh: sebuah mobil yang mogok, jika didorong saja hanya akan
bergerak lambat. Lain halnya jika ditambah dengan tarikan. Mobil itu akan
terasa lebih ringan dan bergeraknya akan lebih cepat.
Begitu juga dengan diri manusia, manusia akan memiliki semangat
juang yang tinggi jika mendapat dorongan dan kesadaran dari dalam
dirinya sendiri. Tetapi semangat juang itu akan bertambah tinggi jika
mendapat tarikan dari luar, seperti dorongan semangat dari keluarga,
teman, atau yang lainnya.

Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:


1.      Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT (Achievement
Motivation Training). Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena
pembakaran semangat dan motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi
peserta saat duduk dan menyimak motivasi yang diberikan oleh trainer
(pemberi motivasi), setelah itu pengaruhnya tidak akan sekuat dan
seberpengaruh saat disampaikan oleh trainer.
2.      Level Mindset. Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri
untuk menciptakan semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih
tinggi daripada sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu
mengatur apa-apa saja yang menjadi bahan bakar semangat dan alasan
untuk melakukan sesuatu.
3.      Level Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah
mengetahui apa yang mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam
pekerjaan, maka kita akan secara otomatis mendapat semangat dan
alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam sasaran kita (job).
4.      Dan level yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa disebut
level tertinggi, karena pada level ini, seseorang yang telah
mengatur mindset-nya, mampu melaksanakan job (pekerjaan)nya dengan
baik, ia akan menjadi energy untuk yang lainnya. Artinya, disaat energinya
habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia mengisi ulang
energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia mampu
menyalurkan energy untuk orang lain.

2.      Tujuan Motivasi  
Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah
sebagai berikut:
·        Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
·        Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
·        Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
·        Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
·        Mengefektifkan pengadaan karyawan.
·        Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
·        Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
·        Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
·        Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
·        Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
3.      MetodeMotivasi

Bahwa ada dua metode motivasi adalah sebagai berikut:


a.       Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti
pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b.      Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya
merupakan fasilitas-fasilitas yang  men dukung serta menunjang gairah
kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan
bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja  yang
nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.[5]
4.      ProsesMotivasi

Bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :


1.     Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan
organisasi. Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2.     Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui
keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan
pimpinan atau perusahaan saja.
3.     Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik
dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan
diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif
tersebut diperolehnya.
4.     Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan
tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi
adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan
perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan
harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5.     Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada
organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran
pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan
kepada salesman.
6.     Team Work
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang
bisa mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu
perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.[6]

5.      Teori– teori Motivasi

1.      Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan


bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia
dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda
tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu
akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat
lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali
sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang
besar.
               
2.      Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah
seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat
ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai
contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat
segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat
mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan
fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan
keberlangsungan hidup.

3.      Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga


kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih
lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan,
sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

4.      Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda


dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan
dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah
adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang
yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada
juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini
termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat
dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi
sebaliknya.

5.      Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika


kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa
seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang
jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting
(penetapan tujuan)

6.      Model– model Motivasi

1.     Model Tradisional
Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada
karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer
menggunakan sistem upah insentif, semakin banyak mereka menghasilkan
atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan
mereka.

2.     Model Hubungan Manusiawi


Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa
memotivasi para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka
dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga
dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih
banyak waktu kebebasan  untuk mengambil keputusan dalam menjalankan
pekerjaannya.

3.     Model Sumber Daya Manusia


Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi
yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn
keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah
menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan
organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan
sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.
7.      Bentuk bentuk motivasi                              

Bagi setiap individu sebenernya memiliki motivasi yang mampu


menjadi spirit dalam memacu dan menumbuhkan semangat kerja dalam
bekerja.
Spirit yang dimiliki oleh seseorang tersebut dapat bersumber dari dirinya
maupun dari luar, dimana kedua bentuk tersebut akan lebih baik jika dua-
duanya bersama-sama ikut menjadi pendorong motivasi seseorang.
Motivasi muncul dalam dua bentuk dasar, yaitu
1.      Motivasi ekstrinsik (dari luar),
Motivasi ekstrinsik muncul dari luar diri seseorang, kemudian
selanjutnya mendorong orang tersebut untuk membangun dan
menumbuhkan semangat motivasi pada diri orang tersebut untuk merubah
seluruh sikap yang dimiliki olehnya saat ini ke arah yang lebih baik.
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di
dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena
betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar
dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang
lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning situations and
meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan
secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan
bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala
sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.

2.      Motivasi intrinsik (dari dalam diriseseorang/kelompok)


Intrinsik adalah motivasi yang muncul dan tumbuh serta berkembang
dalam diri orang tersebut, yang selanjutnya kemudian mempengaruhi dia
dalam melakukan sesuatu secara bernilai dan berarti.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu
belajar,karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan
mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau
temannya.
Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu,
tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara
langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena
itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
8.      Motivasi dan kepemimpinan

Pemimpin di suatu organisasi memiliki peran kuat dalam


membangun dan menumbuhkan semangat motivasi dikalangan karyawan.
Seorang pemimpin yang bijaksana tidak akan melakukan pemaksaan
konsep motivasi kepada para karyawanya yang bersangkutan. Karena
dasar dari pemahaman motivasi adalah menghargai proses tercapainya
tujuan-tujuan yang diharapkan pada kata proses tersebut pemimpin
dituntut untuk dapat melihat bahwa goal yang diperoleh dengan proses.
Seorang pemimpin yang tidak menghargai proses artinya pemimpin
tersebut belum layak untuk disebut sebagai seorang pemimpin atau
pemimpin tersebut tidak menempatkan diri sebagai pemimpin aspiratif.
Pemimpin menyadari aspiratif. Namun lebih sebagai pemimpin yang
menerapkan konsep paksaan (coercive power) dalam memerintahkan
karyawanya. Dalam memerintah para karyawanya. Pemimpin menyadari
dengan memiliki karyawan yang berkualitas tersebut sering

meninggalkan tempat kerja. Maka persoalan akan timbul bagi pimpinan


adalah jika ia mengeluarkan karyawan tersebut. Maka artinya jika itu
dilakukan dibutuhkan biaya (cost) dan waktu (time) untuk merekrut kembali
karyawan baru yang memiliki kualitas kerja seperti karyawan tersebut, plus
ditambah biaya pelatihan (training) yang harus diberikan kepada karyawan
baru tersebut sebelum ia mulai bertugas.
Oleh karena itu, dalam mewujudkan suatu pekerjaan terlaksana
dengan baik, dan orang-orang yang berkualitas masih tepat bekerja
dengan motivasi tinggi seseorang pemimpin dengan kepemilikan gaya
kepemimpinan yang ada mampu mewujudkan semua itu tetap berjalan
sempurna dalam konteks ini sebaiknya seorang pemimpin menerapkan
suatu gaya kepemimpinan yang merupakan penggabungan dari dua gaya
kepemimpinan tersebut adalah
a. Middle of the road management: Penyelesaian pekerjaan yang cukup
dan moral yang memuaskan adalah sasaran gaya ini.
b. Team management: yaitu pemimpin memberikan saran produksi dan
moral dengan mengkoordinasikan dan memadukan kegiatan yang
berkaitan dengan pekerjaan.
                               
9.      Motivasi dan produktivitas
Adalah suatu bagian yang saling berkaitan yang saling terkait satu
sama lain. Peningkatan motivasi kerja akan mempengaruhi peningkatan
produktivitas, dan begitu juga sebaliknya.
Produktivitas dalam kohler’s Dictionary for Accountant 1983 (dikutip
Mulyono,1993) didefinisikan sebagai hasil yang didapat dari proses
produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi. Secara
umum pengertian produktifitas dikemukakan orang dengan menunjukan
kepada rasio output terhadap input sedangkan output bisa terdiri dari
penjualan ( sale), earnings (pendapatan), market shaer dan kerusakan
(deftes).

10.  Motivasi dan utang

Ada banyak penelitian dan analisis yang dikemukakan oleh banyak


pihak bahwa utang bias mempengaruhi seseorang untuk memiliki motivasi
tinggi dalam bekerja. Dan begitu pula sebaliknya. Kondisi ini timbulya
disebabkan oleh tekanan. Ketika orang bekerja dibawah tekanan
(underpresure) maka ia harus berjuang dengan kuat untuk melunaskan
pinjaman tersebut, termasuk tentunya membayar angsuran ulang tersebut
setiap bulannya, dan jika ia tidak bias membayarnya maka aka nada
sangsi yang akan diterima, termasuk reputasinya sebagai pebisnis akan
turun karena bermaslah dengan utang.
Beberapa pebisnis menganggap salah satu cara untuk menambah modal
adalah dengan mencari dari sumber luar (eksternal), sumber eksternal
tersebut meliputi:
a. Pinjaman dari perbankan
b. Penerbitan obligasi
c. Pinjaman dan leasing
d. Pinjaman dari para mitra bisnis
e. Dan sumber lainnya.
Namun setiap sumber pinjaman tersebut dianggap memiliki
konsekuensinya masing-masing, atau yang biasa disebut denga risiko
(risk).

11.  Solusi solusi dalam mengatasimasalah di bidang motivasi

Secara umum ada beberapa solusi yang layak diterapkan untuk mengatasi
masalah dibidang motivasi, yaitu:
a. Pimpinan menciptakan suasana yang mendukung ke arah pembentukan
situasi dan kondisi kerja yang nyaman, saling menghargai, dan
menempatkan rasa simpati pada mereka-mereka yang menjalankan
pekerjaan secara baik. Termasuk pimpinan harus menghargai para
karyawan yang telah berusaha bekerja namun belum berhasil
menunjukkan kualitas kerjanya.
b. Seorang pimpinan yang bijaksana menghindari bahasa-bahasa dan
perintah yang bersifat atau memungkinkan untuk timbulnya konflik kalua
tujuan dari konflik untuk membangun produktivitas kerja mungkin tidak ada
masalah, namun kalua konflik hanya akan membuat timbulnya maslah baru
ini akan membawa persoalan yang jauh lebih parah. Termasuk
memungkinkan lambatnya hasil kerja yang akan dihasilkan.
c. Para pimpinan dan karyawan selalu menepatkan berfikir secara positif.
Artinya jika ada pimpinan yang menegur bawahan secara keras anggaplah
itu sebagai masukan yang berarti dalam memotivasi para bawahan agar
semakin baik di kemudian hari. Begitu juga pimpinan jika ada bawahan
yang memberi saran, maka sebaiknya jangan tersinggung namun jadikan
itu sebagai motivasi bagi pimpinan untuk melakukan perbaikan secara
lebih baik, dan biasanya karyawan yang memberi masukan tentunya
artinya karyawan tersebut memiliki rasa cinta yang tinggi kepada
perusahaan. Namun ada baiknya juga memfilter setiap masukan itu jangan
menerima mentah-mentah begitu saja, harus bisa membedakan yang
mana masukan dan yang mana fitnah.
d. Jika pimpinan atau karyawan memiliki prestasi, maka sebaiknya barikan
ucapan atau juga hadiah karena itu akan membangkitkan semangat dan
menempatkan dirinya sebagai orang yang dihargai atas kerja keras yang
telah dilakukan. Memberi hadiah kadang kala tidak perlu mahal namun
yang terpenting adalah menunjukakan perhatian.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi, pegertian pengarahan itu adalah suatu proses pembimbingan,
pemberi petunjuk, dan intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengarahan (Direction)
adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya
dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara
efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.
Fungsi pengarahan juga dapat diartikan adalah fungsi manajemen yang
terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini baru
dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika
fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan
dimulai.
Pokok-pokok masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan atau
directing adalah:
1. Tingkah laku manusia (human behavior)
2. Hubungan manusiawi (human relation)
3. Komunikasi (communition)
4. Kepemimpinan (leadership)

DAFTAR PUSTAKA

Usman,Husaini.2008. Manajemen : Teori Praktik & Riset


Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara Hal. 211-233
Hasibuan, Malayu S.P. 2011 Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta : Bumi Aksara. Hal 183-216
M. Manullang, “Dasar-Dasar Manajemen”. Gadjah Mada University Press
P.O.BOX.14 : Bulaksumur, Yogyakarta, 2008, hlm. 159
Fahmi, Irham 2011. Manajemen : Teori, Kasus dan Solusi. Bandung :
Alfabeta. Hal 142-157
Maman Ukas. 2004 Manajemen : Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung :
Agnini.
Robbins, Stephen P., Coulter,Mary. 2002. Management, Prentice Hall
International Inc
Cullen John B. 2002. Multinational Management, South, Western, Ohio
Pidarta, Made. 2004 Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta
Fatah, Nanang. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung :
Remaja
Dr. T. Hani Handoko, M.B.A. MANAJEMEN. Yogyakarta: BPFE

[1] Usman,Husaini.2008. Manajemen : Teori Praktik & Riset


Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara Hal. 211-233
[2] M. Manullang, “Dasar-Dasar Manajemen”. Gadjah Mada University
Press P.O.BOX.14 : Bulaksumur, Yogyakarta, 2008, hlm. 159
[3] Hasibuan, Malayu S.P. 2011 Manajemen Dasar, Pengertian, dan
Masalah. Jakarta : Bumi Aksara. Hal 183-216

Anda mungkin juga menyukai