ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
Analisis litter size, bobot lahir dan bobot sapih hasil perkawinan kawin
alami dan inseminasi buatan kambing Boer dan Peranakan Etawah
(PE)
Dedy Kaunang, Suyadi dan Sri Wahjuningsih
suyadi@ub.ac.id
ABSTRACT: The quality of semen inseminated to the dam might influence on the fer-
tilization process and fetal growth during pregnancy. The aim of this research was to
analysis the litter size, birth and weaning weight of Boer x PE goat crosses. Forty one
parous and multiparous Peranakan Etawah (PE) does were naturally mated with selected
Boer buck (NM-group), while the other 24 does were inseminated using artificial tech-
nique using semen collected from the same buck as NM-group and called as AI-group.
The result showed no significant differences in litter size, birth weight and weaning
weight between kids resulting from the does mated naturally and artificially insemina-
tion technique (1.8±0.64 vs. 1.79±0.58; 2.93±0.568 vs. 2.96±0.397 kg; and 11.06 ±
2.001 kg vs. 11.31 ± 1.54 kg, for litter size, birth weight and weaning weight, respec-
tively. It was concluded that mating technique in cross mating between PE does x Boer
buck did not influence on the litter size and early growth phase of kids.
41
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46
Karang Ploso Kabupaten Malang yang duk akan dianalisa dengan uji t tidak
mempunyai suhu 26-27 0C, ketinggian berpasangan menggunakan SPSS 17.
429-667 meter dpl, dan kelembaban 74-
83 %. yang dimulai pada bulan Juni HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai dengan Juli 2012.
Litter Size
Metode Penelitian Berdasarkan hasil dari penelitian
Metode perkawinan alami dengan yang dilakuakan menunjukan bahwa
cara menempatkan pejantan Boer pada rata-rata litter size lebih tinggi dari pe-
populasi kandang betina yang berisi se- nelitian yang diperoleh Devendra dan
banyak 20 ekor kambing PE betina, se- Burns (1994) bahwa litter size kambing
dangkan pada perkawinan buatan den- PE sebesar 1,5 ekor per kelahiran.
gan cara menginseminasi kambing beti- Jumlah anak sekelahiran pada
na yang sedang birahi. hasil persilangan antara kambing Boer
Penelitian ini menggunakan dua dan PE menghasilkan anak lebih dari
sumber data yakni data primer dan data satu. Hal ini sesuai dengan pendapat
sekunder. Data primer diperoleh mela- Sarwono (2010), bahwa keunggulan
lui hasil survey atau pengamatan lang- dari kambing lokal yaitu mempunyai
sung. Sedangkan data sekunder dipero- sifat yang prolific dan mempunyai kela-
leh dari catatan atau recording yang hiran yang pendek, sedangkan pada
berkaitan dari parameter yang diamati kambing Boer selalu mempunyai tipe
yang sudah resmi disimpan oleh CV. kelahiran lebih dari satu yaitu kembar
Agriranch. dua (twins) dan kembar tiga (triplets).
Penentuan sampel menggunakan Perhitungan sistem perkawinan
purposive sampling, yaitu sampel yang terhadap litter size dan hasilnya bahwa
akan digunakan telah ditetapkan berda- sistem perkawinan tidak menunjukan
sarkan kriteria tertentu yaitu induk adanya perbedaan yang nyata terhadap
kambing dan anak kambing PE sapih litter size ternak. Hal ini bisa terjadi ka-
yang berumur 2 bulan yang diambil dari rena pada lokasi penelitian pejantan
data recording pada bulan Mei sampai yang digunakan untuk perkawinan ala-
Desember 2011. mi maupun pada perkawinan buatan
Pengambilan data primer dila- menggunakan pejantan purebreed yang
kukan dengan cara pengamatan lang- telah teruji keunggulannya dari segi
sung (observasi) mengenai identifikasi produksi maupun reproduksi, selain itu
ternak, manajemen pemeliharaan dan tidak adanya perbedaan antara sistem
reproduksi induk. Data sekunder dipero- perkawinan terhadap litter size dapat
leh dari data recording milik CV Agri- disebabkan karena manajemen pemeli-
ranch, Pengambilan data sekunder dila- haraan yang sama. Ihsan (2010) men-
kukan pada kambing yang telah dika- gemukakan pejantan yang sudah teruji
winkan secara alami dan buatan, kemu- mempunyai kualitas genetik unggul
dian dicatat data performannya yang apabila dikawinkan dengan ternak beti-
meliputi jumlah anak sekelahiran, bobot na dapat memperbaiki mutu genetik pa-
lahir dan bobot sapih. da keturunannya.
Hasil rataan IB yang lebih ren-
Analisis Data dah dari pada perkawinan alami belum
Data yang diperoleh dari hasil tentu menunjukan rendahnya kualitas
pengamatan liiter size, bobot lahir, bo- ternak hasil IB tetapi juga karena jum-
bot sapih dan mortalitas serta umur in- lah sampel yang digunakan terlalu sedi-
42
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46
Tabel. 1 Data litter size penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Induk yang beranak (ekor) Litter Size (ekor)
Perkawinan Alami 41 1.80 ± 0.64
Inseminasi Buatan 24 1.79 ± 0.59
43
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46
karena dipengaruhi oleh faktor bangsa rang, sehingga laju pertumbuhan otot
atau genetik, karena anak yang dilahir- terbatas. Bagian tubuh yang memiliki
kan merupakan hasil crossbreed. Menu- tulang pipa meliputi tulang paha, tulang
rut Alfiansyah (2011) faktor hormon hasta, tulang lengan atas, tulang pen-
androgen yang terdapat pada sistem gumpil, tulang betis dan tulang kering.
hormonal kambing jantan diduga me- Disebut tulang pipa karena tulang jenis
nyebabkan bobot lahir jantan lebih ting- tersebut seperti pipa dengan kedua
gi dibandingkan dengan jenis kelamin ujungnya yang bulat. Ujung tulang ber-
betina. Hormon estrogen yang dihasil- bentuk bulat tersusun atas tulang rawan
kan hewan betina akan membatasi per- yang disebut epifise, sedangkan pada
tumbuhan tulang pipa dalam proses jenis ini bagian tengah tulang pipa yang
pembentukan tulang pada fase prenatal berbentuk silindris dan berongga dis-
sudah berlangsung pada hari ke-50 hari ebut diafase. Tulang pipa memiliki dua
masa kebuntingan, dengan demikian sumsum tulang yakni sumsum tulang
hormon estrogen yang dihasilkan oleh merah dan kuning. Tempat sel-sel darah
foetus betina akan menghambat per- dibentuk berada di dalam sumsum
tumbuhan tulang pipa sejak hormon es- tulang merah. Adapun tempat
trogen berfungsi, dengan terhambatnya pembentukan sel-sel lemak terdapat
pertumbuhan tulang pipa, maka tempat pada sel-sel tulang kuning.
tempat melekatnya daging akan berku-
Tabel. 2 Data bobot lahir penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Rataan total Bobot lahir Bobot lahir betina
bobot lahir (n) jantan (n) (n)
Perkawinan Alami 2.93 ± 0.57 (74) 3.36 ± 0.4 (37) 2.49 ± 0.32 (37)
Perkawinan Buatan 2.96 ± 0.4 (36) 3.02 ± 0.1(23) 2.85 ± 0.66 (23)
44
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46
Tabel. 3 Data bobot sapih penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Rataan total Bobot sapih Bobot sapih
bobot sapih (kg) jantan (kg) betina (kg)
Perkawinan Alami 11,06 ± 2 (68) 11.7 ± 1.83 (34) 11.5 ± 2.18 (34)
Perkawinan Buatan 11,31 ± 1,54 (32) 11.17 ± 1.72 (21) 11.59 ± 1.16 (11)
Tabel 4. Mortalitas prasapih penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Mortalitas
Perkawinan Alami 8,82 %
Perkawinan Buatan 12,5 %
45
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46
46