Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3): 41 - 46

ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Analisis litter size, bobot lahir dan bobot sapih hasil perkawinan kawin
alami dan inseminasi buatan kambing Boer dan Peranakan Etawah
(PE)
Dedy Kaunang, Suyadi dan Sri Wahjuningsih

Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

suyadi@ub.ac.id

ABSTRACT: The quality of semen inseminated to the dam might influence on the fer-
tilization process and fetal growth during pregnancy. The aim of this research was to
analysis the litter size, birth and weaning weight of Boer x PE goat crosses. Forty one
parous and multiparous Peranakan Etawah (PE) does were naturally mated with selected
Boer buck (NM-group), while the other 24 does were inseminated using artificial tech-
nique using semen collected from the same buck as NM-group and called as AI-group.
The result showed no significant differences in litter size, birth weight and weaning
weight between kids resulting from the does mated naturally and artificially insemina-
tion technique (1.8±0.64 vs. 1.79±0.58; 2.93±0.568 vs. 2.96±0.397 kg; and 11.06 ±
2.001 kg vs. 11.31 ± 1.54 kg, for litter size, birth weight and weaning weight, respec-
tively. It was concluded that mating technique in cross mating between PE does x Boer
buck did not influence on the litter size and early growth phase of kids.

Keywords: PE does, Boer buck, natural mating, artificial insemination

PENDAHULUAN pejantan-pejantan yang sudah teruji dan


Keberasilan reproduksi akan mempunyai genetik unggul yang
sangat mendukung peningkatan dipakai untuk mengawini ternak betina
produktivitas ternak selain faktor pakan sehingga dapat menghasilkan mutu
dan manajemen. Daya reproduksi genetik pada keturunannya (Ihsan,
kelompok ternak yang tinggi disertai 2010), sedangkan pada perkawinan
dengan pengelolahan ternak yang baik alam dapat digunakan untuk
akan menghasilkan effisiensi reproduksi meningkatkan populasi ternak.
yang tinggi diikuti dengan produktifitas Penelitian ini bertujuan untuk
ternak yang tinggi pula. mengetahui pengaruh tehnik
Faktor penghambat yang diduga perkawinan alam dan IB terhadap
sebagai penyebab rendahnya jumlah anak sekelahiran, berat lahir dan
produktivitas ternak di Indonesia adalah bobot sapih antara Boer dan PE di CV.
manajemen pemeliharaan yang belum Agriranch Desa Giripurno, Kecamatan
optimal, permasalahan tersebut dapat Karang Ploso Kabupaten Malang.
diatasi dengan melalui penerapan
teknologi Inseminasi buatan (IB). MATERI DAN METODE
Peningkatan mutu genetik ternak
secara cepat dapat dilakukan dengan Lokasi dan Waktu Penelitian
Inseminasi Buatan, pada IB hanya Penelitian dilaksanakan di CV.
Agriranch Desa Giripurno, Kecamatan

41
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46

Karang Ploso Kabupaten Malang yang duk akan dianalisa dengan uji t tidak
mempunyai suhu 26-27 0C, ketinggian berpasangan menggunakan SPSS 17.
429-667 meter dpl, dan kelembaban 74-
83 %. yang dimulai pada bulan Juni HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai dengan Juli 2012.
Litter Size
Metode Penelitian Berdasarkan hasil dari penelitian
Metode perkawinan alami dengan yang dilakuakan menunjukan bahwa
cara menempatkan pejantan Boer pada rata-rata litter size lebih tinggi dari pe-
populasi kandang betina yang berisi se- nelitian yang diperoleh Devendra dan
banyak 20 ekor kambing PE betina, se- Burns (1994) bahwa litter size kambing
dangkan pada perkawinan buatan den- PE sebesar 1,5 ekor per kelahiran.
gan cara menginseminasi kambing beti- Jumlah anak sekelahiran pada
na yang sedang birahi. hasil persilangan antara kambing Boer
Penelitian ini menggunakan dua dan PE menghasilkan anak lebih dari
sumber data yakni data primer dan data satu. Hal ini sesuai dengan pendapat
sekunder. Data primer diperoleh mela- Sarwono (2010), bahwa keunggulan
lui hasil survey atau pengamatan lang- dari kambing lokal yaitu mempunyai
sung. Sedangkan data sekunder dipero- sifat yang prolific dan mempunyai kela-
leh dari catatan atau recording yang hiran yang pendek, sedangkan pada
berkaitan dari parameter yang diamati kambing Boer selalu mempunyai tipe
yang sudah resmi disimpan oleh CV. kelahiran lebih dari satu yaitu kembar
Agriranch. dua (twins) dan kembar tiga (triplets).
Penentuan sampel menggunakan Perhitungan sistem perkawinan
purposive sampling, yaitu sampel yang terhadap litter size dan hasilnya bahwa
akan digunakan telah ditetapkan berda- sistem perkawinan tidak menunjukan
sarkan kriteria tertentu yaitu induk adanya perbedaan yang nyata terhadap
kambing dan anak kambing PE sapih litter size ternak. Hal ini bisa terjadi ka-
yang berumur 2 bulan yang diambil dari rena pada lokasi penelitian pejantan
data recording pada bulan Mei sampai yang digunakan untuk perkawinan ala-
Desember 2011. mi maupun pada perkawinan buatan
Pengambilan data primer dila- menggunakan pejantan purebreed yang
kukan dengan cara pengamatan lang- telah teruji keunggulannya dari segi
sung (observasi) mengenai identifikasi produksi maupun reproduksi, selain itu
ternak, manajemen pemeliharaan dan tidak adanya perbedaan antara sistem
reproduksi induk. Data sekunder dipero- perkawinan terhadap litter size dapat
leh dari data recording milik CV Agri- disebabkan karena manajemen pemeli-
ranch, Pengambilan data sekunder dila- haraan yang sama. Ihsan (2010) men-
kukan pada kambing yang telah dika- gemukakan pejantan yang sudah teruji
winkan secara alami dan buatan, kemu- mempunyai kualitas genetik unggul
dian dicatat data performannya yang apabila dikawinkan dengan ternak beti-
meliputi jumlah anak sekelahiran, bobot na dapat memperbaiki mutu genetik pa-
lahir dan bobot sapih. da keturunannya.
Hasil rataan IB yang lebih ren-
Analisis Data dah dari pada perkawinan alami belum
Data yang diperoleh dari hasil tentu menunjukan rendahnya kualitas
pengamatan liiter size, bobot lahir, bo- ternak hasil IB tetapi juga karena jum-
bot sapih dan mortalitas serta umur in- lah sampel yang digunakan terlalu sedi-

42
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46

kit. Perkawinan IB pada dasarnya Kostaman dan Sutama (2005)


menggunakan pejantan unggul sehingga menyataan bahwa litter size seekor
keturunannya diharapkan memiliki induk kambing ditentukan oleh tiga
keunggulan daripada ternak hasil per- faktor yaitu : Jumlah sel telur yang
kawinan alam. dihasilkan setiap birahi dan ovulasi,
Hasil penelitian Sodiq dan Sa- fertilisasi dan keadaan selama
dewo (2008) menyatakan bahwa litter kebuntingan serta kematian embrio.
size kambing sangat dipengaruhi oleh Ketiga faktor tersebut tergantung dari
paritas dan ukuran badan induk. Postur umur induk, bobot badan induk,
tubuh induk akan mempengaruhi ke- kambing pemacek, suhu lingkungan dan
mampuan induk dalam melahirkan jum- genetik tetua. Litter size yang tinggi
lah anaknya. Induk dengan postur tubuh akan diikuti dengan tingginya tingkat
yang besar akan menghasilkan jumlah kematian anak yang baru lahir dan juga
anak seperindukan yang lebih besar. dengan penurunan bobot lahir anak.

Tabel. 1 Data litter size penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Induk yang beranak (ekor) Litter Size (ekor)
Perkawinan Alami 41 1.80 ± 0.64
Inseminasi Buatan 24 1.79 ± 0.59

Bobot Lahir kan untuk perkawinan alami dan semen


Dari hasil penelitian yang didapat yang digunakan untuk perkawinan bua-
lebih rendah dari penelitian Sutama tan berasal dari jenis kambing Boer pu-
(2007), yang menyatakan bahwa rataan rebreed yang telah teruji keunggulannya
berat lahir anak kambing PE masing- dari segi produksi maupun reproduksi
masing sebesar 3,71 ± 0,89 kg, tetapi yang memilik kualitas yang sama. Hal
lebih tinggi dari penelitian Mahmilia, ini sesuai dengan pendapat Ihsan (2010)
dkk (2004) sebesar 1,85 ± 0,153 kg. berat lahir yang tinggi menunjukkan
Menurut Devendra dan Burns (1994) bahwa pejantan yang digunakan dalam
keragaman dari bobot lahir disebabkan perkawinan ini memiliki mutu genetik
oleh faktor genetik dan lingkungan, se- yang tinggi dan juga manajemen peme-
dangkan terjadinya keragaman bobot liharaan yang baik.
hidup antara lain perbedaan bangsa, Menurut Davendra dan Burns
jumlah anak sekelahiran, pakan, persi- (1994), keragaman dalam bobot lahir
langan dan interaksi fenotip-genotip disebabkan oleh faktor genetik dan
nya. Faktor genetik merupakan potensi lingkungan, Kostama dan Sutama
atau kemampuan yang dimiliki oleh ter- (2005), faktor genetik merupakan po-
nak, sedangkan faktor lingkungan me- tensi atau kemampuan yang dimiliki
rupakan kesempatan yang diperoleh ter- oleh ternak, sedangkan faktor lingkun-
nak pada tempat yang berbeda-beda. gan merupakan kesempatan yang dipe-
Perhitungan pengaruh sistem roleh ternak di tempat yang berbeda-
perkawinan terhadap bobot lahir hasil- beda.
nya bahwa sistem perkawinan tidak Pada hasil penelitian memperli-
menunjukan adanya perbedaan yang hatkan bahwa rata-rata berat lahir untuk
nyata (P<0,05) terhadap bobot lahir anak kambing jantan lebih tinggi dari
ternak. Hal ini bisa terjadi karena pada pada anak kambing betina seperti terli-
lokasi penelitian pejantan yang diguna- hat pada Tabel 2. Hal itu dapat terjadi

43
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46

karena dipengaruhi oleh faktor bangsa rang, sehingga laju pertumbuhan otot
atau genetik, karena anak yang dilahir- terbatas. Bagian tubuh yang memiliki
kan merupakan hasil crossbreed. Menu- tulang pipa meliputi tulang paha, tulang
rut Alfiansyah (2011) faktor hormon hasta, tulang lengan atas, tulang pen-
androgen yang terdapat pada sistem gumpil, tulang betis dan tulang kering.
hormonal kambing jantan diduga me- Disebut tulang pipa karena tulang jenis
nyebabkan bobot lahir jantan lebih ting- tersebut seperti pipa dengan kedua
gi dibandingkan dengan jenis kelamin ujungnya yang bulat. Ujung tulang ber-
betina. Hormon estrogen yang dihasil- bentuk bulat tersusun atas tulang rawan
kan hewan betina akan membatasi per- yang disebut epifise, sedangkan pada
tumbuhan tulang pipa dalam proses jenis ini bagian tengah tulang pipa yang
pembentukan tulang pada fase prenatal berbentuk silindris dan berongga dis-
sudah berlangsung pada hari ke-50 hari ebut diafase. Tulang pipa memiliki dua
masa kebuntingan, dengan demikian sumsum tulang yakni sumsum tulang
hormon estrogen yang dihasilkan oleh merah dan kuning. Tempat sel-sel darah
foetus betina akan menghambat per- dibentuk berada di dalam sumsum
tumbuhan tulang pipa sejak hormon es- tulang merah. Adapun tempat
trogen berfungsi, dengan terhambatnya pembentukan sel-sel lemak terdapat
pertumbuhan tulang pipa, maka tempat pada sel-sel tulang kuning.
tempat melekatnya daging akan berku-

Tabel. 2 Data bobot lahir penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Rataan total Bobot lahir Bobot lahir betina
bobot lahir (n) jantan (n) (n)
Perkawinan Alami 2.93 ± 0.57 (74) 3.36 ± 0.4 (37) 2.49 ± 0.32 (37)
Perkawinan Buatan 2.96 ± 0.4 (36) 3.02 ± 0.1(23) 2.85 ± 0.66 (23)

Bobot Sapih nutrisi yang diberikan maka pada saat


Berat sapih dapat pula jadi indika- mencapai umur sapih ternak akan mem-
tor dari kemampuan induk untuk meng- peroleh bobot sapih yang maksimal. Hal
hasilkan susu dan kemampuan anak un- ini sesuai dengan pendapat Maylinda,
tuk mendapatkan susu dan tumbuh. Se- (2010) perbedaan berat sapih ini dikare-
hingga berat sapih dipengaruhi oleh nakan berat sapih banyak dipengaruhi
kondisi induk, jumlah dan kondisi anak faktor lingkungan diantaranya manaje-
kambing yang dilahirkan (Suta- men pemeliharaan dan produksi susu
ma,2007). induk. Lu, (2002) menambahkan berat
Perhitungan pengaruh sistem per- sapih tervariasi tergantung pada penga-
kawinan terhadap bobot sapih hasilnya ruh genetik, umur sapih, kesehatan serta
bahwa sistem perkawinan tidak menun- management pemeliharaan, terutama
jukan perbedaan terhadap bobot sapih adalah aspek pemberian pakan yang
ternak. Hal ini dikarenakan berat sapih sangat berpengaruh terhadap kemam-
banyak dipengaruhi oleh faktor ling- puan induk untuk memproduksi susu
kungan yaitu pakan yang diberikan ke- selama masa pertumbuhan pra sapih
pada cempe, semakin tinggi kandungan anak kambing.

44
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46

Tabel. 3 Data bobot sapih penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Rataan total Bobot sapih Bobot sapih
bobot sapih (kg) jantan (kg) betina (kg)
Perkawinan Alami 11,06 ± 2 (68) 11.7 ± 1.83 (34) 11.5 ± 2.18 (34)
Perkawinan Buatan 11,31 ± 1,54 (32) 11.17 ± 1.72 (21) 11.59 ± 1.16 (11)

Mortalitas nimbulkan kematian pada cempe (Kos-


Dari hasil penelitian yang telah di- taman dan Sutama, 2006).
lakukan bahwa tingkat angka kematian Kematian banyak ditemui pada
masih pada kondisi yang normal nal ini kasus kelahiran anak kembar. Kematian
sesuai dengan pendapat Sutama (2007) anak pada kasus kelahiran kembar dan
yang mengatakan bahwa angka kema- kelahiaran lebih dari dua biasanya terja-
tian cempe sekitar 5-10% dapat diang- di karena anak tidak mendapatkan kolo-
gap sangat baik untuk suatu usaha pro- strum dari induknya. Cempe yang baru
duksi. lahir perlu mendapat kolostrum, karena
Faktor penyebab tingginya tingkat kolostrum merupakan satu-satunya
kematian pada kambing selain itu ke- sumber antibodi untuk tubuhnya, selain
mungkinan disebabkan masalah penan- itu kolostrum juga merupakan sumber
ganan induk bunting oleh peternak yang energi bagi cempe. Penyebab kematian
kurang baik (terutama penyediaan pa- cempe juga dikarenakan kondisi cempe
kan kualitas dan kuantitasnya rendah) yang lemah saat lahir. Menurut Deven-
sehingga mengakibatkan terjadinya ke- dra dan Burns (1994) kematian anak
matian embrio dan terjadinya gangguan yang baru lahir selalu merupakan pro-
pada saat kelahiran (distokia). Distokia porsi yang tinggi dari kematian total dan
ini terjadi karena ketidakmampuan dengan mudah disebabkan oleh kedin-
hormon oxytocin untuk melakukan kon- ginan, kekurangan pakan dan penyakit
traksi pada uterus sehingga menyebab- serta kesulitan beranak.
kan induk sulit mengeluarkan cempe,
apabila tidak segera ditangani akan me-

Tabel 4. Mortalitas prasapih penampilan anak kambing PE dari dua sistem perkawinan
Sistem Perkawinan Mortalitas
Perkawinan Alami 8,82 %
Perkawinan Buatan 12,5 %

KESIMPULAN persilangan antara induk kambing PE


Kesimpulan dari penelitian ini dan pejantan kambing Boer.
adalah metode perkawinan yaitu perka-
winan alami atau teknik Inseminasi Bu- UCAPAN TERIMA KASIH
atan (IB) tidak mempengaruhi jumlah Penulis mengucapkan banyak te-
anak yang dilahirkan per kelahiran (lit- rima kasih kepada Bapak Alex dan Ir.
ter size), bobot lahir, bobot sapih dan Hermanto, MP, pengelola Peternakan
mortalitas anak yang dihasilkan dari Kambing dan Domba PT. Agriranch
yang telah memberi kesempatan penulis

45
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):41 - 46

melaksanakan penelitian di peternakan nakan Etawah. Seminar Nasional


yang dikelola. Teknologi Peternakan dan Vete-
riner: 522-527
DAFTAR PUSTAKA Lu, C.D. 2002. Boer goat production:
Alfiansyah, M. 2011. Macam dan jenis Progress and perspective. Vice
tulang berdasarkan bentuknya. Chancellor of Academic Affairs,
http://www.sentraedukasi.com/20 University if Hawai'i Hilo, Hawai.
11/07/macam-jenis-tulang- http://www.uhh.hawaii.edu/uhh/vc
berdasarkan-bentuknya.html aa/. Tanggal akses 25 Agustus
Tanggal akses 18 Agustus 2012 2012
Devandra, C. dan M, Bruns,. 1994. Mahmalia, F. 2007. Penampilan repro-
Produksi kambing di daerah duksi kambing induk: Boer, Ka-
tropis. Penerbit ITB. Bandung. cang dan Kacang yang disilang-
Ihsan M.N., 2010. Pengembangan kan dengan pejantan Boer. Semi-
kambing dengan inseminasi nar Nasional Teknologi Peterna-
buatan (kendala dan solusinya). kan dan Veteriner 2007: 485-490
Pidato Pengukuhan Guru Besar Maylinda, S., 2010. Pengantar pemu-
Fakultas Peternakan Universitas liaan ternak. Universitas Brawi-
Brawijaya. Malang. jaya Press. Malang
Kostaman, T. Dan I. K. Sutama,. 2005. Sarwono. 2010. Beternak kambing un-
Pertumbuhan kambing anak hasil ggul. Penerbit penebar swadaya.
persilangan antara Kambing Boer Jakarta
dengan Peranakan Etawah pada Sodiq, A dan Sadewo. 2008. Reproduc-
periode pra-sapih. Jurnal Ilmu tive performance and preweaning
Ternak dan Veteriner. Vol. 10 No. mortality of Peranakan Etawa goat
2 hal:6-11. under production system of goat
Kostaman, T dan I. K Sutama,. 2006. farming group in Gumelar Banyu-
Korelasi bobot badan induk den- mas. Animal production . Mei 2008
gan lama bunting, litter size, dan vol 10 no 2:67-72
bobot lahir anak Kambing Pera-

46

Anda mungkin juga menyukai