Kelas : B/2020
Prodi : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Pengantar Dasar Matematika
Dasar-dasar Pengetahuan
A. Pengertian Pengetahuan
Mendefinisikan pengetahuan merupakan kajian panjang sehingga
terjadi pergulatan sejarah pemikiran filsafati dalam menemukan pengertian
pengetahuan. Hal ini wajar karena “keistimewaan” filsafat adalah
perselisihan, pergumulan pemikirannya itu berlangsung terus selamanya.
Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan
diperoleh melalui proses keilmuan. Sedangkan proses keilmuan adalah
cara memperoleh pengetahuan secara sistematsi tentang suatu sistem.
Perolehan sistematis ini biasanya atau pada umunya berupa metode
ilmiyah. Dari proses metode ilmiah itu melahirkan “science”. Science atau
tepatnya Ilmu pengetahuan memilki arti spesifik bila digandengkan
dengan ilmu pengetahuan yaitu sebagai kajian keilmuan yang tersistematis
sehingga menjadi teori ilmiah-obyektif ( dapat dibuktikan secara empiris )
dan prediktif ( menduga hasil empiris yang bisa diperiksa sehingga bisa
jadi hasilnya bersesuaian atau bertentangan dengan realita empiris).
Pengetahuan dalam pandangan Rasionalis bersumber dari “Idea”.
Tokoh awalnya adalah Plato (427-347). Menurutnya alam idea itu kekal,
tidak berubah-ubah. Manusia semenjak lahir sudah membawa idea bawaan
sehingga tinggal mengingatnya kembali untuk menganalisa sesuatu itu.
Istilah yang digunakan Rene Descartes (1596-1650) sebagai tokoh
rasionalis dengan nama “innete idea”. Penganut rasionalis tidak percaya
dengan inderawi karena inderawi memiliki keterbatasan dan dapat
berubah-ubah. Sesuatu yang tidak mengalami perubahan itulah yang dapat
dijadikan pedoman sebagai sumber ilmu pengetahuan. Aristatoles dan para
penganut Empirisme-Realisme menyangggah yang disampaikan oleh
kaum Rasionalis. Mereka berdalih bahwa ide-ide bawaan itu tidak ada.
Hukum-hukum dan pemahaman yang universal bukan hasil bawaan tetapi
diperoleh melalui proses panjang pengamatan empiric manusia. Aristatoles
berkesimpulan bahwa ide-ide dan hukum yang universal itu muncul
dirumuskan akal melalui proses pengamatan dan pengalaman inderawi.
Pengetahuan yang tidak bisa diukur dan dibuktikan dengan
empiric-realitas-material merupakan pengetahuan yang hayali, tahayul dan
bohong (mitos). Aliran empirisme menyatakan bahwa pengetahuan itu
diperoleh melalui pengalaman-pengalaman yang konkrit. Sedangkan aliran
rasionalis berpendapat bahwa pengetahuan manusia didapatkan melalui
penalaran rasional. Kedua pendekatan ini merupakan cikal bakal lahirnya
positivisme modern dalam kajian keilmuan.
B. Dasar-dasar Pengetahuan
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran mempunyai ciri, yaitu:
merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan
sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu.
Dan kita juga dapat membedakan jenis pengetahuan. Pertama,
pengetahuan yang didapatkan melalui usaha aktif dari manusia untuk
menemukan kebenaran, baik secara nalar maupun lewat kegiatan lain
seperti perasaan dan intusi. Kedua, pengetahuan yang didapat tidak dari
kegiatan aktif menusia melainkan ditawarkan atau diberikan seperti ajaran
agama. . Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan
pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu
mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan
dengan cara tertentu. Penarikan kesimpulan dianggap benar jika penarikan
kseimpulan juga dilakukan dengan cara tertentu. Cara penarikan
kesimpulan ini disebut dengan logika.
C. Sumber Pengetahuan
Pada dasarnya, setiap manusia memiliki cara untuk mendapatkan
pengetahuan yaitu mendasarkan diri pada rasional dan fakta, serta adanya
intuisi dan wahyu. Sumber pengetahuan pada masyarakat religius berawal
dari sesuatu yang sakral dan transenden. Manusia tidak ada menemukan
kebenaran yang hakiki selama meninggalkan yang esensi ini. Sumber
pengetahuan tidak hanya menggunakan panca indera dan akal saja tetapi
ada dua unsur yaitu wahyu dan intuisi.
2. Statistika
Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk
memproses pengetahuan secara ilmiah, sebagai bagian dari
perangkat metode ilmiah, statistika membantu kita untuk
melakukan generalisasi dan menyimpulkan karasteristik suatu
kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
Disadari atau tidak, statistika telah banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kamus ilmiah populer, kata statistika
berarti table, grafik, daftar informasi, angka-angka. Sedangkan
statistika berarti ilmu pengumpulan, analisis-analisis dan
klasifikasi data, angka sebagai dasar untuk induksi. Jadi ringkasnya
bisa kita katakan bahwa statistika adalah pengetahuan yang
berhubungan dengan data, pengelolaan dan penarikan
kesimpulannya berdasarkan kumpulan data dan analisa yang
dilakukan.
3. Logika
Logika adalah sarana berpikir sistematis, valit dan dapat
dipertanggung jawabkan, karena itu berpikir logis adalah berpikir
sesuai dengan aturan-aturan berpikir. Kata Logika dapat diartikan
sebagai penalaran karena penalaran merupakan suatu proses
berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang
dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses
berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Cara
penarikan kesimpulan ini disebut logika, dimana logika secara luas
dan dapat didefinisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara
benar. Terdapat dua cara penarikan kesimpulan yakni; Logika
Induktif dan Logika Deduktif logika induktif erat hubungannya
dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata
menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika
deduktif yang membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal
yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual
(khusus). Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien tepat
dan teratur mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.