Anda di halaman 1dari 8

Lex Administratum, Vol. V/No.

1/Jan-Feb/2017

AKSPEK YURIDIS PEMBATALAN AKTA NOTARIS perjanjian, dan penetapan yang diharuskan
BERDASARKAN UU NO. 2 TAHUN 2014 oleh suatu peraturan umum atau oleh yang
TENTANG JABATAN NOTARIS1 berkepentingan yang dikehendaki untuk
Oleh: Brainer Livingstone Mala2 dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin
kepastian tanggalnya, menyimpan aktenya dan
ABSTRAK memberikan grosse, salinan, dan kutipanya,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk semuanya sepanjang akte itu oleh suatu
mengetahui apa akta notaris bisa dibatalkan peraturan tidak juga ditugaskan atau
oleh badan peradilan dan bagaimana tanggug dikecualikan kepada pejabat atau orang lain,
jawab notaris terhadap akta yang dibatalkan dalam menjalankan profesinya notaris
oleh badan peradilan. Dengan menggunakan mendapat ijin praktek dari Menteri Kehakiman,
metode penelitian yuridis normative, dapat dan dalam hal ini pekerjaan adalah membuat
disimpulkan: 1. Pembatalan akta notaris yang akta otentik.
dilakukan oleh hakim dapat berbentuk batal Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
demi hukum atau dapat dibatalkan, apabila maka tidak beralasan apabila notaris dalam
akta notaris tersebut tidak memenuhi melaksanakan tugasnya mempunyai kode etik
persyaratan yang ditentukan oleh undang- profesi, karena notaris merupakan profesi yang
undang dengan tidak terpenuhinya syarat terhormat (officium nobile) yang memerlukan
subyektif (sepakat dan cakap untuk membuat integritas serta kualifikasi tersendiri. Secara
suatu perjanjian) atau syarat obyektif (adanya tidak langsung sebagai sebuah profesi yang
suatu hal tertentu dan sebab yang halal). 2. mulia dan terhormat (officium nobile) dan
Secara umum notaris bertanggung jawab dalam sebagai sebuah profesi yang membutuhkan
setiap pembuatan akta, agar akta tersebut tidak keprofesionalitasan, maka tanggung jawab
kehilangan otentitasnya sehingga dapat seorang profesional terhadap klien sangat berat
dibatalkan, namun secara hukum notaris tetapi secara tidak langsung hal tersebut mau
bertanggung jawab baik perdata maupun tidak mau harus dijalankan sesuai dengan
pidana. Apabila akta tersebut menjadi batal standart kode etik notaris yang berlaku, Notaris
demi hukum dan menimbulkan kerugian bagi yang melakukan profesinya dibidang hukum
para pihak, maka kepada notaris dapat diminta dengan sebaik-baiknya haruslah juga berbahasa
ganti kerugiannya, biaya serta bunga secara Indonesia yang sempurna, sesuai dengan
perdata akibat penerbitan akta tersebut. perkembangan bahasa Indonesia dan nasional.3
Apabila terbukti notaris tersebut secara sah dan Di sini bentuk akta, baik dalam bentuk akta
meyakinkan melanggar aturan secara pidana, notaris maupun di bawah tangan merupakan
maka akta tersebut dapat dibatalkan dan syarat konstitutif untuk perbuatan hukum
kepada notaris tersebut dapat dipidana tersebut, dengan demikian, akta tersebut
penjara, serta dapat diberikan sanksi merupakan syarat mutlak untuk adanya
administratif dalam kualifikasinya sebagai perbuatan hukum tersebut. Dasar pemikiran
seorang pejabat umum (notaris). diwajibkannya perbuatan hukum dilakukan
Kata kunci: Pembatalan, akta, notaris. dalam bentuk tertentu ialah sebagai
perlindungan pihak lemah terhadap dirinya
PENDAHULUAN sendiri dan terhadap pihak lawan (karena
A. Latar Belakang Masalah kedudukan tidak seimbang).4
UU No. 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan
Notaris Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004
Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris dikemukakan 3
Iwan Budisantoso, Tanggung Jawab Profesi Notaris
bahwa notaris ialah pejabat umum satu- Dalam Menjalankan Dan Menegakkan Hukum Di
satunya yang berwenang untuk membuat akta Indonesia, Diakses dari http:// hukum. kompasiana. com/
otentik, mengenai semua perbuatan, 2011/03/11/ tanggung-jawab-profesi-notaris-dalam-
menjalankan-dan-menegakkan-hukum-di-indonesia/, Jam
12:00 Wita, pada tanggal 30 Maret 2016.
1 4
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Telly Zuliana Maro Batubara, Analisis Yuridis Terhadap
Sumbu, SH, MH; Dr. Muhammad Hero Soepeno, SH, MH Pembatalan Akta Notaris (Studi Kasus Pada Pengadilan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Negeri Medan, Tesis, Fakultas Hukum Universitas
120711601 SumateraUtara, Medan, 2011, hlm 1.

5
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

Akta notaris sebagai suatu akta otentik yang Berdasarkan latar belakang permasalahan
memiliki kekuatan bukti lengkap dan telah tersebut di atas, maka penulis tertarik
mencukupi batas minimal alat bukti yang sah mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai
tanpa lagi diperlukan alat bukti lain dalam suatu pembatalan akta notaris oleh badan peradilan
sengketa hukum perdata, dapat mengalami dalam hal ini oleh hakim.
"degradasi kekuatan bukti" dari kekuatan bukti
lengkap menjadi permulaan pembuktian dan B. Perumusan Masalah
dapat memiliki cacat yuridis yang menyebabkan 1. Apakah akta notaris bisa dibatalkan
kebatalan atau ketidakabsahan akta tersebut. oleh badan peradilan?
Notaris wajib memenuhi semua ketentuan 2. Bagaimanakah tanggug jawab notaris
sesuai Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) terhadap akta yang dibatalkan oleh
dan peraturan perundang-undangan lainnya. badan peradilan?
Notaris bukan menjadi juru tulis semata-
mata, namun notaris perlu mengkaji apakah C. Metode Penelitian
yang diinginkan oleh penghadap untuk Penelitian merupakan upaya pencarian yang
dinyatakan dalam akta otentik tersebut tidak amat bernilai edukatif, itu melatih kita untuk
bertentangan dengan UUJN dan peraturan selalu sadar bahwa di dunia ini banyak yang kita
hukum yang berlaku. Mengetahui dan tidak ketahui, dan apa yang kita coba cari,
memahami syarat-syarat otentisitas, keabsahan temukan, dan ketahui itu tetaplah bukan
dan sebab-sebab kebatalan suatu akta Notaris, kebenaran mutlak, oleh sebab itu, masih perlu
sangat penting untuk menghindari secara diuji kembali.6 Metode merupakan cara yang
preventif adanya cacat yuridis akta notaris yang utama yang digunakan untuk mencapai suatu
dapat mengakibatkan hilangnya otentisitas dan tujuan, untuk mencapai tingkat ketelitian,
batalnya akta notaris tersebut. jumlah dan jenis yang dihadapi.7 Penelitian ini
Peran Notaris hanyalah media (alat) untuk menggunakan metode penelitian hukum
lahirnya suatu akta otentik dan Notaris bukan normatif (yuridis normatif) dengan
pihak dalam akta yang dibuatnya, sehinga hak mendasarkan pada sumber data sekunder yang
dan kewajiban hukum yang dilahirkan dari terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan
perbuatan hukum yang disebut dalam akta tersier.8
Notaris, hanya mengikat pihak-pihak dalam
akta tersebut, dan jika terjadi sengketa PEMBAHASAN
mengenai isi perjanjian, maka Notaris tidak A. Pembatalan Akta Notaris oleh Badan
terlibat dalam pelaksanaan kewajiban dan Peradilan
dalam menuntut suatu hak, karena Notaris Akta notaris dibatalkan oleh suatu putusan
berada diluar perbuatan hukum pihak-pihak hakim, dapat dilihat terlebih dahulu akibat yang
tersebut. timbul karenanya. Jika ternyata pembatalan
Di dalam (Pasal 51 Undang-Undang Jabatan (baik yang dapat dibatalkan maupun yang batal
Notaris Republik Indonesia Nomor 2 Tahun demi hukum) menimbulkan kerugian bagi para
2014 perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004 pihak yang meminta bantuan notaris dalam
tentang Jabatan Notaris. Diatur secara khusus pembuatan akta tersebut (termasuk
akibat pelanggaran yang dilakukan Notaris penerimaan haknya), maka notaris tersebut
terhadap ketentuan tertentu. Akibat dapat dihukum untuk membayar penggantian
pelanggaran tersebut dapat menyebabkan akta kerugian tersebut (sepanjang kesalahan
Notaris hanya mempunyai kekuatan tersebut terletak pada notarisnya).
pembuktian sebagai akta di bawah tangan, dan Berdasarkan UUJN (Pasal 51 UU No. 2 Tahun
dapat menjadi alasan bagi para pihak yang 2014 perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004.
menderiita kerugian untuk menuntut Akibat pelanggaran yang dilakukan notaris
penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga
kepada Notaris.5 6
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Peneltian
Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm 19.
7
Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah,
5
Lihat penjelasan Pasal 51, UU No .2 Tahun 2014 Tentang Transito, Yogyakarta, 1982, Hlm 131.
8
jabatan Notaris. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op–Cit, hlm 14.

6
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai 3. Akta batal, tetapi isi akta (perbuatan
kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah hukum/peristiwa hukum tersebut)
tangan atau suatu akta menjadi batal demi tidak batal.
hukum dapat menjadi alasan bagi pihak yang Hal tersebut di atas dapat terjadi apabila
menderita kerugian untuk menuntut misalnya ada akta pernyataan keputusan rapat
penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga yang dijadikan bukti dipersidangkan, sedangkan
kepada notaris.9 seharusnya bentuk akta tersebut ialah berita
Berkaitan dengan kewenangan hakim dalam acara rapat. Apabila hakim berpendapat akta
memutuskan batalnya suatu akta notaris (baik tersebut salah, maka seharusnya hakim
dalam bentuk batal demi hukum maupun memutuskan membatalkan akta tersebut tetapi
dalam bentuk dapat dibatalkan), hakim hanya peristiwa hukumnya tidak batal.
dapat melakukannya apabila diajukan padanya Menurut R. Subekti bawa “akta autentik
suatu akta notaris (salinan). Hakim tidak merupakan suatu bukti yang mengikat, dalam
mungkin atas inisiatifnya sendiri memutuskan arti bahwa apa yang ditulis dalam akta tersebut
hal yang sedemikian itu (tanpa adanya harus dapat dipercaya oleh hakim, yaitu harus
pengajuan akta notaris sebagai alat bukti dianggap benar, selama ketidakbenarannya
tulisan). Pengambilan keputusan seorang hakim tidak dapat dibuktikan.10 Apabila ada akta yang
tergantung dari keadaan akta notaris yang batal sebagai akta otentik, maka akta tersebut
dijadikan bukti tersebut, sebab tidak semua masih berfungsi sebagai akta di bawah tangan,
akta notaris yang dipandang salah oleh hakim apabila akta tersebut ditanda tangani oleh para
harus dinyatakan batal demi hukum atau dapat pihak, sepanjang berubahnya status dari akta
dibatalkan, bahkan ada juga yang cukup otentik menjadi akta dibawah tangan tersebut
dinyatakan bahwa akta notaris tersebut tidak tidak mendatangkan kerugian, maka notaris
mempunyai kekuatan hukum. tersebut tidak bisa dituntut, sekalipun notaris
Putusan hakim tersebut, dapat memuat : tersebut akan kehilangan nama baiknya.11
1. Isi akta (peristiwa/perbuatan
hukumnya) batal dan aktanya itu juga B. Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta
batal. Hal ini terjadi bila bentuk akta Yang Dibatalkan
itu menjadi persyaratan dari sahnya Akibat hukum dari putusan yang dijatuhkan
perbuatan hukum tersebut. Contohnya oleh pengadilan terhadap notaris yaitu
: tanggung jawab seseorang atas apa yang
a. Hibah harus dibuat dengan akta dibuatnya tentunya merupakan kewajiban
notaris (Pasal 1682 KUH-Perdata). masing-masing individu tersebut. Suatu
b. Perjanjian kawin harus dibuat amanah yang diberikan kepadanya bagi
dengan akta notaris (Pasal 147 perlindungan seseorang, dalam hal ini notaris
KUH-Perdata). tidak bertanggung jawab atas kerugian yang
c. Kuasa memasang hipotik harus diderita oleh pihak yang kalah dalam perkara
dibuat dengan akta notaris (Pasal ini, serta notaris tidak dapat dituntut atas
1171 ayat (2) KUH-Perdata. kerugian biaya pembuatan akta yang telah
Kalau akta-akta tersebut dibatalkan dibuatnya.
oleh hakim, maka akta itu batal Seorang notaris dapat dimintakan
sebagai akta autentik dan perbuatan pertanggung jawaban apabila, notaris terbukti
hukumnya tersebut juga ikut batal. melakukan pelanggaran seperti perbuatan
2. Isi akta batal, sedangkan aktanya tidak melawan hukum, misalnya dalam pembuatan
batal. akta ada unsur pemaksaan dari notaris bagi
Hal ini terjadi apabila akta tersebut salah satu pihak untuk menandatangani, tidak
tidak mengandung cacat yuridis, yang membacakan akta, dan syarat formil
membatalkan hanya perbuatan pembuatan akta lainnya dilanggar notaris, bila
hukum/peristiwa hukum tersebut tidak terbukti para pihak dapat meminta ganti rugi ke
batal.
10
R. Subekti, Hukum Pembuktian, Penerbit Pradnya
9
Lihat Pasal 51 UU No. 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Paramita, Jakarta, 2001, hal. 48
11
Notaris Wahyudi Sulistia Nugroho, Op-Cit, hal. 295-297

7
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

notaris. Apabila notaris melakukan suatu hatian atau keharusan dalam pergaulan
perbuatan pembuatan akta atas perintah dari masyarakat yang baik.15
para pihak, dan syarat-syarat formil yang
ditentukan oleh undang-undang dalam 1. Tanggung Jawab Secara Umum.
pembuatan akta telah dipenuhi oleh notaris, Tanggung jawab notaris dalam menjalankan
maka notaris tidak bertanggung jawab. tugas profesinya bahwa notaris sebagai pejabat
Pertanggungjawaban atas perbuatan seseorang umum tugas utamanya ialah dalam pembuatan
biasanya praktis baru ada arti apabila itu akta otentik, kalau notaris menjalankan tugas
melakukan perbuatan yang tidak diperbolehkan jabatannya sesuai Undang-Undang Jabatan
oleh hukum. Sebagian besar di dalam KUH- Notaris (UUJN) dan peraturan perundangan di
Perdata dinamakan perbuatan melawan hukum dalam pembuatan akta, maka secara materiil
(onrechtmatige daad).12 dalam suasana formal dia sudah memenuhi
Notaris dapat diminta pertanggung jawaban, persyaratan dan tugas sebaik-baiknya.
apabila notaris melakukan perbuatan melawan Contohnya yaitu apabila para pihak meminta
hukum. Istilah melawan melekat kedua sifat pembuatan suatu akta, maka pernyataan yang
dan pasif kalau ia sengaja melakukan sesuatu disampaikan oleh notaris adalah notaris tinggal
perbuatan yang menimbulkan kerugian pada menkonstatir di dalam suatu akta. Notaris
orang lain jadi sengaja melakukan gerakan, bertanggung jawab atas apa yang
maka tampaklah dengan jelas sifat aktifnya dari disampaikan/diberi keterangan oleh yang
istilah melawan itu. Sebaliknya kalau ia dengan bersangkutan tetapi tidak bertanggungjawab
sengaja diam saja, sedangkan ia sudah atas kebenaran dari materi yang disampaikan.
mengetahui bahwa ia harus melakukan sesuatu Tanggung jawab secara lain ialah notaris harus
perbuatan untuk tidak merugikan orang lain, bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak
atau dengan kata lain, apabila dengan sikap berpihak, menjaga kepentingan pihak yang
pasif saja, maka ia telah melawan tanpa harus terkait dalam perbuatan hukum. Merahasiakan
menggerakkan badannya. Inilah sifat pasif dari sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan
istilah melawan.13 Apabila Notaris melakukan segala keterangan yang diperoleh guna
suatu perbuatan pembuatan akta atas perintah pembuatan akta sesuai dengan sumpah atau
dan permintaan dari para pihak dan syarat- janji jabatan, kecuali undang-undang
16
syarat formil yang ditentukan oleh undang- menentukan lain.
undang dalam pembuatan akta telah dipenuhi
oleh notaris, maka notaris tidak bertanggung 2. Tanggung Jawab Secara Hukum.
jawab. Pertanggungjawaban atas perbuatan a. Tanggung jawab notaris secara perdata.
seseorang biasanya praktis baru ada arti apabila Berdasarkan kontruksi hukum kenotariatan,
melakukan perbuatan yang tidak diperolehkan bahwa salah satu tugas jabatan notaries yaitu
oleh hukum. Sebagian besar di dalam “memformulasikan keinginan/tindakan
KUHPerdata dinamakan perbuatan melanggar penghadap/para penghadap ke dalam bentuk
hukum (onrechtmatige daad)14, baik perbuatan akta otentik, dengan memperhatikan aturan
tersebut bertentangan dengan hak orang lain, hukum yang berlaku ”, hal ini sebagaimana
bertentangan dengan kewajiban hukumnya tersebut dalam Yurisprudensi Mahkamah
sendiri, maupun bertentangan dengan kehati- Agung Republik Indonesia, yaitu “notaris
fungsinya hanya mencatatkan/menuliskan apa-
apa yang dikehendaki dan dikemukakan oleh
para pihak yang menghadap Notaris tersebut.
12 Tidak ada kewajiban bagi Notaris untuk
Ratih Tri Jayanti, Perlindungan Hukum Notaris, Dalam
Kaitannya Dengan Akta Yang Dibuatnya Manakala Ada menyelidiki secara materil apa-apa (hal-hal)
Sengketa Di Pengadilan Negeri (Studi Kasus Putusan
Pengadilan Negeri Pontianak Nomor
15
72/Pdtg/PN.Pontianak), Tesis, Program Magister Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan
Kenotariatan Universitas Diponegoro, 2010, hal. 147-148 Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hal. 6
13 16
Moegni Djojodirjo, Perbuatan Melawan Hukum, Pradya Peter Tamba Simbolon, Pembatalan Akta Notariil Dalam
Paramita, Jakarta, 1992, hal. 13 Sengketa Perdata Di Pengadilan Negeri Semarang, Tesis,
14
Wirjono Prodjodikoro, Perbuatan Melanggar Hukum, Program Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas
Penerbit Sumur, Bandung, 1984, hal. 80 Diponegoro, Semarang, 2008, hal. 82-83

8
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

yang dikemukakan oleh penghadap di hadapan diketahui kaidah hukum notaris yaitu “akta
Notaris tersebut” (Putusan Mahkamah Agung notaris sebagai akta otentik mempunyai
Nomor : 702 K/Sip/1973, Tanggal 5 September kekuatan pembuktian yang sempurna, sehingga
1973). jika ada orang / pihak yang menilai atau
Berdasarkan makna Putusan Mahkamah menyatakan bahwa akta tersebut tidak benar,
Agung tersebut, jika akta yang dibuat di maka orang / pihak yang menilai atau
hadapan atau oleh Notaris bermasalah oleh menyatakan tersebut wajib membuktikan
para pihak sendiri, maka hal tersebut menjadi penilaian atau pernyataannya sesuai aturan
urusan para pihak sendiri, Notaris tidak perlu hukum”.
dilibatkan, dan Notaris bukan pihak dalam akta. Jika gugatan terhadap pengingkaran
Jika dalam posisi kasus seperti ini, yaitu akta tersebut tidak terbukti, maka akta notaris
dipermasalahkan oleh para pihak sendiri, dan tersebut tetap berlaku dan mengikat para pihak
akta tidak bermasalah dari aspek lahir, formil dan pihak-pihak yang terkait sepanjang tidak
dan materil maka sangat bertentangan dengan dibatalkan oleh para pihak sendiri atau
kaidah hukum tersebut di atas, dalam praktik berdasarkan putusan pengadilan, demikian pula
Pengadilan Indonesia : jika gugatan tersebut terbukti, maka akta
1) Notaris yang bersangkutan diajukan notaries terdegradasi kedudukannya dari akta
dan dipanggil sebagai saksi di otentik menjadi akta di bawah tangan, sebagai
pengadilan menyangkut akta yang akta di bawah tangan maka nilai
dibuat di hadapan atau oleh notaris pembuktiannya tergantung para pihak dan
yang dijadikan alat bukti dalam suatu hakim yang akan menilainya. Jika
perkara. pendegradasian kedudukan akta tersebut
2) Notaris yang dijadikan sebagai ternyata merugikan pihak yang bersangkutan
tergugat di pengadilan menyangkut (penggugat) dan dapat dibuktikan oleh
akta yang dibuatnya dan dianggap penggugat, maka penggugat dapat menuntut
merugikan bagi pihak penggugat, di ganti rugi kepada notaris yang bersangkutan.
peradilan umum dalam suatu perkara Jika Notaris tidak membayar ganti rugi yang
perdata. dituntut tersebut, maka berdasarkan putusan
Ada batasan jika ingin menggugat notaris pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
yaitu jika para pihak yang menghadap notaris hukum tetap tersebut notaris dapat dinyatakan
(para pihak/penghadap yang namanya pailit. Kepailitan notaris tersebut dapat
tersebut/tercantum dalam akta) ingin dijadikan dasar untuk memberhentikan
melakukan pengingkaran (atau ingin sementara notaris dari jabatannya, jika berada
mengingkari) : dalam proses pailit (Pasal 9 ayat (1) huruf a
1) Hari, tanggal, bulan dan tahun UUJN), dan diberhentikan dengan tidak hormat
menghadap. dari jabatannya, jika dinyatakan pailit
2) Waktu (pukul) menghadap. berdasarkan putusan pengadilan yang telah
3) Tanda tangan yang tercantum dalam memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 12
minuta akta. huruf a UUJN).17
4) Merasa tidak pernah menghadap. Dalam kaitan ini sebagai suatu Kaidah
5) Akta tidak ditandatangani di hadapan Hukum Notaris Indonesia yaitu meskipun akta
Notaris. Notaris telah dinyatakan tidak mengikat oleh
6) Akta tidak dibacakan. putusan pengadilan yang telah mempunyai
7) Alasan lain berdasarkan formalitas kekuatan hukum yang tetap, maka kepada
akta. Notaris yang bersangkutan atau kepada
Pengingkaran atas hal-hal tersebut pemegang protokolnya masih tetap
dilakukan dengan cara menggugat notaris berkewajiban untuk mengeluarkan salinannya
(secara perdata) ke pengadilan negeri, maka
para pihak tersebut wajib membuktikan hal-hal
yang ingin diingkarinya, dan notaris wajib 17
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik
mempertahankan aspek-aspek tersebut, Terhadap Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
sehingga dalam kaitan ini perlu dipahami dan Jabatan Notaris), Penerbit Refika Aditama, Bandung,
2009, hal. 21-22

9
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

atas permintaan para pihak atau penghadap keadaan agar tidak dilakukan lagi oleh yang
atau para ahli warisnya.18 bersangkutan ataupun oleh Notaris yang lain.
Regresif berarti segala sesuatunya dikembalikan
b. Tanggung jawab notaris secara pidana. kepada suatu keadaan ketika sebelum
Berdasarkan UUJN diatur bahwa ketika terjadinya pelanggaran.
notaris dalam menjalankan tugas jabatannya Berdasarkan aturan hukum tertentu, di
terbukti melakukan pelanggaran, maka Notaris samping dijatuhi sanksi administratif, juga
dapat dikenai atau dijatuhi sanksi, berupa dapat dijatuhi sanksi pidana (secara kumulatif)
sanksi perdata, administrasi, dan kode etik yang bersifat condemnatoir (punitif) atau
jabatan notaris, sanksi-sanksi tersebut telah menghukum, dalam kaitan ini UUJN tidak
diatur sedemikian rupa, baik sebelumnya dalam mengatur sanksi pidana untuk notaris yang
PJN maupun sekarang dalam UUJN dan kode melanggar UUJN, namun apabila terjadi hal
etik jabatan Notaris, yang tidak mengatur seperti itu maka terhadap notaris tunduk
adanya sanksi pidana terhadap Notaris. Dalam kepada tindak pidana umum. Aspek-aspek
praktik ditemukan kenyataan bahwa suatu formal akta Notaris dapat saja dijadikan dasar
tindakan hukum atau pelanggaran yang atau batasan untuk memidanakan Notaris,
dilakukan Notaris sebenarnya dapat dijatuhi sepanjang aspek-aspek formal tersebut terbukti
sanksi administrasi atau perdata atau kode etik secara sengaja (dengan penuh kesadaran dan
jabatan Notaris, tapi kemudian ditarik atau keinsyafan serta direncanakan oleh Notaris
dikualifikasikan sebagai suatu tindak pidana yang bersangkutan) bahwa akta yang dibuat di
yang dilakukan oleh Notaris. hadapan dan oleh Notaris untuk dijadikan suatu
Penjatuhan hukuman pidana terhadap alat melakukan suatu tindak pidana atau dalam
notaris tidak serta merta akta yang pembuatan akta pihak atau akta relaas. Di
bersangkutan menjadi batal demi hukum. Suatu samping itu, notaris secara sadar, sengaja untuk
hal yang tidak tepat secara hukum jika ada secara bersama-sama dengan para pihak yang
putusan pengadilan pidana dengan amar bersangkutan (penghadap) melakukan atau
putusan membatalkan akta notaris dengan membantu atau menyuruh penghadap untuk
alasan notaris terbukti melakukan suatu tindak melakukan suatu tindakan hukum yang
pidana pemalsuan, dengan demikian yang diketahuinya sebagai tindakan yang melanggar
harus dilakukan oleh mereka yang hukum. Jika hal ini dilakukan, selain merugikan
berkeinginan untuk menempatkan notaris notaris, para pihak, dan pada akhirnya orang
sebagai terpidana, atas akta yang dibuat oleh yang menjalankan tugas jabatannya sebagai
atau di hadapan Notaris yang bersangkutan, notaris, diberi sebutan sebagai orang yang
maka tindakan hukum yang harus dilakukan senantiasa melanggar hukum.
yaitu membatalkan akta yang bersangkutan Aspek lainnya yang perlu untuk dijadikan
melalui gugatan perdata, dalam penjatuhan batasan dalam hal pelanggaran oleh notaris
sanksi tersebut perlu dikaitkan dengan sasaran, harus diukur berdasarkan UUJN, artinya apakah
sifat dan prosedur sanksi-sanksi tersebut. perbuatan yang dilakukan oleh Notaris
Penjatuhan sanksi perdata, administratif, melanggar pasal-pasal tertentu dalam UUJN,
dan pidana mempunyai sasaran, sifat, dan karena ada kemungkinan menurut UUJN bahwa
prosedur yang berbeda. Sanksi administratif akta yang bersangkutan telah sesuai dengan
dan sanksi perdata dengan sasaran yaitu UUJN, tetapi menurut pihak penyidik perbuatan
perbuatan yang dilakukan oleh yang tersebut merupakan suatu tindak pidana,
bersangkutan dan sanksi pidana dengan dengan demikian sebelum melakukan
sasaran, yaitu pelaku (orang) yang melakukan penyidikan lebih lanjut, lebih baik meminta
tindakan hukum tersebut. Sanksi administratif pendapat mereka yang mengetahui dengan
dan sanksi perdata bersifat reparatoir atau pasti mengenai hal tersebut, yaitu dari
korektif, artinya untuk memperbaiki suatu organisasi jabatan notaris.19
Penjatuhan sanksi pidana terhadap notaris
18
Zuliana Maro Batubara, Analisis Yuridis Terhadap
dapat dilakukan sepanjang batasan-batasan
Pembatalan Akta Notaris (Studi Kasus Pada Pengadilan
Negeri Medan, Tesis, Fakultas Hukum Universitas
19
SumateraUtara, Medan, 2011, hal. 60-61 Ibid, hal. 61-63

10
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

sebagaimana tersebut di atas dilanggar, artinya Sanksi-sanksi tersebut berlakunya


di samping memenuhi rumusan pelanggaran secara berjenjang mulai dari teguran lisan
yang tersebut dalam UUJN dan kode etik sampai dengan pemberhentian tidak hormat.21
jabatan Notaris juga harus memenuhi rumusan
yang tersebut dalam Kitab Undang-undang PENUTUP
Hukum Pidana (KUHP), dalam hal untuk A. Kesimpulan
meminta keterangan notaris atas laporan pihak 1. Pembatalan akta notaris yang dilakukan
tertentu, menurut Pasal 66 UUJN, maka apabila oleh hakim dapat berbentuk batal demi
notaris dipanggil oleh kepolisian, kejaksaan hukum atau dapat dibatalkan, apabila akta
atau hakim, maka instansi yang ingin notaris tersebut tidak memenuhi
memanggil tersebut wajib minta persetujuan persyaratan yang ditentukan oleh undang-
dari Majelis Pengawas Daerah (MPD). undang dengan tidak terpenuhinya syarat
Ketentuan Pasal 66 UUJN tersebut bersifat subyektif (sepakat dan cakap untuk
imperatif atau perintah, dalam praktik sekarang membuat suatu perjanjian) atau syarat
ini, ada juga notaris yang dipanggil oleh obyektif (adanya suatu hal tertentu dan
kepolisian, kejaksaan atau hakim langsung sebab yang halal).
datang menghadap kepada instansi yang 2. Secara umum notaris bertanggung jawab
memanggilnya, tanpa diperiksa dulu oleh MPD dalam setiap pembuatan akta, agar akta
artinya menganggap sepele terhadap MPD, jika tersebut tidak kehilangan otentitasnya
Notaris melakukan seperti ini, maka menjadi sehingga dapat dibatalkan, namun secara
tanggung jawab notaris sendiri, misalnya jika hukum notaris bertanggung jawab baik
terjadi perubahan status dari saksi menjadi perdata maupun pidana. Apabila akta
tersangka atau terdakwa. Ketentuan Pasal 66 tersebut menjadi batal demi hukum dan
UUJN tersebut bagi kepolisian, kejaksaan atau menimbulkan kerugian bagi para pihak,
hakim bersifat imperatif, artinya jika kepolisian, maka kepada notaris dapat diminta ganti
kejaksaan atau hakim menyepelekan ketentuan kerugiannya, biaya serta bunga secara
Pasal 66 UUJN, maka terhadap kepolisian, perdata akibat penerbitan akta tersebut.
kejaksaan atau hakim dapat dikategorikan Apabila terbukti notaris tersebut secara sah
sebagai pelanggaran terhadap undang-undang, dan meyakinkan melanggar aturan secara
maka jika hal ini terjadi, dapat melaporkan pidana, maka akta tersebut dapat
kepolisian, kejaksaan dan hakim kepada dibatalkan dan kepada notaris tersebut
atasannya masing-masing, dan di sisi yang lain, dapat dipidana penjara, serta dapat
perkara yang disidik atau diperiksa tersebut diberikan sanksi administratif dalam
dapat dikategorikan cacat hukum (dari segi kualifikasinya sebagai seorang pejabat
Hukum Acara Pidana) yang tidak dapat umum (notaris).
dilanjutkan (ditunda untuk sementara) sampai
ketentuan Pasal 66 UUJN dipenuhi.20 B. Saran
Berdasarkan kode etik notaris BAB IV Pasal 6 1. Notaris sebagai pejabat umum yang
ayat( 1 ) sanksi yang dikenakan terhadap berwenang untuk membuat suatu akta
anggota yang melakukan pelanggaran kode etik otentik, hendaknya lebih memperhatikan
dapat berupa, sanksi administratif, yaitu : secara cermat dan teliti dalam setiap
1) Teguran; pembuatan akta, agar akta tersebut tidak
2) Peringatan; dibatalkan oleh hakim.
3) Schorsing (Pemecatan sementara) dari 2. Hendaknya notaris tetap menjaga kekuatan
keanggotaan perkumpulan; pembuktian akta otentik yang dibuatnya
4) Onzetting (Pemecatan) dari dengan memperhatikan aspek lahiriah,
keanggotaan perkumpulan; aspek formal dan aspek materil, sehingga
5) Pemberhentian dengan tidak hormat aktanya mempunyai kekuatan hukum yang
dari keanggotaan perkumpulan; sempurna, dengan demikian notaris

20 21
Ibid, hal. 64-65 Lihat pasal 6, BAB IV, Kode Etik Notaris

11
Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

terhindar dari perbuatan pidana dan sanksi http://riezhkie.blogspot.com/2009/10/pembat


administratif lainnya. alan-dan-degradasi-kekuatan-bukti.html.
Vanezintania, Pembatalan dan Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA Perjanjian, Diakses dari http:// vanezintania.
1. LITERATUR wordpress.com/2 011/05/13/ pembatalan-dan-
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar pelaksanaan-perjanjian/, Jam 10:00 Wita, pada
Metode Peneltian Hukum, PT. Raja Grafindo tanggal 2 April 2016.
Persada, Jakarta, 2004, hlm 19. Legal Forum, Akta Otentik Dalam
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum Positif Di Indonesia, Diakses Dari
Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, http://72 legalogic. wordpress. com/
2011, hlm 27 – 28. 2009/03/23/akta-otentik-dalam-hukum-positif-
Bachrul Amiq, Aspek Hukum indonesia/, Jam 12:00 Wita, Pada Tanggal 2
Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah, April 2016.
Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2010, hlm15 Irma Devita, Perbedaan Akta Otentik
G.H.S Lumban Tobing, Peraturan Dengan Surat Di Bawah Tangan, Diakses Dari
Jabatan Notaris, Penerbit Erlangga, Jakarta, http://irmadevita.com/2012/perbedaan-akta-
1999, hlm 48. otentik-dengan-surat-di-bawah-tangan, Jam
Johny Ibrahim, Teori dan Metodelogi 10:00 Wita, Pada Tanggal 05 April 2016
Penelitian Hukum Normatif, Cet. IV,
Banyumedia, Malang, 2008, hlm 299. 3. UNDANG-UNDANG
R.Soegondo Notodisoerjo, 1993, Undang-undang No.2 Tahun 2014 atas
Hukum Notariat Di Indonesia, PT Raja Grafindo, perubahan Undang-undang No.30 Tahun 2004
Jakarta, hal, 1-4. tentang jabatan notaris
Soetardjo, Soemoatmodjo, Apakah Kitab undang-undang hukum perdata
Notaris, PPAT, Pejabat Lelang, Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 1986, hlm 25.
Soerjono Soekanto, Pengantar
Penelitian Hukum Cet ke - 3, UI Press, Jakarta,
1986, hlm 21.
Sugiyono, Memahami Penelitian
Kualitatif, Penerbit CV. Alvabeta, Bandung,
2005, hlm 83.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004, hlm 1.
Moris L. Cohen, Sinopsis Penelitian Ilmu
Hukum, Cet.1, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1995, hlm 3.
Winarno Surakhmat, Pengantar
Penelitian Ilmiah, Transito, Yogyakarta, 1982,
Hlm 131.

2. SUMBER-SUMBER LAIN
Iwan Budisantoso, Tanggung Jawab Profesi
Notaris Dalam Menjalankan Dan Menegakkan
Hukum Di Indonesia, Diakses dari http://
hukum. kompasiana. com/
2011/03/11/tanggung-jawab-profesi-notaris-
dalam-menjalankan-dan-menegakkan-hukum-
di-indonesia/, Jam 12:00 Wita, pada tanggal 30
Maret 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai