Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA MASYARAKAT JL. SUPRIYADI RT 03 RW 09 KANIGARAN


KOTA PROBOLINGGO

Oleh :
NADIAN NELLY S
1914901002

Oleh:
DONA AZAROTUN SUCI
(1614201019)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapakan kepada Allah SWT., karena atas berkat dan

rahmat-Nya penuyusun biusa menyelesaikan laporan ini. laporan ini merupakan Laporan

Praktik Keperawatan Komunitas. Ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun untuk

memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Ners Keperawatan di

Stikes Majapahit Mojokerto Tahun Akademik 2020.

Dalam penyusunan laporan tidak lepas dari bimbingan arahan dan petunjuk dari

berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan banyak

terimakasih kepada :

1. Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Stikes Majapahit Mojokerto

2. Ika Suhartanti, S.Kep. Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan Stikes

Majapahit Mojokerto

3. Nurul Mawaddah, S. Kep. Ns., M.Kep., selaku dosen pembimbing

Demikian semoga Laporan skripsi ini bisa memberi manfaat bagi diri sendiri dan semua

pihak yang menggunakan, serta diucapkan terimakasih dan mohon maaf jika ada kesalahan

dalam setiap penulisan.

Probolinggo,....................

Dona Azarotun Suci


BAB 1

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan dalam meningkatkan kesadaran kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

optimal.untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik

masyarakat, swasta, maupun pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk

mebcapai Indonesia sehat 2015 bertujuan untuk meningktakn kesadaran, kemauan yang

setinggi-tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan

kesehatan bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri

dlam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang setinggi-tingginya mengutamakan

upaya promotif (Depkes, R1 2006).

Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut berbagai upaya

kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya adalah upaya perawatan kesehatan

masyarakat yang lebih dikenal dengan keperawatan komunitas.

Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan

gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga kelompok

dan masyarakat baik sehat atau yang sakit secara komprehensif melalaui upaya promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta resosialotatif dengan melibatkan peran seta aktif dari

masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesehatan diharapkan dapat mengenal

masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut. (Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan

obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,mengambil keputusan dalam menjaga

kesehatannya. Sebagai akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat

mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarkat. (Mubarak,

20005).

Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan maka

program Profesi Ners STIKes Majapahit salah satu Institusi pendidikan kesehatan memilki

tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan tenanga kesehatan/keperawatan yang

berkualitas dimasa depan melalui praktik keperawatan komunitas. Praktik keperawatan

komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik klinik keperawatan bagi

mahasiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata. Dipilihnya daerah RT 03 RW 09

Kanigaran Kota Probolinggo sebagai tempat keperawatan komunitas karena bertujuan untuk

melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada masyarakat, dengan tujuan

merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari yang menjadi

tidak tau menjadi tah, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk

penyuluhan-penyuluhan atau praktik secara langsung bagaimana cara mengatasi penyakit

yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat yang membahayakan

masyarakat sendiri.

Perawat sebagai orang pertaman dalam tatanan pelayanan kesehatan melaksanakan

fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individum keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Dalam kesehatan masyarakat keluarga merupakan unit terkecil dalam

masyarakat. Apabila ada salah satu anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan atau

kesehatan akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok

dan masyarakat disekitarnya.


A. Tujuan umum

Dalam program Profesi Ners Departemen Komunitas diharapkan mahasiwa mampu

memberikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga sesuai konsep dan teori

B.  Tujuan Khusus

Dalam program Profesi Ners  Departemen komunitas di harapkan mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi data yang diperlukan

2. Mengumpulkan data dengan menggunkan metode/ strategi yang sesuai

3. Menganalisa data yang diperlukan

4. Menentukan masalah kesehatan  dan masalah keperawatan

5. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan

berdasarkan  kriteria tertentu

6. Melaksanakn rencana keperawatan

7. Melakukan evaluasi keperawatan.

D. Manfaat Praktik

1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya keperawatan

komunitas

2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan serta

pemecahan masalah kesehatan

3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan,

instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai penerima pelayanan

kesehatan

4. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan secara

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

E. Waktu pelaksanaan Praktik

Pelaksanaan praktik dimulai 28 oktober 2020- 30 Oktober 2020


F. Tempat pelaksanaan Praktik

Praktik Perawatan komunitas  di tempatkan di RT.03 RW.09 Kelurahan Kanigaran

Kota Probolinggo
BAB 2

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

Perawatan kesehattan masyarakat merupakan khusus dalam ilmu keperawatan, yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO,

1959). Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan anatara keperawtan dan

kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan

Kesehatan Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu

perawatan kesehatan masyarakat yaitu:

1. Ilmu keperawatan

Konsep keperawatan di karakteristikkan oleh 4 komponen konsep pokok yang

menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana menggambarkan hubungan teori-teori

yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori tersebut berhubungan satu

dengan yang lainnya yaitu: konsep manusia, konsep kesehatan, konsep masyarakat

dan konsep keperawatan (Christine Ibrahim, 1986)

2. Ilmu kesehatan Masyarakat

Dalam mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam komunitas

diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,

dlam melihat perspektif proses terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang erat

kaitannya daengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga masalah

tersebut diketahui faktor penyebab dan alternatif pemecahannya, termasuk juga

diperlukan pemahaman tentang konsep puskesmas, PC, atau posyandu dan untuk

merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan

pendidikan kesehatan masyarakat. (Soekidjo Notoadmodjo, 2003)


3. Ilmu Sosial

Pengetahuan sosial masyarakat penting untuk dipahami oleh seorang perawat

kesehatan masyarakat dalam menjalankan tugasnya, sebab dia kan berhadapan dengan

kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.Pengetahuan sosial yang dimaksud

adalah ilmu pengembangan dan perorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif dan

teori tentang pendekatan perubahan perilaku. Hal ini bisa dirasakan oleh perawat saat

menjalankan tugas, peran dan fungsinya dalam keluarga, kelompok, atau masyarakat

dengan berbagai latar belakang agama, budayda, pendidikan, ekonomi, norma, adat

istiadat dan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarkat (Nasrul Efendi, 1999).

2.2 Pengertian proses Keperawatan Komunitas

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkanm

merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien

untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan

tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus , saling berkaitan dan dinamis.

Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengempulan data,

pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan. (Wolf, Wetzel dan Fuerst, 1979).

Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga

(nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu

masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah

kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka

meminta bantuan pada orang lain.

Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan

populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu kesehatan masyarakat

(American Public Health Association, 1996). Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi
dengan tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua

orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.

Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan kebijakan

pengembangan (IOM, 2003). Fungsi inti 7 diaplikasikan dalam cara sistematik dan

komprehensif. Proses pengkajian meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan

populasi dan dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi,

advokasi pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi kebutuhan

layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan komunitas atau ketentuan langsung

pelayanan.

2.1.2 Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan

masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,

kelompok, dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami

2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi


5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan

secara mandiri (self care)

2.1.3 Sasaran Keperawatan Komunitas

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, 8 membimbing dan mendidik

individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan

perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad

kesehatannya. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)

1. Sasaran individu

Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia

lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah,

Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.

2. Sasaran keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah

kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas :

a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan

(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.

b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai

masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita,

kesehatan reproduksi, penyakit menular.

c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas

serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan


3. Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang

rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat

dalam suatu institusi.

a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain

Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,

Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.

b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,

pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga

pemasyarakatan (lapas).

4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau

mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada

Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :

1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain

2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain

3. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

4. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam

berdarah, dll)

5. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya

2.1.4 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat

diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :

1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang

mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap

2. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada

keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care
dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.

3. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)

diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, guru

dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program 10 screening kesehatan,

mempertahankan kesehatan, dan pendidikan kesehatan

4. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung

dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/

industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan

keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah raga dan penanganan

perokok serta pengawasan makanan.

5. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan langsung

terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.

6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam puskesmas

keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesan, kelompok

terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan sederhana,

screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan

rujukan kasus penyakit.

7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan

panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan

(Lapas).

8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi

a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat

perlakukan kekerasan

b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa


c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat

d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan

pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan Hiv-

Aids), dan WTS 11.

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik

individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan

perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad

kesehatannya.

2.1.5 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

1. Proses kelompok ( group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar

dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/ pengetahuan individu,

media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh pettugas kesehatan, dan

sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan lingkungan sekitar masyarakat,

tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat

memengaruhi upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan.

Jika masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan mampu

mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan

pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan proses kelompok.

2. Pendidikan kesehatan (health promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana

perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang ke

orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seorang mampu:

a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan

sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari luar

c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf hidup

sehat dan kesejahteraan masyarakat.

3. Kerja Sama (Partner Ship) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam

lingkungan masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi

lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam

upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai

persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

2.1.6 Model Asuhan Keperawatan Menurut Betty Neuman

Asuhan Keperawatan yang di berikan pada komunitas atau kelompok adalah

sebagai berikut.

1. Pengkajian

Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut :

a) Inti (Core) meliputi

1 Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko,

pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilainilai, keyakinan, serta

riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b) Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :

1. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya

karena dapat menjadi stressor bagi penduduk


2. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

3. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan dilingkungan

tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah sering

mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.

4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,

ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayan di berbagai bidang

termasuk kesehatan.

5. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat/

memantau gangguan yang terjadi.

6. System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat di

manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait

dengan gangguan penyakit.

7. System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan, apakah

pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun Regional

(UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.

8. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya

dapat di jangkau oleh masyakarat.

9. Diagnosis Keperawatan Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi

komunitas terhadap stressor yang ada.

10. Perencanaan Intervensi Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan

dengan diagnosis keperawatan komunitas yang muncul.

c) Implementasi

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di rencanakan.

d) Evaluasi/ penilaian
1 Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan intervensi

2 Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi

keperawatan

3 Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS .


BAB 3

HASIL KEGIATAN PRAKTIK


A. Pengkajian Komunitas
1. Data Umum
RT 03 RW 09 merupakan suatu wilayah di jln.Supriyadi Kelurahan Kanigaran
Kecamatan Kota Probolinggo
2. Data Demografi
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis kelamin

No Usia Jenis Kelamin


(dalam Laki- % Perempuan % Total %
tahun) laki
1 0-5 3 12 4 11 7 12
2 6-12 2 6 2 7 4 7
3 13-18 3 16 5 11 8 13
4 19-35 8 25 9 32 17 28
5 36-54 7 25 8 25 15 25
6 >55 5 16 4 14 9 15
Total 28 100 32 100 60 100

Berdasarkan tabel 3.1 dan dari data jumlah penduduk di RT 03 RW 09 Kanigaran


sebanyak 40 KK yang terdafatar. Berdasarkan laporan dari ibu Ida RT 03, menyatakan
bahwa KK yang menetap untuk saat hanya ini 39 KK. Berdasarkan hasil pengkajian
terhadap 20 KK di RT 03 RW 09 Kanigaran Kota Probolinggo sebagian besar penduduk
RT 03 adalah perempuan (32 jiwa) dan sebagian lainnya adalah laki-laki (28 jiwa).

b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Pendidkan Frekuensi %
1 Belum Sekolah 6 10%
2 Tidak Sekolah 0 0
3 TK 4 7%
4 SD 9 15%
5 SMP 6 10%
6 SMA 28 48%
7 Perguruan Tinggi 6 10%
Total 60 100%
Berdasarkan Tabel 3.2 dan dari data hasil pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09
Kanigaran Kota Probolinggo, distribusi tingkat pendidikan terakhir masyarakay
sebagian besar tamat SMA sebanyak 28 jiwa (48%), sedangkan untuk pendidikan
terendah adalah pendidikan terendah TK sebanyak 4 jiwa (7%),
c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi %
1 Karyawan Swasta 14 23%
2 Wiraswasta 7 12%
3 Tidak bekerja 31 52%
5 Karyawan Honorer 2 3%
6 Buruh Harian Lepas 6 10%
Total 60 100

Berdasarkan Tabel 3.3 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, distribusi jenis pekerjaan sebagian besar tidak bekerja
sebanyak 31 jiwa (52%), sedangkan untuk jenis pekerjaan terendah adalah karayawan
honorer sebanyak 2 (3%).
d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan agama

No Agama Frekuensi %
1 Islam 60 100
2 Kristen 0 0
3 Hindu 0 0
4 Budha 0 0
5 Khonghuchu 0 0
Total 60 100

Berdasarkan tabel 3.4 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, distribusi penduduk berdasarkan agama, mayoritas 60 jiwa
(100%) beragama islam
1. Data Lingkungan
a. Perumahan
1) Tipe Perumahan
Tabel 3.5 Data lingkungan fisik berdasarkan jenis rumah
No Jenis Rumah Frekuensi %
1 Permanen 16 80%
2 Semi permanen 2 10%
3 Tidak permanen 2 10%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.5 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, sebagian warga mempunyai tipe rumah permanen sebanyak 16 (80%)
rumah, sedangkan semi permanen 2 rumah (10%) dan tidak permanen hanya 2 rumah
(10%).
2) Jenis Lantai
Tabel 3.6 Data lingkungan fisik berdasarkan jenis lantai
No Jenis Lantai Frekuensi %
1 Tanah 0 0
2 Papan 0 0
3 Tegel/semen 20 100%
Total 20 100%

Berdasarkan Tabel 3.6 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, jenis lantai penduduk RT 03 RW 09 adalah tegel/semen
sebanyak 20 (100%) rumah.
3) Sistem Ventilasi Rumah
Tabel 3.7 Data lingkungan fisik berdasarkan jenis rumah
No Jendela Frekuensi %
1 Dibuka setiap pagi 16 80%
2 Tidak dibuka 4 20%
Total 20 100%

Berdasarkan Tabel 3.7 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, sistem ventilasi rumah di lingkungan RT 03 dibuka setiap
hari sebanyak 16 (80%) sedangkan tidak dibuka sebanyak 4 (20%).
4) Sistem Pencahayaan Rumah di Siang Hari
Tabel 3.8 Data lingkungan fisik berdasarkan sistem pencahayaan rumah disiang hari
No Sistem Pencahayaan Frekuensi %
1 Baik 17 85%
2 Cukup 3 15%
3 Kurang 0 0
Total 20 100%
Berdasarkan tabel 3.8 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran
Kota Probolinggo, sistem pencahayaan rumah disiang hari di lingkungan RT 03 RW 09
tertinggi baik sebanyak 17 (85%), sedangkan terendah 3 (15%).
b. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga
1) Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar
Tabel 3.9 Data berdasarkan sistem pembuangan
No Sistem Pembuangan Frekuensi %
1 Sungai 0 0
2 Selokan 0 0
3 Sembarang tempat 0 0
4 WC 20 100%
5 Lain-lain 0 0
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.9 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, mayoritas kebiasaan keluarga buang air besar di WC sebanyak 20
(100%)
2) Jenis jamban yang digunakan
Tabel 3.10 Data berdasarkan jenis jamban yang digunakan
No Jenis Jamban Frekuensi %
1 Septi tank 20 100%
2 WC ceplung 0 0
Total 20 100%

Berdasarkan Tabel 3.10 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, mayoritas penduduk RT 03 RW 09 jenis jamban yang
digunakan adalah septi tank sebanyak 20 (100%)
3) Jarak jamban dengan sember air
Tabel 3.11 Data berdasarkan jarak jamban dengan sumber air
No Jarak Jamban Frekuensi %
1 < 10 meter 20 100%
2 >10 meter 0 0
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.11 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, mayoritas jarak jamban penduduk dengan sember air
mayoritas <10 meter sebanyak 20 (100%).
4) Kondisi jamban
Tabel 3.12 Data lingkungan fisik berdasarkan kondisi jamban
No Kondisi Jamban Frekuensi %
1 Terawat 16 85%
2 Tidak terawat 3 15%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.12 dan dari pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, kondisi jamban yang terawat sebanyak 16 (85%), sedangkan yang
tidak terawat sebanyak 3 (15%).
c. Sumber air bersih
1) Sumber Air Bersih Sehari-hari
Tabel 3.13 Data lingkungan fisik berdasarkan sumber air minum
No Sumber Air Minum Frekuensi %
1 PDAM 18 90%
2 Sumur Pompa 1 5%
3 Sumur gali 1 5%
4 Mata air 0 0
5 Sungai 0 0
Total 20 100

Berdasarkan tabel 3.13 dan dari pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, penduduk RT 03 RW 09 sumber air bersih yang digunakan sehari-hari
dari PDAM sebanyak 18 (90%), sumur pompa 1 (5%), dan sumur gali 1 (5%)
2) Penyedian air minum
Tabel 3.14 Data berdasarkan Penyedian air minum
No Penyediaan Air Minum Frekuensi %
1 PDAM 14 70%
2 Sumur Pompa 0 0
3 Sumur gali 0 0
4 Mata air 0 0
5 Sungai 0 0
6 Beli 6 30%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.14 dan dari pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, penyediaan air minum penduduk RT 03 RW 09 mengunakan PDAM 14
(70%), dan yang beli 6 (30%)
3) Pengelohan air minum
Tabel 3.15 Data berdasarkan Pengolahan air minum
No Pengelohanm Air Frekuensi %
1 Dimasak 14 70%
2 Tidak dimasak 6 30%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.15 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, pengelolahan air minum dimasak sebanyak 14 (70%), sedangkan yang
tidak dimasak sebanyak 6 (30%).
d. Tempat penampungan air
1) Jenis tempat penampungan air
Tabel 3.16 Data berdasarkan sistem pembuangan
No Sistem Pembuangan Frekuensi %
1 Bak 17 85%
2 Gentong 0 0
3 Ember 3 15%
4 Lain-lain 0 0
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.16 dan dari pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, jenis tempat penampungan air yang menggunakan bak sebanyak 17
(85%), sedangkan menggunakan ember 3 (15%).
2) Kondisi penampungan air
Tabel 3.17 Data berdasarkan Kondisi Penampungan Air
No Kondisi Penampungan Air Frekuensi %
1 Terbuka 0 0
2 Tertutup 20 100%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.17 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, kondisi penampungan air masyarakat RT 03 tertutup
sebanyak 20 (100%)
3) Kondisi air dalam penampungan
Tabel 3.18 Data berdasarkan Kondisi Air
No Kondisi Air Frekuensi %
1 Berbau 0 0
2 Berwarna 0 0
3 Berasa 0 0
4 Tidak berbau, berwarna, dan berasa 20 100%
Total 20 100%
Berdasarkan tabel 3.18 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09
Kanigaran Kota Probolinggo, kondisi air dalam penampungan peduduk RT 03 tidak
berbau, berwarna dan berasa sebanyak 20 (100%).
4) Pengurasan dalam 1 minggu
Tabel 3.19 Data berdasarkan Kondisi Penampungan Air
No Pengurasan dalam 1 minggu Frekuensi %
1 2 kali 20 100
2 3 kali 0 0
3 Lebih 3 kali 0 0
4 Lain-lain 0 0
Total 20 100
Berdasarkan tabel 3.19 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09
Kanigaran Kota Probolinggo, untuk pengurasan mayoritas penduduk RT 03 RW 092x
dalam satu minggu sebanyak 20 (100%).
e. Sistem Pembuangan Sampah dan Limbah
1) Pembuangan Sampah
Tabel 3.20 Data berdasarkan Sistem Pembuangan sampah
No Sistem Pembuangan Frekuensi %
1 Ditimbun 0 0
2 Dibakar 0 0
3 Tempat sampah umum 0 0
4 Sungai 0 0
5 Sembarang tempat 0 0
6 Diangkut petugas 20 100
Total 20 100

Berdasarkan tabel 3.20 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, sistem Pembuangan Sampah dan Limbah penduduk RT 03 mayoritas
diangkut petugas sebanyak 20 (100%).
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tabel 3.21 Data berdasarkan Sistem Pembuangan sampah
No Penampungan Sementara Frekuensi %
1 Ada 20 100
2 Tidak ada 0 0
Total 20 100

Berdasarkan tabel 3.21 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, Tempat Penampungan Sampah Sementara ada di masyarakat RT 03
sebanyak 20 (100%)
1) Kondisi Tempat Penampungan Sementara
Tabel 3.22 Data berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Sementara
No Kondisi Frekuensi %
1 Tertutup 20 100
2 Terbuka 0 0
Total 2 100

Berdasarkan tabel 3.22 pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran Kota


Probolinggo, Kondisi Tempat Penampungan Sementara mayoritas tertutup dilingkungan
RT 03 sebanyak 20 (100%).
2)Pembuangan Air Limbah
Tabel 3.23 Data berdasarkan Pembuangan Air Limbah
No Sistem Pembuangan Air Limbah Frekuensi %
1 Got 16 80%
2 Sungai 4 20%
3 Sembarang tempat 0 0
4 Penampungan 0 0
5 Lain-lain 0 0
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.23 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, Pembuangan Air Limbah penduduk di got sebanyak 16 (80%),
sedangkan pembuangan air limbah di sungai sebanyak 4 (20%).

1) Kondisi Saluran Limbah


Tabel 3.24 Data berdasarkan Kondisi Saluran Limbah
No Kondisi Saluran Limbah Frekuensi %
1 Terbuka 3 15
2 Tertutup 0 0
3 Lancar 17 85
4 Tergenang 0 0
Total 20 100

Berdasarkan tabel 3.24 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09


Kanigaran Kota Probolinggo, kondisi saluran limbah dilingkungan RT 03 RW 09 lancar
sebanyak (85%), dan sedangkan yang terbuka sebanyak 3 (15%)

a. Hewan Peliharaan
1) Kepemilikan hewan ternak di rumah
Tabel 3.25 Data berdasarkan Kepemilikan hewan ternak di rumah
No Hewan Peliharaan Frekuensi %
1 Ada 4 20%
2 Tidak ada 16 80%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.25 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, yang mempunyai Hewan Peliharaan sebagian besar tidak ada sebanyak
16 (80%), sedangakan yang ada sebanyak 4 (20%)
a. Kondisi Kesehatan Umum
1) Sarana kesehatan dekat lingkungan
Tabel 3.26 Data berdasarkan Sarana kesehatan dekat lingkungan
No Sarana Kesehatan Frekuensi %
1 Rumah Sakit 0 0
2 Puskesmas 20 100
3 Balai Pengobatan 0 0
4 Posyandu 0 0
5 Dokter Praktek 0
6 Perawat 0 0
7 Bidan 0 0
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.26 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, Sarana kesehatan dekat lingkungan adalah puskesmas sebanyak 20
(100%)

2) Kebiasaan sebelum berobat


Tabel 3.27 Data berdasarkan Kebiasaan Sebelum Berobat
No Kebiasaan Sebelum Berobat Frekuensi %
1 Beli obat bebas 13 65%
2 Minum jamu 7 35%
3 Lain-lain 0 5%
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 3.27 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo, kebiasaan sebelum berobat penduduk RT 03 beli obat bebas sebanyak
13 (65%), sedangkan kebiasaan minum jamu sebanyak 7 (35%).
3) Upaya kesehatan saat sakit
Tabel 3.28 Data berdasarkan sarana kesehatan
No Sarana Kesehatan Frekuensi %
1 Ke Rumah Sakit 20 100%
2 Ke Puskesmas 0 0
3 Ke Dokter praktek 0 0
4 Ke Bidan/ Perawat 0 0
5 Ke Dukun 0 0
6 Lain-lain 0 0
Total 20 100%
Berdasarkan tabel 3.28 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran
Kota Probolinggo, sarana kesehatan penduduk RT 03 sebagian besar ke rumah sakit
sebanyak 20 (100%).
a) Masalah Kesehatan dalam 1 tahun terakhir
No Keluhan kesehatan saat ini Frekuensi %
1 Demam 3 15
2 Sesak 1 5
3 Rematik 8 30
4 Flu/pilek 2 10
5 Hipertensi 3 15
6 Maag 2 10
7 Batuk 1 5
Total 20 100
No PUS yang KB Frekuensi %
1 Ya 16 80
2 Tidak 3 15
3 Stiril 1 5
Total 20 100
Berdasarkan tabel 3.30 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran
Kota Probolinggo bahwa sebagian besar menggunakan kb sebanyak 16 (80%), yang tidak
KB sebanyak 3 (15%), sedangkan yang strilil sebanyak 1 (5%)

b) PUS berdasarkan Jenis Kontrasepsi


Tabel 3.31 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
No Jenis Kontrasepsi Frekuensi %
1 Pil 7 35
2 Suntik 5 25
3 IUD 3 15
4. Susuk 1 5
Total 13 100

Berdasarkan tabel 3.31 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo bahwa RT 03 RW 09 Kanigaran Kota Probolinggo sebagian besar
menggunakan alat kontrasepsi pil sebanyak 7 KK (35%), sedangkan yang menggunakan
alat kontrasepsi suntik sebanyak 5 KK (25%), Dan yang menggunakan alat kontrasepsi
suntik sebanyak 3KK (23%).
2. BUTEKI
a) Apakah ada buteki
Tabel 3.31 Distribusi data buteki
No BUTEKI Frekuensi %
1 Ada 3 15
2 Tidak ada 17 85
Total 20 100

Berdasarkan tabel 3.31 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo bahwa sebagian besar bukan buteki 17 KK (85%), sedangkan buteki
sebanyak 3KK (15%)

b) Bila ya apakah ibu meneteki anaknya


Tabel 2.32 Distribusi apakah ibu meneteki anaknya
No BUTEKI anaknya Frekuensi %
1 Ya 1 20
2 Tidak 4 80
Total 5 100
Berdasarkan tabel 3.31 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran
Kota Probolinggo bahwa sebagian besar ibu tidak meneteki anaknya 4KK (80%)
sedangkan ibu yang meneteki anaknya sebanyak 1 KK (20%)
c) Bila ya usia anak berapa
Tabel 3.33 Distribusi Data usia anak buteki
No Usia anak Frekuensi %
1 1 hari – 6 bulan 1 5
2 6 bulan – 2 tahun 6 85
3 Lebih 0 0
Total 7 100
Tabel 3.34 Distribusi Data Berdasarkan alasan tidak meneteki anaknya
No Usia anak Frekuensi %
1 Dilarang suami 0 0
2 Kecantikan 0 0
3 Penyakit 0 0
4 Pekerjaan 1 100
5 Tidak tahu 0 0
Total 0 100

Berdasarkan tabel 3.34 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo bahwa, tidak meneteki karena pekerjaan sebanyak 1 (100%)

3. Balita
1) Pemberian Imunisasi Balita
Tabel 3.35 Data Berdasarkan Pemberian Imunisasi
No Imunisasi Frekuensi %
1 Lengkap 6 86
2 Belum lengkap 1 14
Total 7 100

Berdasarkan tabel 3.32 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo bahwa sebagian besar pemberian imunisasi sudah lengkap sebanyak
(86%), sedangkan yang belum lengkap sebanyak 1 (14%)

4. Kebiasaan yang di lakukan Remaja


Tabel 3.36 Distribusi data berdasarkan kebiasaan remaja
No Kebiasaan yang dilakukan Frekuensi %
Remaja
1 Merokok 2 25
2 Minum-minum 0 0
3 Narkoba 0 0
5 Bermain game 1 12
4 Keluar (nongkrong) 5 63
Total 8 100

Berdasarkan tabel 3.36 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo bahwa sebagian besar remaja memiliki keluar (nongkrong), merokok
sebanyak 2 (25%), sedangkan yang memiliki kebiasaan bermain game sebanyak 1 (12%)
5. Usia Lanjut
Keluhan penyakit pada lansia
Tabel 3.37 Distribusi Data Berdasarkan keluhan penyakit pada lansia
No Keluhan penyakit lansia Frekuensi %
1 Asma 1 11
2 Hipertensi 3 33
3 Reumatik 5 55
Total 9 100

Berdasarkan tabel 3.36 dan dari data pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran


Kota Probolinggo bahwa sebagian besar lansia memiliki penyakit reumatik sebanyak 5
(10), yang memiliki penyakit hipertensi sebanyak 3(33%), dan yang memiliki penyakit
asma sebanyak 1(11%).

b. Pengetahuan tentang Covid-19


Tabel 3.28 Data berdasarkan Pengetahuan Tentang Covid-19
No Pengetahuan Tentang Respon
Covid-19 Mengetahu % Kurang %
i Tahu
1 Pengertian 17 85 3 15
2 Tanda dan gejala 15 75 5 25
3 Cara penularan 15 75 5 25
4 Cara pencegahan 14 70 6 30

Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 20 KK RT 03 RW 09 Kanigaran Kota Probolinggo,


pengetahuan tentang Covid-19 penduduk RT 03 yang mengetahui tentang pengertian 17
(85%) yang kurang tahu sebanyak 3 (15%), yang mengetahui tentang tanda dan gejala
sebanyak 15 (75%) yang kurang tau sebanyak 5 (25%), yang mengetahui cara penularan
sebanyak 15 (75%) yang kurang tahu sebanyak 5 (25%), dan yang mengetahui cara
pencegahan sebanyak 14 (70), sedangkan yang kurang tahu sebanyak 6 (30%).

A. Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS : Ketidakmampuan Pemeliharaan
Sebagian warga mengatakan bahwa sumber daya Kesehatan Tidak
mereka tidak ada waktu untuk (misalnya, keuangan Efektif
membersihkan rumah dan kurangnya dan fasilitas)
fasilitas

DS :
1. Kurang menunjukkan
pemhamanan tentang perilaku
sehat
2. Kurang menunjukan minat untuk
meningkatkan perilaku sehat
2. DS : - Kurang Terpapar Defisit
DO : Informasi Pengetahuan
1. Sebagian besar remaja
mengatakan tidak mengetahui
virus covid-19
2. Sebagian besar remaja masih
ke tempat kerumunan
3. Warga tidak melalukan social
distancing
3 DS : Program tidak Defisit Kesehatan
- Masyarakat yang mempunyai mengatasi seluruh Komunitas
balita mengatakan tidak mau masalah kesehatan
makan komunitas
DO:
- KMS bawah garis merah
- Saat pandemi Posyandu tidak
aktif
4. DS: Ketidakmampuan Kesiapan
- Keluarga pasien dengan keluarga dalam peningkatan koping

gangguan jiwa mengatakan, mempertahankan keluarga b/d risiko


terjadinya
Tn “E” tiba-tiba marah dan kesehatan anggota
kekambuhan pada
berbicara sendiri, pengobatan keluarga yang
Tn “E”
tidak lanjutkan karena Tn mengalami
“E” merasa sudah sembuh gangguan jiwa

DO :
- Tn “E” tampak menyendiri
- TN “E” tampak termenung
- Keluarga Tn “E” tampak
cemas karena takut Tn”E”
kambuh lagi
5. DS: Ketidakmampuan Defisit kesehatan
- sebagian lansia mengatakan sumber daya pada komunitas
tidak adanya kegiatan atau kelompok lansia
kelompok khusus lansia

DO :
- Tidak terdapat poksila
- Tidak terdapat kegiatan
khusus lansia
- Sebagian lansia menderita
penyakit rematik dan
hipertensi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakmampuan sumber

daya (misalnya, keuangan dan fasilitas) ditandai dengan kurangnya kebersihan rumah.

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar infromasi ditandai dengan

kurang pemahaman akan virus Covid-19.


3. Defisit Kesehatan Komunitas berhubungan dengan Program tidak mengatasi seluruh

maslah kesehatan komunitas ditandai dengan tidak mau makan pada balita.

4. Kesiapan peningkatan koping keluarga berhubungan dengan risiko terjadinya kekambuhan

pada Tn “E”

5. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan risiko terjadinya penurunan

kesehatanpada kelompok lansia


C. Perencanaan
No Dx. Tujuan Sasaran Strateg Rencana kegiatan Evaluasi Sumber Tempa
Keperawatan i Kriteria Standar t

1 Pemeliharaan Tujuan Umum: Masyarakat KIE 1. Berikan Verbal 1. Pengetian Mahasiw Rumah
kesehatan tidak Setelah dilakukan di RT 03 penyuluhan door Psikomot PHBS a warga
efektif tindakan RW 09 to door secara or dirumah
berhubungan keperawatan Kanigaran langsung kesetiap tangga
dengan komunitas selama Kota keluarga 2. Tujuan
ketidakmampua 2 kali, Probolinggo mengenai PBHS
n sumber daya pemeliharaan pemeliharan 3. Manfaat
(misalnya, kesehatan tidak kesehatan tidak PHBS
keuangan dan efektif efektif 4. Kriteria
fasilitas) masyarakat di RT 2. Identifikasi PHBHS
ditandai dengan 03 RW 09 kesiapan dan dalam
kurangnya Kanigaran Kota kemampuan rumah
kebersihan Probolinggo menerima tangga
rumah meningkat informasi
3. Identifikasi
Tujuan Khusus: faktor-faktor
Setelah dilakukan yang dapat
tindakan meningkatkan
keperawatan dan menurunkan
komunitas selama motivasi perilaku
2 kali, diharapkan hidup bersih dan
masyarakat: sehat
a. Mengerti 4. Sediakan materi
tentang dan media
pemeliharaan pendidikan
Kesehatan kesehatan
b. Menerapkan 5. Jelaskan faktor
perilaku hidup risiko yang dapat
bersih dan mempengaruhi
sehat kesehatan

2. Defisit Tujuan Umum: Masyarakat KIE 1. Anjurkan Verbal 1. Pengetian Mahasiw Rumah
pengetahuan Setelah dilakukan di RT 03 keluarga untuk Psikomot tentang a warga
berhubungan tindakan RW 09 selalu or covid-19
dengan kurang keperawatan Kanigaran menerapkan 2. Cara
terpapar komunitas selama Kota PHBS penulauran
infromasi 2 kali, defisit Probolinggo 2. Anjurkan tidak covid-19
ditandai dengan pengetahuan ke tempat yang 3. Tanda dan
kurang masyarakat di RT ramai (hindar gejala
pemahaman 03 RW 09 kerumunan) covid-19
akan virus Kanigaran Kota 3. observasi 4. Pencegahan
Covid-19. Probolinggo tingkat covid-19
meningkat pengetahuan
remaja
Tujuan Khusus: mengenai
Setelah dilakukan belajar dirumah
tindakan (daring) selama
keperawatan pandemi covid
komunitas selama 19
2 kali, diharapkan 4. bentuk program
masyarakat: kegiatan remaja
1. Mengerti yang positif
tentang seperti karang
viruscovid- taruna, remas
19 5. pembentukan
2. Mengetahui kelompok
cara remaja seperti
penularan karang taruna.
virus covid- 6. Meningkatkan
19 kegiatan remaja
3. Mengetahui aktif dalam
tanda dan berorganisasi di
gejala virus daerah setempat
covid-19
4. Mengetahui
tanda dan
gejala virus
covid-19
5. Mengetahui
pencegahan
virus covid-
19
3. Defisit Tujuan Umum: Masyarakat KIE 1. Observasi Verbal 1. Pengetian Mahasiw Rumah
Kesehatan Setelah dilakukan di RT 03 perilaku upaya Psikomot gizi a warga
Komunitas tindakan RW 09 kesehatan yang or seimbang
berhubungan keperawatan Kanigaran dapat pada balita
dengan Program komunitas selama Kota ditingkatkan 2. Pengetian
tidak mengatasi 2 kali, Defisit Probolinggo 2. Berikan kurang gizi
seluruh maslah Kesehatan lingkungan 3. Menu
kesehatan Komunitas yang seimbang
komunitas masyarakat di RT mendukung pada balita
ditandai dengan 03 RW 09 3. Berikan 4. Menatalaks
tidak mau Kanigaran Kota penyuluhan anaan gizi
makan pada Probolinggo tentang gizi seimbang
balita. meningkat seimbang pada balita
4. anjurkan 5. Tips untuk
Tujuan Khusus: menimbang balita susah
Setelah dilakukan balita setiap makan
tindakan bulan
keperawatan 5. Anjurkan
komunitas selama makan sayur
2 kali, diharapkan dan buah setiap
masyarakat: hari
- Ketersediaan
program
promosi
kesehatan
meningkat
- Partisipasi
dalam
program
kesehatan
komunitas
meningkat
- Berat badan
meningkat
4 4Kesiapan Tujuan Umum: Masyarakat KIE 1. Monitor Verbal 1. Menjelaska Mahasiw Rumah
peningkatan Setelah dilakukan di RT 03 suatu Psikomot n tentang a warga
koping keluarga tindakan RW 09 keluarga saat or cara
berhubungan keperawatan Kanigaran ini dan melindungi
dengan risiko komunitas selama Kota sistem diri dari
terjadinya 2 kali, Kesiapan Probolinggo pendukung ancaman
kekambuhan peningkatan 2. Berikan bahaya
pada Tn “E” koping keluarga dukungan 2. Ajarkan
masyarakat di RT dan caring keluarga
03 RW 09 dalam dalam
Kanigaran Kota pelayanan menghindd
Probolinggo 3. Motivasi ari
meningkat membina kekerasan
hubungan dengan
Tujuan Khusus: dengan pihak cara
Setelah dilakukan yang menjauhka
tindakan memiliki n dari
keperawatan kebutuhan benda
komunitas selama yang sama berbahaya
2 kali, diharapkan 4. Libatkan 3. Penyuluha
masyarakat: keluarga, n tentang
- Kemampuan orang jiwa
memenuhi penting, dan masyarakat
kebutuhan teman dalam Koaborasi
anggota perawatan dengan
keluarga 5. Anjurkan panti
meningkat keluarga rehabilitasi
- Komitmen terlibat di daerah
pada dalam setempat
perawatan/ perawatan
pengobatan 6. Rujuk ke
meningkat kelompok
- Komunikasi swadaya
antara
anggota
keluarga
meningkat

5 Defisit Tujuan Umum: Masyarakat KIE 1. Observasi Verbal 1. Pengertian Mahasiw Rumah
kesehatan Setelah dilakukan di RT 03 kesiapan dan psikomot asam urat a warga
komunitas b/d tindakan RW 09 kemampuan or 2. Tanda dan
risiko terjadinya keperawatan Kanigaran menerima gejala asam
penurunan komunitas selama Kota informasi urat
kesehatan pada 2 kali, defisit Probolinggo 2. Sediakan materi 3. Pantangan
kelompok lansia pengetahuan dan media makanan
di RW 01 masyarakat di RT pendidikan asam urat
03 RW 09 kesehatan 4. Penatalaksa
Kanigaran Kota 3. Jelaskan faktor naan asam
Probolinggo yang urat
meningkat q mempengaruhi 5. Pencegahan
kesehatan. asam urat
Tujuan Khusus: 4. Anjurkan 6. Membentuk
Setelah dilakukan menggunakan poksila
tindakan asilitas kesehatan 7. Membentuk
keperawatan 5. Ajarkan program kader lansia
komunitas selama kesehatan dalam 8. Mengemba
2 kali, diharapkan kehidupan sehari- ngkan
masyarakat: hari program
6. Pengaktifan lansia
kader posyandu
lansia

Anda mungkin juga menyukai