Anda di halaman 1dari 6

Rozaliyani A, Wasisto B, Librianty N.

Persidangan Tanpa Kehadiran Dokter Terlapor dalam Penanganan ISSN 2598-179X (cetak)
Kasus Pelanggaran Etik Kedokteran. JEKI. 2018;2(2):73–8. doi: 10.26880/jeki.v2i2.19. ISSN 2598-053X (online)

Persidangan Tanpa Kehadiran Dokter


Terlapor dalam Penanganan Kasus
Pelanggaran Etik Kedokteran
Anna Rozaliyani1,2, Broto Wasisto1,3, Nurfanida Librianty1,4
1
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
2
Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3
Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (Ikkesindo)
4
Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Kata Kunci Abstrak Jika seorang dokter diduga melakukan pelanggaran


In absentia, putusan, sidang etik etika kedokteran, maka Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
(MKEK) yang merupakan badan otonom di bawah Ikatan Dokter
Korespondensi
Indonesia (IDI) akan memanggil dokter yang bersangkutan untuk
contact@ilmiah.id
memberikan klarifikasi dan/atau mempertanggungjawabkan
Publikasi perilakunya tersebut. Apabila dokter teradu tidak dapat hadir
© 2018 JEKI/ilmiah.id tanpa alasan yang jelas setelah tiga kali pemanggilan, maka
DOI penanganan kasus dapat dilanjutkan tanpa kehadiran dokter
10.26880/jeki.v2i2.19 teradu (in absentia). Walaupun persidangan in absentia memastikan
keberlanjutan pencapaian keadilan, proses persidangan ini juga
Tanggal masuk: 14 April 2018
masih mengundang kontroversi. Tanpa kehadiran dokter teradu,
Tanggal ditelaah: 6 Mei 2018 maka dokter tersebut kehilangan haknya untuk membela diri
Tanggal diterima: 10 Mei 2018 secara langsung. Untuk menjamin tidak terjadinya pelanggaran
hak bagi dokter teradu dan mencapai hasil persidangan yang adil,
Tanggal publikasi: 12 Juni 2018
maka perlu dilakukan tinjauan lebih lanjut untuk menetapkan
persyaratan dan pelaksanaan persidangan in absentia.
Abstract When a doctor is suspected of violating medical ethics, the Medical Ethics Council of Honor
(MKEK), an autonomous body under the Indonesian Doctors Association (IDI), will summon the
concerned doctor to clarify and/or take responsibility for his behavior. If the doctor does not answer
after three summons, then the trial may proceed without his/her presence. Although this “trial in
absentia” ensures the continuation of justice, such trial is still controversial. Without the presence of
concerned doctor, he/she loses the right for defense. To ensure that no infringement of such rights and
to achieve fair trial results, further review is required to establish the requirements and implementation
of trial in absentia.
schooling (wajib mengikuti pendidikan atau
PENDAHULUAN
pelatihan tertentu), hingga pencabutan ijin
Profesi dokter merupakan moral community praktik. Penetapan sanksi tersebut bertujuan
(komunitas moral) yang mendapatkan untuk memastikan masyarakat mendapatkan
kepercayaan besar untuk menangani kondisi pelayanan kesehatan yang layak dari dokter
kesehatan seseorang. Dalam hal ini profesi berkompetensi baik.1 Selain itu dapat dilakukan
dokter diatur oleh aspek etik dan hukum peninjauan ulang kesalahan atau ketidakpuasan
yang keduanya berjalan seiring dan sulit dalam pelayanan tersebut, sehingga keadilan
dipisahkan. Pelanggaran etik pada umumnya dan perbaikan pelayanan kesehatan dapat
hanya memberikan sanksi moral, tetapi sanksi dicapai.
tersebut dipandang memiliki konsekuensi lebih Di Indonesia, pembimbingan, pengawasan
berat dalam dunia kedokteran dibandingkan dan penilaian kode etik profesi diatur MKEK yang
sanksi disiplin profesi. Sanksi disiplin bersifat merupakan badan otonom di bawah IDI. Jika
administratif, dapat berupa peringatan, re- seorang dokter diduga melakukan pelanggaran
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 2 No. 2 Jun 2018 73
Persidangan Tanpa Kehadiran Dokter Terlapor dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Etik Kedokteran

etika kedokteran, maka MKEK akan memanggil


HASIL DAN PEMBAHASAN
dokter yang bersangkutan untuk memberikan
klarifikasi dan atau mempertanggungjawabkan
Fungsi MKEK
perilakunya tersebut. Proses penanganan kasus
dilakukan dalam persidangan yang bersifat khas Pedoman Organisasi dan Tata Laksana
profesi. (Ortala) MKEK pasal 1 ayat 3 menyebutkan
Dalam penanganan dokter teradu bahwa MKEK merupakan salah satu badan
mulai tahap penelaahan sampai dengan otonom IDI yang dibentuk secara khusus
penjatuhan sanksi etik, MKEK menggunakan di tingkat Pusat, Wilayah dan Cabang
asas praduga tak bersalah. Sanksi terhadap untuk menjalankan tugas kemahkamahan
dokter pelanggar etik bersifat pembinaan profesi, pembinaan etika profesi dan atau
dan ditetapkan oleh majelis pemeriksa Divisi tugas kelembagaan dan ad hoc lainnya dalam
Kemahkamahan MKEK.1 Penetapan sanksi tingkatannya masing-masing. Dalam hal ini
dilakukan melalui urutan kegiatan penelaahan MKEK dibagi menjadi MKEK wilayah yang
kasus yang dilakukan sistematis. Penelaahan berfungsi untuk melaksanakan tugas MKEK di
dimulai dengan mempelajari keabsahan surat provinsi masing-masing.
pengaduan, dilanjutkan dengan mengumpulkan Beberapa tugas MKEK wilayah di antaranya
berbagai barang bukti lengkap, termasuk adalah memeriksa, menyidangkan, membuat
memberikan kesempatan dokter teradu putusan setiap konflik etikolegal yang berpotensi
didampingi oleh pembela, dalam hal ini Biro menimbulkan sengketa medik di antara
Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota perangkat dan jajaran IDI, maupun antara dokter
(BHP2A) atau perangkat dan jajarannya, atau pengadunya yang belum atau tidak ditangani
perorangan anggota IDI yang dinilai kompeten Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Indonesia (MKDKI) sesuai pasal 6 ayat 4. Selain
Pada situasi dokter teradu tidak hadir itu MKEK juga memiliki kewenangan untuk
di persidangan karena berbagai alasan, maka menyampaikan pertimbangan pelaksanaan
diupayakan pemanggilan ulang. Apabila etika kedokteran dan usul secara lisan dan atau
dokter teradu tetap tidak dapat hadir tanpa tertulis, baik diminta atau tidak diminta kepada
alasan yang jelas setelah tiga kali pemanggilan, pengurus IDI setingkat (pasal 9 ayat 1), ikut
maka persidangan dapat dilanjutkan tanpa mempertahankan hubungan dokter dan pasien
kehadiran dokter teradu, atau dikenal sebagai sebagai hubungan kepercayaan (pasal 10 ayat
persidangan in absentia. Hal tersebut dilakukan 1), membantu penyelenggaraan uji kompetensi
untuk memastikan keberlanjutan proses khusus bidang etika kedokteran oleh perangkat
pencapaian keadilan. Namun demikian, dan jajaran IDI setingkat maupun institusi
persidangan in absentia masih mengundang kedokteran lain yang memerlukannya (pasal
berbagai kontroversi. Tanpa kehadiran dokter 10 ayat 4), membantu IDI setingkat dalam
teradu, maka dokter tersebut secara langsung menyelesaikan dan menyidangkan kasus status
akan kehilangan kesempatan atau hak untuk keanggotaan organisasi profesi dokter (pasal
membela diri. Tulisan ini bermaksud untuk 10 ayat 6), serta bertanggung jawab dalam
meninjau proses persidangan in absentia dalam menjabarkan kebijakan dan garis-garis besar
sidang etik kedokteran serta kontroversi yang program pembinaan etika kedokteran seluruh
menyertainya. Indonesia dan mengkoordinasikannya untuk
tingkat provinsi (pasal 18 ayat 2).2
Proses Pengaduan Sidang MKEK
Proses pengaduan sidang MKEK telah
diatur dalam Pasal 22 Pedoman MKEK.
Pengaduan disampaikan melalui IDI atau
MKEK tingkat Cabang atau Wilayah, yang
74 Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 2 No. 2 Jun 2018
Rozaliyani A, Wasisto B, dan Librianty N

dapat berasal secara langsung dari pasien, teman (UNHCR) dan European Court of Human Rights
sejawat, tenaga kesehatan lainnya, institusi (ECtHR) menyatakan bahwa persidangan in
kesehatan, atau organisasi profesi; dan dapat absentia dapat dilaksanakan dalam beberapa
pula diperoleh melalui temuan IDI setingkat kondisi, yaitu: (1) teradu telah mendapatkan
dan Divisi Pembinaan Etika Profesi MKEK notifikasi akan persidangan, (2) teradu harus
setingkat, rujukan atau banding dari MKEK direpresentasikan secara legal pada persidangan
Cabang untuk MKEK Wilayah atau MKEK dan memiliki bantuan pengacara, dan (3) teradu
Wilayah untuk MKEK Pusat, hasil verifikasi mempunyai hak untuk pengadilan ulangan
MKDKI atau lembaga disiplin profesi atau atau pengadilan ex novo dengan kehadirannya.
lembaga pembinaan etika, atau hal lainnya yang Penjaminan bahwa teradu telah mengetahui
ditentukan kemudian oleh MKEK Pusat. dan mendapatkan pemberitahuan akan
Setelah pengaduan dianggap lengkap atau persidangan, diharapkan telah disampaikan
sah, selanjutnya dilakukan pemanggilan pengadu pemerintah negara bagian secara resmi, misalnya
dan teradu. Pasal 22 Ayat 7 dan 8 Pedoman pengumuman melalui koran. Pengacara yang
MKEK menyatakan bahwa pemanggilan ditunjuk untuk merepresentasikan teradu
pengadu dan teradu dapat dilakukan sampai 3 pun harus mampu memenuhi tugasnya secara
kali, namun apabila pengadu tetap tidak dapat efektif dan memiliki kompetensi sesuai dengan
hadir tanpa alasan yang sah maka pengaduan level kriminal yang disidangkan. Kemudian,
dibatalkan; sebaliknya jika teradu tetap tidak hak untuk pengadilan ulang memiliki artian
dapat datang tanpa alasan yang sah, maka yang berbeda antara UNHCR dan ECtHR.
penanganan kasus dapat dilanjutkan tanpa Pengadilan ulang menurut UNHCR bersifat
kehadiran teradu dan putusan yang ditetapkan ex novo, sedangkan dari sudut pandang ECtHR
dinyatakan sah dan tidak dapat dilakukan bersifat de novo atau berdasarkan fakta. Proses
banding.2 pengadilan ulang pun masih menimbulkan
pertanyaan akan organisasi yang sesuai untuk
Menelisik Kontroversi Persidangan In menjalankan pengadilan tersebut dan pihak
Absentia yang bertanggung jawab untuk mendanai.4
Pada esensinya, persidangan adalah Di Filipina, persidangan in absentia
suatu wadah bagi teradu untuk membela boleh dilaksanakan dalam kondisi tertentu,
diri dari bukti yang menjatuhkannya dan sebagaimana tertera dalam artikel 3, bagian
menyampaikan pernyataan dari sisinya. Dengan 14, butir 2 Konstitusi Tahun 1987 yang
demikian, kehadiran teradu sepatutnya menjadi menyatakan: In all criminal prosecutions, the
persyaratan persidangan yang adil. Berbagai accused shall be presumed innocent until the contrary
negara di dunia memiliki kebijakan berbeda- is proved, and shall enjoy the right to be heard by
beda dalam hal menyikapi persidangan in himself and counsel, to be informed of the nature and
absentia. Di Australia, hasil persidangan in cause of the accusation against him, to have a speedy,
absentia memiliki batasan hukuman, yaitu tiga impartial, and public trial, to meet the witnesses face
tahun penjara. Di Jerman, hasil persidangan to face, and to have compulsory process to secure
in absentia tidak boleh memberikan hukuman the attendance of witnesses and the production of
penjara sama sekali. Sementara itu, Afrika evidence in his behalf. However, after arraignment,
Selatan hanya memperbolehkan pelaksanaan trial may proceed notwithstanding the absence of the
persidangan in absentia dalam kondisi teradu accused: Provided, that he has been duly notified and
dikeluarkan dari persidangan karena perilaku his failure to appear is unjustifiable.”5 Persidangan
tidak baik. in absentia hanya dapat dilaksanakan apabila
Artikel 14 dari The International Covenant terdapat tuduhan, teradu telah mendapat
on Civil and Political Rights menyatakan bahwa pemberitahuan, dan ketidakhadiran teradu
teradu harus diadili dengan kehadirannya tidak dapat diterima karena alasan yang tidak
dalam persidangan.3 Namun demikian, jelas. Di sisi lain, argumen akan hilangnya hak
United Nations for Human Rights Committee teradu untuk membela diri dalam persidangan
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 2 No. 2 Jun 2018 75
Persidangan Tanpa Kehadiran Dokter Terlapor dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Etik Kedokteran

in absentia dipatahkan dengan aturan 115 telah dipanggil secara sah dan tidak hadir di
butir 1 Revised Rules on Criminal Procedure yang persidangan tanpa alasan yang sah, sehingga
menyatakan bahwa ketidakhadiran teradu pengadilan melaksanakan pemeriksaan
tanpa alasan yang dapat diterima, dianggap di pengadilan tanpa kehadiran terdakwa.
sebuah pengabaian akan haknya sendiri.6 Berdasarkan Pasal 196 ayat (1) UU No. 8 Tahun
Berlangsungnya persidangan in absentia 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
menunjukkan bahwa teradu tidak dapat yang menyatakan “Pengadilan memutus perkara
menunda proses peradilan dengan memilih dengan hadirnya terdakwa kecuali dalam hal
untuk tidak hadir dalam sidang. Persidangan undang-undang ini menentukan lain”.8 Surat
in absentia mendukung fungsi persidangan Edaran Mahkamah Agung No. 6 Tahun 1988
untuk mengusung kebenaran dan keadilan. tentang Penasihat Hukum atau Pengacara yang
Penundaan pelaksanaan sidang tidak hanya Menerima Kuasa dari Terdakwa/Terpidana “In
membuang waktu publik, sumber daya dan Absentia” yang memerintahkan hakim untuk
dana, tetapi teradu yang berada dalam tahanan menolak penasihat hukum/pengacara yang
pun dirugikan. Persidangan yang terus berjalan mendapat kuasa dari terdakwa yang sengaja
bagi teradu yang melarikan diri, berdampak tidak mau hadir dalam pemeriksaan pengadilan
positif dalam upaya penegakan hukum. Hal sehingga dapat menghambat jalannya
itu menghindari kesan publik bahwa teradu pemeriksaan pengadilan dan pelaksanaan
mendapat keuntungan atas pelarian dirinya. putusannya.9
Apabila korban atau pengadu mendapatkan Ketentuan Pasal 196 KUHAP jika terdapat
kompensasi atas klaimnya, maka persidangan in suatu penyimpangan dalam perkara pelanggaran
absentia juga memastikan kompensasi tersebut lalu lintas sebagaimana diatur Pasal 213
tersampaikan dengan semestinya. KUHAP yang menyatakan bahwa “terdakwa
Korban, pengadu, dan publik juga memiliki dapat menunjuk seorang dengan surat untuk
hak untuk mendapatkan kejelasan atas suatu mewakilinya di sidang”. Selain itu, Pasal 214
kasus. Hal itu hanya dapat disampaikan melalui ayat (1) dan ayat (2) KUHAP menyatakan: Jika
persidangan in absentia jika teradu tak kunjung terdakwa atau wakilnya tidak hadir di sidang,
hadir, atau bahkan tidak mungkin hadir, pemeriksaan perkara dilanjutkan. Dalam hal
dalam persidangan. Pada Mei 2008, sebuah putusan diucapkan di luar hadirnya terdakwa,
persidangan dilaksanakan di Court of Appeal surat amar putusan segera disampaikan kepada
of Paris, untuk mengadili 15 mantan pejabat terpidana.8
tingkat tinggi yang berkuasa selama era diktator Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah
Augusto Pinochet di Chile pada 1973-1990, yang Agung No. 9 Tahun 1985 tentang Putusan
diduga berkomplot untuk menyelenggarakan yang Diucapkan di Luar Hadirnya Terdakwa,
kudeta dan melenyapkan 4 orang pejabat dari Mahkamah Agung berpendapat bahwa
kubu oposisi. Walaupun tuduhan, tanggal perkara-perkara yang diperiksa dengan Acara
persidangan dan daftar saksi telah disampaikan; Pemeriksaan Cepat (baik perkara tindak pidana
tetapi tidak ada satu pun dari 15 teradu yang ringan maupun perkara pelanggaran lalu lintas
hadir, bahkan 4 tersangka telah meninggal saat jalan) dapat diputus di luar hadirnya terdakwa
sidang dilakukan, termasuk Pinochet sendiri. (verstek).10 Jadi, hukum acara pidana tidak hanya
Namun demikian, pada akhirnya keluarga mengakui keberadaan persidangan secara in
korban beranggapan bahwa persidangan in absentia untuk perkara pelanggaran lalu lintas
absentia tersebut telah memberikan kepuasan jalan, melainkan berlaku juga bagi perkara
signifikan.7 tindak pidana ringan (lihat Pasal 205 KUHAP).
Persidangan in absentia secara khusus
Persidangan In Absentia di Mata Hukum diatur dalam beberapa Undang-Undang (UU).
Indonesia Seperti pada UU No. 20 Tahun 2001 yang
Persidangan dalam perkara pidana konsep menyatakan dalam hal terdakwa telah dipanggil
in absentia adalah konsep di mana terdakwa secara sah, dan tidak hadir di sidang pengadilan
76 Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 2 No. 2 Jun 2018
Rozaliyani A, Wasisto B, dan Librianty N

tanpa alasan yang sah, maka perkara dapat


KESIMPULAN
diperiksa dan diputus tanpa kehadirannya.11
UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan Pelaksanaan sidang in absentia dapat
Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian dilakukan jika memenuhi persyaratan
Uang yang menyatakan dalam hal terdakwa dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
telah dipanggil secara sah dan patut namun Penanganan kasus dapat terus dilakukan jika
tidak hadir di sidang pengadilan tanpa alasan teradu telah dipanggil secara sah sebanyak tiga
yang sah, perkara dapat diperiksa dan diputus kali, tetapi tetap tidak hadir dengan alasan yang
tanpa hadirnya terdakwa.12 UU No. 31 Tahun sah. Regulasi dalam Pedoman MKEK dalam
2004 tentang Perikanan sebagaimana telah pelaksanaan persidangan in absentia adalah
diubah dengan UU No. 45 Tahun 2009 yang sebuah tindakan untuk mencapai keadilan dan
menyatakan Pemeriksaan di sidang pengadilan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
dapat dilaksanakan tanpa kehadiran terdakwa.13 masyarakat.
Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No.
03 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan KONFLIK KEPENTINGAN
Undang-Undang No. 31 Tahun 2007 tentang
Perikanan, disebutkan bahwa pemeriksaan di Tidak ada konflik Kepentingan
sidang pengadilan dapat dilaksanakan tanpa
kehadiran terdakwa, sebagaimana ditentukan REFERENSI
dalam Pasal 79 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan adalah dalam 1. Rozaliyani A, Meilia PDI, Librianty N.
pengertian perkara in absentia, yaitu terdakwa Prinsip penetapan sanksi bagi pelanggaran etik
sejak sidang pertama tidak pernah hadir di kedokteran. J Etik Ked Ind. 2018 Mar 19;2(1):19.
persidangan.14,15 https://doi.org/10.26880/jeki.v2i1.11.
Dengan demikian, dalam perkara tindak
2. Purwadianto A, editor. Pedoman
pidana korupsi, tindak pidana pencucian uang,
organisasi dan tata laksana kerja Majelis
serta tindak pidana perikanan dimungkinkan
Kehormatan Etik Kedokteran. Jakarta: Majelis
pula suatu persidangan dan pembacaan putusan
Kehormatan Etika Kedokteran Ikatan Dokter
tanpa dihadiri terdakwa. Bahkan dalam hukum
Indonesia; 2008.
acara perdata, pengaturan in absentia juga terdapat
dalam Pasal 125 Herzien Inlandsch Reglement 3. United Nations General Assembly.
(HIR) yang menyatakan apabila terhadap International covenant on civil and political
seorang tergugat telah dilakukan pemangilan rights. 1966.
secara patut namun panggilan pengadilan
4. Klerks A. Trials in absentia in
tidak dipenuhi, maka perkara dapat diputus
international (criminal) law. Tilburg University;
tanpa kehadiran tergugat.16 Persidangan secara
2008.
in absentia juga dikenal dalam Peradilan Tata
Usaha Negara. UU No. 9 Tahun 2004 dan UU 5. Republik Filipina. The constitution of
No. 51 Tahun 2009, menyatakan “Dalam hal the Republic of the Philippines. 1987.
setelah lewat dua bulan sesudah dikirimkan
6. Republik Filipina. Revised rules of
dengan surat tercatat, penetapan sebagaimana
criminal procedure. Rules 110 to 127. 2000.
dimaksud dalam ayat (1) tidak diterima berita,
baik dari atasan tergugat maupun dari tergugat,
maka Hakim Ketua Sidang menetapkan hari
sidang berikutnya dan pemeriksaan sengketa
dilanjutkan menurut acara biasa, tanpa hadirnya
tergugat”.17,18

Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 2 No. 2 Jun 2018 77


Persidangan Tanpa Kehadiran Dokter Terlapor dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Etik Kedokteran

7. International Federation for Human 17. Undang-Undang Republik Indonesia


Rights. A historical trial in France on crimes nomor 9 tahun 2004 tentang perubahan atas
against humanity committed under Chilean Undang-Undang nomor 5 tahun 1986 tentang
military dictatorship [Internet]. 2008 Feb 12 peradilan tata usaha negara. 2004.
[disitasi 2018 Apr 11]. Diunduh dari: https://
18. Undang-Undang Republik Indonesia
www.fidh.org/en/issues/litigation/litigation-
nomor 51 tahun 2009 tentang perubahan
against-individuals/Pinochet-and-others-Case/
kedua atas Undang-Undang nomor 5 tahun
A-HISTORICAL-TRIAL-IN-FRANCE-ON
1986 tentang peradilan tata usaha negara. 2009.
8. Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara
pidana. 1981.
9. Surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia nomor 6 tahun 1988
tentang penasehat hukum atau pengacara yang
menerima kuasa dari terdakwa/terpidana “in
absentia.” 1988.
10. Surat Edaran Mahkamah Agung Republik
Indonesia nomor 9 tahun 1985 tentang putusan
yang diucapkan di luar hadirnya terdakwa.
1985.
11. Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi. 2001.
12. Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
2010.
13. Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang
perikanan. 2009.
14. Surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia nomor 03 tahun 2007
tentang petunjuk pelaksanaan Undang-Undang
nomor 31 tahun 2007 tentang perikanan. 2007.
15. Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan. 2004.
16. Herzien Inlandsch Reglement (H.I.R)
(S. 1941-44) tentang Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui (R.I.B.). 1941.

78 Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 2 No. 2 Jun 2018

Anda mungkin juga menyukai