PROPOSAL
Oleh
NATALIA LATUMETEN
2016 – 42 - 018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
sehari-hari membuat matematika menjadi objek vital yang harus ada dalam system
matematika menurut Johnson dan Rising, sebagaimana dikutip oleh Suherman, dkk
(1999: 17), adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, dan pembuktian yang logis.
untuk mengembangkan cara berpikir, memiliki objek yang bersifat abstrak, memiliki
cara pemikiran deduktif, dan berhubungan dengan ide-ide struktual yang diatur dalam
sebuah struktur logika, maka dalam pembelajaran matematika harus dimulai dari
objek yang konkret agar objek matematika yang abstrak mudah dipahami. Untuk
itulah siswa harus dilatih memecahkan masalah sehari-hari yang dikaitkan dengan
lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa, yaitu kemampuan
kemampuan pemecahan masalah sebagai ukuran prestasi akademik siswa. Hal ini
2007: 4), tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran matematika
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
Sesuai dengan poin nomor tiga, kemampuan pemecahan masalah merupakan salah
satu kemampuan yang penting dan wajib dimiliki siswa. Pentingnya kemampuan
pemecahan masalah juga diungkapkan oleh Branca, sebagaimana dikutip oleh Effendi
penyelesaian, (3) melaksanakan rencana, dan (4) melihat kembali. Hal ini
secara cepat dan cermat seperti yang diungkapkan oleh Hudojo, sebagaimana dikutip
Peluang 58,73%, dan Operasi Aljabar 66,15%. Terlihat bahwa penguasaan materi
yang lain, artinya penguasaan materi trigonometri di SMA Negeri 10 Ambon masih
kurang. Rata-rata nilai Ulangan Semester ganjil siswa kelas XI tahun pelajaran
2018/2019 adalah 53,75 berarti masih di bawah KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal)
B. Rumusan Masalah
materi trigonometri”?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik, yaitu peserta didik dapat mengetahui seberapa besar
pembelajaran matematika.
yang dimiliki oleh para peserta didik sehingga nantiya guru bisa mendesain
5
lebih baik.
E.Penjelasan Istilah
peneliti membuat penjelasan istilah yang berkaitan dengan judul pada penelitian ini
sebagai berikut:
1.Masalah Matematika
diberikannya algoritma dalam mencari solusi yang diberikan oleh guru kepada
siswa. Ada dua jenis masalah matematika, yaitu masalah yang bertujuan untuk
mencari nilai yang dicari dan masalah yang bertujuan untuk membuktikan suatu
2.Pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu usaha mencari jalan keluar atau solusi dari
Kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu kompetensi yang dimiliki oleh
siswa dalam memahami suatu masalah kemudian siswa menemukan solusi untuk
4.Trigonometri
hubungan antara suatu segita serta funsi dasar suatu segitiga yang muncul dari relasi
tersebut
BAB II
KAJIAN TEORI
oleh Darminto (2010: 24), masalah adalah suatu situasi dimana individu ingin
melakukan sesuatu tetapi tidak tahu cara atau tindakan yang diperlukan untuk
memperoleh apa yang dia inginkan. Hudojo, sebagaimana dikutip oleh Yuwono
(2010: 35), menyatakan bahwa sesuatu disebut masalah bagi siswa jika: (1)
pertanyaan yang dihadapkan kepada peserta didik harus dapat dimengerti oleh peserta
didik tersebut, namun pertanyaan itu harus merupakan tantangan baginya untuk
menjawab, dan (2) pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin
sebagai situasi yang memiliki tujuan yang jelas tetapi berhadapan dengan halangan
matematika dalam dua jenis, yaitu masalah mencari (problem to find) dan masalah
untuk mencari, menentukan, atau mendapatkan nilai objek tertentu yang tidak
diketahui dalam soal dan memberi kondisi yang sesuai. Sedangkan masalah
8
terhalang karena belum diberikannya algoritma dalam mencari solusi yang dicari oleh
guru kepada siswa. Ada dua jenis masalah matematika, yaitu masalah yang bertujuan
untuk mencari nilai yang dicari dan masalah yang bertujuan untuk membuktikan
Masalah bagi seseorang belum tentu menjadi masalah bagi orang lain. Hal ini
dikarenakan adanya kemungkinan bahwa orang lain tersebut pernah mendapati dan
memecahkan masalah seperti seseorang tersebut. Suatu masalah yang datang pada
masalahnya tersebut. Bahkan dalam hal ini, proses menyelesaikan masalah antara
Menurut Saad & Ghani (2008: 120), pemecahan masalah adalah suatu proses
sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera. Polya (1973: 3)
mendefinisikan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari
suatu kesulitan. Menurut Goldstein dan Levin sebagaimana dikutip oleh Rosdiana &
9
Misu (2013: 2), pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif
tingkat tinggi yang memerlukan modulasidan kontrol lebih dari keterampilan rutin
atau dasar.
metode, prosedur, dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum
matematika; dan (3) pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar
beberapa tantangan seperti kesulitan dalam memahami soal. Hal ini disebabkan
karena masalah yang dihadapi bukanlah masalah yang pernah dihadapi siswa
sebelumnya.
Menurut Polya (1973: 5), ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; (1)
memeriksa kembali. Pemecahan masalah Polya dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut.
Understand the problems
Menurut Polya (1973: 5-17), empat tahap pemecahan masalah Polya dirinci sebagai
berikut.
Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu
mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan
nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari. Beberapa saran yang
dapat membantu siswa dalam memahami masalah yang kompleks: (1) memberikan
pertanyaan mengenai apa yang diketahui dan dicari, (2) menjelaskan masalah
sesuai dengan kalimat sendiri, (3) menghubungkannya dengan masalah lain yang
serupa, (4) fokus pada bagian yang penting dari masalah tersebut, (5)
Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini bisa dilakukan siswa dengan
cara seperti: (1) menebak, (2) mengembangkan sebuah model, (3) mensketsa
tabel, (7) eksperimen dan simulasi, (8) bekerja terbalik, (9) menguji semua
mengurutkan data/informasi.
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah direncanakan
sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1) mengartikan informasi yang
11
proses dan penghitungan yang berlangsung. Secara umum pada tahap ini siswa
perlu mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana tersebut
tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana lain.
kembali semua informasi yang penting yang telah teridentifikasi; (2) mengecek
logis; (4) melihat alternatif penyelesaian yang lain; dan (5) membaca pertanyaan
kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-benar
terjawab.
Polya yang meliputi: (a) memahami masalah/understand the problem, (b) membuat
the plan, dan (d) melihat kembali/looking back. Hal ini dimaksudkan supaya siswa
cermat seperti yang diungkapkan oleh Hudojo sebagaimana dikutip oleh Yuwono
(2010: 40). Selain itu, menurut Saad & Ghani (2008: 121), tahap pemecahan masalah
menurut Polya juga digunakan secara luas di kurikulum matematika di dunia dan
Sementara itu, indikator dari tahap pemecahan masalah menurut Polya yang
NO Indikator Aspek
1. Memahami masalah a. Mengetahui apa saja yang diketahui
dan ditanyakan pada masalah
b. Menjelaskan masalah sesuai dengan
kalimat sendiri.
2. Membuat rencana a. Menyederhanakan masalah
b. Mampu membuat eksperimen dan simulasi
c. Mampu mencari subtujuan (hal-hal yang perlu
dicari sebelum menyelesaikan masalah)
d. Mengurutkan informasi
2. Melaksanakan rencana a. Mengartikan masalah yang diberikan dalam
bentuk kalimat matematika,
b. Melaksanakan strategi selama proses dan
penghitungan berlangsung.
3. Melihat kembali a. Mengecek semua informasi dan penghitungan
yang terlibat
b. Mempertimbangkan apakah solusinya logis
c. Melihat alternatif penyelesaian yang lain,
d. Membaca pertanyaan kembali
e. Bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaan
sudah terjawab.
Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2017 ruang lingkup pada materi trigonomeri
pemecahan masalah siswa merata mulai dari tingkat I, tingkat II, tingkat III,
dan tingkat IV. Tingkat I berarti siswa belum dapat memahami masalah,
E. Kerangka Pikir
standar yang ditetapkan oleh NCTM. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah adalah kemampuan yang penting yang harus dimiliki oleh
peserta didik agar proses kelancaran belajar matematika di sekolah dapat berjalan
pemecahan masalah siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari hasil PISA dan TIMSS,
hasil penelitian dan wawancara dengan salah satu guru matematika. Hasil PISA
memecahkan masalah dengan strategi dan prosedur yang benar masih sedikit jika
menggunakan rumus. Berdasarkan penelitian dan juga wawancara dengan salah satu
Peneliti menggunakan tes tertulis dalam bentuk uraian dan wawancara untuk
memperoleh data serta hasilnya disajikan dalam bentuk deskripsi. Kemudian setelah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut pendapat Sugiyono (2013: 39)
dengan menggunakan statistika desrkriptif untuk mengolah data yang diperoleh dari
hasil penelitian.
Tempat dan waktu penelitian dalam penelitian ini di atur sebagai berikut:
seminarkan
18
1. Sumber Data
2. Subjek Penelitian
penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA 3 SMA
dan sangat rendah serta pendapat guru terhadap subjek yaitu peserta didik
1. Tes
didik berbentuk uraian, pemberian skor hasil tes peserta didik didasarkan
pada indicator yang akan dicapai. Soal tes diadaptasi dari buku Matematika
2. Wawancara
3. Dokumentasi
berlangsung.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Materi yang digunakan untuk menyusun soal tes adalah materi aturan sinus
2.Menentukan banyaknya jumlah soal dan alokasi waktu untuk mengerjakan tes.
20
9.Menganalisis hasil uji coba soal, meliputi hal validitas, reliabilitas, daya
10. Memperbaiki dan menetapkan soal berdasarkan hasil analisis uji coba soal.
2. Pedoman Wawancara
jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
dengan menentukan ukuran dari data seperti nilai rata-rata (mean), nilai tengah
(median), dan nilai modus serta menentukan ukuran variabilitas data seperti jarak
(range), variansi (varian), dan simpangan baku (standar deviasi). Berikut disajikan
rumus yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini yang bersumber
(Triono, 2017).
a. Rata-rata (Mean)
X́ =
∑ f i Xi
∑ fi
b. Median
1
n−F
2
Me=b+ p ( )
fi
c. Modus
d1
Mo=b+ p ( )
d 1 +d 2
d. Range
R=Xmax− Xmin
e. Varian
2
2 ( ∑ f i xi )
2
∑ f i xi − n
s=
(n−1)
f. Standar Deviasi
22
√ 2 (∑ f x )
∑ f i x i − ni i
s=
(n−1)
g. Persentase rata-rata
Jumlah skor
Persentase rata-rata = × 100 %
Skor Maks /ideal
pemecahan masalah matematis, dapat dilihat dari skor yang diperoleh peserta didik
matematis. Skor kemampuan representasi matematis peserta didik adalah jumlah skor
yang diperoleh peserta didik pada saat menyelesaiakan soal tes kemampuan
representasi matematis.
berdasarkan acuan PAP pada semua level, peneliti mengkategorikan data menjadi
lima kategori mutlak, yaitu: sangat tinggi; tinggi; sedang; rendah; dan sangat
Interval Kategori
x ≥ 90 Sangat Tinggi
75≤ x< ¿90 Tinggi
60≤ x< ¿75 Sedang
40≤ x< ¿60 Rendah
x <¿40 Sangat Rendah
Sumber: (Ratumanan & Laurens, 2015: 171)
23
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2014: 89). Teknik analisis data yang
analisis selama di lapangan Model Miles dan Huberman, yaitu antara lain:
a. Reduksi data
ditemukan dari data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan masalah
yang tidak perlu. Pada tahap ini peneliti memeriksa hasil tes subjek untuk
b. Penyajian data
Merupakan suatu proses penyajian data secara terorganisir dan terstruktur dari
c. Penarikan Kesimpulan
yang telah diperoleh dalam reduksi data dan penyajian data kemudian
G. Triangulasi Data
330) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu hal lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding data.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Dengan
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2014: 89).
DAFTAR PUSTAKA
Payer. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Kartika XIII-1
Ambon pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Model
Pembelajaran Interaktif dengan Setting Kooperatif
Polya, G. 1973. How to Solve it. New Jersey: Princeton University Press.
Ratumanan, T. G. 2015. Inovasi Pembelajaran. Yogyakarta : Ombak
Rosdiana & Misu, L. 2013. Pengembangan teori pembelajaran perilaku dalam
Kaitannya dengan kemampuan pemecahan masalah Matematik siswa di
SMA. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
L-1
Lampiran 2
Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes kemampuan pemecahan masalah
matematis, Bapak/Ibu diharapkan memberikan penilaiannya dengan memberi tanda
(√) pada kolom E: Esensial (soal tersebut sangat penting untuk mengukur
kemampuan pemecahan masalah matematis), TE: Tidak Esensial (soal tersebut
tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah
matematis), atau TR: Tidak Relevan (soal tersebut tidak ada kaitannya dengan
kemampuan pemecahan masalah matematis).
L-2
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran No.
Butir
Soal E TE TR
Merancang model Siswa dapat menunjukkan pemahaman masalah dan 3
matematika dari memilih informasi yang relevan dalam merumuskan
masalah yang model matematika, menentukan penyelesaian dari
berkaitan dengan model matematika, memberikan tafsiran terhadap
perbandingan, fungsi, penyelesaian dari masalah yang berkaitan dengan luas
persamaan dan segitiga.
identitas trigonometri
dari sudut di semua
kuadran, dan
penafsirannya
….……….………………….
L-3
Lampiran 3
Selamat Bekerja.
1. Ana dan Ani sedang berkunjung ke Semarang, tidak lupa mereka mengunjungi
ikon kota Semarang yaitu Tugu Muda. Ana mengamati Puncak tugu muda (titik C)
dari Lawang Sewu (titik A) dan Ani mengamati dari Jalan Mgr Sugiopranoto (titik
B) yang letaknya segaris dengan bagian bawah tugu muda (titik N). Posisi Ana dan
Ani saat mengamati Tugu Muda ternyata membentuk segitiga (ABC). Jika jarak
titik A dan C sama dengan 200 m, besar sudut CBA = 45 , dan besar sudut BAC =
60 . Tentukan jarak puncak titik C dengan titik B!
L-4
2. Pak Bambang ingin membuat bangun berbentuk segitiga siku-siku dari tripleks,
misalkan segitiga siku-siku itu adalah ΔPQR (siku-siku di P), dengan besar sudut
R = 45°, panjang PR = 4√2 dm, dan panjang QR = 8 dm. Tentukanlah panjang PQ,
besar sudut P, dan besar sudut Q!
3. Tiga buah lingkaran saling bersinggungan satu sama lain dengan jari-jarinya
masing-masing sebesar 8 cm, 6 cm, dan 4 cm. Apabila dari masing-masing pusat
lingkaran dihubungkan satu sama lain, akan membentuk segitiga. Carilah luas
segitiga tersebut!
L-5
Lampiran 4
NO PENYELESAIAN SKOR
1. Siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari masalah yang diberikan. 2
Diketahui:
3
Ana mengamati Puncak tugu muda (titik C) dari Lawang Sewu (titik A) dan Ani
mengamati dari Jalan Mgr Sugiopranoto (titik B) yang letaknya segaris dengan bagian 4
bawah tugu muda (titik N). Posisi Ana dan Ani saat mengamati Tugu Muda ternyata 1
membentuk segitiga (ABC). Jika jarak titik A dan C sama dengan 200 m, besar sudut
CBA = 45 , dan besar sudut BAC = 60 .
Ditanya:
jarak puncak titik C dengan titik B
Jawab:
Ternyata, posisi antara Ana, Ani, dan puncak tugu muda membentuk segitiga.
Dengan menggunakan aturan sinus, maka jarak antara titik C dan B bisa ditentukan.
Siswa membuat ilustrasi gambar
∠CBA = 45
∠CAB = 60
Jarak titik C ke titik A = 200 m
Dengan menggunakan aturan sinus, diperoleh
CA CB
=
sin ∠CBA sin ∠CAB
200 CB
=
sin ∠CBA sin ∠CAB
200 CB
=
sin 45 ° sin 60°
200 CB
1 = 1
√2 √3
2 2
1 1
200 × √ 3 = CB × √ 2
2 2
200 √ 3 CB √ 2
=
2 2
200 √ 3 √ 2
CB = ×
√2 √2
L-6
CB = 100√ 6
Jadi, jarak antara titik C(puncak tugu muda) dengan titik B(Ani sebagai pengamat)
adalah 100√6 m.
NO PENYELESAIAN SKOR
2. Siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari masalah yang diberikan. 2
Diketahui:
3
segitiga siku-siku ΔPQR (siku-siku di P), dengan besar sudut R = 45°,panjang PR =
4
4√2 dm, dan panjang QR = 8 dm.
Ditanya: 1
panjang PQ, besar sudut P, dan besar sudut Q
Jawab:
Unsur-unsur yang belum diketahui adalah ∠P , ∠Q dan panjang PQ.
Siswa membuat ilustrasi gambar
Mencari panjang PQ
Ternyata, diketahui panjang dua sisi dan besar sudut yang mengapit kedua sisi
tersebut, maka dengan menggunakan aturan cosinus dapat ditentukan panjang PQ (r).
Panjang p = 8 dm
Panjang q = 4√2 dm
∠R = 45°
Maka, r 2 + q 2 – 2 pq cos R
r 2= ( 8 ¿ ¿2 + ( 4 √ 2 ¿ ¿2 - 2 (8)( 4√2) cos 45°
1
r 2= ( 64)+ (32) −2 ×32 √2 × √ 2
2
2
r = 96-64
r 2= 32
r = 4√ 2
Mencari besar ∠P
Dengan menggunakan aturan cosinus, diperoleh:
q2 +r 2− p 2
Cos ∠P =
2qr
2
Cos ∠P = ( 4 √ 2) +¿ ¿
32+ 32−64
Cos ∠P =
64
0
Cos ∠P =
64
Cos ∠P = 0
∠P = 90
Mencari besar ∠Q
Karena ∠P sudah ditemukan, dan ∠R sudah diketahui, maka ∠Q dapat
dicari menggunakan:
L-7
∠P + ∠Q+∠R =180°
90°+∠Q + 45° = 180°
135° +¿∠Q = 180°
∠Q = 180° −¿135°=¿ 45°
Jadi, panjang PQ (r) = 4√2 dm , ∠P= 90° dan ∠Q = 45°.
NO PENYELESAIAN SKOR
3. Siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari masalah yang diberikan. 2
Diketahui:
3
Tiga buah lingkaran saling bersinggungan satu sama lain dengan jari-jarinya
masing-masing sebesar 8 cm, 6 cm, dan 4 cm. Apabila dari masing- masing pusat 4
lingkaran dihubungkan satu sama lain, akan membentuk segitiga. 1
Ditanya:
luas segitiga yang terbentuk.
Jawab:
Siswa membuat ilustrasi gambar
L-8
L= √ 3456
L=58,79
Jadi Luas segitiga yang terbentuk dari menghubungkan ketiga pusat lingkaran yang
bersinggungan diatas adalah 58,79 cm2 .
L-9