Oleh
Alfina Iswandari (19613279)
b. Lafadz takbir ‘Ied sesuai hadits riwayat Abdur Razaq dari Salman dengan sanad
yang shahih
6. Bagaimana hukum hutang puasa ramadhan dibayar bersamaan dengan puasa
sunah senin dan kamis dengan dua niat dalam satu kali puasa?
Harus diingat amalan wajib harus didahulukan dibanding dengan amalan sunnah
Maka dari itu puasa ramadhan perlu mengganti ketika ia berhutang puasa di bulan
ramadhan
7. Bagaimana hukum mengucapkan selamat hari raya Natal kepada non muslim
untuk perayaan Natal?
Fatwa Majelis Tarjih cetakan VI tahun 2003 halaman 209-210 sama dengan
fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang perayaan Natal.
Dia menerangkan, isi fatwa itu menyatakan umat Islam dibolehkan bekerja
sama dan bergaul dengan umat-umat agama dalam masalah keduniaan. Tapi tidak
boleh mencampuradukkan agama dengan akidah dan peribadatan agama lain seperti
meyakini Tuhan lebih dari satu, Tuhan mempunyai anak dan Isa Al Masih itu
anaknya. "Orang yang meyakininya dinyatakan kafir dan musyrik," kata dia
menegaskan. Poin pertama, Nurhakim menjelaskan, mengikuti perayaan Natal
bersama bagi umat Islam adalah haram hukumnya.
"Dalam konteks ini, perayaan Natal di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkara akidah Kristen tentang ketuhanan Yesus," tegasnya.
Poin kedua, sambung dia, mengucapkan selamat Natal bagi muslim kepada
orang Kristen tidak usah dilakukan karena merupakan bagian dari perkara kegiatan
perayaan Natal.
Seruan ini agar umat Islam tidak terjerumus kepada perkara syubhat dan
melanggar larangan Allah. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhkan diri
dari hal yang syubhat dan larangan Allah serta mendahulukan menolak kerusakan
daripada menarik kemaslahatan.
"Jika kita mengucapkan selamat Natal berarti mengakui kelahiran Tuhan
Yesus. Ini bukan perkara toleransi. Toleransi itu, biarkan mereka merayakan sesuai
akidahnya, kita tidak usah ikut-ikut," ujarnya.
8. Bagaimana hukum memakan makanan sembelihan orang kristen?
Tentang hukum memakan sembelihan orang Kristen (Ahli Kitab), ada dua
pendapat. Pendapat pertama menghalalkan memakan sembelihan Ahli Kitab asal yang
disembelih itu adalah binatang yang halal dimakan. Mereka beralasan dengan firman
Allah yang Artinya: “Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan
(sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu
halal (pula) bagi mereka …” [QS. al-Maidah (5): 5].
Pendapat kedua menyatakan bahwa sembelihan Ahli Kitab itu haram dimakan.
Alasan mereka ialah Ahli Kitab sejak zaman Nabi saw telah menganut kepercayaan
syirik, tidak lagi percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana dinyatakan
dalam firman Allah SWT Yang Artinya: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang
mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa
siksaan yang pedih.” [QS. al-Maidah (5): 73].
9. Bagaimana hukum nikah siri menurut Muahammadiyah?
“Diriwayatkan dari Ruwaifi‘ bin Tsabit al-Anshari, ia berkata: Aku pernah beserta
Nabi saw waktu perang Hunain, beliau berdiri berkhutbah di antara kami, (antara lain)
beliau berkata: Tidak boleh bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir
menyiramkan air (mani)nya ke ladang orang lain.” [HR. Ahmad].
Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa air mani seorang laki-laki hanyalah boleh
diletakkan atau ditumpahkan ke faraj isterinya, dilarang diletakkan atau ditumpahkan
ke faraj yang bukan isterinya yang tidak melakukan aqad nikah yang sah dengannya.
Metode kloning berbeda dengan pembuahan biasa. Pada pembuahan biasa sel
telur (ovum) perempuan memerlukan sperma yang ada pada laki-laki. Sedang pada
metode kloning tidak lagi memerlukan sperma laki-laki. Pada prinsipnya bayi klon
dibuat dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya kemudian difusi
(digabungkan menjadi satu) dengan sel donor yang merupakan sel dewasa dari suatu
organ tubuh. Difusi tersebut ditanamkan ke dalam rahim dan dibiarkan berkembang
dalam rahim sampai lahir. Berbeda dengan bayi tabung yang pembuahannya
memerlukan sel telur (ovum) dan sperma.
Menurut syariat Islam, kelahiran seorang manusia itu harus sesuai dengan
sunah Allah. Setiap manusia yang lahir itu dipersiapkan menjadi makhluk yang
terbaik dari makhluk Tuhan yang ada (QS. at-Tiin, 95:4), menjadi makhluk yang
dimuliakan Allah (QS. al-Isrā’, 17:70). Tujuan hidup manusia yang diciptakan Allah
itu ialah mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti (QS. al-Baqarah,
2:201) dan menjadi khalifatullah di bumi (QS. al-Baqarah, 2:30).
Untuk mencapai tujuan hidupnya itu ia harus beribadat kepada Allah (QS. adz-
Dzariyat, 51:56), yaitu secara vertikal tunduk dan patuh menyembah Allah dan secara
horizontal beramal saleh kepada masyarakat, mengelola dan menjaga alam dari
kerusakan. Dari keterangan di atas maka Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran
Islam menetapkan bahwa sistem kloning yang dilakukan untuk manusia hukumnya
adalah haram.