Anda di halaman 1dari 5

Dalam lindungan Allah

Menyikapi peristiwa yang sedang terjadi belakangan ini, saya mengajak saudara
untuk tetap bersandar kepada Tuhan. Dunia sedang dilanda ketakutan dan kepanikan yang
luar biasa menghadapi wabah covid 19/corona. Di Indonesia, secara khusus bagi daerah yang
telah ditetapkan sebagai pandemi diminta untuk mengubah ibadahnya. Bagi sebagian orang,
hal ini justru dipandang sebagai langkah kemunduran, namun di sisi lain hal ini ‘terpaksa’
mereka lakukan untuk mendukung program pemerintah sebagai upaya meminimalisir
dampak penyebaran virus covid 19 yang terus bertambah secara masiv. Hal ini tentunya tidak
perlu diperdebatkan, sebab masing masing memiliki sudut pandang dan cara penilaian yang
berbeda. Di satu sisi, mereka diperhadapkan untuk memperlihatkan iman di tengah terpaan
wabah, namun di satu sisi lainnya, mereka diperhadapkan dengan firman yang meminta untuk
mereka taat kepada pemerintah (Roma 13:1). Namun ditengah hiruk pikuk yang dialami oleh
banyak gereja Tuhan, tentunya ada kabar yang melegakan. Ada banyak gereja yang kembali
membangun gairah untuk berdoa. Semangat ini lah yang harus kita miliki supaya kita tidak
kehilangan jati diri sebagai anak-anak Tuhan.

Saudara tidak perlu terlibat dalam perdebatan yang percuma mengenai situasi
demikian, sebab situasi yang terjadi hari-hari ini mengingatkan pada malam terakhir orang
Israel ada di Mesir. Malam itu orang Israel beribadah merayakan Paskah di rumah masing-
masing. Dan ada peringatan: “seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya
sampai pagi.” (kel. 12:22b) Kenapa dilarang keluar? Agar mereka tidak terkena dengan tulah
itu. Paskah seharusnya dirayakan umat secara bersama. Tapi karena ada tulah di Mesir, maka
Paskah hanya dirayakan di rumah masing-masing.

Saya kira social distancing bukan tindakan yang mencerminkan tidak ada iman, tapi
justru sebaliknya merupakan tindakan berdasarkan hikmat yang diberikan Allah kepada
pemerintah.

Dalam lindungan Allah

1 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi

dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa

2 akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku,

Allahku, yang kupercayai.”

3 Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung,

dari penyakit sampar yang busuk.

4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,

di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,


kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.

5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam,

terhadap panah yang terbang di waktu siang,

6 terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap,

terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.

7 Walau seribu orang rebah di sisimu,

dan sepuluh ribu di sebelah kananmu,

tetapi itu tidak akan menimpamu.

8 Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri

dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.

9 Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu,

Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,

10 malapetaka tidak akan menimpa kamu,

dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;

11 sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu

untuk menjaga engkau di segala jalanmu.

12 Mereka akan menatang engkau di atas tangannya,

supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.


13 Singa dan ular tedung akan kaulangkahi,

engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.

14 “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya,

Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.

15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,

Aku akan menyertai dia dalam kesesakan,

Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.

16 Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia,

dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.”


Ada 2 kutipan Alkitab yang paling banyak dikutip oleh orang percaya, yaitu Mazmur
23 dan Mazmur 91:1 (Mazmur nine one one – Mazmur emergency). Kalau saudara belajar
dan mengetahui teks bahasa Ibrani, maka Mazmur 91:1 adalah Mazmur yang banyak gambar
pedangnya, para teolog mengatakan bahwa ini adalah Mazmur peperangan.

Kita masuk ke inti khotbah, mengapa Mazmur ini menjadi Mazmur yang begitu indah dan
menjadi begitu luar biasa?

Ayat 1 dan 2 dikatakan “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan
bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa” ayat ini menjadi gambaran bagi orang yang
memiliki konsistensi, ada ketetapan hati bahwa orang ini sadar bahwa hanya dalam lindungan
Tuhan, ia merasa aman.

Kata perlindungan disini dalam bahasa asli diterjemahkan menjadi “a secret place” atau
tempat tersembunyi.

Akan datang waktunya terjadi chaos dimuka bumi, ada bencana di muka bumi ini, ada
banyak hal yang menakutkan akan terjadi di muka bumi ini, tetapi apabila saudara memiliki
‘a secret place of the Most High’ tempat persembunyian dari Yang Mahatinggi, Alkitab
berkata, saudara aman dalam lindungan Tuhan.

Kata Yang Mahatinggi disini menggunakan kata El-Yhon = Pribadi yang tertinggi, Raja
diatas segala raja, Pribadi yang telah mengalahkan maut, Pribadi yang datang dengan perisai,
Pribadi yang ketika Ia hadir kuasa gelap tidak memiliki kuasa apapun.

Kata Yang Mahakuasa disini menggunakan kata El-shaddai, Allah Mahakuasa dan Besar.

Sebagian teolog mengatakan Mazmur ini ditulis oleh Daud ketika ia mulai menghitung ulang
penduduk Israel pasca wabah penyakit sampar. Ada kata yang kupercayai membuktikan
bahwa ada hubungan yang sangat intim antara penulis dengan Allah. Maka, saya berani
berkata bahwa orang yang memiliki hubungan yang intim dengan Allah, ia tidak memiliki
ketakutan, ia tidak memiliki kecemasan yang berlebih sebab ia tidak mengandalkan kepada
perkara-perkara duniawi melainkan ia bersandar kepada perkara-perkara kerajaan sorga.
Saudara tempat teraman bagi kita adalah berada dalam naungan dan hadirat Tuhan! Ditengah-
tengah kabar buruk tentang Covid 19, ketika saudara berlindung kepada El-yhon dan El-
shaddai, saudara terpelihara aman, yang percaya katakan amin!

Mengapa kita perlu berlindung kepada El-yhon dan El-shaddai? Karena kita akan mengalami
keajaiban-keajaiban yang tertera dalam ayat 3-13;

3 Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung,

dari penyakit sampar yang busuk.

4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,

di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,


kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.

5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam,

terhadap panah yang terbang di waktu siang,

6 terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap,

terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.

7 Walau seribu orang rebah di sisimu,

dan sepuluh ribu di sebelah kananmu,

tetapi itu tidak akan menimpamu.

8 Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri

dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.

9 Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu,

Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,

10 malapetaka tidak akan menimpa kamu,

dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;

11 sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu

untuk menjaga engkau di segala jalanmu.

12 Mereka akan menatang engkau di atas tangannya,

supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.


13 Singa dan ular tedung akan kaulangkahi,

engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.

Sebuah jaminan, Allah berikan kepada mereka yang memiliki hubungan karib dengan-Nya,
yaitu yang tertulis di ayat berikutnya;

14 “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya,

Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.

15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,

Aku akan menyertai dia dalam kesesakan,

Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.

16 Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia,


dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.”

Anda mungkin juga menyukai