Topik 6 - LEAN ACCOUNTING
Topik 6 - LEAN ACCOUNTING
LEAN ACCOUNTING
Oleh:
KELOMPOK 6
DOSEN PENGAMPU
Arus Nilai
Arus nilai terdiri atas semua aktivitas yang bernilai tambah dan tidak
bernilai tambah yang dibutuhkan untuk membawa sekelompok produk atau jasa
dari titik awalnya (contohnya; pesanan pelanggan atas suatu produk baru) ketahap
produk jadi ditangan pelanggan. Ada beberapa arus nilai, pertama arus nilai yang
paling umum adalah arus nilai pemenuhan pesanan. Arus nilai pemenuhan
pesanan berfokus pada pemberian produk yang ada ketangan pelanggan yang ada.
Jenis arus nilai yang kedua adalah arus nilai mencerminkan semua hal yang
dilakukan, baik yang buruk maupun yang bagus yang dibawa kepelanggan. Jadi,
menganalisis arus nilai akan memungkinkan pihak manajemen untuk
mengidentifikasi buangan.
Aktivitas didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak bernilai
tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sumber buangan. Aktivitas
ini terdiri atas dua jenis:
1. Aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek
2. Aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena
teknologi atau metode produksi saat ini.
Aktivitas yang termasuk dalam jenis pertama adalah aktivitas yang dapat
ditiadakan dengan sangat cepat, sedangkan jenis kedua membutuhkan lebih
banyak waktu dan usaha.
Pull Value
Sebagian besar perusahaan berproduksi untuk persediaan, kemudian
mencoba menjual barang yang telah mereka produksi. Berbagai usaha dilakukan
untuk menciptakan permintaan atas barang yang berlebih, tetapi barang tersebut
yang mungkin tidak diinginkan oleh pelanggan. Lean manufacturing
menggunakan system demand-pull. Tujuan lean manufacturing adalah
meniadakan buangan dengan menghasilkan produk hanya jika dibutuhkan melalui
proses produksi. Tiap operasi hanya menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk
memenuhi permintaan dari operasi sebelumnya. Tidak ada produksi yang
dilakukan sampai ada tanda dari proses sebelumnya yang menunjukkan kebutuhan
untuk memproduksi.
Permintaan pelanggan bermula dari rantai nilai dan mempengaruhi cara
produsen berhubungan dengan pemasok juga merupakan hal yang vital dalam
lean manufacturing. Pembelian JIT mengharuskan pemasok untuk mengirim
berbagai suku cadang dan bahan baku secara tepat waktu untuk digunakan dalam
produksi.
Mengejar Kesempurnaan
Menghasilkan permintaan, zero setup times, zero defects, zero inventory,
meningkatkan tingkat produksi, meminimalkan biaya dan memaksimalkan nilai
pelanggan merupakan berbagai hasil ideal dari lean manufacturing. Ketika proses
dimulai dan peningkatan direalisasikan, kemungkinan mendapatkan
kesempurnaan menjadi lebih mungkin. Tujuannya adalah menghasilkan produk
berkualitas tinggi dan berbiaya rendah dengan waktu yang sesingkat mungkin.
Untuk mencapai tujuan ini, lean manufacturing harus mengidentifikasi dan
mengeliminasi berbagai hal-hal yang tidak diperlukan. Untuk mencapai tujuan ini,
produsen lean harus mengidentifikasi dan meniadakan berbagai bentuk buangan.
Buangan menghabiskan berbagai sumber daya tanpa menambah nilai.
Buangan adalah segala sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi pelanggan.
Peniadaan buangan mengharuskan identifikasi berbagai bentuk dan sumebrnya.
Berikut delapan sumber yang umumnya dianggap sebagai bentuk dari sumber
buangan:
Produk cacat
Produk berlebih barang yang tidak dibutuhkan
Persediaan barang yang menunggu diproses atau digunakan
Pemrosesan yang tidak dibutuhkan
Perpindahan karyawan yang tidak perlu
Transportasi barang yang tidak perlu
Waktu tunggu
Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan
Lean Accounting
Studi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjelaskan bahwa
penggunaan tarif overhead keseluruhan dalam pabrik yang memiliki multiple
produk dapat menghasilkan biaya produk yang menyesatkan jika dibandingkan
dengan pembebanan produksi terfokus atau pembebanan berdasarkan aktivitas.
Biaya produk yang menyesatkan dapat menandakan kegagalan dalam lean
manufacturing walaupun ada perbaikan yang signifikan.
Product Costing
Biaya-biaya pendukung dibagikan dalam produk dengan menggunakan
penelusuran langsung, dengan meningkatkan penelusuran langsung biaya
produk, tentunya juga meningkatkan keakuratan biaya-biaya produk.
Penelusuran biaya langsung secara eksklusif mempunyai hubungan
dengan produk dan dapat benar-benar dipastikan biaya untuk membuat
produk tersebut:
Dengan menggunakan berbagai unit unit yang dikirimkan sebagai ganti dari unit
yang dihasilkan, akan membuat para manajer termotivasi untuk mengurangi
persediaan. Jika unit yang dikirimkan lebih banyak daripada yang dihasilkan,
maka biaya unit akan meningkat (karena biaya produksi unit yang diproduksi dan
tidak dikirim akan ditambah sebagai pembilang), hingga meniadakan insentif
untuk menumpuk persediaan.
Biaya produk rata-rata berguna bila produk-produk yang dihasilkan
hampir sama dan menggunakan sumber daya dalam porsi yang kira-kira mirip
atau jika bauran produk tersebut relatif stabil. Jika produk-produk tersebut yang
ada cukup mirip, maka biaya produk rata-rata akan mendekati biaya produk
individual. Jika bauran produknya relatif stabil, maka tren dalam biaya produk
rata-rata adalah ukuran yang wajar atas berbagai perubahan dalam efisiensi
ekonomis.
Decision Making
(Pengambilan Keputusan)
Dengan menggunakan biaya produk untuk suatu arus nila, biaya tiap
produk tidak diketahui. Pada kenyataannya, biaya produk yang dispesifikasikan
secara penuh dan akurat tidak dibutuhkan untuk tiap keputusan. Buangan dapat
ditiadakan pada tingkat aktivitas dan proses tanpa mengetahui biaya produk.
Berbagai variansi tidak perlu dirinci berdasar produk untuk menandakan sumber
buangan dan potensi perbaikan. Bahkan, seperti yang telah dijelaskan, variansi
perhitungan biaya standar sesungguhnya dapat menghambat keputusan perbaikan.
Untuk keputusan selanjutnya, pengaruh dari keputusan terkait profitabilitas arus
nilai mungkin merupakan satu-satunya informasi yang dibutuhkan untuk suatu
keputusan tertentu. Contohnya, pesanan khusus dan keputusan membuat atau
membeli dapat dibuat pada tingkat arus nilai.
Meskipun analisis pengaruh atas profitabilitas arus nilai memiliki nilai
yang positif, analisis ini juga memiliki kelemahan. Berbagai keputusan yang
dibuat adalah bersifat jangka pendek dan tidak mencerminkan konsekuensi jangka
panjang. Untuk mengambil keputusan yang tepat sangat diperlukan biaya produk
individual dan sistem akuntansi lean harus memberikan informasi ini.
Performance Measurement
(Pengukuran Kinerja)
Sistem akuntansi lean menggunakan Box Scorecard yang membandingkan
metriks operasional, kapasitas, dan keuangan berbagai kinerja minggu
sebelumnya dan tingkat yang diinginkan masa mendatang. Untuk mengukur
operasionalnya menggunakan unit yang dijual per orang untuk ukuran
produktivitas parsial tenaga kerja sehingga menjadi ukuran efisiensi tenaga kerja.
Kapasitas diberi kategori produktif, nonproduktif dan tersedia. Dari pengukuran
kinerja yang diketahui sebelumnya akan memberi informasi terkait kondisi
keuangan yang ada di setiap bagian.
BALANCED SCORECARD
Balanced Scorecard adalah sistem manajemen strategi yang mendefinisikan
sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasar strategi.
Ada 4 perspektif dalam menerjemahkan misi dan strategi organsisasi dalam tujuan
operasional :
Penerjemahan Strategi
Penerjemahan strategi adalah spesifikasi tujuan, ukuran, target, dan inisiatif setiap
perspektif.
Double loop feedback muncul ketika para manajer menerima informasi tentang
efektivitas pelaksanaan strategi dan validitas asumsi yang menggarisbawahi
strategi.
Single loop feedback adalah hasil aktual yang menyimpang dari hasil yang
direncanakan merupakan suatu tanda untuk mengambil tindakan perbaikan
sehingga rencana dapat dilaksanakan sebagaimana yang diinginkan.
Perspektif Keuangan
Perspektif Keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan
jangka panjang. Mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga
perspektif lainnya. Ada 3 tema strategis perspektif keuangan :
Penggunaan Aset, ukuran keuangan seperti laba atas investasi dan nilai tambah
ekonomi digunakan.
Perspektif Pelanggan
Perspektif Pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan.
Perspektif Proses
Proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham. Jadi,
perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pelanggan dan keuangan. Rantai nilai proses terdiri atas tiga : proses
inovasi, proses operasional , dan proses pascapenjualan.
Proses Inovasi
Tujuan : peningkatan jumlah produk baru, peningkatan persentase
pendapatan dari produk yang dimiliki, dan penurunan waktu untuk
mengembangkan produk baru.
Ukuran : produk baru actual yang dikembangkan , direncanakan,
persentase pendapatan total dari produk baru, persentase pendapatan dari produk
yang dimiliki, dan waktu siklus pengembangan.
Proses Operasional
Tujuan : meningkatkan kualitas proses, meningkatkan efisiensi proses, dan
menurunkan waktu proses.