Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH PERTAMA:

َ‫ش َه ُد أَنْ ال‬


ْ َ‫ي لَهُ َوأ‬ َ ‫ضلِ ْل فَالَ هَا ِد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ِ ‫ت أَ ْع َمالِنَا َمنْ يَ ْه ِد ِه هللاُ َفالَ ُم‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬
َ ‫سنَا َو‬
ِ ‫سيِّئَا‬ ُ ْ‫ستَ ْغفِ ُرهُ َونَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِمن‬ ْ َ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هللِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫ستَ ِع ْينُهُ َون‬
ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر‬
ُ‫س ْولُه‬ ْ َ‫ش ِر ْي َك لَهُ َوأ‬
َ َ‫إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬.

ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُنَّ إِالَّ َوأَنتُم ُّم‬


“َ‫سلِ ُمون‬ َّ ‫”يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا اتَّقُو ْا هّللا َ َح‬.

“ َ ‫ساءلُونَ بِ ِه َواألَ ْر َحا َم إِنَّ هّللا‬


َ َ‫ساء َواتَّقُو ْا هّللا َ الَّ ِذي ت‬
َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِيراً َون‬ ْ ‫ق ِم ْن َها‬
َّ َ‫زَو َج َها َوب‬ َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ٍ ‫اس اتَّقُو ْا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف‬
ً ‫” َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبا‬.

ُ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمن يُ ِط ْع هَّللا َ َو َر‬


“ ً ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْوزاً َع ِظيما‬ َ ً‫”يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْوال‬.
ْ ُ‫ ي‬. ً‫س ِديدا‬

َ ‫ َو ُك ُّل بِ ْد َع ٍة‬،‫ َوش َُّر اأْل ُ ُمو ِر ُم ْح َدثَاتُ َها‬،‫سلَّ َم‬


ٌ‫ضاَل لَة‬ َ ‫ َو َخ ْي ُر ا ْل ُهدَى ُهدَى ُم َح َّم ٍد‬،ِ ‫َاب هَّللا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ ‫ فَإِنَّ َخ ْي َر ا ْل َح ِدي‬،ُ‫أَ َّما بَ ْعد‬.
ُ ‫ث ِكت‬

Jama’ah Jum’at rahimakumullah…

Mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’ala dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya; yaitu
mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam serta menjauhi apa
yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.

Jama’ah Jum’at yang semoga dimuliakan Allah…

Roda kehidupan. Itulah barangkali salah satu ungkapan yang pas untuk menggambarkan perjalanan kita di dunia
yang fana ini. Roda yang berputar, kadang di atas dan kadang pula di bawah. Ada kehidupan dan ada kematian.
Ada kondisi sehat dan ada kondisi sakit. Ada rasa senang dan adapula rasa susah. Ada kondisi kaya dan ada
kondisi miskin. Ada saatnya naik jabatan dan ada saatnya pula turun dari jabatan. Ini semua adalah bagian dari
ujian kehidupan.

Allah ta’ala berfirman,

“ً‫” َونَ ْبلُو ُك ْم بِالش َِّّر َوا ْل َخ ْي ِر فِ ْتنَة‬

Artinya: “Kami (Allah) akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan”. QS. Al-Anbiya’ (21):
35.

Beruntunglah para manusia yang sukses dan berhasil melewati berbagai macam ujian yang sangat beragam
tersebut dengan baik..

Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati…

Tidak mudah memang untuk sukses dalam melewati berbagai macam ujian yang amat beragam itu. Ada yang
sukses saat diuji dengan kekayaan, namun ternyata ia gagal ketika diuji dengan kemiskinan. Ada pula yang
sebaliknya; sukses saat diuji dengan kemiskinan, tetapi gagal ketika diuji dengan kekayaan.

Ada yang sukses saat diuji dengan kesehatan, namun gagal ketika diuji dengan sakit. Sebaliknya, ada yang sukses
saat diuji dengan sakit, tetapi gagal ketika diuji dengan kesehatan.

Ada yang sukses saat mendapat ujian naik jabatan, namun gagal ketika diuji turun jabatan. Adapula yang
sebaliknya, sukses saat mendapat ujian turun jabatan, namun gagal ketika diuji naik jabatan.

Bagaimanakah gerangan caranya agar kita bisa sukses total dalam menghadapi berbagai macam ujian yang
beragam tadi?

Faktor pertama dan utama yang diperlukan hamba, adalah taufik dan bantuan dari Allah ta’ala.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…

Taufik dari Allah adalah karunia yang diberikan-Nya kepada siapapun yang Dia kehendaki. Tidak peduli apakah ia
pejabat atau rakyat jelata, pria atau wanita, tua atau muda, bersuku Jawa atau Sunda atau Sumatra. Semua
berpeluang untuk mendapatkan karunia istimewa tersebut.

Namun, kita semua dituntut untuk berusaha dan berikhtiar dalam mengejar karunia mulia itu. Salah satu
bentuknya adalah dengan mengamalkan nasehat Nabi shallallahu ’alaihi wasallam berikut ini,

ِّ ‫” تَ َع َّرفْ إِلَى هللاِ فِي ال َّر َخا ِء يَ ْع ِر ْفكَ فِي ال‬


“‫ش َّد ِة‬

“Kenalilah Allah saat lapang; niscaya Dia akan mengenalimu ketika engkau susah”. HR. Al-Hakim dari Ibn Abbas
radhiyallahu ‘anhuma dan dinyatakan sahih oleh al-Albaniy.

Dalam kitab Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam, Imam Ibn Rajab rahimahullah menjelaskan makna hadits di atas.
Maksud dari mengenali Allah saat lapang adalah: bertakwa kepada-Nya serta menjalankan aturan-Nya. Barang
siapa menjalankan hal itu, maka ia telah mengenal Allah. Sehingga ia memiliki hubungan spesial dengan-Nya.
Nah, ketika ia mengalami kondisi susah, niscaya saat itu Allah akan mengenalinya. Kedekatannya dengan Allah
saat lapang, sangat bermanfaat dalam kondisi susah seperti ini. Ia akan disayang Allah dan dikabulkan
permintaannya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Kondisi lapang, contohnya adalah saat kita sehat, kaya, menduduki jabatan dan yang semisal dengan itu.

Sedangkan kondisi susah, contohnya adalah ketika kita sakit, miskin, turun jabatan dan yang semisalnya.

Maka, saat kondisi fisik sehat, gunakanlah kesempatan emas itu untuk lebih bersemangat dalam beribadah
kepada Allah ta’ala. Menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Tunaikan shalat
berjamaah di masjid dan ringan tanganlah dalam membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.

Bila itu dilakukan, insyaAllah kita akan dibantu Allah agar kuat dalam menghadapi ujian sakit. Akan terasa ringan
dalam menjalani penderitaan itu. Akan dibantu untuk bisa bersabar dalam menanggung ketidaknyamanan. Dan
mungkin juga akan segera dikaruniai kesembuhan oleh Allah ta’ala. Itulah antara lain buah dari kepatuhan kita
dahulu pada Allah, saat kondisi tubuh kita sedang sehat.

Setali tiga uang, saat kondisi rizki sedang lancar. Tunaikanlah zakat harta kita, jangan lupakan saudara-saudara
kita kaum fakir-miskin dan dhu’afa. Dukung proyek-proyek kebaikan Islam.

Bila itu dijalankan, insyaAllah ketika rizki seret, keimanan kita akan tetap kokoh karena dijaga oleh Allah ‘azza wa
jalla. Rizki yang sedikit akan tetap mencukupi kebutuhan kita, karena diberkahi oleh Allah. Dan mungkin badai
ujian ekonomi tersebut akan segera berakhir. Itulah antara lain buah dari ketaatan kita dahulu pada Allah saat
rizki sedang lancar.

Tidak jauh berbeda, manakala kita menduduki kursi jabatan. Pergunakanlah kesempatan emas itu untuk
mematuhi dan menjalankan aturan-aturan Allah, bukan justru melanggarnya. Adakanlah kegiatan-kegiatan yang
tidak menabrak aturan agama. Berusahalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan justru memperkaya
diri sendiri dan kroni-kroni. Imbangkanlah pembangunan fisik dan mental, jasmani dan rohani. Jangan timpang
antara keduanya.

Apabila seluruh kebaikan itu ditunaikan, insyaAllah saat turun dari kursi jabatan, kita akan tetap disegani dan
dihormati oleh rakyat dan bawahan. Akan ikhlas dalam menjalani ketetapan Tuhan. Serta yang paling istimewa
dari itu semua, insyaAllah akan meraih keridhaan dari Allah Yang Maha Rahman. Itulah antara lain buah manis
dari kepatuhan kita kepada Allah, saat dahulu sedang menduduki kursi jabatan.
‫‪ ‬‬

‫‪.‬أقول قولي هذا‪ ،‬وأستغفر هللا لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات‪ ،‬فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم‬

‫‪ ‬‬

‫‪KHUTBAH KEDUA:‬‬

‫‪ ‬‬

‫شبِ ْيهَ َوالَ َمثِ ْي َل َوالَ‬ ‫أَنْ الَ إِلهَ إِالَّ هللاُ الَ نِ َّد لَهُ ُ‬
‫س ْب َحانَهُ َوالَ َ‬ ‫صي ُر”‪َ ،‬وأَ ْ‬
‫ش َه ُد‬ ‫ب ِذي الطَّ ْو ِل اَل إِلَهَ إِاَّل ُه َو إِلَ ْي ِه ا ْل َم ِ‬ ‫ش ِدي ِد ا ْل ِعقَا ِ‬
‫ب َ‬ ‫ب َوقَابِ ِل الت َّْو ِ‬ ‫ا ْل َح ْم ُد هللِ “ َغافِ ِر َّ‬
‫الذ ْن ِ‬
‫سلَّ َم َوبَا َر َك َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫ص ْحبِ ِه َو ُك ِّل تَابِ ٍع ُم ْ‬
‫ستَنِ ْي ٍر‬ ‫َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ‬ ‫اج ا ْل ُمنِ ْي ُر‪َ ،‬‬
‫س َر ُ‬ ‫ش ْي ُر النَّ ِذ ْي ُر َوال ِّ‬ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س ْولُهُ ا ْلبَ ِ‬ ‫‪.‬نَ ِظ ْي َر‪َ ،‬وأَ ْ‬

‫…‪Sidang Jum’at yang kami hormati‬‬

‫‪Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan kita bahwa hakikat kekuasaan dan kemuliaan itu adalah milik Allah‬‬
‫‪‘azza wa jalla. Dia yang memberi jabatan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia pula yang mencabut‬‬
‫‪jabatan dari siapa pun yang dikehendaki-Nya.‬‬

‫” قُ ِل اللَّ ُه َّم َمالِ َك ا ْل ُم ْل ِك تُؤْ تِي ا ْل ُم ْل َك َمنْ تَشَا ُء َوتَ ْن ِز ُع ا ْل ُم ْلكَ ِم َّمنْ تَشَا ُء َوتُ ِع ُّز َمنْ تَشَا ُء َوتُ ِذ ُّل َمنْ تَشَا ُء بِيَ ِدكَ ا ْل َخ ْي ُر إِنَّكَ َعلَى ُك ِّل ش َْي ٍء قَ ِدي ٌر“‬

‫‪Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa‬‬
‫‪pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau‬‬
‫‪muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan‬‬
‫‪Engkau lah segala kebaikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”. QS. Ali Imran (3): 26.‬‬

‫‪Maka, jangan sampai karunia Allah berupa kekuasaan itu, justru digunakan untuk melanggar aturan Sang Pemberi‬‬
‫‪karunia kekuasaan tersebut, yakni Allah subhanahu wa ta’ala..‬‬

‫‪ ‬‬

‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا‬ ‫هذا؛ وصلوا وسلموا –رحمكم هللا– على الصادق األمين؛ كما أمركم بذلك موالكم رب العالمين‪ ،‬فقال سبحانه‪ “ :‬إِنَّ هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫سلِيما ً‬ ‫سلِّ ُموا تَ ْ‬ ‫‪”.‬أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ‬

‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد‪ ,‬اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على‬
‫‪.‬إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد‬

‫ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين‬

‫ربنا اغفر لنا وإلخواننا الذين سبقونا باإليمان وال تجعل في قلوبنا غال للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم‬

‫ربنا ال تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب‬

‫اللهم نج إخواننا المؤمنين المستضعفين في بورما‪ ،‬وسوريا‪ ،‬وفلسطين‪ ،‬وفي كل مكان‬

‫اللهم اشدد وطأتك على كفار بورما الظالمين‪ ،‬وعلى جيوش بشار المجرمين ومن حالفهم من الروس والصين وإيران واليهود الظالمين‪ ،‬يا عزيز يا‬
‫جبار‬

‫اللهم اجعلها عليهم سنين كسني يوسف‬

‫ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار‬

‫وصلى هللا على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‬
‫…وآخر دعوانا أن الحمد هلل رب العالمين‪ .‬أقيموا الصالة‬

‫‪ ‬‬
Assalaamu’alaikum Wr Wb

‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللا‬،‫ت أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫ َونَع ُْو ُذ باهلل ِم ْن ُشر ُْو ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا‬،ُ‫إِ َّن ْال َح ْم َد هلل نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬
ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬،ُ‫ْك لَه‬َ ‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إلهَ إال هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬ ِ ‫فَاَل ُم‬
ُ‫ َو َرس ُْولُه‬.

َ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُم‬


‫ون‬ َ ‫يَاأَيُّها َ الَّ ِذ‬
َّ ‫ين َءا َمنُوا اتَّقُوا هللا َح‬

‫ي ُم َح َّم ٍد صلى هللا عليه و سلم َو َش َّر اأْل ُ ُم ْو ِر‬ ُ ‫ي هَ ْد‬ ِ ‫ث ِكتَابُ هللا َو َخي َْر ْالهَ ْد‬ ِ ‫ق ْال َح ِد ْي‬ َ ‫ فَإِ َّن أَصْ َد‬:‫أَ َّما بَ ْع ُد‬
‫ َو َعلَى‬،‫صل َعلَى ُم َحم ٍد‬ َ ‫ َو ُك َّل‬،ٌ‫ضاَل لَة‬
ِ َّ‫ضاَل لَ ٍة فِي الن‬
َ ‫ اللهم‬.‫ار‬ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬،ٌ‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬،‫ُمحْ َدثَاتُهَا‬
‫صحْ بِ ِه َو َسل ْم‬
َ ‫آلِ ِه َو‬.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Setiap individu yang diberi kesempatan hidup di atas permukaan bumi ini  memiliki keharusan untuk berikhtiar
mencari rezeki yang halal bagi diri dan keluarganya, agar supaya mendapatkan keberkahan dan bernilai ibadah
dari rezeki yang diusahakan itu. Setiap makhluk yang Allah ciptakan tentu beriringan dengan jatah rezekinya.
Bukan kah hewan yang tak berakal saja mendapatkan porsi rezeki dari sang pencipta? Apalagi manusia sebagai
makhluk istimewa yang tercipta dengan segala kesempurnaan yang disebut dalam al-Qur’an  fi ahsani taqwim,
tentu lebih kreatif dibandingkan makhluk lain dalam hal mengelola alam ini dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya. Allah berfirman:

ِ ْ‫َو َما ِم ْن َدابَّ ٍة فِي اأْل َر‬


ٍ ‫ض إِاَّل َعلَى هَّللا ِ ِر ْزقُهَا َويَ ْعلَ ُم ُم ْستَقَ َّرهَا َو ُم ْستَ ْو َد َعهَا ُكلٌّ فِي ِكتَا‬
)٦ :‫ب ُمبِي ٍن (هود‬
“Dan tidak ada suatu bintangan melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata.” (Q.S. Hud [11]:6)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sifat malas yang kadung bercokol pada diri sebagian manusia menyebabkannya ingin memperoleh rezeki dengan
cara instan tanpa perlu bekerja keras. Tak peduli walaupun cara itu merendahkan harga dirinya sendiri sebagai
individu yang memiliki kehormatan. Kaum pemalas itu pada akhirnya memilih berprofesi sebagai pengemis yang
berkeliaran di jalan, mengiba uluran tangan dari para pengguna jalan, padahal kondisi fisiknya sehat, anggota
tubuhnya sempurna tanpa ada cacat sedikitpun.

Tak jarang kita saksikan di tayangan televisi, ketika Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) merazia gelandangan
pengemis (gepeng) di jalanan, justru para petugas mendapati uang dalam jumlah banyak terkumpul dalam
kantong masing-masing pengemis itu. Ironisnya, bahkan ada yang memiliki rumah megah dan kendaraan mewah.
Pakaian lusuh yang dikenakan saat beraksi di jalan hanyalah kamuflase untuk menarik simpati orang lain agar
merasa iba kepadanya. Lebih parah lagi, ada yang berpura-pura cacat dan rela berpanas-panasan di bawah terik
matahari demi mendapatkan penghasilan instan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Rasulullah melarang umatnya untuk berpangku tangan. Beliau justru memotivasi untuk meningkatkan etos kerja
demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Orang yang rajin bekerja, sekecil apapun penghasilan yang diperolehnya,
meskipun pekerjaannya dipandang hina di hadapan manusia, itu jauh lebih mulia dibandingkan dengan peminta-
peminta yang menggadaikan harga dirinya demi pundi-pundi rupiah. Rasulullah bersabda:
‫ أَل َ ْن يَأْ ُخ َذ أَ َح ُد ُك ْم‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ‫ال َرسُو ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن َج ِّد ِه‬،‫ َع ْن أَبِي ِه‬،َ‫َع ْن ِه َش ِام ب ِْن عُرْ َوة‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ َّ‫ل الن‬
‫اس‬ َ َ ‫ َخ ْي ٌر لَهُ ِم ْن أَ ْن يَسْأ‬،‫ب َعلَى ظَه ِْر ِه فَيَبِي َعهَا فَيَ ْستَ ْغنِ َي بِهَا‬ٍ َ‫َح ْباًل فَيَأْتِ َي ْال َجبَ َل فَيَ ِجي ُء بِح ُْز َم ٍة ِم ْن َحط‬
)‫أَ ْعطَوْ هُ أَوْ َمنَعُوهُ (رواه البخاري‬

Dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari kakeknya berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh seorang dari
kalian yang mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya kemudian
dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya dengan kayu itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta
kepada manusia, baik mereka memberinya atau tidak.” (H.R. al-Bukhari)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Makanan terbaik yang dimakan oleh seorang hamba dan diberikan kepada keluarganya adalah yang diperoleh
dengan cucuran keringatnya sendiri. Dia akan mendapat keberkahan dari kerja kerasnya itu. Para nabi utusan
Allah, tak serta merta mendapatkan makanan dari langit setiap harinya tanpa perlu berusaha mencari
penghidupan. Di samping tugasnya menyampaikan risalah kepada umatnya, para nabi juga bekerja sesuai dengan
keahliannya.

Kita bisa belajar dari nabi Daud yang dikenal sebagai seorang raja Bani Israil. Sebagai raja, tentu beliau memiliki
pelayan yang siap melayani apapun kebutuhan nya. Kondisi nyaman itu, tak lantas membuat beliau hanya duduk
santai di atas singgasana, sambil memberi perintah kepada para pengawalnya. Tapi beliau tetap bekerja dengan
keahlian yang Allah berikan, yaitu kemampuan untuk melembutkan besi dengan tangan kosong tanpa perlu
ditempa, sebagaimana pandai besi pada umumnya. Rasulullah bersabda:

ُّ َ‫ َما أَ َك َل أَ َح ٌد طَ َعا ًما ق‬:‫ قَا َل‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ َخ ْيرًا ِم ْن‬،‫ط‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ َع ْن َرس‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ِ ‫َع ِن ال ِم ْق َد ِام َر‬
)‫ان يَأْ ُك ُل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه (رواه البخاري‬ َّ ِ‫ َوإِ َّن نَب‬،‫أَ ْن يَأْ ُك َل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه‬
َ ‫ َك‬،‫ي هَّللا ِ َدا ُو َد َعلَ ْي ِه ال َّسالَ ُم‬
Dari Miqdam ra, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Tidaklah seorang hamba memakan makanan yang lebih
baik dari hasil usahanya sendiri, dan sungguh Nabi Daud ‘Alaihissalam makan dari hasil usahanya sendiri.” (H.R.
al-Bukhari)

‫ أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي‬.ُ‫آن ْال َك ِري ِْم َو َج َعلَنَا هللاُ ِم َن الَّ ِذي َْن يَ ْستَ ِمع ُْو َن ْالقَ ْو َل فَيَتَّبِع ُْو َن أَحْ َسنَه‬
ِ ْ‫ك هللا لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
ُ َ‫هذا َوأَ ْستَ ْغفِـ ُر هللا لِ ْي َول‬.
‫ك ْم‬

KHUTBAH KEDUA

َ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ ال‬.ِ‫ َوالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ إِالَّ بِاهلل‬،ِ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرس ُْو ِل هللا‬ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َوال‬
‫ار ْك َعلَى نَبِي َِّك ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َع‬ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوب‬َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.ُ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬ َ ‫َش ِر ْي‬
‫ أَ َّما بَ ْع ُد؛‬،ِ‫َّاي بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ‫اش َر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن أَرْ َش َد ُك ُم هللاُ أُ ْو‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َوإِي‬ ِ ‫ َم َع‬.‫هُ َداهُ إِلَى يَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة‬

‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَآأَيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ‫ين َءا َمنُوا‬ َ ُّ‫ُصل‬
َ ‫إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي‬

‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد‬ ِ َ‫ َوب‬،‫آل إِب َْرا ِه ْي َم‬ ِ ‫ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫صلَّي‬َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫ إِن‬،‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِه ْي َم‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬
‫ت َويَا‬ ِ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا‬ َ َّ‫ إِن‬ ، ‫ت‬ ِ ‫ت ْاألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬
ِ ‫َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫ َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذي َْن‬.‫ص َغارًا‬ ِ ‫رح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانَا‬ َ ‫ َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َو ْا‬,‫ت‬ ِ ‫ض َي ْال َحا َجا‬ ِ ‫قَا‬
‫َّح ْي ٌم‪َ ،‬ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َو ِ‬
‫اجنَا‬ ‫ك َر ُء ُ‬
‫وف ر ِ‬ ‫ان َوالَ تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغالًّ لِلَّ ِذي َْن َءا َمنُ ْوا َربَّنَآ إِنَّ َ‬ ‫َسبَقُونَا بِ ِ‬
‫اإل ْي َم ِ‬
‫ين إِ َما ًما‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّار‬ ‫َو ُذ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ‬

‫‪Safwannur, S.Pd.I Alumnus Ponpes Ihyaaussunnah Lhokseumawe, Aceh dan Pendidikan Ulama Tarjih‬‬
‫‪Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta.‬‬

Anda mungkin juga menyukai