Disusun Oleh:
Nur Diana R.S (11027009)
Karmilawati (11028003)
Nur Fitriani (11027502)
Adnan Ardianto (11028008)
Denis Mei S. (11027008)
Ferdian rikza (11B28 )
Amiruddin (11028503)
Setelah mengetahui asas kebangkitan peradaban Islam kini kita perlu mengkaji sebab-sebab
kemunduran dan kejatuhannya. Dengan begitu kita dapat mengambil pelajaran dan bahkan
menguji letak kelemahan, kekuatan, kemungkinan dan tantangan (SWOT). Kemunduran suatu
peradaban tidak dapat dikaitkan dengan satu atau dua faktor saja. Karena peradaban adalah
sebuah organisme yang sistemik, maka jatuh bangunnya suatu perdaban juga bersifat sistemik.
Artinya kelemahan pada salah satu organ atau elemennya akan membawa dampak pada organ
lainnya. Setidaknya antara satu faktor dengan faktor lainnya – yang secara umum dibagi menjadi
faktor eksternal dan internal – berkaitan erat sekali. Untuk itu, akan dipaparkan faktor-faktor
ekternal terlebih dahulu dan kemudian faktor internalnya.
Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umat Islam secara eksternal kita rujuk
paparan al-Hassan yang secara khusus menyoroti kasus kekhalifahan Turkey Uthmani, kekuatan
Islam yang terus bertahan hingga abad ke 20. Faktor-faktor tersebut adalah sbb:
1. Faktor ekologis dan alami
Kondisi tanah di mana negara-negara Islam berada adalah gersang, atau semi gersang,
sehingga penduduknya tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis ini
memaksa mereka untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan Tigris.
Secara agrikultural kondisi ekologis seperti ini menunjukkan kondisi yang miskin. Kondisi ini
juga rentan dari sisi pertahanan dari serangan luar. Faktor alam yang cukup penting adalah
Pertama, Negara-negara Islam seperti Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain mengalami berbagai
bencana alam. Antara tahun 1066-1072 di Mesir terjadi paceklik (krisis pangan) disebabkan oleh
rusaknya pertanian mereka. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit yang
mematikan di Mesir, Syria dan Iraq. Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan
musuh. Iraq, Syria, Mesir merupakan target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak
kawasan itu berada di antara Barat dan Timur dan sewaktu-waktu bisa menjadi terget invasi
pihak luar.
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal yang berperan dalam kajatuhan peradaban Islam adalah Perang Salib, yang
terjadi dari 1096 hingga 1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-1300an. “Perang Salib”,
menurut Bernard Lewis, “pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat
yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai
medium psikologisnya.” Sedangkan tentara Mongol menyerang negara-negara Islam di Timur
seperti Samarkand, Bukhara dan Khawarizm, dilanjutkan ke Persia (1220-1221). Pada tahun
1258 Mongol berhasil merebut Baghdad dan diikuti dengan serangan ke Syria dan Mesir.
Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan Abbasiyah berakhir.
Menurut Lotrop Stodart dalam bukunya ”the New World of Islam” telah mengemukakan
beberapa faktor penyebab kemunduran umat Islam yang secara ringkas dapat diurai berikut ini:
a. Kambuhnya rasa permusuhan di kalangan umat Islam;
b. Rusaknya ajaran Islam, akibatr dari bermacam-macam penafsiran yang menyimpang sari
esensi ajaran Islam
c. Sikap jumud/beku yang dialamai umat Islam, dengan menyelubungi ketauhidan yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan khurafat dan faham kesufian
d. Merosotnya akhlak dan kehormatan diri.
Dalam kenyataan yang ada pada saat ini, kita lihat dan rasakan upaya-upaya untuk
memundurkan umat Islam yang dilakukan dengan serius dan sistematik, yaitu di antaranya
dengan jalan:
1. Menjauhkan umat Islam dari al-Qur’an
2. Menghancurkan akhlak umat Islam
3. Memecah belah persatuan & kesatuan umat Islam
4. Menanamkan keraguan terhadap ajaran Islam
5. Merintangi kemajuan umat Islam.
Hal-hal di atas merupakan faktor-faktor penyebab bagi kemunduran umat Islam menurut
beberapa ahli yang akibatnya umat Islam diremehkan dan tidak lagi disegani oleh umat lain.
Umat Islam menduduki peringkat bawah dan hanya sebagai pengikut, bukan sebagai pemimpin,
sehingga mudah sekali dikendalikan dan diombang-ambingkan, dan pada gilirannya satu sama
lain mudah diadu domba. Inilah yang mengakibatkan umat Islam berantakan, tidak sempat
mengejar ketertinggalan.