NPM : 0531–17–093
“Resume Jurnal Nasional dan Internasional dengan Tema _Penerapan Metode Earned Value
pada Proyek Konstruksi_
Jurnal Nasional I
Judul Jurnal : “Penerapan Konsep Earned Value pada Proyek Konstruksi Jalan Tol (Studi
Kasus Ruas Jalan Tol Kayu Agung–Palembang–Betung)”
Latar Belakang
Proyek konstruksi merupakan kegiatan rekayasa (engineering) yang bersifat kompleks dan
berlangsung dinamis, sehingga kinerja proyek tidak sepenuhnya selalu sesuai dengan
perencanaan. Dikarenakan adanya variasi tersebut, diperlukan mekanisme pengendalian yang
konsisten dan terintegrasi terhadap kinerja proyek. Earned Value Management (EVM) merupakan
salah satu teknik manajemen proyek yang tepat digunakan untuk membandingkan kinerja
actual pekerjaan terhadap rencana proyek (Burke, 2003; PMI, 2005; dan Association for
Project Management, 2013).
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kinerja actual pekerjaan terhadap
rencana proyek dengan diterapkannya konsep earned value di ruas jalan tol Kayu Agung–
Palembang–Betung, serta mengetahui gambaran mengenai status biaya dan jadwal proyek
yang sesungguhnya.
Metodologi
Karena ketersediaan data biaya aktual, penelitian dilakukan pada salah satu ruas jalan tol
Kayuagung-Palembang-Betung. Durasi pelaksanaan proyek selama 1.032 hari kalender.
Pengumpulan data kemajuan actual dan biaya actual pekerjaan proyek dilakukan untuk bulan
ke-1 hingga bulan ke-15 pelaksanaan proyek. Data pekerjaan dan biaya rencana serta
pekerjaan dan biaya actual dikumpulkan dari divisi akunting perusahaan kontraktor.
Pelaksanaan proyek dilakukan hanya oleh satu perusahaan kontraktor BUMN dan dua
subkontraktor swasta. Analisis data dilakukan untuk menentukan 3 indikator utama EVM,
yaitu BCWS, ACWP, dan BCWP. Indikator CPI dan SPI juga dihitung untuk menilai kinerja
proyek. Diskusi dan pembahasan lebih lanjut dilakukan untuk menentukan penyebab dan
upaya mengatasi permasalahan terkait rendahnya kinerja proyek.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga akhir bulan ke-15 menunjukkan kinerja
biaya proyek sangat baik, ditandai dengan nilai CPI sebesar 1,10. Jika penyelesaian seluruh
sisa pekerjaan dilaksanakan dengan kinerja yang sama dengan saat dilakukan evaluasi, maka
perkiraan biaya akhir proyek dapat menghasilkan efisiensi biaya sebesar 8.9% dari biaya
rencana. Namun hasil perhitungan menunjukkan bahwa kinerja jadwal proyek kurang baik
sebagaimana diindikasikan oleh nilai SPI sebesar 0.97. Rendahnya kinerja jadwal ini
disebabkan oleh faktor cuaca yang kurang mendukung pelaksanaan pekerjaan tanah. Jika
proyek dilaksanakan dengan kinerja yang sama dengan kinerja saat ini, maka waktu
penyelesaian proyek diprediksi terlambat sebesar 5.8% dari jadwal rencana.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode earned value dapat memberikan
gambaran yang komprehensif mengenai status kinerja proyek pada saat periode analisis,
sehingga metode ini tepat digunakan untuk tujuan pengendalian proyek.
Jurnal Nasional II
Judul Jurnal : “Pengendalian Jadwal dan Anggaran Terpadu dengan Metode Earned Value
Analysis pada Pekerjaan Konstruksi”
Latar Belakang
Propinsi Jawa Timur terdiri dari 38 kabupaten/kota harus diimbangi dengan infrastruktur
jalan dan jembatan yang memadai. Tetapi tidak semua jalan dan jembatan yang
menghubungkan kabupaten dan kota telah memadai terutama jalur lintas selatan (JLS) Jawa
Timur. Dana yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan JLS amat besar diperkirakan Rp.
7,8 Trilyun (estimasi tahun 2010). Selain anggaran, ada berbagai persoalan yang membuat
JLS tersendat diantaranya: topografi yang sangat berat, kesulitan penggunaan lahan
perhutani, serta biaya pemeliharaan yang besar. Topografi tersebut sangat berat karena 65
persen JLS berada diwilayah pegunungan dan tepi pantai. Konsekuensinya, tidak semua
lokasi bisa dibangun jalan dengan fungsi arteri. Karena itu infrastruktur jalan dan jembatan
menjadi kebutuhan utama dijalur selatan. Jika terwujud, dipastikan jalan dan jembatan
tersebut dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat di selatan Jawa Timur. Khusus
pembangunan JLS di Kabupaten Pacitan ruas jalan Pacitan–Hadiwarno yang melintasi pantai
Soge-Tawang, badan jalan dibangun diatas pasir pantai (marine sand) dengan jarak 50 m dari
tepi laut selatan jawa menggunakan konstruksi dinding penahan (retaining wall) dari beton
bertulang maupun pasangan batu dengan tinggi 7 meter. Oleh karena itu pembangunan
konstruksi dinding penahan dari beton bertulang harus diobservasi baik dari segi perencanaan
maupun pengendalian mutunya di proyek JLS Jawa Timur.
Tujuan
Mengadakan pengamatan (observasi) tentang perencanaan dan pengendalian mutu beton
pada pelaksanaan pekerjaan di Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur, dengan inti kajian
mengenai pengendalian jadwal dan anggaran terpadu dengan konsep nilai hasil atau metode
Earned Value Analysis (Eva Method).
Metodologi
Pada kegiatan studi pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi lebih rinci
tentang indikasi masalah yang terjadi. Sedangkan pada kegiatan studi pustaka merupakan
studi literatur melalui buku-buku referensi yang memuat teknis analisis data yang dapat
digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Kebutuhan data penelitian pada kegiatan studi
pendahuluan terkait dengan analisis pengendalian biaya dan pengendalian waktu dengan
metode earned value analysis atau EVA berupa time schedule (hari), status pelaporan (hari
ke), nilai pekerjaan, volume beton K.250, volume besi U.24 , harga beton K.250/m3, harga
Besi U.24/kg. Didapatkan juga data primer berupa dokumen kontrak (Spesifikasi Struktur),
Job-mix design Beton K.250, Laporan Pengujian Kuat Tekan Hancur Beton, Referensi PBI
1971 dan SNI 2002, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Jadwal Pelaksanaan (Time schedule
S-curve), Laporan Keuangan Proyek (Cash flow contrator), Laporan Kemajuan Proyek (%
Fisik).
Hasil
Hasil pengendalian jadwal dan anggaran (metode Earned Value Analysis/EVA) pada
pekerjaan konstruksi dinding penahan beton tinggi 7 m untuk status hari ke-150 sebagai
berikut: dari aspek biaya, proyek mengalami keuntungan, Cost Varian (CV) bernilai positif
Rp. 0,0977 milyar atau nilai indeks kinerja biaya (CPI) = 1.03>1, dari aspek jadwal
pelaksanaan, proyek mengalami keterlambatan, Schedule Varian (SV) bernilai negatif Rp.(-)
0,2895 milyar atau indeks kinerja jadwal (SPI) = 0.91<1, perkiraan biaya yang dibutuhkan
(EAC) sampai proyek selesai Rp.5,8950 milyar, proyek akan mendapat keuntungan Rp.
0,1924 milyar, karena masih dibawah rencana anggaran (PV) Rp.6,0874 milyar, perkiraan
waktu untuk menyelesaikan proyek (EAS) adalah 216 hari, artinya proyek akan mengalami
keterlambatan 6 hari dari periode kontrak.
Kesimpulan
Judul Jurnal : “Earned Value Analysis Terhadap Biaya pada Proyek Pembangunan Gedung
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung C Fakultas Mipa Uns)”
Latar Belakang
Dewasa ini pembangunan sarana fisik di Indonesia semakin pesat seiring dengan era
globalisasi. Berbagai proyek berskala besar dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang semakin kompleks. Hal tersebut memicu perkembangan industri konstruksi
di Indonesia. Pembangunan sarana fisik perlu suatu pengelolaan yang serius untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
Dalam manajemen konstruksi, perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian dari industri
jasa konstruksi dapat diatur sesuai dengan sumber daya yang ada. Karena dalam jasa
konstruksi dituntut untuk mampu bersaing dan melaksanakan proyek secara tepat waktu dan
lancar sesuai spesifikasi pekerjaan yang terdapat dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) yang telah ditetapkan. Namun, dalam pelaksanaan suatu proyek sangat jarang ditemui
suatu proyek yang berjalan tepat sesuai dengan yang direncanakan. Umumnya mengalami
keterlambatan yang direncanakan, baik waktu maupun kemajuan pekerjaan, tetapi ada juga
proyek yang mengalami percepatan dari jadwal awal yang direncanakan. Untuk menghindari
kerugian dalam proyek kita dapat meramalkan (forecasting) terhadap biaya penyelesaian
proyek dengan Konsep Nilai Hasil (Earned Value Analysis).
Tujuan
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya pelaksanaan
proyek terhadap nilai kontrak, mengetahui prakiraan biaya akhir minggu terakhir pada proyek
tersebut serta mengetahui kontraktor mengalami keuntungan atau kerugian dalam
mengerjakan proyek tersebut.
Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, penelitian yang
menggambarkan kondisi proyek tertentu dengan analisis data-data yang ada. Analisis data
menggunakan metode analitis dan deskriptif. Analisis berarti data yang sudah ada diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. Sedangkan
deskriptif maksudnya adalah dengan memaparkan masalah- masalah yang sudah ada atau
tampak. Konsep Nilai Hasil (Earned Value Analysis) mengkaji kecenderungan varian jadwal
dan varian biaya pada suatu periode waktu selama proyek belangsung. Namun dalam
penelitian ini hanya akan membahas pada varian waktu.
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data.
Data dalam penelitian ini adalah time schedule, gambar rencana, daftar harga bahan dan upah,
dan laporan mingguan/ harian, rekapitulasi perhitungan biaya proyek. Data tersebut
diperloleh dari konsultan pengawas yang melakukan pengawasan pembangunan proyek
tersebut. Daftar harga dan bahan sebagian diperoleh dari pelaksana proyek dilapangan.
Tahapan dalam analisis data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara
sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisis yang akurat
untuk mencapai tujuan penulis. Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Biaya pelaksanaan proyek lebih kecil dari nilai kontrak. Hal ini ditunjukkkan dari
besarnya nilai kontrak sebesar Rp. 1.699.570.000 dan biaya pelaksanaan Rp.
1.621.855.881.
b. Proyeksi biaya akhir proyek pada minggu terakhir sebesar Rp. 1.622.066.750
c. Kontraktor mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 77.493.175 hal ini ditunjukkan dengan
besarnya CV (cost varian) komulatif minggu ke-20 dan indeks CPI = 1,047780556 >1.
Jurnal Internasional IV
Latar Belakang
Saat ini masih sulit untuk mendapatkan kabar kepastian tentang kemajuan nyata dari
banyak proyek konstruksi. Proyek konstruksi mungkin merupakan salah satu proses paling
kompleks dan dinamis dalam sebuah bisnis dan aktivitas dalam lingkup teknik. Seorang
insinyur biasanya menyatakan hasil pekerjaan menggunakan acuan berupa jadwal waktu atau
rencana biaya. Sejak adanya perubahan dalam variasi pesanan, kebiasaan dalam proyek
konstruksi memerlukan banyak metode yang terintegrasi untuk menggambarkan
status/keadaan sebenarnya dalam sebuah proyek. Menurut sumber berjudul “A Guide to the
Project Management Body of Knowledge”, metode Earned Value Method (EVM)
direkomendasikan sebagai standar global untuk pengukuran kinerja proyek. Metode ini
benar-benar mengintegrasikan cakupan, biaya dan ukuran jadwal, dan dapat memberikan
gambaran yang baik tentang status proyek saat ini pada tanggal kontrol. Konsep
implementasi EVM ke dalam pengendalian biaya dan pengukuran kinerja proyek konstruksi
secara keseluruhan telah dipresentasikan oleh banyak penulis.
Tujuan
Untuk melihat perkembangan nyata/kesesuaian sebuah proyek konstruksi di lapangan
yang dinyatakan dengan hasil pekerjaan berupa acuan jadwal waktu dan rencana biaya.
Metodologi
Hasil
Earned Value Method (EVM) adalah alat yang efisien dan terkenal untuk manajemen
proyek. Penerapan metode ini bersama-sama saling melengkapi dengan data pelengkap lain
agar dapat menyesuaikan dalam penggunaannya di lokasi proyek/konstruksi untuk
mengurangi sifatnya yang kompleks dan dinamis. Konsep Schedule Forecast Indicator”
digunakan untuk menyempurnakan EVM telah dikembangkan untuk mendukung keputusan
di lokasi konstruksi.
Earned Value Method (EVM) dapat berhasil digunakan tidak hanya untuk manajemen
biaya proyek konstruksi, tetapi juga dalam penggunaan pendekatan lain seperti manajemen
durasi proyek, bahkan pada beberapa variasi harus banyak mempertimbangkan beberapa hal
selama masa eksekusi proyek berlangsung. Sejumlah besar pendekatan tambahan ini
membuat metode tersebut sangat memadai untuk digunakan dalam praktik manajemen di
lokasi konstruksi yang sebenarnya. “The Schedule Forecast Indicator” adalah keputusan
sederhana dan efektif untuk mendukung keberlangsungan proyek konstruksi di lapangan.