Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di bumi. Serangga


termasuk filum Arthopoda karena memiliki kaki yang beruas-ruas memiliki tubuh
bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras (Meilin & Nasamsir, 2016).
Serangga digolongkan dalam kelas insecta (hexapoda), karena memiliki 6 buah (3
pasang) kaki yang terdapat di dadaerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadi ciri khas
serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam phylum Arthropoda
seperti laba-laba (arachnida), kepiting (decapoda), udang (crustacea), lipan dan
luwing (myriapoda) (Ahmad, 1995).
Menurut Prakoso (2016), belalang merupakan jenis serangga yang masuk
kedalam ordo orthoptera dengan jumlah spesies 20.000. belalang termasuk serangga
herbiora yang dapat hidup di dalam tanah, di darat, di udara, di air tawar atau sebagai
parasit pada tubuh makhluk hidup lain, dan sebagian besar belalang ditemukan di
ekosistem hutan. Keragaman dan kelimpahan belalang akan lebih tinggi pada
ekosistem yang tidak terganggu jika dibandingkan dengan ekosistem yang terganggu.
Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama dan sebagian bersifat
sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami. Kebanyakan spesies serangga
bermanfaat bagi manusia (Pracaya, 2004).
Contoh serangga yang termasuk ordo orthoptera yaitu belalang kayu (Valanga
nigricornis). Berdasarkan penelitian Prakoso (2016), belalang kayu (Valanga
nigricornis) memiliki ciri-ciri antenna pendek, sayap depan lurus dan sedikit keras,
memiliki sayap belakang berbentuk seperti selaput, memiliki panjang tubuh 66,2 cm
dan memiliki kaki belakang yang lebih panjang dari pada kaki depan. Menurut
Sudarmo (2000), nimfa belalang ini berwarna hijau muda kekuning-kuningan, warna
belalang kayu (Valanga nigricornis) saat dewasa yaitu abu-abu kecoklatan, paha
berwarna coklat dan betis kemerahan atau ungu dan belalang betina dewasa
memiliki alat peletak telur atau disebut ovipositor.

B. Tujuan

Tujuan acara praktikum kali ini adalah :


1. Praktikan dapat menjelaskan pembagian tubuh serangga secara umum.
2. Praktikan dapat menjelaskan dan menunjukkan alat-alat yang terdapat di daerah
kaput.
3. Praktikan dapat menjelaskan dan menunjukkan alat-alat yang terdapat di daerah
toraks.
4. Praktikan dapat menjelaskan dan menunjukkan alat-alat yang terdapat di daerah
abdomen.
5. Praktikan dapat membedakan serangga jantan dan betina
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah laptop dan alat tulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah video pembelajaran dan
belalang kayu (Valanga nigricornis).

B. Metode

1. Gambar dan video materi pembelajaran tentang morfologi serangga diamati


2. Morfologi serangga pada lembar kerja digambar
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I., 1995. Entomologi dan Teknologi Pengendalian Serangga Hama yang
Berwawasan Lingkungan. Bandung : ITB.
Meilin, A. & Nasamsir., 2016. Serangga dan Peranannya dalam Bidang Pertanian
dan Kehidupan. Jurnal Media Pertanian, 1(1), pp.18-28.
Pracaya., 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Prakoso, B., 2017. Biodiversitas belalang (Acrididae: Ordo Orthoptera) pada
agroekosistem (Zea mays L.) dan ekosistem hutan tanaman. Majalah Ilmiah
Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 34(2), pp.80-88.
Sudarmo, S., 2000. Tembakau, pengendalian hama dan penyakit. Yogyakarta :
Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai