Anda di halaman 1dari 15

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Ilmu Penyuluhan Drs. H. Ilham, MAP

Dasar dan Urgensi Penyuluhan Bagi Masyarakat


(Umum dan Penyuluhan Agama)

Kelompok 3

Di susun Oleh:

Nur Wahyuni : 180104020294

Rizka Maulida : 180104020295

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM ANTASARI

BANJARMASIN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam
mengarungi kehidupan ini.

Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta
keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun
mereka berada.

Alhamdulillah dengan izin dan kehendaknya jua, tugas yang diberikan oleh Bapak Drs.
H. Ilham, MAP. Sebagai tugas kelompok dengan judul Urgensi Penyuluhan Bagi Masyarakat
(Umum dan Penyuluhan Agama). Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah yang telah memberikan gambaran tentang makalah ini. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada orang-orang yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Banjarmasin, 9 Februari 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................5
D. Manfaat Masalah................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Dasar Penyuluhan Agama.................................................................................................6
B. Pengertian Penyuluhan Agama.........................................................................................6
C. Tugas Penyuluhan Agama.................................................................................................7
D. Peran Penyuluhan Agama dalam Masyarakat................................................................8
E. Fungsi Kelembagaan dalam Pemberdayaan Masyarakat............................................11
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Simpulan............................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa awal masuknya Islam ke Indonesia penyebaran Agama Islam
dilaksanakan oleh para pemuka agama yaitu ulama, mubaliqh, da’i, atau kiai yang
menyampaikan langsung kepada masyarakat. Kegiatannya melalui pengajian, tabliqh,
dan bentuk-bentuk dakwah baik di rumah-rumah, langgar, masjid dan tempat-tempat
lainnya. Kegiatan lain dilakukan dalam bentuk pesantren, sekolah, madrasah, yang
memberikan berbagai macam ilmu pengetahuan keagamaan. Selain itu pemuka agama
juga menyampaikan masalah kemasyarakatan dan memberikan bimbingan dalam
kehidupan sehari-hari.

Penyuluh agama Islam dalam pengembangan masyarakat Islam, adanya sikap


keterbukaan, kerjasama dan toleransi, mendapat penghasilan dan memiliki kompetensi
yang relative memadai dan sesuai dengan kondisi masyarakt. Dan faktor-faktor
menghambat yang berpengaruh terhadap kegiatan penyuluh agama dalam pengembangan
masyarakat Islam yaitu rendahnya penghasilan dan kesejahteraan yang diperoleh, sebab
pemenuhan kebutuhan keluarga diperoleh dari pekerjaan diluar kegiatan penyuluhan,
tidak adanya fasilitas (kendaraan) sementara daerah kerja yang ada sulit dijangkau, dan
kurangnya pembinaan guna peningkatan pendidikan dan pelatihan sebagai pemberdayaan
melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Sementara dari aspek masyarakat
sasaran, masih relative rendahnya pendidikan dan pengetahuan keagamaan jamaah,
kurangnnya kemampuan pengelolaan (manajemen) organisasi dan kelembagaan agama
yang ada di masyarakat.

Penyuluh agama adalah pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan


etika, mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Serta menjabarkan
segala spek pembangunan melalui pintu dan bahasa agama. Penyuluh agama Islam juga
merupakan juru penerang penyampai pesan bagi masyarakat mengenai prinsip-prinsip
dan etika nilai keberagamaan yang baik. Di samping itu penyuluh agama Islam
merupakan ujung tombak dari kementerian agama dalam pelaksanaan tugas membimbing
umat Islam dalam mencapai kehidupan yang bermutu dan sejahtera lahir batin.

Penyuluh agama Islam adalah usaha penyampaian ajaran Islam kepada umat
manusia oleh seseorang atau kelompok orang secara sadar dan terencana, dengan
berbagai metode yang baik dan sesuai dengan sasaran penyuluhan, sehingga berubahlah
keadaan umat itu kepada yang lebih baik, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Dasar Penyuluhan Agama?
2. Apa Pengertian Penyuluhan Agama?
3. Apa Tugas Penyuluhan Agama?
4. Bagaimana Peran Penyuluhan Agama dalam Masyarakat?
5. Apa Fungsi Kelembagaan dalam Pemberdayaan Masyarakat?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Tentang Dasar-Dasar Penyuluhan Agama
2. Mengetahui Tentang Definisi Penyuluhan Agama
3. Mengetahui Apa Tugas dari Penyuluhan Agama
4. Mengatuhi Peran dalam Penyuluhan Agama
5. Mentahui Tentang Penyuluhan Agama

D. Manfaat Masalah
Manfaat dari mempelajari penyuluhan agama ini kita bisa mengetahui bagaimana
penyuluhan agama terhadap masyarakat dan sudah seharusnya kita sesama umat Islam
harus saling membantu dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Penyuluhan Agama


U.Samsudin (1977) mengartikan penyuluhan sebagai sistem pendidikan non-
formal tanpa paksaan dalam rangka menjadikan seseorang sadar dan yakin bahwa sesuatu
yang dianjurkan akan membawa kearah perbaikan dari hal-hal yang dikerjakan atau
dilakukan sebelumnya. Makna istilah penyuluhan sebagaimana disebutkan di atas,
merupakan sesuatu yang penting untuk dipahami khusunya berkaitan dengan
pengembangan wawasan dan ilmiah tentang penyuluhan agama.1

B. Pengertian Penyuluhan Agama


Pengertian penyuluhan menurut beberapa ahli:

1. Prayitno dan Erman Amri (dalam Juhanda, 2002:16)


Penyuluhan adalah pelayanan yang dilaksanakan dari manusia, untuk manusia dan
oleh manusia. Dari manusia artinya pelayanan itu berdasarkan hakikat keberadaan
manusia dengan segenap dimensi kemanusiaannya. Untuk manusia, dimaksudkan
bahwa pelayanan tersebut diselenggarakan demi tujuan-tujuan yang agung, mulia dan
positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju manusia seutuhnya, baik manusia
sebagai individu maupun sebagai kelompok. Oleh karena itu, manusia mengandung
pengertian penyelenggara kegiatan itu adalah manusia dengan segenap derajat,
martabat dan keunikan masing-masing yang terlibat di dalamnya.
2. M.Hamdani Bakran (dalam Juhanda, 2002:17)
Penyuluhan adalah suatu aktifitas pemberian nasihat dengan atau berupa anjuran-
anjuran dan sasaran-sasaran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara
penyuluh dan klien.
3. Prayitno (1999)
Penyuluhan Islam adalah suatu aktifitas memberikan pelajaran dan pedoman kepada
pikirannya, kejiwaannya, keimanannya dan keyakinan serta dapat menanggulangi
1
Arifin H.M. Bimbingan Penyuluhan Agama. 1996 Jakarta : Grafindo. Hal 20
problematika kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri berpegang kepada
Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah SAW.

Sedangkan pengertian penyuluhan agama adalah pembimbing umat Islam dalam


rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Allah SWT.2

C. Tugas Penyuluhan Agama


Tugas penyuluhan agama merupakan kegiatan dalam menjalankan fungsinya,
kegiatan menyampaikan sesuatu hal yang baru yang lebih baik, menguntungkan pada
masyarakat (umat), dengan tujuan meningkatkan kemauan dan kemampuan masyarakat
umat Islam dalam masalah keagamaan. Oleh karena itu, tugas penyuluhan agama
disamping menjadikan masyarakat yang aktif dan dinamis juga harus mampu
menciptakan iklim atau kedaan yang memungkinkan maysrakat mau melaksanakan hal-
hal yang telah ditentukan atas dasar tidak merasa terpaksa dan dipaksa. Jika diperinci,
maka tugas penyuluhan agama adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan agama


2. Membantu masyarakat dalam berbagai kegiatan keagamaan
3. Membantu umat dalam rangka usaha meningkatkan kesadaran beragama
4. Membantu masyarakat untuk mencari solusi atas persoalan yang dihadapi oleh
mereka
5. Mengusahakan suatu rangsang (stimulus) agar masyarakat lebih pro-aktif dalam
menanggapi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Menjaga dan mengusahakan kehidupan agar masyarakat aman dan tentran dalam
menjalankan kegiatan keagamaannya
7. Menampung dan mengumpulkan perosalan dalam masyarakat, selanjutnya dijadikan
sebagai bahan pertimbangan penyusunan program penyuluhan agama.

Dengan demikian, dapat dikatakan selama ada manusia dan kegiatan keagamaan
dalam masyarakat, selama manusia masih Bergama maka penyuluhan agama tetap
memegang peranan penting sebagai usaha agar masyarakat dapat melaksanakan ajaran

2
Ibid,. Hal 26-28
agama dengan baik. Untuk mencapai tujuan mulia itu maka penyuluhan agama harus
bersifat:

1. Membantu masyarakat dalam meningkatkan dan mengembangkan pemahaman,


kesadaran serta kemampuan kegamaannya
2. Membantu dan mengusahakan solusi atas persoalan keagamaan yang dihadapi
masyarakat
3. Mengusahakan terjadinya kehidupan yang harmonis dan dinamis masyarakat
beragama.3

D. Peran Penyuluhan Agama dalam Masyarakat


Sejak semula penyuluh agama bereperan sebagai pembimbing umat. Dengan rasa
tanggungjawab tinggi, mereka membawa masyarakat kepada kehidupan yanga aman dan
sejahtera. Penyuluhan agama ditokohkan oleh masyarakat bukan karena penunjukkan
atau pemilihan, apalagi diangkat tangan suatu keputusan, akan tetapi dengan sendirinya
menjadi pemimpin masyarakat karena kewibawaannya. Penyuluh agama sebagai pemuka
agama selalu membimbing, mengayomi dan menggerakkan maysrakat untuk berbuat baik
dan menjauhi perbuatan yang terlarang, mengajak manusia kepada sesuatu yang menjadi
keperluan masyarakatnya dalam membina wilayahnya baik untuk keperluan sarana
kemasyarakatnnya maupun peribadatan.

Penyuluh agama menjadi tempat bertanya bagi masyarakatnya untuk


memecahkan dan menyelesaikan dengan nasihatnya. Penyuluh agama sebagai pemimpin
masyarakatnya bertindak sebagai imam dalam masalah agama dan masalah
kemasyarakatan begitu pula dalam masalah kenegaraan dengan usaha menyukseskan
program pemerintahan. Dengan kepemimpinannya, penyuluh agama tidak hanya
memberikan penerangan dalam bentuk ucapan dan kata-kata saja, akan tetapi bersama-
sama mengamalkan dan melaksanakan apa yang dianjurkan.

Penyuluh agama memimpin masyarakat dalam melaksanakan apa yang


dianjurkannya. Mereka memimpin masyarkat dalam melaksanakan berbagai kegiatan

3
Isep Zainal Arifin. Bimbingan Penyuluhan Islam. 2009. Jakarta : Rajawali. Hal 18-21
dengan memberi petunjuk dan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan, memulainya
secara bersama-sama dan menyelesaikannya secara bersama-sama pula. Keteladanan
ditanamkan dalam kegiatan kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan mengikuti petunjuk dan ajakan pemimpinnya.

Dengan demikian tugas tugas penyuluh agama tidak semata-mata melaksanakan


penyuluhan agama dalam arti sempit berupa pengajian, akan tetapi seluruh kegiatan
pendidkan baik berupa bimbingan dan penerapan tentang berbagai program
pembangunan maupun pengalamannya. Posisi penyuluh agama ini sangat srtategis baik
untuk menyampaikan misi kegamaan maupun misi pembangunan. Dalam masa
pembangunan masa dewasa ini bebas tugas penyuluh agama lebih ditingkatkan dengan
usaha menjabarkan segala aspek pembangunan melalui pintu dan bahasa agama. Oleh
karenanya penyuluh agama berperan pula sebagai motivator pembangunan. Perananan ini
Nampak lebih penting karena pembangunan di Indonesia tidak semata membangun
manusia dari segi rohaniah, mental spiritualnya, yang dilaksanakan sejalan. Peranan
penyuluhan gama dalam pembangunan adalah sebagai motivator dengan suaha
memberikan penerangan dan pengertian tentang maksud dan tujuan pembangunan,
mengajak serta menggerakkannya untuk ikut serta aktif menyukseskan pembangunan.

Penyuluhan agama selain berfungsinsebagai pendorong masyarakat untuk


berpartisipaso aktif dalam pembangunan juga ikut serta mengatasi berbagai hambatan
yang mengganggu jalannya pembangunan, khususnya mengatasi dampak negative dari
perkembanga masyarakat yang sangat dinamis. Cara menyampaikan penyuluh agama
kepada masyarakat adalah dengan melalui bahasa yang sederhana, mudah dimengerti
oleh masyarkat dengan pendektan agama.4

Kata peranan menurut kajian sosiologis, adalah kedudukan seseorang atau


kelompok yang diakui dalam masyarakatnya. Peranan merupakan dua konsep yang saling
terkait dan dapat diibaratkan dari satu mata uang logam. Peranan dapat diartikan tugas
dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang sebagai penggerak untuk
4
Ahmad Subandi, dan Syukriadi Sambas. Dasar-Dasar Bimbingan dalm Dakwah Islam. IAIN Bandung.
1999. Hal 87-98
menanamkan kesadaran arti pentingnya kelompok dan yang mendorong untuk
mengadakan kerjasama guna mencapai suatu tujuan. Sebagai upaya memposisikan
penyuluh agama dalam pengembangan masyarakat dapat dipahami dan realitas
menunjukkan sebenarnya mereka memiliki peran dalam masyarakat.

Dalam pelaksanaan tugas bimbingan dan penyuluhan sebenarnya merupakan


tugas berat yang menuntut kompetensi dan keahlian dalam penguasaan materi atau pesan
yang akan disampaikan kepada sasaran, metode penyampaian dan kemampuan
komunikasi yang berkualitas, termasuk juga kualitas pengetahuan maupun kualitas
moralnya.

Jika dikaji, sebenarnya ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki penyuluh
agama, diantaranya penyuluh agama hendaknya memiliki pribadi yang menarik,
disamping itu penyuluh agama harus mempunyai keyakinan bahwa kelompok binaan
sebagai tersuluh memiliki kemungkinan yang besar memperoleh kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang mendukung
itu. Penyuluh agama juga hendaknya mempunyai kepedulian terhadap nilai-nilai
kemanusiaan. Penyuluh agama seharusnya juga memiliki kemampuan untuk mengadakan
komunikasi baik dengan tersuluh, bersifat terbuka, memiliki rasa cinta terhadap orang
lain dan suka bekerja sama sesamanya.

Penyuluh agama dalam pengembangan masyarakat Islam, seorang ulama besar


bernama Ibnu Al-Muqaffa mengemukakan, barang siapa ingin menjadi imam yang tegak
jiwanya serta sebagai imam agama dalam masyarakat, maka hendaklah ia mulai lebih
dahulu mendidik dirinya sendiri dan meluruskan dirinya dalam tingkah laku, dalam tutur
katanya. Mendidik orang lain dengan melalui tingkah lakunya adalah akan lebih berhasil
dari pada mendidik dengan lisannya. Pendidik terhadap diri sendiri lebih berkah
mendapatkan ketinggian dan keutamaan dari pada pendidik terhadap orang lain.

Dalam kaitan ini, menekankan pribadi penyuluh agama yang memiliki


persyaratan psikologis seperti yang diuraikan diatas, perlu dipelihara dan dikembangkan.
Karena sebagai penyuluh atau pendidik agama dalam masyarakat tersebut akan mampu
mempengaruhi tersulu untuk menjadi manusia yang beragama sebagaimana penyuluh
agama itu sendiri. menyuluh atau membi,bing atau mendidik memang mengandung nilai-
nilai yang lebih dalam menyentuh hati nurani tersuluh dari pada mengajarkan ilmu
pengetahuan belaka. Dalam aspek inilah bimbingan dan penyuluhan agama harus lebih
banyak mendapatkan tekaan pokoknya.5

E. Fungsi Kelembagaan dalam Pemberdayaan Masyarakat


Dalam konteks pengembangan masyarakat Islam, secara fungsional kelembagaan
dakwah merupakan kelembagaan “professional kerakyatan” yaitu suatu kelembagaan
yang didukung oleh sarana dan menajemen modern yang mencakup kepada pemihakan
terhadap kepentingan rakyat.

Memang dalam pemberdayaan kelembagaan agama perlu memperhatikan dan


mengikut sertakan masyarakat sasaran secara optimal sejalan dengan dinamika sosial.
Dalam konteks ini, pemberdayaan kelembagaan Islam dapat dilakukan melaui
peningkatan wawasan, keterampilan dalam pemberdayaan ekonomi produktif bagi
komunitas tertentu, dengan memprioritaskan pada kemampuan manajerial pemimpian
Islam pada strata menengah kebawah, yang semakin diperlukan pembangunan
masyarakat local.

Sejalan dengan itu, alternatif yang tepat dalam rangka pemberdayaan masyarakat
ialah penggolongan kelembagaan swadaya yang fungsional untuk menampung prakarsa
dan peran serta masyarakat Islam dalam pengembangan sosial, ekonomi dan kultur
bersama pada setiap komunitas. Hal itu menunjukkan, penyuluhan agama pemeahan
masalah merupakan upaya yang demokratis bagi pengembangan dan peningkatan kualitas
hidup sebagaimana bagian pemberdayaan manusia dan masyarakat dalam menyelesaikan
berbagai persoalan kehidupan objektif. Melalui penyuluhan agama pemecahan masalah
dan pengembangan masyarakat seperti itu, suatu komunitas masyarakat muslim terkecil
sekalipun dapat dikembangkan menjadi komunitas sosial yang mempunyai kemampuan
intelektual yang berkembang mandiri dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang
dihadapinya.

5
Ibid,. Hal 154-178
Jika merujuk kepada model peenyuluhan pengembangan masyarakat Islam
dilakukan Hasan Albanna dengan ikhwanul muslimnya adalah dengan tahapan-tahapan:

1. Tahapan bisikan, pada tahapan ini penyebaran penyuluhan dengan berbicara dan
meningkatkan diri sendiri, lalu menyebar ke orang-orang yang ada di sekelilingnya.
2. Tahapan penghimpunan di seputar fikroh, lalu tahapan pengorganisasian yang
menjadi sebuah tatanan.
3. Tahapan dengan langkah-langkah tahapan kerja yang saling terjalin dan secara
dinamis sepanjang zaman dengan tahapan rinci.

Tiga thapan itu dijadikan langkah dan arahan dalam penyuluhan dengan tujuan
membangun pemerintahan Islam. Teladan dan kepemimpinan dunia sebagai bingkai
penyebaran kebenaran dan kebajikan di seluruh dunia. Adapun tujuan penyuluhan untuk
merubah yang dikehendaki dan diperjuangkan perwujudannya adalah perubahan secara
total, yang unsur kekuatan seluruh umatnya bahu membahu, memberikan perhatian,
berusaha melakukan perubahan diberbagai sector. Kehidupan secara total yang akhirnya
menuju kepada terbentuknya pemerintahan Islam yang didukung sepenuhnya oleh umat
Islam yang kehidupannya diatur oleh Syariat Islam.

Sejalan dengan itu, terdapat beberapa petunjuk dan motivasi Islamiyang diarahkan
pada penekanan agar kemiskinan terus dikikis dan di hilangkan, sehingga setiap manusia
baik individu maupun kelompok masyarakat agar hidup layak sebagai manusia.
Kemiskinan akan membawa manusia kepada perbuatan melawan hukum, merusak
lingkungan, bahka sanggup mengorbankan milik paling berharga yaitu iman. Dan Islam
mengajarkan, kemiskinan mendekatkan manusia kepada kekafiran. Oleh karena itu Allah
SWT memperingati agar umat Islam senantiasa memperhatikan hak-hak orang miskin.

Pemahaman yang benar tentang ajaran Islam itu perlu dijadikan landasan kerja
dan operasional bagi pemberdayaan kelembagaan agar dapat lebih berfungsi dalam
masyarakat. Dan harus diposisikan sebagai proses, metode, program dan tindakan yang
diutamakan bagi orangorang miskin, faqir dan dhu’afa.

Nilai kerja seorang maupun kelembagaan bukan ditentukan oleh jenis kelamin
melainkan oleh kadar imannya. Dengan amal soleh yang ia lakukan serta iman yang
teguh kepada Allah SWT. Bagi mereka yang memberdayakan kelembagaan masyarakat
dapat memperoleh kehidupan yang sejahtera. Hasil amal soleh yang diperoleh tersebut
hendaknya tidak dimiliki oleh dirinya sendiri melainkan diupayakan kemakmuran dan
kesejahteraan bersama. Oleh karena itu kerjasama dan tolong menolong diantara anggota
masyarakt dalam ewujudkan kebajikan dan karya yang bernilai sangat dianjurkan. Dalam
melakukan suatu pekerjaan, manusia memerlukan ilmu pengetahuan. Dengan demikian
ilmu penegtahuan merupakan alat manusia dalam membina pengetahuannya. Oleh karena
itu, hendak bekerjasama dengan ilmu agar memperoleh hasil yang bernilai tinggi.
Sebaliknya, para aktivis sosial keagamaan hendaknya tidak melakukan suatu tindakan
diluar pengetahuan dan kemampuannya, sebab segala tindakan akan menimbulkan
konsekunsi dan tanggung jawab. Kelembagaan dapat diberdayakan dengan ilmu agar
dapat menangkap kebenaran dan memperoleh ridho-Nya, sebagaimana harapan dan
tujuan bagi setiap manusia yang beriman.

Pengembangan masyarakat relavan dengan persoalan internal manusia sebagai


subjek atau obyek yang menjadi sasaran pengembangan. Manusia sebagai subjek dan
obyek pembangunan menjadi komponen utama dalam pembangunan masyarakat. Sebab
sumber daya manusiamenjadi modul utama dan harus dijadikan focus yang strategis
untuk mengangkat harkat dan martabat diri dalam kehidupan individu yang lebih baik.
Problem yang dihadapi umat Islam diantaranya ketidakmampuan. Individu-individu
sebagai anggota masyarakat disebabkan kurangnya pemahaman terhadap ajaran
agamanya (Islam). Mereka memerlukan landasan kultural dan pemahaman tentang ibadah
seorang komprehensif, sehingga semangat bagi dinamika dan etos kerja dapat tumbuh
dan berkembang.6

6
Machendrawaty Nanih. Dasar-Dasar Penyuluhan Islam. Yogyakarta : PT Pustaka. 1999. Hal 67-80
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pengembangan masyarakat Islam, yang dilakukan oleh para penyuluh agama
berjalan melalui tiga tahapan:

1. Tahapan kondisi atau pejakakan, tahapan ini pihak penyuluh agama berusaha
menciptakan kondisi agar masyarakat mau mengikuti kegiatan penyuluhan
2. Tahapan yang dilakukan oleh para penyuluh agama yaitu melaksanakan penyuluhan
dengan cara mentransformasi pengetahuan agamanya kepada masyarakat dengan
metode ceramah yang dikuasai dan praktek ibadah
3. Tahapan kemandirian, setelah masyarakat mengetahui dan menyadari akan
pentingnya melaksnakan ajaran Islam, mereka secara mandiri dapat melaksanakan
dan menetapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala
koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk
kepedulian bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk
memperbaiki dari apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

H.M, Arifin. 1996. Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta : Grafindo

Isep Zainal Arifin, 2009. Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta : Rajawali

Ahmad Subandi, dan Syukriadi Sambas 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dalm Dakwah
Islam. IAIN Bandung

Nanih Machendrawaty, 1999. Dasar-Dasar Penyuluhan Islam. Yogyakarta : PT Pustaka

Anda mungkin juga menyukai