Kelompok 3
Di susun Oleh:
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam
mengarungi kehidupan ini.
Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta
keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun
mereka berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendaknya jua, tugas yang diberikan oleh Bapak Drs.
H. Ilham, MAP. Sebagai tugas kelompok dengan judul Urgensi Penyuluhan Bagi Masyarakat
(Umum dan Penyuluhan Agama). Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah yang telah memberikan gambaran tentang makalah ini. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada orang-orang yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................5
D. Manfaat Masalah................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Dasar Penyuluhan Agama.................................................................................................6
B. Pengertian Penyuluhan Agama.........................................................................................6
C. Tugas Penyuluhan Agama.................................................................................................7
D. Peran Penyuluhan Agama dalam Masyarakat................................................................8
E. Fungsi Kelembagaan dalam Pemberdayaan Masyarakat............................................11
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Simpulan............................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa awal masuknya Islam ke Indonesia penyebaran Agama Islam
dilaksanakan oleh para pemuka agama yaitu ulama, mubaliqh, da’i, atau kiai yang
menyampaikan langsung kepada masyarakat. Kegiatannya melalui pengajian, tabliqh,
dan bentuk-bentuk dakwah baik di rumah-rumah, langgar, masjid dan tempat-tempat
lainnya. Kegiatan lain dilakukan dalam bentuk pesantren, sekolah, madrasah, yang
memberikan berbagai macam ilmu pengetahuan keagamaan. Selain itu pemuka agama
juga menyampaikan masalah kemasyarakatan dan memberikan bimbingan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyuluh agama Islam adalah usaha penyampaian ajaran Islam kepada umat
manusia oleh seseorang atau kelompok orang secara sadar dan terencana, dengan
berbagai metode yang baik dan sesuai dengan sasaran penyuluhan, sehingga berubahlah
keadaan umat itu kepada yang lebih baik, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
B. Rumusan Masalah
1. Dasar Penyuluhan Agama?
2. Apa Pengertian Penyuluhan Agama?
3. Apa Tugas Penyuluhan Agama?
4. Bagaimana Peran Penyuluhan Agama dalam Masyarakat?
5. Apa Fungsi Kelembagaan dalam Pemberdayaan Masyarakat?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Tentang Dasar-Dasar Penyuluhan Agama
2. Mengetahui Tentang Definisi Penyuluhan Agama
3. Mengetahui Apa Tugas dari Penyuluhan Agama
4. Mengatuhi Peran dalam Penyuluhan Agama
5. Mentahui Tentang Penyuluhan Agama
D. Manfaat Masalah
Manfaat dari mempelajari penyuluhan agama ini kita bisa mengetahui bagaimana
penyuluhan agama terhadap masyarakat dan sudah seharusnya kita sesama umat Islam
harus saling membantu dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, dapat dikatakan selama ada manusia dan kegiatan keagamaan
dalam masyarakat, selama manusia masih Bergama maka penyuluhan agama tetap
memegang peranan penting sebagai usaha agar masyarakat dapat melaksanakan ajaran
2
Ibid,. Hal 26-28
agama dengan baik. Untuk mencapai tujuan mulia itu maka penyuluhan agama harus
bersifat:
3
Isep Zainal Arifin. Bimbingan Penyuluhan Islam. 2009. Jakarta : Rajawali. Hal 18-21
dengan memberi petunjuk dan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan, memulainya
secara bersama-sama dan menyelesaikannya secara bersama-sama pula. Keteladanan
ditanamkan dalam kegiatan kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan mengikuti petunjuk dan ajakan pemimpinnya.
Jika dikaji, sebenarnya ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki penyuluh
agama, diantaranya penyuluh agama hendaknya memiliki pribadi yang menarik,
disamping itu penyuluh agama harus mempunyai keyakinan bahwa kelompok binaan
sebagai tersuluh memiliki kemungkinan yang besar memperoleh kemampuan untuk
berkembang sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang mendukung
itu. Penyuluh agama juga hendaknya mempunyai kepedulian terhadap nilai-nilai
kemanusiaan. Penyuluh agama seharusnya juga memiliki kemampuan untuk mengadakan
komunikasi baik dengan tersuluh, bersifat terbuka, memiliki rasa cinta terhadap orang
lain dan suka bekerja sama sesamanya.
Sejalan dengan itu, alternatif yang tepat dalam rangka pemberdayaan masyarakat
ialah penggolongan kelembagaan swadaya yang fungsional untuk menampung prakarsa
dan peran serta masyarakat Islam dalam pengembangan sosial, ekonomi dan kultur
bersama pada setiap komunitas. Hal itu menunjukkan, penyuluhan agama pemeahan
masalah merupakan upaya yang demokratis bagi pengembangan dan peningkatan kualitas
hidup sebagaimana bagian pemberdayaan manusia dan masyarakat dalam menyelesaikan
berbagai persoalan kehidupan objektif. Melalui penyuluhan agama pemecahan masalah
dan pengembangan masyarakat seperti itu, suatu komunitas masyarakat muslim terkecil
sekalipun dapat dikembangkan menjadi komunitas sosial yang mempunyai kemampuan
intelektual yang berkembang mandiri dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang
dihadapinya.
5
Ibid,. Hal 154-178
Jika merujuk kepada model peenyuluhan pengembangan masyarakat Islam
dilakukan Hasan Albanna dengan ikhwanul muslimnya adalah dengan tahapan-tahapan:
1. Tahapan bisikan, pada tahapan ini penyebaran penyuluhan dengan berbicara dan
meningkatkan diri sendiri, lalu menyebar ke orang-orang yang ada di sekelilingnya.
2. Tahapan penghimpunan di seputar fikroh, lalu tahapan pengorganisasian yang
menjadi sebuah tatanan.
3. Tahapan dengan langkah-langkah tahapan kerja yang saling terjalin dan secara
dinamis sepanjang zaman dengan tahapan rinci.
Tiga thapan itu dijadikan langkah dan arahan dalam penyuluhan dengan tujuan
membangun pemerintahan Islam. Teladan dan kepemimpinan dunia sebagai bingkai
penyebaran kebenaran dan kebajikan di seluruh dunia. Adapun tujuan penyuluhan untuk
merubah yang dikehendaki dan diperjuangkan perwujudannya adalah perubahan secara
total, yang unsur kekuatan seluruh umatnya bahu membahu, memberikan perhatian,
berusaha melakukan perubahan diberbagai sector. Kehidupan secara total yang akhirnya
menuju kepada terbentuknya pemerintahan Islam yang didukung sepenuhnya oleh umat
Islam yang kehidupannya diatur oleh Syariat Islam.
Sejalan dengan itu, terdapat beberapa petunjuk dan motivasi Islamiyang diarahkan
pada penekanan agar kemiskinan terus dikikis dan di hilangkan, sehingga setiap manusia
baik individu maupun kelompok masyarakat agar hidup layak sebagai manusia.
Kemiskinan akan membawa manusia kepada perbuatan melawan hukum, merusak
lingkungan, bahka sanggup mengorbankan milik paling berharga yaitu iman. Dan Islam
mengajarkan, kemiskinan mendekatkan manusia kepada kekafiran. Oleh karena itu Allah
SWT memperingati agar umat Islam senantiasa memperhatikan hak-hak orang miskin.
Pemahaman yang benar tentang ajaran Islam itu perlu dijadikan landasan kerja
dan operasional bagi pemberdayaan kelembagaan agar dapat lebih berfungsi dalam
masyarakat. Dan harus diposisikan sebagai proses, metode, program dan tindakan yang
diutamakan bagi orangorang miskin, faqir dan dhu’afa.
Nilai kerja seorang maupun kelembagaan bukan ditentukan oleh jenis kelamin
melainkan oleh kadar imannya. Dengan amal soleh yang ia lakukan serta iman yang
teguh kepada Allah SWT. Bagi mereka yang memberdayakan kelembagaan masyarakat
dapat memperoleh kehidupan yang sejahtera. Hasil amal soleh yang diperoleh tersebut
hendaknya tidak dimiliki oleh dirinya sendiri melainkan diupayakan kemakmuran dan
kesejahteraan bersama. Oleh karena itu kerjasama dan tolong menolong diantara anggota
masyarakt dalam ewujudkan kebajikan dan karya yang bernilai sangat dianjurkan. Dalam
melakukan suatu pekerjaan, manusia memerlukan ilmu pengetahuan. Dengan demikian
ilmu penegtahuan merupakan alat manusia dalam membina pengetahuannya. Oleh karena
itu, hendak bekerjasama dengan ilmu agar memperoleh hasil yang bernilai tinggi.
Sebaliknya, para aktivis sosial keagamaan hendaknya tidak melakukan suatu tindakan
diluar pengetahuan dan kemampuannya, sebab segala tindakan akan menimbulkan
konsekunsi dan tanggung jawab. Kelembagaan dapat diberdayakan dengan ilmu agar
dapat menangkap kebenaran dan memperoleh ridho-Nya, sebagaimana harapan dan
tujuan bagi setiap manusia yang beriman.
6
Machendrawaty Nanih. Dasar-Dasar Penyuluhan Islam. Yogyakarta : PT Pustaka. 1999. Hal 67-80
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengembangan masyarakat Islam, yang dilakukan oleh para penyuluh agama
berjalan melalui tiga tahapan:
1. Tahapan kondisi atau pejakakan, tahapan ini pihak penyuluh agama berusaha
menciptakan kondisi agar masyarakat mau mengikuti kegiatan penyuluhan
2. Tahapan yang dilakukan oleh para penyuluh agama yaitu melaksanakan penyuluhan
dengan cara mentransformasi pengetahuan agamanya kepada masyarakat dengan
metode ceramah yang dikuasai dan praktek ibadah
3. Tahapan kemandirian, setelah masyarakat mengetahui dan menyadari akan
pentingnya melaksnakan ajaran Islam, mereka secara mandiri dapat melaksanakan
dan menetapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala
koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk
kepedulian bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk
memperbaiki dari apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Subandi, dan Syukriadi Sambas 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dalm Dakwah
Islam. IAIN Bandung